Perjalanan Hari 2: Grand Palace

Hari ini karena masih lelah, semua bangun siang. Anehnya kantin yang dekat tempat penginapan belum menyediakan sarapan. Supaya cepat, Risna meminta izin pemilik kantin untuk menghangatkan bebek goreng yang dibawa dari Indonesia. Ternyata pemiliknya mengizinkan, dan akhirnya kami sarapan bebek goreng plus tempe dari Indonesia.

Tadinya kami berencana pergi ke pasar terapung damnoen saduak, tapi karena sudah sangat telat (kami pergi jam 9, padahal harusnya jam 5 pagi), maka kami pergi ke pasar yang lain di tepi sungai. Di situ kami naik kapal di sungai, pulang balik sekitar 75 menit. Di sungai ada ikan yang bisa diberi makan dengan roti (yang bisa dibeli di kapal seharga 10 baht per roti).

Setelah itu kami pergi ke  Grand Palace. Biaya masuk ke Grand Palace adalah 350 baht per orang. Grand palace sangat luas, sehingga kami sudah lelah baru mengunjungi beberapa tempat saja. Meski belum mengunjungi semuanya, kami merasa sudah cukup, dan kemudian kembali ke penginapan. Sebelumnya kami makan dulu di salah satu restoran pinggir jalan yang kami temui.

Perjalanan Hari 1: Chiang Mai – Bangkok

Hari ini adalah awal perjalanan liburan kami. Rencananya adalah: berangkat pagi-pagi ke bangkok, mencari hotel, lalu menjemput orang tua serta adik kami. Pagi ini kami berangkat jam 6.45, melewati jalanan yang lancar. Menurut kami suasana di jalan nggak berbeda jauh dari Indonesia. Kalau tiba-tiba di jalan kami di teleport ke Indonesia, sepertinya kami tidak akan menyadarinya.

Kami berhenti 4 kali, pertama cuma untuk pipis, kedua untuk makan siang di nakornsawan, ketiga untuk mengisi bensin, dan keempat untuk pipis lagi. Makan siang kami cukup murah, masing-masing hanya 40 baht (nasi + 3 jenis lauk/sayur).

Sampai di bangkok kami harus mencari hotel. Hotel pertama yang ditemui ternyata cukup mahal, 1200 baht/malam. Hotel kedua yangditemui lebih baik, hanya 500 baht per malam. Kamarnya bersih, dengan AC, kulkas, dan tv kabel. Untuk hotel kecil, sistem keamanannya cukup canggih, pintu utama menggunakan rfid, ada kamera di setiap hallway, ada access point (tapi hanya untuk yang menyewa bulanan), dan terlihat dari hardware-hardware di tempat registrasi, orang yang menyetup tempat ini sepertinya cukup hebat.

Sekarang kami sedang beristirahat, menunggu jam 7 malam. Kami akan menjemput keluarga di airport suvarnabhumi. Untuk akses internet, kami menggunakan GPRS unlimited dari True Move, yang dalam masa promosi (250 baht/bulan atau sekitar 75 ribu rupiah).

Foto-foto dalam perjalanan sementara ini akan diupload ke plurk saja dalam resolusi rendah, karena koneksi EDGE kurang memadai untuk upload foto resolusi tinggi.

Plurk Joe: http://plurk.com/tinyhack

Plurk Risna: http://plurk.com/rhin

Cinta Programming

Sebagian orang di dunia ini cukup beruntung, mereka bisa menemukan sesuatu yang dicintai dalam hidupnya, dan bisa hidup melakukan hal yang dicintainya. Umumnya mereka ini orang-orang seni, pemusik yang cinta musik, pelukis yang cinta lukisan dsb. Tapi dalam hidup ini saya juga sudah melihat orang-orang yang mencintai bidang-bidang lain. Professor matematika yang mencintai matematika, dosen yang mencintai mengajar, dsb. Saya menggunakan kata cinta, karena lebih kuat dari kata “suka” (menurut KBBI, cinta artinya “suka sekali”).

Saya beruntung dulu bisa berkenalan dalam dunia programming sejak umur 13 tahun. Sejak dulu bisa memprogram BASIC, saya senang sekali bisa membuat aneka macam program. Dan sejak 15 tahun yang lalu sampai sekarang saya senang bisa selalu memprogram sesuatu. Saya sering kasihan kalau melihat orang yang banyak komplain tentang pekerjaannya, yang menganggapnya jadi beban. Saya menyarankan orang-orang, terutama yang masih muda, untuk mencari hal-hal yang dicintainya, daripada nanti mengeluh sepanjang hidupnya.

