Uang dan Teman



image from www.kapanlagi.com

Sebelum hidup merantau jauh terpisah dari ortu dan saudara-saudaraku, salah satu pesan Nyokap yang aku ingat sampai sekarang adalah : “Jangan pernah meminjamkan uang ke teman, walaupun itu sahabatmu. Nanti kamu bisa susah memintanya padahal kiriman belum datang yang berikutnya. Jangan sampai kamu yang punya uang tapi kamu yang susah memintanya kembali. “ Aku cuma bengong dan heran, dalam hati bertanya kenapa juga nyokap ngasih nasihat begini? aku bukan orang yang punya duit, tabungan juga cuma sedikit, kalau ada yang mau minjem duit mungkin aku ga kasih bukan karena ga mau, tapi ya karena emang ga ada. Belakangan, sedikit demi sedikit aku mengerti apa isi nasihat nyokap ketika seorang teman baik yang tidak pernah terlihat berkekurangan pernah meminjam duit dengan alasan yang cukup masuk akal dan janji akan dipulangkan dalam waktu 3 hari.

Dia cukup meyakinkan dan kupikir, ya kasihanlah, toh dia berjanji akan memulangkannya hari Senin sedangkan dia meminjamnya itu hari Jumat malam. Tapi ternyata nyokap benar, ketika aku meminta uangku kembali, ada banyak sekali alasan yang cukup masuk akal, yang kira-kira isinya bahwa dia sebenarnya punya uang, tapi uangnya itu ketahan di bank. Akhirnya uang itu kuterima kembali setelah aku memaksanya mengembalikan dan ngomong agak keras padanya, setelah lebih seminggu dari hari yang dijanjikannya memulangkan uang. Dan setelah waktu berlalu aku baru tahu, ternyata dia tidak hanya meminjam uang padaku, ada seorang teman yang juga memberi pinjaman padanya sampai sekarang tidak juga dikembalikan.

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Sejak saat itu aku mengerti, walaupun yang kupinjamkan bukan dalam jumlah yang sangat besar, tapi cukup besar untuk ukuran anak kost yang tergantung dari kiriman ortu. Jumlah pinjaman itu kira-kira bisa buat ongkos pulang kampung, lebih malah. Sejak saat itu aku kurang percaya lagi untuk meminjamkan uang ke teman-temanku. Sebenarnya sekarang ini ada sih beberapa orang yang masih bisa kupercaya untuk pinjam meminjam duit, tapi orang-orangnya sangat terbatas dan sudah terbukti bertahun-tahun baik-baik saja. Itupun jumlahnya pasti tertentu dan aku tau pasti bahwa jika aku meminjam uangnya aku pasti bisa membayarnya, dan jika dia meminjam uangku, dia pasti akan membayarnya.

Untuk saat ini prinsipnya adalah kalau ga terpaksa sekali aku akan menghindari meminjam uang temanku, wong minjem uang ke bank dalam bentuk kartu kredit aja sebisa mungkin segera dilunasin biar ga berbunga, apalagi kalau minjem ke teman. Demikian juga aku menghindari menjadi pusat perkreditan rakyat, karena pada dasarnya aku tidak merasa nyaman mencampur urusan teman dan uang, aku ga ingin karena masalah uang, hubungan pertemanan menjadi tidak nyaman lagi. Jadi ingat kasus-kasus di buser yang saling membunuh karena pinjaman. Uang 15 ribu rupiah yang tidak dikembalikan menyebabkan nyawa melayang. Karena pada dasarnya akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang (serem amat ya).

Walaupun aku ga pernah percaya sama orang masalah uang, aku termasuk orang yang dipercaya banyak orang untuk dititipin uang dalam jumlah besar. Buatku kepercayaan itu sangat berarti, dan tidak pernah terlintas sedikitpun untuk menipu kepercayaan itu. Tapi kalau ada seorang teman yang tadinya kupercaya ternyata berbuat kecurangan seperti misalnya mencuri uang dari dompetku, rasanya agak sulit bagiku untuk menjadi teman baiknya lagi. Bisa jadi aku tidak akan pernah mempercayainya lagi untuk hal apapun.

Penulis: Risna

https://googleaja.com

2 thoughts on “Uang dan Teman”

  1. He he, sori, aku juga pernah minjem duit darimu tapi agak lama ngembaliinnya, karena waktu itu isi tabungan BNI-ku tidak cukup untuk transfer balik dan belum sempat setor ke BNI, jadi nunggu transfer gajian kantorku masuk dulu ke BNI. Sebenarnya bisa aja sih kutransfer ke BCA-mu, tapi kalo ga salah kamu lebih prefer duitnya masuk lagi ke BNI. Tapi kalo nanti aku berlama-lama kaya gitu lagi, ingetin aja yah, soalnya kadang aku suka lupa.

    Jadi, kalo lain kali aku terpaksa pinjem lagi kaya kemaren2 (misalnya kaya kasus BNI atau Centrin), masih boleh ga?

    Kalo kamu yang pinjem duitku, tenang aja, karena aku tau kamu pasti bayar kok, he he 🙂 atau bisa ku auto debet aja dari duit G****e 😉

  2. Buat I know you, bagian ini: “Sebenarnya sekarang ini ada sih beberapa orang yang masih bisa kupercaya untuk pinjam meminjam duit, tapi orang-orangnya sangat terbatas dan sudah terbukti bertahun-tahun baik-baik saja.” salah satunya adalah dirimu :). So, kapan aja mau pinjem masih bisalah (soalnya gue juga masih pegang ‘uang plastik’ dirimu hehe).

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.