Selingkuh

“Lu gila ya?” tanyaku pada seorang teman yang baru saja menceritakan niatnya untuk selingkuh. “Loh emangnya kenapa sih? kan gw baru pacaran doang, namanya juga sedang mencari yang terbaik, boleh dong gue coba sana sini”, kata temanku itu membela dirinya.“Tapi…apa ga lebih baik lu putusin dulu satunya sebelum mencari lagi yang baru? dimana tingkat kesetiaan lu? Ntar lu kalo ga pernah cukup dengan 1 orang saja kalo udah nikah gimana? sapa yang menjamin elu ga bakal mencari lagi dan gonta ganti?” tanyaku beruntun seperti seorang wartawan infotainment yang sedang kejar berita dengan berapi-api.”Ah..elu mikirnya kejauhan sih, kalo udah menikah bakal lain ceritanya, kan ini gw udah bilang, cuma pacaran, pacaran itu adalah waktu buat mencari kecocokan dan itu artinya ga cukup dong dengan 1 orang. Udah tau kan ada prinsip koleksi baru seleksi. Jadi kita harus punya lebih dari 1 kandidat, kalo cuma ada 1 itu namanya bukan memilih, tapi ga punya pilihan lain!” temenku itu menjelaskan dengan sangat meyakinkan sampai akupun kehilangan kata-kata untuk membantahnya.

Sejenak aku terdiam…lalu aku berkata kepadanya: “well..kalau kita ga setia dengan perkara-perkara kecil, bagaimana kita bisa setia dengan perkara besar? kalo kita ga setia dengan pacar kita, apa jaminan kita akan setia dengan pasangan sah kita nantinya? dalam hidup ini ada yang dinamakan habit alias kebiasaan, coba deh, bahkan walaupun elu didoakan oleh 10.000 orang pendeta untuk merubah 1 kebiasaan kecil lu, kalo elu ga berlatih dulu untuk meninggalkan sebuah kebiasaan, elu ga akan bisa berubah. Nah..kalau elu merasa sebuah ikatan yang kita beri nama lembaga pernikahan akan mengikat elu seperti tali ajaib yang ga akan membuat elu selingkuh, ga akan membuat mata lu jelalatan meliat-liat dunia, atau ga akan membuat elu tergoda mencoba untuk berbuat nakal lagi dengan yang lain yang mana elu sudah terbiasa dengan lebih dari 1 orang, gw ragu elu akan tiba-tiba jadi orang yang bisa setia dengan 1 orang itu!”, kataku dalam 1 kalimat panjang tanpa menarik napas disela-sela kalimat itu. “Udahlah, elu ga usah kuatir dengan diri gue, toh gue belum rencana nikah dekat-dekat ini kok, lagian katanya kan kalo jodoh ga akan kemana,” kata temanku itu masih dengan enteng dan intinya tetap membela dirinya untuk melakukan perselingkuhan.”Ya sudah…itu terserah lo aja deh, aku hanya bisa memberi pendapat, kita memang beda prinsip dalam hal ini. Tapi..aku punya 1 pertanyaan terakhir, boleh?” tanyaku kepada temanku itu. “Ah elu serius amat sih, mau banyak pertanyaan juga boleh kok, elu kan temen gue yang terbaik yang gue punya, makanya gue cerita ke elu” jawab temanku itu sambil menyeruput es krim yang terhidang didepannya. “Elu masih sayang dengan pacar lu yang mau lu selingkuhi itu? dan sebenernya apa perasaan lu terhadap selingkuhan baru itu?”, dan dalam hati aku jadi ngomong sendiri, aduh jadi 2 deh pertanyaanya. Temanku itu terdiam sejenak…mengambil tissue untuk membersihkan eskrim yang mengenai kemejanya.

Setelah menghela napas dia berkata :”Gue sebenernya masih amat sangat menyayangi pacar gue, dia masih memberikan getar yang sama dihati ini seperti pertama kali kami bertemu. Tapi…belakangan ini dia sepertinya terlalu sibuk dengan dirinya sendiri, setiap kali gue ajak pergi dia menghindar, setiap kali gue telepon dia seperti ingin buru-buru menutup telepon dan ingin mengakhiri pembicaraan dengan berbagai alasan kesibukannya. Dan sekarang ada seseorang yang mengisi kekosongan di hati gue, seseorang yang sudah lebih lama gue kenal daripada pacar gue itu, tapi belakangan ini entah mengapa, orang tersebut memberi sensasi baru dalam hati gue, ada perasaan yang berbeda ketika gue bersama dengan dia. Tidak lebih indah dari perasaan yang gue miliki bersama pacar gue sekarang, tapi…cukup indah…ah ga bisa dibandingkan deh, karena rasanya berbeda. Dan…entah kenapa…gue membiarkan diri terbuai dengan perasaan gue itu, gue merasakan…ada kemungkinan kesibukan pacar gue agak berlebihan sekarang ini dan jangan-jangan dia yang sudah mendua hati, jadi seandainya nanti kami putuspun, gue sudah punya pengganti yang baru dan hati ini ga akan terlalu sakit karena kehilangan orang yang sangat gue cintai”. Kulihat mata temanku itu agak berselubung kabut ketika dia menjelaskan hal itu kepadaku.

