Standard Ganda

Setelah menjadi orangtua saya banyak belajar. Salah satu hal yang paling nyata adalah kita sering menetapkan standard ganda dalam hidup ini mulai dari hal-hal yang sederhana sampai hal-hal yang ideal.

Contoh nyata yang terjadi pada saya yang masih harus saya ubahkan:

  • saya berharap Jonathan punya rutin yang teratur setiap harinya terutama jam tidur siang dan tidur malam padahal saya sendiri bukan orang yang bisa konsisten dengan rutin yang sama setiap harinya sebelum punya anak. Tapi sekarang saya belajar kalau saya mau Jonathan punya rutin yg teratur saya juga harus mendisiplinkan diri untuk hidup lebih teratur
  • Jonathan sering menuntut nonton video sambil makan (awalnya karena Jonathan susah makan saya putarkan video youtube), saya berharap Jonathan bisa duduk manis dan makan ga sambil menonton, padahal saya sendiri kadang menyuapi Jonthan sambil melakukan sesuatu (sambil makan, sambil melihat laptop dan sambil2 lainnya).
  • Saya berharap Jonathan bisa sabar kalau meminta sesuatu, padahal saya sendiri bukan orang yang sabar :(. Saya harus belajar lebih sabar untuk mengajarkan kesabaran pada Jonathan.

Ada banyak contoh-contoh lain yang saya temui dalam komunitas ibu-ibu yang saya ikuti, mereka sering tidak sadar kalau mereka menetapkan standar ganda untuk hal-hal berikut:

  • berharap anak tidak suka makanan instan/fast food padahal orangtuanya sendiri sehari-hari makananya ya instan dan fastfood
  • berharap anak tidak suka jajan padahal orangtuanya suka jajan
  • berharap anaknya tidak pilih-pilih makanan padahal orangtuanya sendiri sering pilih-pilih makan
  • berharap anaknya rajin membaca padahal orangtuanya lebih rajin nonton tv

Kita ga bisa pake standard ganda karena anak akan meniru kita (apalagi bayi yang setiap harinya berinteraksi dengan orangtuanya). Apa yang kita lakukan itu yang akan ditiru anak. Jadi dari sekarang saya dan Joe harus hati-hati kalau mau Jonathan jadi anak yang suka membaca misalnya kami juga harus mencontohkan sering membaca dari sekarang dan bukannya malah lebih sering menonton TV misalnya.

Untuk banyak hal kami ga terlalu strict, mungkin kami akan mengijinkan sesekali makan makanan instan, sesekali jajan , dan sesekali nonton TV asalkan ga selalu begitu (karena kami sendiri begitu). Yang sering saya perhatikan banyak orangtua berharap anaknya melakukan hal yang dia sendiri ga bisa ga melakukannya (misalnya melarang merokok padahal ortunya merokok). Banyak juga yang berharap anaknya menjadi anak yang berbudi bahasa baik padahal dirumah (atau di facebook misalnya) suka berkata-kata kasar.

Intinya menurut pengalaman saya yang belum banyak ini, dalam membesarkan anak kita ga bisa punya standar ganda, mungkin kita bisa berharap anak sekolahnya lebih tinggi dari kita atau nantinya lebih berhasil dalam kehidupan dibanding kita, tapi untuk banyak hal dasar anak itu seperti salinan dari kita orangtuanya yang nanti akan dibentuk lagi di lingkungan setelah dia besar dan punya kedewasaan dalam berpikir. Jadi penting buat kita menjadi contoh dalam segala aspek kehidupan bahkan hal terkecil sekalipun.

Kita harus menjadi contoh nyata buat anak kita, supaya dia ga bisa bilang: “ah mama dan papa aja ga begitu” *lap peluh*

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.