Fenomena berpendapat

Hari ini ceritanya kelas yang gw ajar mempresentasikan tugas yang mereka kerjakan selama 2 minggu tentang videoplayer. Anehnya entah kenapa pada saat sesi tanya jawab, terasa mereka bukan seperti mahasiswa yang melakukan eksplorasi tapi malahan seperti tukang jualan. Waktu yang satu bilang player dia lebih unggul dari yang lain, eh yang lain itu malah nyolot dan bilang : APA BUKTINYA. Belum lagi di akhir presentasi mereka pada make ajakan untuk memakai player tersebut, aneh…gw jadi mikir apa gw salah ngasih tugas yah? gw ngasih tugas eksplorasi bukan ngasih tugas bikin iklan kok malah pada ribut aja yah? Duh diskusi yang tadinya gw tujukan untuk bertukar pengetahuan malah jadi kayak adu otot.

Terus malam ini gw terdampar ke blog orang2 yang tergabung dalam komunitas IT (gw ga mau sebut ah takut diserbu :D). Gw baca masing2 ngebahas isi blog yang lain, terus commentnya pada berbalas2an, mulai dari bahasa sopan sampai istilah yang ga pada tempatnya. Kalo kesan yang gw dapat ada EMOSI yang cukup untuk membuat pembaca TERPANCING. Gw sih cape aja ngikutin debat yang terjadi, tapi gw jadi inget kemaren paman cerita ke Joe kalo salah satu milis yg isinya kumpulan orang2 IT juga isinya selalu thread tentang sesuatu yang sering membuat alis bertaut tanda kening berkerut. Hmmm…fenomena apa ini?

Gw tidak bermaksud menghakimi orang2 IT dalam komunitasnya. Gw hanya sedang bertanya2 apa jangan2 komunitas IT emang punya adat yang kurang baik? yang suka saling menyerang? yang suka pamer dan merasa siapa yang paling pintar (kayak nama kuis di tipi), atau…ada sejenis arogansi? entahlah, gw ga mau ikut2an ah. Ups…gw orang IT bukan yah? ah…rasanya bukan deh..hihihi… Kenapa ya kok rasanya susah meniru padi, kenapa begitu mudah terpancing emosi, terutama di media tulis menulis dalam milis. Kenapa…oh kenapa mengemukakan pendapat tidak bisa tetap dalam wacana edukatif dengan bahasa yang sopan, padahal kadang2 ngakunya komunitas itu adalah komunitas yang isinya kaum terpelajar, tapi kenapa seperti anak TK yang rebutan mainan (ups…anak TK atau anak SD ya?)

Eh..sorry kalo ada pembaca yang tersinggung, gw tidak sedang mengeneralisir komunitas IT, tapi…gw cuma mau cerita fenomena yang gw temui hari ini, semoga hanya fenomena hari ini saja.

Penulis: Risna

https://googleaja.com

3 thoughts on “Fenomena berpendapat”

  1. setuju lah 🙂
    sometimes orang2 yang pintar merasa senang utk menunjukkan kepintarannya..
    dan merasa terserang kalo ada yg ga setuju dg pendapatnya ituh 😀

    hmm tapi citra yg gw dapet dari temen2 gw yg bukan IT: orang2 IT itu cuman bisa kerja sendiri, ngga bisa kerja bareng
    Pinter sih pinter.. tapi ya itu 😀

    dan mereka bilang di depan gue!
    setelah gue bilang ‘hoy gue IT juga nih’ mereka cuman nyengir doang hueheheheh

  2. Beda pendapat dan selera memang sering bikin emosi, disitulah kite
    belajar menjadi pribadi yg toleransi & demokrasi, yg penting semangat
    menghargai, berbagi dan belajar tetap yg utama

  3. ketika ada satu klaim bahwa ada sesuatu yang lebih unggul daripada yang lain, apakah pantas pertanyaan apa sih yang menyebabkan sesuatu yang lebih unggul itu dianggap nyolot?

    hehe, sorry kalau saya terlihat “nyolot”, karena saya sendiri adalah orang luar yang membaca deskripsi jalannya presentasi (?) dari kelompok-kelompok yang diberi tugas tertentu, namun sayangnya deskripsinya tidak menunjang mengapa sebuah pertanyaan bisa dianggap sebagai “nyolot”.

Tinggalkan Balasan ke ryosaebaBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.