Mereka yang suka protes

Inti posting ini sebenarnya ingin “mencela” orang-orang yang suka “mencela”. Konteks utamanya adalah dalam hal orang yang suka mempertanyakan: kenapa si Risna belajar crochet, menjahit, dsb? Kebanyakan waktu luang ya? Ngapain jauh-jauh di luar negeri kalo cuma belajar menjahit? Jadi ilmu kuliahmu S1 dan S2 ITB gak kau pake? Lalu berikutnya: kenapa belajar menjahit yang ini? kenapa gak belajar jahitan/model baju thai? kenapa gak belajar keahlian yg lain aja?

Waktu saya berkenalan dengan Risna, sampai dengan menikah, Risna belum bisa menjahit, bisa sedikit crochet, tidak bisa masak, tidak bisa nyetir mobil ataupun motor, belum bisa berbahasa Thai, dan kemampuan bahasa Inggrisnya terbatas. Tiga bulan setelah menikah, kami pindah ke Thailand, karena pekerjaan saya. Sekarang kami sudah lebih dari 2 tahun di sini. Saya bekerja full time, sedangkan Risna bekerja 4 hari seminggu (tiap harinya full time). Satu hari dia gunakan untuk aneka kegiatan di luar pekerjaan.

Jadi selama 4 hari, Risna menggunakan ilmu yang dipelajarinya bertahun-tahun di bangku S1 dan S2 ITB. Karena lebih sering pamer soal hobbynya, sebagian orang menyangka Risna tidak bekerja. Kalau Risna tidak pernah ‘ngember’ dengan status facebook mengenai pekerjaan, rapat, dsb, itu karena kami pikir hal-hal pekerjaan tidak pantas untuk ditaruh di media pertemanan (kecuali mungkin ada hal-hal khusus yang tidak menyangkut pekerjaan, misalnya tentang H1N1 di sekitar gedung kantor). Berapa banyak sih orang di sekitar Anda yang pekerjaannya sesuai dengan jenjang kuliah yang diambilnya? Alasan lain Risna suka memamerkan pekerjaannya adalah karena dia sendiri bangga, dan merasa “wah ternyata aku bisa bikin ini ya”.

Ketika sampai di Thailand, Risna tidak langsung mulai bekerja. Dia belajar bahasa Thai, dan karena dia harus pergi sendiri, dia belajar menyetir. Sekarang Saya dan Risna sudah memiliki SIM Thailand. Ketika les Thai, Risna berkenalan dengan beberapa orang, termasuk yang mengajarinya untuk knitting. Dari awal knitting itu, Risna bisa mengembangkan diri, karyanya sudah banyak (silakan lihat di risna.info). Apakah bahasa Thai dan belajar merajut tidak berguna? Risna mempraktikkan bahasa Thai ke siapa saja, termasuk ke tukang pijat. Dia bahkan belajar rajutan khas Thailand dari tukang pijat di depan apartemen, yang akhirnya diajarkan ke banyak orang asing di mailing list (lihat ini, sudah pernahkan Anda bisa mengupload suatu keahlian yang belum pernah dicantumkan di Internet?).

Berada di negeri orang artinya jauh dari masakan yang biasa kita makan. Sekarang Risna sudah bisa memasak aneka macam masakan kesukaan saya (bahkan bisa membuat Tempe dari kedelai, membuat empek-empek dari tepung, membuat tape ketan, martabak, dsb). Ini semua dilakukan tanpa pembantu lho. Dia sudah mengembangkan aneka macam cara untuk meminimasi waktu yang diperlukan supaya bisa memasak sepulang kerja. Misalnya: memotong sayuran di weekend, dan memasukkan ke freezer, serta menggunakan food processor dengan optimal.

Awal tahun ini dia belajar menjahit, dan sekarang dia sudah bisa menjahit beberapa baju, celana, dsb. Perlu dicatat bahwa pelajaran diberikan dalam bahasa Thai, bukan dalam bahasa Inggris. Dari kemampuannya menjahit, ketika membeli pakaian, sekarang dia mampu menilai apakah suatu pakaian bagus atau tidak (baik dari segi bahan, jahitan, dsb). Sekarang ini yang dijahit Risna masih merupakan baju yang umum, tapi mungkin suatu saat Risna juga akan mempelajari baju khas yang ada di sini.

Apakah Risna terlalu banyak waktu luang? jawabannya: tidak. Risna bekerja serius setiap hari, melakukan testing program untuk sebuah perusahaan di Eropa, dan melakukan dokumentasi sistem (dalam bahasa Inggris). Apakah berarti Risna tidak pernah santai? jawabannya juga tidak. Dia merajut sambil menonton TV. Dia sempat menyelesaikan seluruh episode Ally McBeal sambil merajut beberapa karya. Kami masih mengikuti lebih dari 7 serial televisi. Kami masih pergi ke bioskop setiap kali ada film bagus.

Buat Anda yang suka memprotes orang: ngapain sih belajar menjahit/merajut/dsb? kebanyakan waktu luang ya? dsb. Cobalah tanya ke diri Anda sendiri: Anda ngapain aja? apakah Anda yang tidak terlalu banyak nonton sinetron atau bergosip? (padalah itu bisa sambil merajut). Saya menanyakan ini, karena kebanyakan orang yang bisa mengatur waktunya (dan punya hoby sama/sejenis dengan Risna), tidak pernah memprotes dan mempertanyakan hobby orang lain. Karena orang-orang ini tahu bahwa hobby akan membuat hidup semakin menyenangkan, menambah pengetahuan, dan bisa dilakukan asalkan kita bisa mengatur waktu kita.

Tambahan: Risna tidak langsung bekerja ketika sampai Thailand, dan andaikan nanti Risna tidak bekerja lagi pun, saya tetap mendukungnya. Segala ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah selama bertahun-tahun sudah pernah digunakan dalam berbagai pekerjaan yang pernah dia lakukan (jadi engineer, dosen, dsb), dan akan tetap bisa diamalkan secara tidak formal dalam aneka bidang kehidupan. Dalam keluarga Kristen, beban bekerja adalah kewajiban seorang suami, kepala keluarga. Jika Risna ingin bekerja, itu pilihannya.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.