Aku baru mengerti kenapa dia jadi seperti ini, ternyata dia tidak sejahat yang kukira, walaupun aku merasa tindakannya itu tidak fair, tidak buat pacarnya ataupun calon selingkuhannya.”Tapi…apa tidak sebaiknya lu bicara dulu dengan dia?, toh lu bilang kan kalo jodoh ga akan kemana, lebih baik dibicarakan baik-baik daripada berpraduga tak menentu seperti sekarang ini, malahan udah pake nyari serep segala lagi, apa serep lu itu ga merasa sakit kalo tau cuma lu jadikan seperti ban buat membantu hidupmu menggelinding dengan baik?” kataku hati-hati. “Ah…elu masih ga mengerti yah, kan gue sudah bilang kalau gue masih sayang dengan dia, gue masih belum pingin berpisah dengan dia, jadi ya gpp dong kalo gue ngisi waktu dulu sekarang dengan yang lain daripada gue jadi membuatnya terganggu dan malah minta pisah,” kata temanku dengan tegas. “Jadi..lu gak pa pa seandainya dia selingkuh saat ini? masih akan menunggu dia kembali mengisi hari-harimu?” tanyaku lagi…dan ah…benar saja aku tak bisa menghentikan rasa ingin tahuku dengan 1 pertanyaan terakhir tadi.”Ya..gue tak ingin tahu apa yang membuat dia menjauh saat ini, seandainya dia selingkuh gue hanya berharap tidak mengetahuinya, gue cuma bisa memberinya sedikit ruang gerak baginya saat ini, gue akan tetap menjadi gue yang menyayangi dia dan mencoba untuk selalu mengajaknya kemanapun dia mau dan kapanpun dia pengen, dan kalau nanti dia sudah kembali ke gue, gue tak akan meneruskan perselingkuhan ini, bereskan!”.

Temanku sepertinya sangat yakin dengan yang dia yakini itu…ya iyalah yah namanya juga keyakinan. Aku sebenernya tidak begitu setuju dengan cara pikir dia mengisi kekosongan dengan perselingkuhan. Awalnya kupikir dia selingkuh karena sudah bosan dengan pacarnya itu, wajar saja mereka sudah pacaran 7 tahun lebih, dan kabarnya kalau sudah 7 tahun pacaran tidak segera menikah beberapa pasangan akan berpisah, sudah beberapa orang yang kukenal seperti itu. Tapi ternyata temanku itu selingkuh sebagai suatu cara melepaskan diri dari perasaan kosong. Ya..dia menanti pacarnya itu dengan cara yang aneh menurutku. Dan saat ini, sudah beberapa tahun berlalu dari kejadian percakapan itu. Mereka sudah dikaruniai seorang bayi mungil yang masih 3 bulan. Bukan…bukan temanku dengan selingkuhannya, tapi temanku dengan pacarnya itu. Mereka menikah setelah 10 tahun berpacaran (dan aku kurang update dengan berapa banyak selingkuhan dan berapa banyak kekosongan yang terjadi karena kepergianku menyebrang pulau). Terakhir kali bertemu ketika aku mampir dirumahnya untuk melihat bayinya yang baru lahir. Aku melihat mereka memang saling mencintai, tak ada kulihat tanda bahwa temanku itu merasakan kekosongan, dia benar-benar dipenuhi dengan perasaan bahagia. Aku tak sempat ngobrol banyak dengannya, karena ada banyak yang datang berkunjung kerumahnya selain aku dan yang membuatku kaget, aku melihat satu sosok yang pernah disebutkannya sebagai selingkuhannya itu hadir di rumah itu. “Ah…dasar gila!” batinku. Aku tak tau bagaimana temanku itu menjelaskan semua hal ini kepada pasangannya ataupun kepada selingkuhannya itu. Aku tak mengerti kenapa mereka bisa diperkenalkan dan sangat rukun sepertinya. Semoga saja temanku itu benar-benar bisa memegang perkataanya, bahwa jika sudah menikah dia tidak akan selingkuh lagi. Semoga saja dia tidak terpikir untuk kawin lagi dan punya 2 pasangan. Tanpa kusadari…aku merasa iri dengan temanku itu, ya bagaimana ga iri, dia bisa punya 2 orang yang memberikan kasih sayang padanya dan 2 orang tersebut bisa saling mengenal dengan baik, dia yang pernah selingkuh bisa berakhir dengan bahagia. Setidaknya pernikahannya menjadi bukti dia tidak ketahuan selingkuh atau kalaupun ketahuan bisa menyelesaikan masalahnya dengan baik. Sedangkan aku…masih sendiri sampai saat ini. Belum juga menemukan si jantung hati….dunia memang tidak adil. Tidak akan pernah adil setidaknya bagiku…itulah yang kurasakan.

