Review Osmo

Di tulisan ini saya akan mereview Osmo, sebuah mainan edukasi berbasis augmented reality untuk iPad. Dengan osmo, kita bisa bermain matematika, huruf (spelling), tangram, coding, dan menggambar dengan benda fisik di depan iPad kita (tidak dengan menyentuh layar). Osmo ditujukan untuk anak usia 4-11 tahun, tapi bagian menggambarnya cocok untuk usia berapa saja.

Untuk bermain Osmo kita perlu membeli kit, bagian utamanya adalah sebuah docking dan cermin yang ditempel menutupi kamera iPad. Sebagian sistem cermin ini akan menutupi ujung kamera dengan warna merah, jadi game osmo bisa mendeteksi kalau cermin sudah terpasang benar. Saya membeli kit yang saat itu paling lengkap: Wonder Kit (145 USD). Kami membeli kit ini dua minggu lalu dan sampai minggu lalu, jadi sudah beberapa hari dipakai sebelum review ini dituliskan.

Material dan Packaging

Packaging Osmo menurut saya sangat baik. Tiap kotak memiliki magnet jadi bisa distacking dengan mudah dan tidak akan jatuh. Base untuk iPad dan cerminnya terbuat dari plastik, dan ada magnet supaya kita bisa meletakkan cerminnya di atas base dan tidak jatuh ketika kita tidak memakainya.

20161025_082743

Secara teori, bagian words, tangram dan number bisa kita print sendiri karena tidak memiliki bagian aneh (hanya seperti di cetak di kertas/plastik tebal saja). Bagian coding cukup unik karena bagian arah panahnya bisa diputar dan sifatnya magnetik (bagian yang bisa disambung akan mudah menempel)

Akurasi

Satu hal yang saya takutkan adalah jika ternyata Osmo ini tidak bisa mengenali dengan baik objek-objek yang ada di depan iPad. Ternyata akurasinya sangat baik asalkan objeknya tidak tertutupi tangan. Menurut saya akurasi ini bisa dicapai karena beberapa hal:

  • Osmo hanya mendukung iPad, yang dimensinya sudah diketahui dengan eksak
  • Set angka dan huruf standar
  • Posisi iPad statik (pada banyak mainan augmented reality berbasis kamera, gambar kadang hilang dan muncul lagi karena posisi kamera berubah)

Saya juga bereksperimen: saya memfoto satu huruf dan berusaha meletakkan fotonya di depan Osmo. Jika ukurannya tidak pas, Osmo tidak akan mengenali huruf tersebut, jika pas (dengan zoom in/out) maka Osmo akan mengenalinya. Dari percobaan ini artinya:

  • Jika ada bagian yang hilang, kita bisa mencetak ulang (kecuali coding, karena ada panah yang bisa diputar)
  • Jika ada game baru yang tidak membutuhkan alat khusus, kita bisa mencetak sendiri kitnya

20161022_101613

Permainan

Saat ini sudah ada beberapa permainan untuk Osmo dan sepertinya akan terus bertambah. Bahkan ketika saya sudah membeli kit paling lengkap dua minggu lalu, tiba-tiba minggu depannya sudah ada game baru lagi (Pizza).

Numbers

Jonathan belum terlalu memainkan ini, game-game di awal hanya berusaha membentuk angka untuk mencapai jumlah tertentu (dan ini sudah bisa dilakukan oleh Jonathan). Belum dieksplorasi lebih jauh apakah ada bentuk permainan lain selain itu.

Coding

Ini game pertama yang dicoba Jonathan dan yang paling disukai Jonathan. Konsep codingnya sendiri hanya terbatas pada: sekuens instruksi, loop, dan ada satu “else”. Tapi game ini cukup fun.

20161021_143527.jpg

Tangram

Game ini seperti bermain tangram biasa, tapi akan dipandu agar kita bisa membuat objeknya dengan benar.

Monster

Game ini gabungan dari menggambar dan cerita. Sebuah monster akan minta dibuatkan sebuah objek tertentu (misalnya magic wand), dan monster itu akan “mengambil” benda yang kita gambar dan memainkannya. Game ini cukup menghibur, tapi kemungkinan anak akan bosan setelah beberapa kali memainkan ini.

Masterpiece

Sebenarnya ini permainan tracing yang sangat sederhana: program hanya akan menampilkan outline sebuah gambar, dan kita bisa mentrace di atas kertas kita sendiri. Meski sederhana, ini sangat fun, bahkan orang dewasa pun bisa belajar menggambar menggunakan ini

20161023_164912

Newton

Sebenarnya permainan ini sangat silly, ada benda-benda yang berjatuhan yang harus kita arahkan jatuhnya agar mencapai target tertentu. Unuk menahan jatuhnya, kita bisa menggambar garis di atas kertas, atau bahkan menggunakan objek apapun juga.

Teknis

Osmo dibuat menggunakan Unity dan menggunakan plugin OpenCV. Secara teknis game ini tidak sulit ditiru, yang sulit adalah membuat cermin reflektor dan basenya agar iPad bisa “melihat” ke depan dengan baik. Berikut ini “penglihatan” osmo ketika saya letakkan kertas ukuran A4 di depan iPad denga jarak sekitar 1 cm dari ipad. Terlihat bahwa kertas terlihat seperti trapesium. Di bagian bawah ada bagian merah yang digunakan oleh Osmo untuk mendeteksi bahwa kamera sudah terpasang.

 

 

img_0933

Penutup

Osmo ini menurut kami agak mahal, tapi cukup menarik dan sepertinya tidak akan cepat bosan. Teorinya sih game seperti ini bisa saja dibuat sendiri dengan Raspberry Pi + modul kamera + OpenCV + Layar monitor, kenyataannya saya tidak akan serajin itu dan tidak punya waktu sebanyak itu saat ini, jadi menurut saya sih ini worth the money. Kalau Anda rajin, Anda juga bisa mengembangkan sendiri aplikasi iPad berbasis Osmo (tentunya semua harus didevelop sendiri karena tidak ada SDK-nya).

Jika Anda tertarik membeli Osmo, Anda bisa langsung memesan ke webnya. Sayangnya sepertinya saat ini tidak bisa dikirimkan ke Indonesia. Saya sendiri saat ini tinggal di Thailand dan bisa dikirim ke sini (walau kena pajak). Ketika memesan Osmo, saya bisa menggunakan kartu kredit Indonesia, jadi salah satu cara untuk membeli ini adalah dengan mengirimkan barangnya ke teman di Singapore atau Malaysia.

 

2 thoughts on “Review Osmo”

  1. wah canggih banget.. dan cocok banget buat anak-anak. Sangat mendidik dan melatih mengembangkan kreativitas anak… thanks infonya 🙂 great post !

Tinggalkan Balasan ke Resensi Non FiksiBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.