Ada begitu banyak pengalaman programming yang ingin dituliskan, tapi sepertinya sampai sekarang belum cukup waktu. Tapi kalau tidak segera dimulai, makin banyak pengalaman yang terlupakan. Bu Inge pernah menyarankan membeli domain cintaprogramming.com dan sudah saya beli, tapi sampai sekarang belum diisi. Dulu rencananya semua orang yang cinta programming bisa meminta sub domain untuk diisi (misalnya http://yohanes.cintaprogramming.com), tapi sampai sekarang belum sempat diurus karena masih terlalu banyak memprogram yang lain 😛

Semoga tahun ini situs tersebut bisa aktif diisi.

Etika di Internet

Beberapa tahun yang lalu, ketika masih menjadi trainer, saya heran dan bertanya-tanya kenapa para calon pegawai dikasih tugas untuk membuat artikel tentang etika menggunakan email dan etika menggunakan internet. Saya pikir, hal-hal seperti itu harusnya sudah diketahui dan ga berbeda dengan etika hidup dalam masyarakat. Sekarang saya semakin menyadari ternyata memang banyak orang ga tau etika hidup berinternet (doh).

Lanjutkan membaca “Etika di Internet”

Sakura Thailand

Sejak sebelum tahun baru 2009 di kantor Joe udah heboh soal bunga di Doi Pui. Semua orang bilang: wajib lihat! bla bla bla. Heboh banget ya mo lihat bunga doang. Emang bunga apaan sih. Setelah sibuk pindahan, sempet malas dan hilang keinginan untuk pergi, apalagi setelah dapat informasi tambahan bahwa untuk melihat bunga itu jalannya kecil dan ga bisa dilalui dengan mobil sedan dan dengan kemampuan kami nyetir sih udah hampir ga ada harapan deh ke sana.

Kalau bukan karena Shari menelpon soal komputernya yang rusak kami tidak akan ketemu dengan khun Manu yang merupakan supir andalan Shari. Keinginan jalan-jalan yang sudah setengah terbang akhirnya datang lagi. Tiba-tiba terpikir buat bertanya ke Khun Manu apakah bersedia mengantarkan dan dia bersedia.

Lanjutkan membaca “Sakura Thailand”

Old and New

“Tahun baruan ngapain aja? di rumah aja?” itu pertanyaan yang paling banyak kami dapatkan kemarin (dan biasanya jadi pertanyaan standar juga sih hehe). Seperti halnya hari Natal, tahun baruan kali ini adalah kali pertama kami di Chiang Mai. Pengen tahu juga gimana sih kegiatan menyambut tahun baruan di Chiang Mai.

Kalau di Indonesia, umumnya yang beragama Kristen pergi ke gereja pada tanggal 31 Desember dan tanggal 1 Januari untuk mengucap syukur masih bisa sampai ke penghujung tahun dan juga bisa memasuki tahun yang baru. Sebagai anak rantau, saya pernah harus jalan kaki sepanjang jalan Dago bandung di malam tahun baru karena saya terlalu malam pulang dari gereja :(. Banyak orang yang begitu menikmati bermacet-macet di jalan sambil mengagetkan orang lain dengan bunyi terompet atau melemparkan petasan ke orang yang lewat (nasib deh jadi pejalan kaki). Kalau bukan terpaksa saya tidak pernah ikut dalam kegiatan bermalam tahun baruan yang jenis macet dan berisik itu, paling-paling ke gereja dan makan kue di rumah, nyam.

Di Chiang Mai, gereja yang kami ikuti tidak mengadakan kebaktian tutup tahun ataupun kebaktian tahun baru (setidaknya itu yang kami ketahui). Tapi Joe dan saya tetap berdoa berdua di pergantian tahun 2008 menuju 2009. Oh ya, tanggal 31 Desember dan tanggal 1 Januari merupakan hari libur di Thailand, jadi sejak tanggal 31 kami sudah bisa menikmati hari libur. Karena masih ada beberapa hal yang perlu di beli urusan jaringan internet dirumah, kami pun cuci mata ke toko “gadget” sekalian makan siang. Banyak toko yang tutup, toko langganan kami juga tutup :(. Ada lagu yang diputar berulang-ulang tentang tahun baru (dalam bahasa Thai). Well..ternyata hanya sedikit orang ke toko elektronik menjelang tahun baru.

Lanjutkan membaca “Old and New”