Flare-On 2019 dan pembahasan soal no 6

Flare On ke-6 sudah selesai dan solusi dari panitia juga sudah diberikan. Ini tahun ke-5 saya menyelesaikan seluruh soal Flare On.Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya di mana saya ingin buru-buru selesai, tahun ini saya sangat santai dan selesai di peringkat 148. Tahun ini ada 308 orang yang selesai semua dari total 5790 yang mendaftar. Kalau tidak sibuk, tahun depan saya rencana tetap ikut dalam mode santai seperti ini.

Menurut saya Flare On ini sangat berguna untuk mengasah ilmu reverse engineering dan mengenal berbagai teknik baru yang tidak/belum saya ketahui. Soal tahun ini sejak nomor satu sudah lebih sulit dari tahun-tahun sebelumnya, tapi ada 3228 yang berhasil menyelesaikan soal pertama. Menurut saya soal-soal nomor tinggi justru lebih mudah dari tahun-tahun sebelumnya tapi butuh banyak kesabaran. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, di akhir kita akan ditanya apakah ingin mengirimkan CV ke Fire Eye.

Lanjutkan membaca “Flare-On 2019 dan pembahasan soal no 6”

Makin Banyak Penipu di dunia Maya

Waktu baru mengenal internet, dapat materi khusus mengenai etika berinternet dan perlunya berhati-hati di dunia maya. Dari dulu namanya orang jahat sudah ada, tapi di dunia maya sepertinya orang-orang jahatnya makin banyak dan makin kreatif cara menipunya.

Kalau dulu, orang-orang takut untuk bertransaksi online dengan menggunakan kartu kredit, sekarang ini belanja online sudah sangat mudah untuk dilakukan. Kita tidak harus pakai kartu kredit untuk bisa berbelanja online. Selain itu, dengan banyaknya bentuk uang digital, semakin membuat orang mudah sekali bertransaksi online.

Kalau dulu, orang jahat di dunia online yang dikenal cuma hacker (yang biasanya nguras kartu kredit ataupun nyebarin virus). Kebanyakan orang berpikir hacker ini harus jagoan komputer. Tapi sekarang yang namanya penipu sangat berbeda dengan hacker dan kebanyakan ya menipu dengan ‘ngomong doang’.

Penipu Identitas

Paling banyak itu menipu dengan mengaku sebagai orang lain. Dari jaman telepon saja, orang sudah sering telepon ke rumah bilang anggota keluarganya kenapa-napa dan harus kirim uang untuk biaya pengobatan. Setelah jaman sms, aplikasi chat dan media sosial, semakin banyak orang berusaha mengambil alih akun seseorang lalu dengan berbagai alasan berusaha meminta uang dari orang-orang yang ada di daftar kontak akun yang diambil alih tersebut.

Banyak juga penipuan dengan menyebarkan informasi perlombaan berhadiah tapi yang menerima harus kirim duit sekian persen dari hadiah.

Sebenarnya penipuan identitas ini bukan hal yang baru, dan saya tidak ingin menuliskan detail karena tidak ingin memberi ide, tapi intinya dengan adanya internet, orang jahatnya makin banyak dan makin bervariasi cara menipunya.

Penipu Sebagai Penjual

Dengan semakin gampangnya akses internet untuk semua orang, hampir semua orang bisa berjualan. Penjual penipu ini banyak berjualan di platform media sosial ataupun platform jual beli yang tidak menyediakan jasa penjamin transaksi.

Saya pernah baca teman saya membeli casing HP via FB dan setelah dia transfer uangnya, barangnya gak kunjung dikirim juga. Setiap kali teman saya bertanya di wall penjual tersebut, komentarnya selalu langsung dihapus dan akhirnya teman saya diblock sama penipunya supaya ga bisa komen dan komen yang tersisa di wall penjual ini seolah testimoni yang baik-baik saja.

Selain penjual yang tidak mengirimkan barang, ada juga penjual yang mengiklankan barang super murah dibandingkan toko lainnya, tapi ketika dikirimkan tidak sesuai dengan deskripsi. Pokoknya ada aja celah yang bikin gak bisa diklaim lagi walaupun itu dijual di platform yang ada penjamin transaksi.

