We are who we are, people don’t change

Topik ini berawal ketika aku nonton acara talk show Jenny Jones Show yang seringnya diputer tengah malam biasanya mendatangkan beberapa anak nakal yang sangat sangat sangat bangga dengan kelakuan mereka dan mereka merasa akan menjadi orang tua yang baik even dimasa mudanya mereka hidup seenaknya , dan gw jadi mikir apakah mereka begini karena orangtuanya yang kurang memperhatikan atau ini adalah akibat pergaulan dan ingin dianggap populer???

Hidup seenaknya yang kumaksud disini contohnya adalah : umumnya mereka bangga kalau bisa tidur dengan sebanyak-banyaknya pria dan ga punya komitmen dengan pria itu, mereka bangga setiap malam pergi hura-hura dan pulang dengan pria yang berganti-ganti, mereka bangga dengan pakaian yang sangat minim, bahkan ada yang bangga sering naik mobil keliling kota tanpa busana, mereka bangga jadi pengguna drugs, dan mereka bangga pernah aborsi beberapa kali. Bahkan yang buat gw bengong adalah seorang remaja yang berusia 13 tahun tapi sudah tidur dengan lebih dari 30 pria yang jelas-jelas older than their ages. Ketika ditanya apa alasannya melakukan itu, jawabnya adalah : dia ingin punya bayi . Jawaban itu asli buat gw melongo. Bener-bener kah dia pengen punya bayi, apakah dia pikir bayi itu seperti boneka barbie yang hanya dimainkan ketika ingin dan pas ga ingin tinggal disimpan dalam lemari? Gw bingung, siapa yang salah? orangtuanya kurang mendidik atau gimana yah? Terus sebagian dari orang-orang yang hidup dengan bebas itu ternyata ada juga yang sudah punya anak, dan ada yang ngaku sebagai orangtua yang terlibat aktif dalam POMG (Persatuan Orangtua Murid Guru) Terus mereka bilang disiang hari mereka tidak seperti di malam hari, terus mereka mengklaim dirinya sebagai orangtua yang baik, bahkan anak 13 tahun yang tadi bikin gw melongo juga sangat yakin sekali bahwa dia akan jadi orangtua yang baik buat anak2nya.
Hmm..gw mikir siapa yang ditiru anak-anak itu? apa jangan2 orangtua mereka juga dulunya seperti mereka juga yah, orangtua yang sangat yakin bahwa dia adalah orangtua yang baik, dan karena itu menganggap apa yang dilakukannya diluaran itu ga akan mempengaruhi kehidupan anaknya, padahal dimana jaminan dia ga akan kehilangan kesadaran di pagi hari ketika anaknya ijin berangkat sekolah, tapi dia masih terhuyung2 sisa pesta drugs semalaman??? gw jadi inget buku A child called it, dimana orangtua David tetep merasa David lah yang bersalah :(.

Dari pengamatan gw, setiap orang itu punya sifat dasar yang walau diapain juga dia ga akan bisa diubah, we are who we are, people don’t change. Well…mungkin ada yang berusaha keras meninggalkan kebiasaan buruknya, tapi pada dasarnya orang itu akan mudah sekali kembali ke kebiasaan buruknya itu. Kadang-kadang melakukan hal yang buruk itu jauh lebih mudah daripada melakukan hal yang baik. Seperti pepatah karena nila setitik rusak susu sebelanga, perbuatan baik yang kita upayakan bertahun-tahun bisa rusak dalam sekejap. Dan tantangan dalam hidup ini adalah bagaimana untuk hidup dengan baik dan benar, bukan sekedar baik dan bukan sekedar benar

Adalagi contoh yang gw tau, seorang anak yang kurang diperhatikan dirumahnya, untuk mencari perhatian dari orangtuanya, orangtuanya ini agak sombong, dia ga mau anaknya pacaran dengan orang yang *lebih miskin* dari mereka, apa mo dikata, hatinya tertambat dengan orang yang masuk range lebih miskin dari ortunya, mereka disuruh putus, akhirnya dengan berat hati dia putus, tapi setelah itu anak ini ngedrugs, ga cukup sampai disitu, dia pacaran lagi dengan orang lain yang juga masih di bawah standar kekayaan orangtuanya, untuk melengkapi penderitaan orangtuanya, anak ini hamil diluar nikah. Apa yang terjadi setelah itu? orangtuanya tetep ga mau anaknya nikah dengan orang yang dianggap miskin itu, anak itu sekarnag menjadi ibu dari seorang bayi tanpa ayah, karena orangtuanya ga mengijinkan anaknya memilih jalannya sendiri. Siapa yang benar? siapa yang salah? Orangtuanya pasti mikirnya melarang menikah demi kebaikan anaknya juga, tapi anaknya juga pasti mikirnya orangtuanya ini ga tau apa yang benar karena dia kan harusnya nikah dengan pacarnya itu.

Gw melihat, setiap orang selalu merasa dirinya baik dan tau apa yang terbaik, seperti kata dwi, no matter how bad they are, they feel really good at themselves, ga ngaruh mo dibilangin apa juga, mereka akan bilang : gw baik kok!! i know what best for me (or for everybody around me). Hmm…sadar ga sadar, gw kadang2 kalo dah marah2 dengan orang lain juga tetep merasa gw marah karena gw baik, sadar atau ga sadar, gw juga seperti orang2 yang menganggap gw baik dan tau yang terbaik. Padahal dengan begitu keadaan tidak menjadi lebih baik….

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.