Memahami Hidup

Aku belum hidup lama di dunia ini, dan berharap masih bisa hidup lebih lama lagi. Seiring dengan waktu, pandanganku mengenai hidup dan orang-orang berubah. Sekarang aku mau menuliskan pandanganku sekarang. Pasti pemahamanku sekarang ini bakal berubah, mungkin sedikit, mungkin banyak. Tulisan ini bisa jadi referensi buatku di masa depan, mengenai pandangan hidupku sekarang.Sejauh ini aku bisa bilang hidup itu adalah hal yang sangat indah.

Hal yang membuat hidup indah adalah karena kita bisa berbagi dengan banyak orang. Tapi ada hal yang membuat hidup kadang nggak enak dijalani, yaitu karena kita harus berhubungan dengan banyak orang. Menurutku manusia itu pada dasarnya jahat, tapi sebagian besar bisa menampakkan hanya sisi baiknya saja ke orang lain. Pemahamanku yang pertama mengenai manusia adalah: berhati-hatilah pada orang lain.

Jangan mempercayai orang karena kedudukannya (pejabat, pendeta, atau apapun), ataupun apa yang dilakukannya. Sulit sekali memahami diri sendiri, apalagi orang lain. Aku dah lihat banyak orang yang kecewa dengan agama atau organisasi, karena orang-orang yang terlibat pada agama atau organisasi tertentu. Jika ingin terlibat dalam hal keagamaan, pandanglah pada Tuhan dan ajaranNya, bukan pada manusianya. Jika ingin terlibat pada organisasi, pandanglah pada ide-nya dan pelaksanaannya.

Jangan mencari-cari masalah. Masalah hidup akan datang dengan sendirinya, nggak perlu menambah masalah yang pasti sudah akan datang. Sewaktu masalah datang, aku selalu berusaha melihat caraku menghadapi masalah. Aku pengen tau diriku yang sebenarnya itu seperti apa dan bagaimana menghadapi atau mengkoreksi diriku. Sifat asli seseorang akan terlihat ketika masalah datang.

Jangan menggantungkan kebahagiaan pada orang lain, atau pada suatu benda. Jangan mengharapkan kebahagiaan di masa depan, atau di tempat lain. Kebahagiaan itu pilihan. Kita bahagia bukan karena orang lain, atau karena suatu benda, bukan di masa lalu atau masa depan, bukan pula di tempat lain. Jangan merusak kebahagiaan orang lain dengan apa yang kita anggap terbaik bagi orang itu. Jangan bodoh dalam hidup ini karena masalah emosi (cinta, dendam, kemarahan, dll).

Waktu mengalami masalah yang berhubungan dengan emosi, cobalah menjauh, dan berpikir secara logis. Emosi itu meningkat kalau kita dekat dengan sumber masalah untuk waktu yang lama. Kalau kita menjauh agak lama, kita akan bisa berpikir jernih.

Berkompetisi kadang penting dalam hal tertentu, tapi hidup ini bukanlah sebuah kompetisi. Siapa yang sekarang masih peduli siapa yang menang ketika kita main kelereng 15 atau 30 tahun yang lalu? Adalah bodoh jika kita membuat segala hal yang kecil jadi kompetisi. Kita tidak akan peduli pada hal-hal yang kecil itu. Kompetisi yang kecil bisa menutupi pekerjaan besar yang kita lakukan.

Jangan peduli dengan orang yang tidak tahu berterima kasih. Tetaplah memberi, karena Tuhan juga selalu memberikan aneka macam kebutuhan kita, meski kita kadang lupa berterima kasih.

Temukanlah hal yang bisa dicintai dalam hidup ini, baik itu pekerjaan maupun pasangan. Hidup ini tidak akan menjadi beban kalau kita melakukan apa yang kita cintai, bersama dengan orang yang kita cintai.

Temukanlah esensi dalam aneka hal yang dipelajari. Trend baru akan datang dan pergi, namun biasanya esensi akan tetap tidak berubah.

Hasrat manusia adalah untuk hidup abadi. Orang-orang ingin memiliki anak, karena anak mereka yang akan meneruskan hidup mereka, orang-orang berkarya agar mereka diingat ketika sudah tidak ada. Orang berpaling kepada Tuhan, agar mereka bisa mendapat hidup abadi. Hiduplah untuk keabadian.

Sesekali lihatlah bintang, supaya kita tahu betapa kecilnya kita, namun Tuhan masih peduli pada kita.

Nikmati hidup ini. Besok mungkin kita tidak di sini lagi.

2 thoughts on “Memahami Hidup”

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.