Penipu Sebagai Pembeli

Nah untuk tipe ini saya baru dapat cerita dari teman saya. Jadi teman saya ini menjual benda yang sudah dia tidak pakai lagi tapi masih bagus. Begitu dia pasang iklan, 5 menit kemudian langsung ada yang bilang mau beli dan gak pake nanya banyak minta nomor rekening untuk transfer. Lalu dia akan nanya punya nomor rekening bank lain selain yang disebutkan sebelumnya gak.

Dengan alasan beda bank, dia kirim bukti transfer yang katanya pakai ponsel dan butuh diaktivasi untuk menerima duitnya masuk ke rekening. Beberapa yang saya baca di internet penipunya akan meminta kita memasukkan kode aktivasi di ATM.

Kalau dari cerita teman saya, orangnya bahkan menelpon untuk mendesak masukkan kode aktivasi yang diterima di SMS ke mbanking teman saya. Alasannya kalau tidak diaktivasi dana yang dia kirim jadi pending. Tapi setelah teman saya tidak mengerjakannya akhirnya dia diam dan ga mengontak lagi. Mungkin dia sadar ketahuan kedok menipunya jadi tidak meneruskan usahanya.

Aneh kan sebenarnya kalau ada orang mau beli udah transfer uang tapi gak bertanya lagi. Kalau orang itu beneran mau beli, pasti deh dia nanya lagi sampai transaksi selesai.

Kesimpulan

Mau di dunia nyata ataupun di dunia maya, kita harus hati-hati karena ya namanya orang jahat ada di mana-mana. Untuk transaksi online atau transfer uang, harus lebih berhati-hati. Kalau bisa punya 2 rekening terpisah, di mana 1 rekening untuk yang biasa digunakan transaksi online dan atm, dan rekening utama untuk menyimpan tabungan.

Perhatikan kalau ada usaha mengambil alih akun kita terutama akun e-mail yang kita pakai untuk daftar kegiatan perbankan kita. Bukan cuma pintu rumah yang perlu kunci ganda, kunci akun e-mail juga kadang-kadang perlu kunci lebih dari 1.

Ada yang mau berbagi pengalaman nyaris tertipu di internet?

Hukum Newton dan Menulis

Menurut wikipedia:

Hukum I: Setiap benda akan mempertahankan keadaan diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya.

Artinya:

  • Sebuah benda yang sedang diam akan tetap diam kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya.
  • Sebuah benda yang sedang bergerak, tidak akan berubah kecepatannya kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya.

Kalau waktu belajarnya dulu, sederhananya begini: benda yang diam akan selalu diam sedangkan yang bergerak selalu bergerak.

Terus apa hubungannya dengan menulis? Jadi hari ini sebenarnya sudah ada beberapa ide untuk menulis, tapi ditunda dan tidak dimulai, hasilnya? tulisannya ya tidak ada (yang tidak bergerak cenderung tidak bergerak).

Terus waktu nunggu anak-anak, saya lanjutin baca bukunya Mark Manson: The Subtle Art of Not Giving a F*ck dan bertemu dengan prinsip: Do Something! Dari penjelasan panjang lebar yang kapan-kapan akan saya tuliskan review bukunya kalau sudah selesai baca semua, ada nasihat guru matematikanya katanya begini: “Kalau kamu lagi stuck dengan sebuah persoalan, jangan cuma duduk dan berpikir, tapi kerjakan aja. Walau kau gak tau apa yang sedang kau kerjakan, dengan mulai mengerjakannya nantinya kau akan dapat ide yang benar untuk mengerjakannya”.

Terus ada lagi katanya kadang-kadang jawaban dari pertanyaan ‘bagaimana caranya’ itu jawabannya sederhana: ‘ya kerjakan saja’. Jadi jawaban pertanyaan saya: mau nulis apa hari ini? ya mulai aja nulis, nanti juga idenya datang sendiri.

Jadi ingat juga selama beberapa bulan pertama gabung di grup menulis ODOP / KLIP, saya berusaha setiap hari menulis apa saja, pokoknya nulis. Mulai saja minimal 1 paragraph. Dan benar saja, setelah memulai 1 paragraph, ide untuk paragraph berikutnya bisa datang atau mungkin bahkan ganti topik hehehe. Belakangan setelah saya mengikuti kemalasan, bolos 1 hari bisa berkepanjangan jadi bolos nulis berhari-hari.

Jadi kembali dengan hukum Newton pertama. Kalau kita diam saja, ya ada kecenderungan kita akan tetap diam dan ga ada yang selesailah. Butuh usaha untuk menggerakkan benda dari diam ke bergerak. Tenang, saya gak akan kasih rumus fisika di sini hehehe.

