Belajar

blank book Aku inget banget, aku baru mulai bisa membaca di umur hampir 7 tahun (sebelum naik kelas 2 SD). Dibanding anak-anak lain aku termasuk telat belajar membaca. Aku inget waktu pertama kali mendapat pencerahan tentang membaca. Waktu itu pas di hari pemilu tahun 1987, kami berangkat untuk mencoblos (aku diajak, karena nggak ada orang di rumah). Waktu itu aku tiba-tiba mengerti bagaimana caranya membaca, sepanjang perjalanan aku bertanya ke Mas Yatno (salah satu saudaraku), “mas, kalo B sama A jadi BA ya?” dst. Sekedar informasi, aku baru kenal dengan bahasa Indonesia waktu umur 6 tahun, sebelumnya cuma bisa bahasa Jawa.

Sejak itu aku selalu membaca apa saja. Di kelas 5 SD aku dah bisa ranking 1. Saking inginnya bisa membaca segala macam hal, aku juga belajar membaca cepat. Aku inget waktu kelas 3 SMP, Ibu membelikan buku “Pengenalan Komputer” karangan Jogiyanto, bukunya kira-kira 1000 halaman tebalnya, dan bisa kuselesaikan dalam 2 hari. Kalo aku bener-bener suka sesuatu, aku akan berusaha membaca dengan sungguh-sungguh, misalnya waktu masih tingkat 1 di ITB, aku dah selesai baca buku Tannenbaum (Operating System) sebelum semester pelajaran OS dimulai.

Tapi rajin membaca bukan berarti aku langsung mengerti segala macam hal. Ada beberapa titik pencerahan dalam hidupku, misalnya aku baru ngerti bener tentang integral dan diferensial di kelas 2 SMA, tentang fisika mekanika di kelas 3 SMA. Aku juga kadang nggak ngerti, gimana ya caranya dulu aku bisa lulus semua itu, tanpa pengertian yang jelas.


Sekarang masih banyak hal yang harus kupelajari. Ada 3 hal yang dari dulu pengen banget bisa kulakukan, tapi sampe sekarang baru 1 yang kesampaian. Pertama, aku mau belajar naik mobil. Ini salah satu kemalasanku, Bapak dan adik-adikku semua bisa naik mobil (dan masing-masing bawa mobil sendiri). Baru sekarang di Chiang Mai aku bisa naik mobil, ke kantor setiap hari dah naik mobil. Masih ada dua hal lagi yang pengen bisa kulakukan: berenang dan menembak (shooting). Sekarang aku lagi belajar renang dari istriku (di apartemen ada kolam renang, tapi sayangnya waktu luang sekarang nggak banyak, jadi cuma bisa sabtu dan minggu). Kalo soal belajar menembak: mungkin kapan-kapan deh, soalnya biayanya lumayan mahal.

Sekarang di Thailand, jadi ada hal lain yang harus dipelajari: bahasa Thailand. Struktur bahasanya nggak susah, tapi sayangnya karakternya ada banyak dan perlu dihapal, lalu pengucapannya juga nggak mudah. Bahasa Thailand adalah tonal language, yang artinya tone sangat menentukan arti kata.

3 thoughts on “Belajar”

  1. Salam perkenalan yones dan risna..

    I’m Airil, from Malaysia. Mahu bertanya kalau kamu berdua bisa tolong saya.
    Mungkin permintaan saya ini akan bisa membuat kamu berdua ketawakan saya 🙂
    Boleh atau tidak kamu translatekan setiap patah perkataan lirik lagu Kekasih Gelapku (ungu) kepada bahasa thailand? Please? Tolong ya? e-melkan kepada saya.

    *Sometimes we happen to meet the person at the wrong time.. but i guess.. however god has its ways.. 🙂

    1. Hai Airil, maaf ya, kami tidak tau lirik lagu Kekasih Gelapku (ungu). Dan sepertinya kami belum bisa menerjemahkan ke bahasa Thai.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.