Dua Tahun di Chiang Mai

Bulan ini genap 2 tahun hidup di Chiang Mai. Rasanya semakin betah saja tinggal di sini walaupun keadaan politik negeri ini kurang stabil. Bulan April yang lalu kami pulang ke Bandung setelah 2 tahun meninggalkan kota Bandung. Setelah melihat keadaan Bandung yang cukup semrawut, kok ya rasanya kota Chiang Mai jauh lebih nyaman buat ditinggali ya. Walaupun beberapa bulan terakhir ini ada polusi udara dan juga hawa yang sangat panas, tapi rasanya masih sedikit lebih baik daripada polusi asap rokok dan kenderaan bermotor yang ada di Bandung, belum lagi cuacanya yang berubah tak menentu ketika kami berkunjung.

Anyway, masalah bahasa yang menjadi masalah di tahun pertama sudah tidak terlalu mengganggu lagi, bahkan udah sukses jadi guide selama keluarga Joe datang menjenguk kami ke negeri ini bulan Februari yang lalu. Belum lancar seperti yang diharapkan, tapi sudah semakin mengerti kalau mereka ngomongin kita karena dikira ga ngerti. Jadi tukang jualan juga udah ga berani lagi bikin harga yang terlalu jauh dari standar, bahkan sudah bisa meyakinkan tukang jualan untuk menjual barangnya dengan harga yang cukup murah. Bagusnya mereka ga ngerti bahasa kami walaupun beberapa kali sempat kaget kalau bertemu orang yang mengucapkan salam seperti “selamat malam” tanpa diduga.

Tahun ke-2 tinggal disini cukup menyenangkan. Saya bisa menemukan hobi saya berkembang mulai dari merajut dan sekarang menjahit. Kesempatan untuk lebih banyak melihat kota lain di Thailand juga kesampaian. Dan setelah 2 tahun di sini kami akhirnya mengunjungi titik tertinggi di Thailand, yang notabe terletak di Chiang Mai juga. Memang sih selama 2 tahun ini kami kurang begitu bersemangat buat jalan-jalan, apalagi sejak kecewa dengan salah satu objek wisata yang kami datangi.

Kesan keseluruhan dari tempat yang sudah dikunjungi tetap tak berubah, Indonesia jauh lebih indah hanya saja Thailand lebih pintar mengemasnya menjadi objek wisata. Semua Kuil dibangun dengan indah dan dijadikan objek wisata.

Kesimpulannya 2 tahun tinggal di Chiangmai cukup menyenangkan. Semoga tahun-tahun berikutnya semakin bisa dinikmati dan disyukuri.

Penulis: Risna

https://googleaja.com

3 thoughts on “Dua Tahun di Chiang Mai”

    1. heheh jadi malu *blushing*
      foto yg di bawah itu di Emerald Temple di Grand Palace Bangkok. Di sini objek wisatanya ga jauh-jauh dari kuil, tapi mereka ngebangun rumah ibadahnya keren-keren banget emang.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.