Sejak mengisi goal di google calendar, setiap hari jadi lebih bersemangat kalau berhasil menyelesaikan apa yang ditargetkan. Kalau lagi malas, saya liat di calendar apa yang bisa saya selesaikan walau sambil agak malas-malasan hehehe. Jadi kalau kita sudah mulai melakukannya, kecuali ada hambatan yang super besar mudah-mudahan kita akan tetap melakukan kebiasaan baik menyelesaikan target harian.

Jadi ingat, hari ini juga kebetulan ada sesi sharing dengan Miyosi, seorang teman blogger/penulis yang sudah banyak karyanya. Tipsnya ada 2 untuk tetap produktif:

  1. Pilih apa yang menjadi prioritas kita, dan fokuslah dengan pilihan kita
  2. Tetap mau belajar dan lakukan (jadi bukan belajar teori tapi gak diaplikasikan).

Pilih prioritas ini buat saya sama seperti saya menetapkan target apa saja yang harus dikerjakan setiap harinya dan fokus utama ya menyelesaikan target tersebut. Nah karena target hari ini salah satunya nulis blog, ya udah deh nulis blog walaupun isinya semi curhat begini hehehehe.

senang setiap kali menyelesaikan target harian

Forest App: Fokus Bekerja bonus Tanam Pohon Beneran

Apa hubungannya fokus bekerja dan tanam pohon? Ceritanya dengan menginstal aplikasi ini, kita bisa diingatkan untuk tetap fokus dengan apa yang kita kerjakan dan bukan mainan handphone melulu. Kalau target tercapai sesuai waktu yang kita tentukan, kita diberikan koin. Nanti koinnya dikumpulkan bisa untuk membeli fitur tambahan atau bisa juga untuk menanam pohon beneran.

Sudah beberapa lama Jonathan pakai aplikasi Forest ini, dan dia sudah mengumpulkan cukup koin untuk menanam 1 pohon beneran (yang nanam nantinya orang dari pembuat app ini). Saya jadi terpikir untuk ikutan instal aplikasi forest ini, siapa tau jadi lebih fokus dan produktif dan bisa ikutan nanam pohon beneran.

Jonathan udah mengumpulkan cukup koin untuk tanam 1 pohon beneran

Teorinya membuat kita produktif tapi kenyataannya bisa saja kita nyalakan di HP terus kita nonton TV atau tinggal tidur. Atau bahkan kalau curang, kita bisa masukkan aplikasi Netflix atau browser ke whitelist-nya (daftar aplikasi pengecualian). Tapi inti dari pemakaian app ini sih untuk membantu kita tetap fokus dengan pekerjaan kita supaya target tercapai dan tidak terus-terusan mainan HP. Jadi kembali ke kita juga mau sekedar biar dapat koin banyak terus bisa tanam pohon, atau mau berusaha fokus.

Misalnya nih, buat yang lagi berusaha baca buku di HP tapi selalu tergoda buat liat aplikasi messenger atau cek medsos terus-terusan, bisa saja kita set aplikasi e-book readernya masuk ke dalam whitelist, tapi browser dan segala aplikasi untuk akses media sosial akan menyebabkan pohon yang ditanam terhenti.

Udah dapat gambaran gak aplikasi Forest itu seperti apa? Pertama donlot dulu dari playstore (gratis) atau dari applestore ($1.99) untuk iOs. Aplikasi ini menawarkan in-app purchase juga, jadi ya hati-hati kalau dimainin anak-anak.

Untuk tanam 1 pohon benerannya kita harus mengumpulkan 2500 koin dan menjadi premium member dengan biaya sekitar 29000 rupiah. Bayar member premiumnya cukup sekali, nantinya setelah jadi member premium, setelah kita berhasil mengumpulkan 2500 koin kita bisa klaim supaya pihak penyedia jasa aplikasi tanam 1 pohon. Info lengkapnya baca di link ini aja ya.

Saya lagi coba nih nulis blog ini di PC, sambil nyalain aplikasi forestnya. Kalau mau bener-bener fokus, kita harus instal juga di browser PC kita untuk membatasi godaan buka-buka sosmed. Heran ya, pengendalian diri terhadap sosmed aja harus sampai pake app begini. Tapi namanya melatih diri, kadang-kadang butuh sedikit pemaksaan. Saya senang dengan aplikasi ini karena banyak peringatan-peringatan lucu kalau kita mau menyerah.

