Again : Amazing Grace

What's so Amazing about Grace?

Seperti di postingan sebelumnya gw menepati janji gw untuk menuliskan lebih banyak lagi tentang keajaiban kasih karunia, kali ini gw akan sedikit mencontek dari buku yang gw baca itu.

Dalam buku itu ada banyak penyajian dalam bentuk cerita. Buku itu di buka dengan gambaran bahwa kasih karunia bukanlah sesuatu yang mudah untuk dijelaskan, kasih karunia adalah tindakan nyata bukan sekedar teori ataupun hukum yang membatasi manusia, kemudian ada ilustrasi tentang seorang budak yang dibebaskan kemudian mengadakan perjamuan sebagai ucapan terimakasihnya karena telah dibebaskan dari perbudakan. Ada ungkapan berikut ini yang dikemukakan oleh seorang Jenderal dalam jamuan makan malam itu : Kasih karunia itu bisa ditemukan di alam semesta. Tapi dalam kebodohan kita sebagai manusia, dan kerabunan kita, kita membayangkan kasih karunia ilahi itu terbatas… Tapi saatnya tiba ketika mata kita terbuka, dan kita melihat dan menyadari bahwa kasih karunia itu tidak terbatas. kasih karunia tidak meminta apa-apa dari kita kecuali agar kita menantikannya dengan kepercayaan dan menghargainya dengan ucapan syukur. Kasih karunia datang dengan cara yang selalu sama : cuma-cuma, tanpa ikatan, dan sepenuhnya ditanggung oleh si pemberi kasih karunia itu sendiri.


sayangkan dunia belakangan ini sepertinya mengalami ketiadaan akan kasih karunia, masing-masing orang merasa dirinya benar, dan dalam membela apa yang diyakini benar itu kadang kala setiap orang saling menghakimi satu sama lain, hasilnya hanyalah perpecahan dimana-mana bahkan untuk kalangan umat beragama (bahkan dalam agama yang sama pun) perbedaan doktrin bisa mengakibatkan permusuhan. Semua orang berlomba mengatakan dirinya yang benar, tapi tidak ada yang berlomba untuk menunjukkan buah dari apa yang dia yakini benar itu. Jadi terpikir lagi, semua agama rasanya tidak ada yang mengajarkan kekerasan, semuanya mengajarkan tentang kebenaran, tapi kenapa dunia ini masih saja bengkok? apakah ajaran agama yang salah? rasanya tidak, yang salah jelas saja manusia itu sendiri yang mungkin beribadah tapi tidak melakukan sepenuhnya apa yang diajarkan itu, banyak orang beralasan demi perut sejengkal, korupsi merajalela dimana-mana, akibat korupsi dan ketidak adilan maka diciptakan hukum yang awalnya bertujuan untuk melindungi masyarakat dari penindasan, tapi prakteknya?? makin banyak yang menderita. Dibuku ini juga dikatakan kasih karunia itu tidak sama dengan hukum, kalau hukum itu lebih bagaimana supaya orang takut berbuat salah, kasih karunia itu bagaimana tetap menerima orang yang bersalah tanpa menganggap kesalahannya itu boleh dilakukan, bagaimana mengasihi orang lain yang bersalah tanpa menyetujui perbuatannya.

Dibuku ini diceritakan bagaiaman orang-orang yang sudah mendapat kasih karunia menyalahgunakan kasih karunia itu sendiri, sebagian orang merasa toh ada kasih karunia jadi kalau gw salah ya gpp. Misalanya saja seorang suami/istri yang selingkuh dari pasangannya karena dia pikir, toh kalo pasangannya itu memiliki kasih karunia maka mereka akan menerima kesalahan yang diperbuatnya itu dan tetap memaafkan dia. Padahal bukan itu yang dimaksud dengan kasih karunia, tapi seharusnya ketika kita sudah menerima kasih karunia dari Tuhan maka kita akan bisa mengasihi orang lain, dan karena kita mengasihi orang lain, kita tidak akan memakai kasih karunia itu sebagai legalitas untuk kesalahan kita, karena seperti dituliskan sebelumnya bahwa kasih karunia itu bukan menerima perbuatan yang salah tapi bagaimana menerima kembali si pelaku yang pernah berbuat salah tanpa menjadi hakim atasnya.

Dibuku itu juga disebutkan, kita bisa mengasihi orang lain karena kita terlebih dahulu sudah dikasihi, misalnya saja kalau sejak lahir tidak ada orang yang mengasihi seorang bayi, hampir bisa dipastikan anak itu akan menjadi orang yang tidak memiliki kasih karunia dan mungkin sekali akan menjadi orang jahat. Akan tetapi secara normal setiap kita dibesarkan oleh orangtua kita dengan kasih sayang dan perhatian, setelah kita dikasihi kita akan tahu bagaimana mengasihi sesama kita juga. Contoh lain juga adalah jika kita bersalah dan kita diampuni , maka kita akan ingat dan juga mengampuni orang yang bersalah kepada kita, jika kita hanya maunya diampuni saja tapi ga mau ngampuni itu namanya ga tau berterima kasih. Itu namanya egois dan mau enaknya doang.

Well..tulisan gw dah mulai panjang lagi, besok ada kebaktian jumat agung, buat gw dan buat yang beragama Kristen, kematian Yesus di kayu salib dipercayai sebagai bentuk Kasih Karunia dari Allah untuk menebus dosa-dosa manusia dengan mengorbankan anakNya yang tunggal di kayu salib. Pengorbanan Yesus itu merupakan pemberian yang cuma-cuma, tanpa ikatan dan sepenuhnya di tanggung olehNya. Sekarang tinggal bagaimana manusia mau merespon kasih karunia yang diberikan itu, tinggal bagaimana gw tau berterimakasih untuk pemberian yang tidak terkatakan besarnya itu, dan bagaimana gw bisa mengasihi orang lain setelah gw menerima kasihNya.

Buat teman-teman yang merayakan selamat menyambut Paskah.

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Satu tanggapan pada “Again : Amazing Grace”

  1. Hey..hey…nice blog you have here.. ck ck ck 🙂
    btw, Happy Easter and have a nice easter weekend

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.