Asus O!Play HDP-R3

Biasanya di akhir pekan kami jalan-jalan ke mall (Airport Plaza) atau ke mall elektronik (Phantip) untuk makan siang. Di sini enak, kedua mall tersebut jaraknya cuma sekitar 10 menit, plus parkir gratis di airport plaza (atau gratis 2 jam pertama di phantip). Harga makanan di mall bisa dibilang tidak berbeda dari di restoran kecil di luar mall.

Dua minggu lalu waktu kami main ke mall, kami belum menemukan player video yang mendukung HD yang bisa via jaringan (WDTV live, atau yang sejenis). Hari minggu kemarin kami kembali pergi ke sana untuk makan siang, dan ternyata sekarang ada 2 player merk terkenal yang tersedia WDTV Live dari Western Digital dan O!play dari Asus.

Yang pertama terlihat langsung adalah WDTV Live, dan saya sudah siap membeli (mengingat harganya sangat normal, berbeda sedikit saja dari harga Amazon). Tiga tahun yang lalu kami membeli sebuah IBM pentium IV untuk memutar media, tapi saat ini benda tersebut sudah tidak kuat lagi memutar film 720p ke atas, jadi benda ini memang sudah saya cari-cari. Sebelum membayar Risna melihat bahwa toko itu juga menjual Asus O!Play seri HDP-R3. Harga Asus O!Play lebih murah dari WDTV (sekitar 400 baht/100 ribu rupiah), tapi memiliki beberapa kelebihan: mendukung Wireless N, mendukung e-Sata, dan memiliki built-in card reader. WDTV yang hampir dibayar akhirnya dibatalkan dan ditukar dengan Asus O!Play.

Sampai di rumah, benda ini pun langsung dicoba. Memainkan film dari harddisk dan SD card bisa dilakukan dengan lancar, memutar musik juga. Film 720p dan 1080p dari Sony Bloggie bisa dimainkan dengan sempurna. Karena saya memiliki NAS model lama (hasil hacking 2.5 tahun yang lalu), saya tidak bisa menggunakan samba untuk streaming film (terlalu lambat untuk NAS yang saya miliki).

Malam-malam berikutnya sepulang kerja saya berusaha mempelajari Asus O!Play ini, termasuk mendownload source GPL yang diberikan oleh Asus. Asus O!Play ini memakai Linux sebagai firmwarenya, jadi sangat fleksible untuk di-hack. Berbagai eksperimen saya lakukan, dan beberapa kelemahan saya temui, misalnya O!Play tidak mendukung file MKV yang memiliki header compression (harus di-merge ulang agar dapat dimainkan), tidak mendukung XSUB, dan tidak mendukung subtitle via uPNP maupun DLNA.

Saya mencoba beberapa solusi untuk streaming dari NAS ke O!Play, sebelum akhirnya menggunakan Network File System/NFS. Pertama saya coba dengan uPNP. Saya pikir ini solusi yang baik, agar file-file media yang saya miliki bisa diakses dari device lain juga. Saya mencoba menginstall MediaTomb di NAS, tapi ternyata ini terlalu berat, kemudian saya coba twonkyvision (berhasil, tapi kurang bisa dikonfigurasi karena closed source), dan terakhir dengan ushare (berhasil). Ternyata tanpa subtitle rasanya kurang sip, apalagi jika ingin menonton film berbahasa asing (terutama Thai). Solusi berikutnya yang saya coba adalah menggunakan DLNA (compile ulang ushare dengan lidlna), tapi ternyata O!Play juga tidak mendukung subtitle via DLNA.

Jadi saya coba solusi berikutnya: NFS. Dengan NFS, semua berjalan lancar. Ada sedikit masalah yaitu mount time yang terlalu lama. Dengan menginstall portmap di O!Play (menggunakan optware), semua bisa berjalan lancar. Namun demikian saya tidak puas dengan hanya solusi streaming, saya juga sedang mengeksplorasi menggunakan O!Play sebagai download station menggantikan NAS. NAS yang saya miliki terlalu lambat untuk bisa streaming file video HD 720p apalagi yang lebih tinggi.