Ini contoh screen capturenya:

Nah yang paling memotivasi sih selain supaya target tercapai yang kemarin sudah dituliskan di google calendar, tapi juga kita bisa ngumpulin koin buat tanam pohon beneran. Jadi ya motivasinya buat diri sendiri dan buat bumi lebih hijau juga.

Katanya sih pesan-pesan untuk meninggalkan layarnya bisa kita tulis sendiri juga kalau mau, tapi sepertinya peringatan dan penyemangat dari aplikasinya juga sudah cukup buat saya.

Karena beberapa hal dari target yang ingin saya capai membutuhkan aplikasi di HP, jadi daftar whitelist saya termasuk Memrise, DuoLingo, Kindle, Playbook, dan Apple Music.

Ada yang sudah tanam pohon banyak gak dari memakai aplikasi ini? kalau belum, yuk coba pakai siapa tau jadi lebih fokus bekerjanya.

Merakit dan Mengupgrade PC

Kebanyakan teman seangkatan saya sudah jarang yang merakit PC. Bahkan kalau dipikir-pikir yang memakai PC (di rumah, bukan di kantor) juga semakin sedikit, kebanyakan hanya punya laptop saja. Saya sendiri sampai saat ini merasa lebih nyaman bekerja di PC yang cepat dengan layar besar dan keyboard mekanis.

Sekarang saya memesan berbagai komponen PC dari jib.co.th atau kadang beli offline jika kebetulan barang yang hendak dibeli tersedia di toko JIB di Airport Plaza. Jika membeli online prosesnya sangat mudah dan cepat. Setelah selesai membayar, barang akan segera dipack, dan saya akan dikirimi URL video pengepakannya. Sayangnya karena jauh dari Bangkok, jadi tetap butuh 2 hari sampai barangnya diterima di Chiang Mai.

Sebenarnya saya mulai malas membongkar PC, memasang komponen baru, mengetes, setting BIOS, memindahkan sistem operasi dsb, tapi saya lebih malas lagi dengan berbagai alternatifnya. Beberapa alternatifnya adalah:

  • membawa semua ke toko, memberi instruksi dan menunggu sampai semua selesai, pulang ke rumah (capek, tetap harus memasang ulang kabel), perlu memberi tahu password ke teknisi (atau membantu mengisi password setiap kali dibutuhkan)
  • membeli komputer baru yang lebih baik (tetap harus memindahkan data/program ke komputer baru)
  • mendatangkan teknisi: saya nggak akan sabar memberi tahu apa yang harus dilakukan, memberi tahu password, dsb
Lanjutkan membaca “Merakit dan Mengupgrade PC”

Melatih diri menyelesaikan Target dengan Goal di Calendar HP

Kemarin saya lagi kepikiran, ada gak ya aplikasi checklist untuk hal-hal yang dikerjakan setiap harinya oleh Jonathan yang dia bisa lihat di HP. Sebelumnya, saya pernah cetak dan minta dia memberi tanda centang setiap kali pekerjaanya selesai, tapi prakteknya sering lupa juga.

Sebenarnya saya tidak ingin menambahkan aplikasi baru, ataupun harus bawa-bawa buku untuk mengingat daftar hal yang dilakukan setiap hari ini. Terus waktu saya lagi mengisi jadwal kegiatan minggu depan di Google Calendar, eh gak sengaja nemu ada fitur membuat Goal juga yang fungsinya kurang lebih bisa seperti yang saya inginkan. Intinya Jonathan bisa lihat apa yang harus dia lakukan hari itu dan kalau sudah selesai bisa beri tanda sudah dikerjakan. Selain untuk Jonathan, tentunya fitur ini berguna untuk saya juga.

Ini contoh goal dan jadwal kemarin dan hari ini

Setiap harinya, saya menggunakan aplikasi DuoLingo 15 menit dan aplikasi Memrise untuk latihan bahasa Korea. Selain itu saya juga ingin mulai melatih diri rutin bermain piano dan membaca buku paling tidak 15 menit sehari. Untuk menulis blog, saya alokasikan waktunya sore hari 1 jam, tapi ya kalau ada waktu siang saya akan kerjakan juga dan nanti tingal kasih tanda selesai.

