Rajinlah Belajar

Sebenarnya tulisan ini sudah lama ditulis, tapi baru ingat menerbitkannya setelah membaca komik ini:http://www.collegehumor.com/article:1792887. Komik itu seperti menyatakan bahwa “kuliah gak kuliah ya kerjanya cuma begitu aja”. Komik itu memang cuma bercanda, tapi itu menyatakan pandangan banyak orang: ngapain sih susah-susah sekolah kalo nggak dapet kerja (atau kerjanya bisa didapatkan tanpa kuliah).

Ada ratusan ribu sarjana di Indonesia ini yang jadi pengangguran. Saya yakin cukup banyak sarjana ini yang pintar dan rajin, tapi saya juga yakin, banyak di antara mereka yang mungkin memang tidak layak mendapatkan pekerjaan. Posting ini terutama dimaksudkan untuk para pelajar dan mahasiswa yang masih sekolah, yang belum menjadi sarjana. Ini hanya bahan pemikiran saja, supaya Anda mau lebih rajin.

Saya pernah jadi mahasiswa, saya pernah mengajar di beberapa perguruan tinggi swasta, saya pernah mengunjungi beberapa perguruan tinggi negeri selain kampus saya ITB. Saya sering merasa heran melihat para mahasiswa yang sangat malas, namun berharap mendapatkan nilai tinggi, dan berharap bisa segera lulus dan mendapatkan pekerjaan. Sementara itu yang dilakukan ketika kuliah adalah:

  1. membeli puluhan buku mahal yang tidak dibaca.
  2. berusaha untuk tidak mengerjakan tugas apapun. Banyak yang dilakukan, mulai dari mencontek, meminta tolong pacar/teman, mengambil sumber dari internet dan tanpa menyebutkan sumbernya (yang parah adalah sumber dari Internet berbahasa Inggris yang diterjemahkan dengan TRANSTOOL!!), membayar orang lain untuk mengerjakan.
  3. Mengikuti aneka kegiatan tidak penting di luar kampus, shopping, nonton konser, jalan-jalan. Tapi tidak pernah mau datang ke seminar dan workshop.
  4. Meminta orang lain mengerjakan tugas akhir (baik keseluruhan atau bagian yang sulit), atau membeli tugas akhir yang sudah jadi


Kalau Anda akan jadi manager, mungkin keahlian untuk membuat orang lain mengerjakan sesuatu untuk Anda bisa berguna. Kalo Anda berencana bekerja jadi agen intelegensi (intel), mungkin keahlian mencontek itu berguna, kalo Anda mau jadi artis, mungkin pengetahuan dugem berguna. Tapi apa yang Anda harapkan jika Anda adalah engineer, atau programmer, dan Anda tidak bisa melakukan apa-apa?

Mau contoh? Waktu Risna masih kost, dia sering disalahkan karena katanya menyebabkan listrik sering drop karena dia memakai Internet via *Wifi*, tragisnya yang menuduh itu adalah seorang sarjana elektro. Saya juga pernah ketemu beberapa lulusan informatika yang tidak mengetahui dasar pemrograman.

Biasanya kemudian yang disalahkan adalah dosennya atau universitasnya: “Dosen saya nggak ngajarin yang praktis”, “Dosen saya dulu ngajarin pake visual basic” atau “Dosen saya bikin ngantuk”, “Dosen saya killer”, “Dosennya terlalu baik, jadi saya nggak masuk juga bisa dapet nilai bagus”, dsb. Semua jenis dosen bisa disalahkan. Ketika universitas berusaha menaikkan biaya agar praktikum bisa lebih modern, semua mahasiswa akan protes. Tentu saja para mahasiswa ini juga malas mengikuti aneka seminar dan workshop yang bisa diikuti kapan saja,dengan biaya murah khusus untuk mahasiswa. Sebagian mengikuti pelatihan atau kursus, tapi juga bermalas-malasan, hanya demi gelar, tidak beda ketika kuliah.

Banyak tools baru dan teknologi yang ada berkembang sangat cepat, sehingga sulit menyalahkan universitas. Andaikan universitas mengajari teknologi terbaru di tingkat 1, ketika Anda lulus, mungkin teknologinya sudah tidak dipakai lagi. Banyak contoh teknologi yang sempat sangat populer, tapi sekarang tidak disupport lagi. Kalo Anda sekarang masih kuliah di tingkat awal, dan Anda pikir bahwa universitas Anda/dosen Anda jelek sekali, segeralah pindah. Daripada Anda menyesali hidup Anda puluhan tahun ke depan.

Jika Anda sudah rajin belajar, sudah mengikuti aneka kegiatan ekstra kurikuler (untuk memperluas jaringan Anda), sudah mengikuti aneka pelatihan dan kursus, tapi masih belum mendapat kerja juga, nah itu mungkin nasib Anda. Tapi jika Anda adalah tipe orang yang malas belajar, tidak mau bergaul untuk memperluas jaringan, dan sekarang kesal karena tidak dapat universitas yang bagus, tidak bisa mendapat pekerjaan (atau dapat pekerjaan yang kurang bagus), jangan salahkan siapa-siapa kecuali diri Anda sendiri. Memang ada orang-orang pemalas yang beruntung, tapi biasanya tidak. Jika Anda adalah tipe orang yang suka berjudi (“ah jadi orang malas juga ada peluang bisa sukses kok”) maka terimalah kalo Anda kalah.

3 thoughts on “Rajinlah Belajar”

    1. Hihi, itu kenyataan hidup pet 🙂

      Males aja kalo denger orang komplain-komplain soal hidup mereka

  1. Setuju banged,
    apalagi kalo liat sinetron2 jaman sekarang, isinya cuma anak2 sekolahan yg herannya ga pernah nunjukin kapan mereka belajarnya, isinya gaul melulu.
    Dulu sih aku memang gaulnya hanya di kampus & sekarang di kantor, yg memang isinya orang2 pekerja keras, tapi kalau kita mau lihat ke luar sana, begitu banyak orang2 yg memang males belajar tapi kemudian menyalahkan pemerintah kalo mereka ga dapet kerja, menyalahkan sistem kalo mereka ga dapet univ yg bagus. Jalan pintas biasanya nyogok berpuluh juta utk jadi pegawai negeri (karena aman), tanpa mikir gaji pegawai negeri itu berapa dan kapan BEP nya uang sogokan itu hehehe (selain dosa tentunya :D)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.