…to be continued…

Cerita diatas fiksi belaka, bahkan gw belum bisa menentukan beberapa hal dasar dari cerita ini, terutama masalah gender. gw belum bisa menentukan apakah si aku itu cewe/cowo terus temannya itu cewe/cowo. Tapi ada 1 yang pasti, akan ada perselingkuhan lanjutan…tapi…gw belum bisa sebutkan apakah si aku, atau si teman, atau pasangan si teman atau selingkuhan si teman yang akan berselingkuh. Nah terus tokoh dalam cerita itu juga belum bernama. Masih bingung nentuin namanya sih. Ntar kalo udah ada namanya mo gw jadiin tokoh dalam sims gw, terus tar dilanjutin setelah gw main the sims lagi, getoooo 🙂

— edited 18/2/05
sesuai saran Santi, gw mencoba konsisten penggunaan kata lu loe atau kamu, aku gw atau gue. Tapi..entah kenapa rasanya ribet juga yah. Gw menemukan nilai rasa aku dan kamu lebih dramatis dibandingkan gue dan elu. Nah kalo masalah ejaan elu atau loe itu masalah kebiasaan aja, kalo ngikutin Santi pasti makenya “loe” ya ga san 🙂

Penulis: Risna

https://googleaja.com

7 thoughts on “Selingkuh”

  1. nah akhirnya..terbit juga cerpennya. klu ceritanya ttg selingkuhan..gue gak jadi deh daftar jd pemain..kirain yg ada terbang2nya hehe

  2. hah, terbang2nya, maksud loe cerita kungfu gitu???
    Alamakk.. makasih banyak deh, gue habis namatin senopati pamungkas (buku temennya fedy) yang tebelnya lebih dari 1100 halaman dg isinya kebanyakan kata2 penuh sopan santun dan sembah sujud pada baginda raja, plus gambaran tentang kungfu di mana 100 halaman awalnya mutlak isinya tentang pertarungan bleh.. mabhok gue 😛

    tapi cerita lu tuh ris kebanyakan kalimat panjang2 (alias BAWEL), mending disederhanain 😛 plus jangan langsung satu paragraf, capek bacanya euy

  3. yah gak harus kungfu-lah.. superman juga terbang2 kan? nah klu yg gitu.. gue mau deh jd yg ditolongin superman hehe

    btw klu comment gue : agak ribet antara elu, loe, dan kamu..spt mis “Elu masih sayang dengan pacarmu yang mau loe selingkuhi itu? dan sebenernya apa perasaanmu terhadap selingkuhan barumu itu?”. Klu gue jd pemerannya mungkin gue keburu bengong krn mikirin hrs jawab pake : gw, gue, aku atau saya heheh

  4. thx commentnya san, kemaren itu gw juga tau bakal ada masalah dengan gw, aku dan elu, kamu atau loe, tapi…berhubung gw agak malas ngeditnya lagi yah udah gw biarin aja, itu kan ntar buat kerjaan editor hehhe..

    buat cepi : lah…tiap orang yang curhat ke gw pasti mode BAWEL jadi..gpp lah bikin cerita juga mode BAWEL heheh

  5. yap dunia emang perlu dinikmati…kalo mau jujur kita tak akan membiarkan barang bagus lewat tanpa penilaian khan…:mrgreen:selepas itu just see or laennya terserah kita…yap..aku sih orang yang tidak setia2 amat.kalo jl berduaan ama pasangan intip2 juga tapi menikmati ya…pikir2 dulu deh resikonya…:oops:selingkuh itu indah asal kita nikmati dan juga perlu biar ndak bosan asal kita tahu batasnya berhenti kapan,tapi kita sbg manusia kadang kalo udah punya yang baru yang pertama lewat……,just opini aja…lam kenal ya

  6. Selingkuh…….manis, pahit, indah, panas, top, hangat…..pokoknya macem-macem rasanya. selingkuh? well. ga masalah. yang penting komitmen menjaga semua baik-baik saja. jangan ketahuan,…..saling pengertian, jangan ganggu dia pada saat dia memang sama pasangannya yang bener, he…he…

  7. :twisted::razz::razz::razz:
    emank seh selingkuh itu indah tapi kalau dah ketahuan sama si doi,bisa gawat banget………………tapi aku pikir kalau selingkuh itu bisa mencari pasangan yang bener2 pantas sama kita.tapi ingat dalam selingkuh itu kita tidak boleh melakukan hubungan yang terlalu jauh banget,karna itu bisa mengakibatkan fatal bagi diri doi ataupun uang selingkuh.So..selingkuh itu ada baiknya dan ada gak nya,pesen dari aku jangan selingkuh ama banci ya,,,,ada juga selingkuh itu enak.contohnya kita sama2 mendapatkan kenikmatan,ya kan? yang gak nya takut terjadi tabrak lari,ya itu juga mesti pakai sabuk pengaman.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.