Ternyata melihat jadwal dan hal-hal yang harus dilakukan jadi lebih mudah, karena kita bisa set alarm untuk mengingatkan kita. Bahkan bisa set alarm sebelum dan setelah waktunya diingatkan apa sudah dikerjakan atau belum.

Percobaan beberapa hari ini ke Jonathan, walau saya masih harus bertanya apa yang harus dilakukan berikutnya oleh Jonathan, dia juga bisa dengan lebih cepat melihat apa yang harus dikerjakan hari ini dan apa yang masih belum selesai.

Melihat hal-hal yang kita daftarkan berhasil dilakukan semua, memberikan kepuasan tersendiri. Sementara ini efeknya saya jadi rajin dan mengerjakan sebelum alokasi waktu malahan hehehe.

Apa saja yang bisa kita set jadi Goal di Google Calendar dan bagaimana cara mengaturnya? Lengkapnya ada di link ini. Tapi saya akan kasih sedikit langkah-langkahnya juga.

Pertama tentunya buka aplikasi Google Calendar, lalu klik tanda + di sudut kanan bawah dan pilih Goal. Berikutnya pilihlah mau mengatur Goal yang mana.

Pengingat Olahraga dan Menambah keahlian
Pengingat mencari waktu untuk teman, diri sendiri dan lebih terorganisasi

Namanya juga pengingat ya, tentunya hanya bisa mengingatkan yang kita masukkan untuk diingat. Kalau kita gak ingat mengatur apa yang perlu diingat, tentunya aplikasinya lebih ga tau lagi hehehe.

Di dalam pilihan Organise my life, ada pilihan untuk menyediakan waktu membuat list of things to do. Untuk sekarang ini saya coba membuat pengingat untuk membuat jadwal selama 15 menit di pagi hari.

Nantinya Google Calendar akan membantu mencarikan slot waktu di antara slot waktu kosong kita (tentunya kalau ada jadwal yang sudah pasti, harus kita tambahkan dulu sendiri). Fitur ini juga akan mencatat keberhasilan kita menyelesaikan target kita dalam seminggu berapa kali kita lakukan.

Sementara ini, saya berusaha menuliskan Goal dari hal-hal yang memang sudah rutin saya lakukan. Nantinya aplikasi ini bisa dipakai juga untuk melatih diri untuk kebiasaan yang baru (misalnya olahraga? hehehe). Jadi dengan begini Smart Phone yang kita pakai semakin bikin kita smart karena selalu ingatin kita untuk hal-hal yang emang kita jadwalkan sebelumnya.

Buat yang rutin teleponan dengan keluarga yang jauh, bisa juga menjadwalkan pengingat berkabar ria dengan keluarga. Buat ibu-ibu yang merasa jadwal padat dan ga punya me time juga bisa menjadwalkan ke salon misalnya hehehe.

Sekali lagi, ini kan namanya aplikasi untuk menetapkan target ya, kalau misalnya target hari ini belum tercapai ya jangan menyerah. Tetap semangat menentukan target untuk hari berikutnya hehehe. Mulai dengan target yang kecil-kecil dan pasti bisa dilakukan, kalau melihat banyak yang kita targetkan tercapai rasanya lebih memotivasi untuk menyelesaikan lebih banyak lagi.

Contohnya ya ini, target nulis blog malam hari, akhirnya saya kerjakan siang menjelang sore supaya bisa kasih tanda Did it.

Yay, Nulis blog hari ini selesai

Joshua dan Puzzle Spelling

Suatu pagi, tiba-tiba Joshua meminta mainan spelling. Saya pikir, spelling yang mana? udah lama dia mainnya domino dan tangram, kenapa juga tiba-tiba minta spelling. Terus dia jelasin: puzzle spelling. Dia berusaha membongkar-bongkar kotak penyimpanan karena dia tau aja mainan yang lama tidak terlihat itu artinya masuk kotak penyimpanan.

mainannya dikeluarkan semua dari kotak sebelum disusun

Jonathan bilang: dia minta daftar spelling aku kayaknya. Jadi di buku pelajaran Jonathan setiap harinya ada daftar spelling, pernah juga kami minta Joshua yang bacain daftar spellingnya ke Jonathan. Tapi itu beberapa minggu lalu. Jadi aneh juga dia tiba-tiba minta spelling.

Lanjutkan membaca “Joshua dan Puzzle Spelling”