More : Tentang Kartu As

Sebelum menuliskan komentar tentang kartu As dari telkomsel, ada yang merhatiin ga kalo iklan matrix yang 9 keberuntungan di 2 pilihan itu kan makenya kartu remi juga dan yang paling depan gambarnya As juga dong, dan yang ditulis di As matrix adalah Free Abonemen (hihihi…ini sih barusan di kasih tau ama Joe, sebelumnya gw ga merhatiin :P)

Ada beberapa komentar orang setiap kali gw bilang : Eh elu ga cobain kartu As? at least untuk temporary, mumpung gratis nih?, jawaban itu antara lain : Lanjutkan membaca “More : Tentang Kartu As”

Kartu As dari Telkomsel (duh jadi marketing lagi deh)

Akhirnya…setelah Telkomsel di pandang sebelah mata karena free roaming boong2annya yang hanya bisa sesama Telkomsel doang, Telkomsel terpaksa mengeluarkan kartu As nya untuk memenangkan hati pelanggan yang selama ini ngedumel kemahalan roaming 😛 hehehe…sekarang ada kartu yang bener2 free roaming, jangkauan luas, gratis sms buat sesama kartu As sampe 31 Juli 2004 :D. Lanjutkan membaca “Kartu As dari Telkomsel (duh jadi marketing lagi deh)”

Hujan…

Beberapa hari ini bandung hujan mulu, kemaren gw udah kena kehujanan 🙁 Sebelnya karena tiap sore hujan, rencana berenang dari kemaren2 ga jadi mulu deh 🙁 higs higs… Kalo dah hujan gini paling enak yah tidurrrrrrr….. (lagi ga ada ide nulis apaan :P)

Just a thought

Gw ingin mencuplik sedikit cerita yang gw baca hari ini yang terkait dengan beberapa hal yang terpikir oleh gw belakangan ini, cerita ini hanya bagian dari pemikiran gw yang agak tidak terstruktur 😀

Seorang guru Sekolah Minggu mengajukan serangkaian pertanyaan kepada beberapa anak usia 5 tahun untuk membantu mereka memahami bahwa memercayai Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga. Ia bertanya, “Jika Kakak menjual semua harta Kakak dan memberikan uang hasil penjualannya pada gereja, apakah Kakak dapat masuk surga?” “Tidak,” jawab mereka. “Bagaimana jika Kakak menjaga kebersihan di dalam dan sekeliling gereja?” Seorang yang lain menjawab, “Tidak.” “Jika Kakak mengasihi keluarga Kakak, berbaik hati pada hewan, dan memberi permen kepada setiap anak yang Kakak jumpai, akankah Kakak masuk surga?” “Tidak!” tegas seorang anak. Lalu sang guru Sekolah Minggu itu bertanya, “Bagaimana caranya agar Kakak masuk surga?” Seorang anak lelaki berseru, “Kakak harus mati dulu!”

Mungkin agak jauh dari apa yang diharapkan oleh sang guru sekolah minggu tentang jawaban dari murid2nya, tapi kalo di pikirkan lebih dalam jawaban dari murid sekolah minggunya itu benar. Lanjutkan membaca “Just a thought”

Ujian

Udah lama gw ga ngeblog, bukann…bukan karena sibuk ujian, bukannn..bukan sibuk ngerjain tesis (ini belum dimulai) tapi gw sedang menikmati kehidupan sebagai pengacara alias penganguran banyak acara 😛 Kalo dulu gw ngeblog disela2 kebosanan gw di saat bekerja, tapi sekarang gw cukup menikmati rutinitas gw yang baru yaitu TIDAK ADA RUTINITAS 🙂 hehhee… well, mungkin ngeblog akan gw masukkan dalam jadwal gw sebagai pengangguran, tapi ntar aja deh diatur lagi :D. Well…gw barusan selesai meriksa berkas ujian di salah satu tempat gw mengajar (emang ada salah berapa sih tempat ngajar :P) yang gw ajar adalah anak tingkat 1, ada 2 kelas, hasilnya? agak mengejutkan karena dari 27 anak ada 11 yang dapat E dan cuma 2 yang dapat A, terus dari 36 anak ada 8 yang dapat E dan hanya 12 yang dapat A Lanjutkan membaca “Ujian”

Menurunkan Standar

Sepertinya banyak orang sudah lupa apa artinya ujian, dan apa artinya nilai, dan mungkin juga banyak yang sudah melupakan apa gunanya kita bersekolah. Renungan ini bermula dari nilai batas UAN 4.0 yang dipermasalahkan sampai ketika saya diminta membuat soal untuk ujian pemrograman berorientasi objek.

Banyak orang yang tidak setuju dengan adanya UAN, antara lain alasannya adalah: tidak adil bagi orang di pulau Jawa dan di luar Jawa, tidak baik jika kita hanya berorientasi pada nilai saja, dll.
Lanjutkan membaca “Menurunkan Standar”

Hungarian Notation

Aku ini termasuk orang yang cukup rewel dalam hal coding. Coding dan Naming convention merupakan salah satu titik yang paling aku soroti. Salah satu naming convention yang paling aku benci adalah Hungarian Notation. Definisi singkatnya: A linguistic convention requiring one or more letters to be added to the start of variable names to denote scope and/or type.
Lanjutkan membaca “Hungarian Notation”