Seperti di Film?

Saya suka menonton berbagai genre film mulai dari drama – komedi – action dan belakangan horror.

Termasuk jarang menangis ketika menonton film yang sangat sedih sekalipun tetapi bisa tertawa-tawa puas ketika nonton film komedi.

Saya bisa tak berkedip ketika menonton aksi anak muda dalam film action tapi tidak merasa takut ketika menonton horror.

Karena saya menyadari toh semuanya hanya film, fiksi belaka dan tidak perlu terlalu dipikirkan.

Menonton film itu untuk hiburan semata, bukan untuk bikin kening berkerut, mata sembab ataupun tak bisa tidur di malam hari membayangkan adegan seram yang terjadi.

Semua hanya fiksi, fantasi dan ada di film belaka.

Hari ini membaca beberapa berita di berbagai sumber membuat saya resah. Beberapa kejadian yang terjadi seperti di film saja.

Misalnya seorang pilot yang pesawatnya jatuh lalu berhasil ditolong oleh tim penyelamat tapi berakhir tragis. Pilot itu akhirnya harus menemui ajalnya ketika tali yang membawanya terputus dari helikopter yang seharusnya menyelamatkannya. Bukan itu saja, penyelamat yang membopongnya di tali itu pun ikut menjadi korban.

Lalu berita lain lagi mengenai orang tua yang menerima surat teguran dari sekolah anaknya mengenai tingkat kehadiran anaknya yang sangat minim disekolah padahal anaknya itu sudah meninggal 2 bulan sebelumnya (surat terkirim karena kesalahan sistem komputer di sekolahnya).

Saya jadi berpikir apakah sebenarnya film-film yang saya anggap hanya fiksi itu ternyata berasal dari kejadian yang benar-benar terjadi atau somehow kehidupan disekitar ini sudah menyerupai apa yang terjadi di film?

Ngeri membayangkan apa yang terjadi di film bisa terjadi di dunia nyata. Semoga yang terjadi di film tetap hanya fiksi dan ga menginvasi kehidupan nyata.

Bandung Malaysia

Sekarang ini penerbangan Air Asia dari Kuala Lumpur ke Bandung tersedia 3 kali sehari. Agak bertanya-tanya mengingat Bandung bukanlah kota besar. Ternyata, orang Malaysia gemar berbelanja ke Bandung. Dengan duit yang tidak seberapa mereka merasa tiba-tiba kaya begitu sampai di Bandung demikian yang di sebutkan oleh orang-orang Malaysia di forum internet.

Teringat beberapa tahun yang lalu, waktu itu saya masih tinggal di Bandung. Dalam perjalanan menuju Airport Cengkareng saya bertemu dengan seorang ibu dan 2 anak asal Malaysia. Masa itu penerbangan ke Bandung belum seperti sekarang darI KL. Waktu saya bertanya apa yang dia suka dari Bandung, dia jawab: oh saya senang berbelanja ke Bandung, setahun saya bisa 3 kali datang ke Bandung untuk belanja. Di Bandung baju-baju bisa di beli murah dan saya jual dengan lumayan harganya di Malaysia. Saya rasa ibu itu bisa-bisa pergi pagi pulang petang kalau sekarang dapat tiket murah Air Asia.

Fakta bahwa orang Malaysia gemar belanja ke Bandung membuat saya bertanya-tanya kenapa orang Indonesia sepertinya selalu ingin belanja ke Malaysia, Singapore atau bahkan ke Bangkok?. Mata uang Indonesia nilai tukarnya lebih rendah dari mata uang negara tetangga. Kalau warga negara tetangga datang ke Indonesia mereka bisa merasa tiba-tiba kaya, artinya kalau rupiah di bawa belanja ke negara tetangga semua akan terasa mahal. Semakin tidak ada alasan untuk shopping ke negara lain selain Indonesia.

Ah jadi kangen Bandung. Seandainya saja ada penerbangan Chiang Mai – Bandung atau bahkan Chiang Mai – Jakarta sekalipun, pasti rasanya menyenangkan sekali bisa pulang ke Bandung dengan mudah. Kapan ya bisa ke Bandung lagi….

Asisten

Mamaku dulu pernah bilang: namanya asisten (pembantu) ga akan bisa mengerjakan sebagus yang kita kerjakan sendiri. Kalau mau perfect sesuai standar kita ya lakukan sendiri. Well.. sekarang ini semakin merasakan kebenaran kata-kata mamaku dulu. Perasaan ga di Bandung ga di Chiang Mai, yang namanya asisten itu pasti ada kurangnya dan umumnya susah di ajarin.

Tidak mudah mencari asisten yang akan cocok dengan kita. Kalau dia sudah tua, akan sulit diajari karena dia tentunya sudah merasa ahli dan biasanya tidak mau digurui, kalau dia masih muda…tergantung motivasinya bekerja juga, kalau dia merasa terpaksa bekerjanya, biasanya hasilnya kurang bagus.

Jadi ingat, kakakku yg di Jakarta dan Medan saja sekarang ini sulit sekali mencari asisten, setidaknya harus bersyukur kalau masih ada yang mau menolong kerjaan ini dan itu supaya setidaknya punya waktu buat ngeblog dan melakukan hal-hal lain 🙂

Ide, dimanakah dikau bersembunyi?

Sudah lama tidak update blog, padahal setiap hari menjelang tidur, ada banyak sekali topik yg terlintas buat dituliskan di blog. Tetapi rasanya terlalu lelah untuk bangun dan duduk di depan komputer lagi. Lagipula, terkadang hal-hal yang terlintas di kepala ini kategorinya ga jelas, kadang-kadang seperti to-do list, kadang-kadang wish-list, dan kadang-kadang isinya protes terhadap hal-hal yang rasanya menjadi ganjalan ataupun pertanyaan-pertanyaan yang entah ditujukan kepada siapa.

Seperti halnya sekarang ini, saya memulai menulis tapi kehilangan ide utama dari tulisan ini. Entah sampai kapan writer’s block ini terjadi. Berharap besok turun hujan agar udara di Chiang Mai menjadi lebih baik. Berharap semangat dan ide menulis datang lagi dibawa hujan esok hari.