Percobaan menunjukkan hal ini belum bisa dilakukan dengan stabil. Menggunakan aria2 (yang multithreading) untuk mendownload file selalu membuat O!Play crash dalam beberapa jam, sementara mendownload menggunakan wget bisa dilakukan, tapi terlalu lambat. Konektivitas dengan USB harddisk dari O!Play juga kadang tidak stabil (disconnect lalu reconnect lagi, sehingga nomor devicenya berubah). Saya akan mencoba menggunakan eSata untuk melihat apakah masalah ini tetap terjadi.

Selain itu, dalam beberapa hari terakhir ini saya juga mempelajari source code yang diberikan Asus. Beberapa hal diberi source codenya lengkap (kernel dan tools-tools standar), tapi bagian pentingnya (menu player utama) hanya diberi object codenya saja. Dengan pengalaman dari coding untuk kernel FreeBSD, saya dengan mudah bisa memodifikasi beberapa hal di firmware O!Play dan memflashnya lagi (hanya beberapa perubahan kecil yang spesifik untuk keperluan saya). Untunglah perubahannya berhasil dan tidak membuat O!Play saya jadi bata (bricked). Mungkin di masa depan, saya perlu mengeksplorasi kernel benda ini seperti yang saya lakukan terhadap NAS agestar saya dulu.

Kesimpulannya? sofware O!Play sepertinya kurang matang dibanding dengan WDTV, tapi itu tidak menjadi halangan bagi saya yang suka mengoprek software. Harga O!Play lebih murah dari WDTV dengan hardware yang lebih baik. Jika Anda pemula, mungkin WDTV bisa menjadi pilihan yang baik, tapi jika Anda suka berpetualang, Asus O!Play lebih menjanjikan. Saya sangat senang karena Asus O!Play sangat cocok dengan keperluan saya.

7 thoughts on “Asus O!Play HDP-R3”

  1. selamat siang pak,

    sy mohon bantuannya, sy punya asus o!play HDP-R1, waktu beli sy dikasi 2 file movie 1080p .mkv, kedua file tersebut bisa berjalan dgn baik, tp sy coba download movie .mkv dari internet, pas saya coba play koq cm keluar suaranya aja ya? yg anehnya di PC saya file yg sama bisa jalan dgn baik?

    permasalahannya di mana ya pak? sy smpt baca di artikel bapak diatas klo asus o play ini ga bs play file .mkv dgn header kompression, apakah file donlotan sy itu termasuk file dgn header kompression? lalu solusinya bgmn? apa yg harus sy lakukan?

    maaf banyak bgt pertanyaannya, sy msh sgt nubie

    terima kasih seblumnya
    Arie

  2. Hallo Jo.
    Usaha yang keren!
    Gimana kalo nyobain oprek utk device yg ini Popcorn Hour A200.
    Sebuah device HD Media Player mirip dengan device diatas dengan kemampuan lebih banyak.

    Tuker aja dengan O!Play dengan Popcorn Hour A200.
    Film 1080p lancar.

    1. Hehe, di kota ini susah cari Popcorn Hour A200. Kalo ada yang mau ngasih boleh2 aja 🙂

      Lagian Popcorn hour harganya lebih mahal, apalagi kalo nambah wireless N dan perlu beli kabel HDMI. Terus sekarang ini TV-nya cuma 32″ dan resolusinya mentok di 720p (fasilitas kantor, jadi dulu gak bisa milih).

      1. Kalo msh deket, bisa kupinjemin. Dulu aku beli online di kolektorfilm.com Rp. 2,1jt. Pengin nrgoprek2 tp blm ada waktu (dan belum sampai ilmunya). Tantangan pertamanya adalah ketersedian (cross) compiler untuk mengcompilenya. Musti build sendiri 🙁 Aku nyari yang sdh jadi untuk linux slax, tp belum ketemu. Kalo Asus menyediakan development env?

        1. Harga O!Play cuma 1.3 juta sekarang 🙂

          Untuk O!Play, cross compiler dan header filenya disertakan, jadi bisa langsung compile program/kernel.

          Sayangnya spesifikasi hardware decodernya tidak diberikan oleh Asus maupun Realtek, jadi tetap gak bisa develop program pengganti media playernya. Padahal kalau datasheetnya disediakan, rencananya bakal porting FreeBSD ke device ini juga (udah ada 3 device lain yang berhasil diporting).

Tinggalkan Balasan ke yohanesBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.