Sebulan memakai printer 3D

Sesuai dengan niat saya sebelumnya, saya menuliskan update setelah sebulan memakai 3D printer.

Hardware

Beberapa minggu pertama printer 3D saya letakkan di luar kamar saya karena kamar ngoprek saya sudah terlalu penuh. Akhirnya saya merapikan kamar saya selama liburan, dan sekarang sudah bisa masuk kamar. Karena posisinya sudah tetap, saya mensetup OctoPrint di Raspberry Pi saya dengan kamera. Ketika membeli, saya hanya diberi dua filamen: PLA merah dan ABS hitam, saya sudah memesan dan menerima filamen PLA putih.

Saya sudah mengidentifikasi masalah utama printing sebelumnya dengan PLA: underextrusion (ini tidak terjadi di filamen ABS yang saya miliki). Ini akhirnya saya selesaikan dengan kombinasi software (mengeset kecepatan print agar lebih rendah) dan mengolesi filamen dengan minyak goreng. Saya agak curiga filamen merah yang diberikan paketnya agak bermasalah karena kelembaban. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, rollnya (bagian hitamnya) pecah di tengah, jadi mungkin plastiknya tidak kedap udara. Menurut yang saya baca, filamen PLA tidak bisa disimpan lama di tempat yang lembab. Percobaan dengan filamen PLA putih yang baru tidak butuh minyak dan hasil printnya lebih bagus dengan setting yang sama.

Karena poros spool PLA merah pecah, saya memprint penahan supaya spool ini bisa dipakai tanpa harus menguraikan filamen secara manual (tadinya saya tahan dengan benda yang ada di sekitar, tapi ribet jika perlu digeser).

penahanpenahan1

Software

Software pertama yang saya coba adalah Repetier Host karena software ini diberikan di paket DVD printer, dan penjualnya menyertakan setting yang direkomendasikan. Menurut saya Repetier host ini cukup bagus untuk pemula karena menggabungkan semua fungsionalitas untuk printing sekaligus: meload file STL, memanggil slicer, melakukan koneksi ke printer, mengirimkan GCode ke printer, dan kita bisa melakukan kontrol manual terhadap printer. Sejauh ini software ini juga cukup stabil. Saya juga sempat mencoba Repetier Server di Linux, dan hasilnya juga cukup lumayan, tapi karena saya ingin menggunakan Raspberry Pi, saya akhirnya memilih OctoPrint (Repetier Server juga bisa di Raspbery Pi, tapi karena banyak orang yang mengalami masalah, saya tidak mencoba ini).

Setelah memahami berbagai macam opsi, saya akhirnya memisahkan proses printing dari proses slicing. Input process print biasanya adalah file STL, file ini bisa dianggap seperti “gambar” yang akan dicetak, tapi bagaimana proses pencetakan ini dilakukan tergantung pada program slicer. Contohnya: untuk mencetak sebuah bentuk 2 dimensi bujur sangkar, kita bisa saja memprint dulu sisi kiri lalu bawah, lalu kanan, lalu atas, tapi bisa juga sebaliknya. Untuk benda 3 dimensi, program slicer akan “memikirkan” lebih banyak hal, misalnya ada bagian yang padat, apakah perlu diisi penuh, atau diisi pola tertentu saja, jika ada bentuk yang menggantung, apakah perlu dibuatkan support atau tidak, dsb.

Proses slicing saya lakukan di desktop memakai Slic3r, dan file GCode saya kirimkan ke OctoPrint melalui program Slic3r langsung. Saya juga sudah mensetup interface web supaya saya bisa mengakses status printer meskipun di luar rumah. Alasan saya memakai Slic3r adalah karena integrasinya dengan OctoPrint dan opsinya lebih banyak.

Screenshot_2015-12-29-10-24-29

Untuk proses designnya, saya masih memakai OpenSCAD, saya tetap belum terbiasa memakai program berbasis mouse untuk merancang sesuatu.

Hasil Print

Saya mencetak beberapa benda dari Thingiverse. Ini contoh benda kecil

boat

Risna meminta diprintkan Coin Sorter

Coin Sorter

Supaya lebih mudah menghitung koin yang sudah dikategorikan, Risna juga mendapatkan ide untuk memprint Coin counter di film Little Prince. Idenya sederhana: silinder ini ketika diisi penuh pasti isinya 10 baht.

Coin counter

Benda terbesar yang pernah saya cetak, berdasarkan file ThingiVerse ini: butuh waktu 20,6 jam untuk memprint tracknya, 2 jam untuk memprint ulirnya.

Marble game

Saya bersyukur selama sekitar 21 jam listrik di sini normal, tidak mati dan tidak drop. Lain kali saya akan membeli UPS sebelum memprint sesuatu yang sangat lama.

Setelah membaca “komplain” berbagai user di Thingiverse mengenai printer mereka ketika memprint suatu objek, saya merasa bersyukur bahwa printer saya ternyata cukup bagus dan reliable.

Ada juga pesanan Jonathan: sebuah kotak kecil dengan namanya. Ini hasil print yang agak gagal (under extrusion), tapi diteruskan saja karena tidak terlalu penting. Bagian atas agak bagus setelah saya beri minyak.

boxjona

Kamera Raspberry butuh tempat. Walaupun hasil print ini kurang bagus (under extrusion juga), tapi bisa dipakai.

20160102_075914

Dan benda agak rumit yang saya print dari rancangan sendiri adalah kalender ini:

kalender1kalender2

Penutup

Secara umum saya puas dengan printer yang saya miliki. Ternyata banyak hal tidak sesulit yang saya perkirakan. Saya merasa belajar banyak dari hobi baru ini, dan berharap ini bisa membantu saya lebih banyak membuat karya baru.

4 thoughts on “Sebulan memakai printer 3D”

    1. Hanya bisa print bagian plastik/casingnya saja, bagian mekanis dan elektronisnya perlu beli.

  1. hi hallo

    article yang bagus…..bisa share tutorial untuk web interface nya octoprint

    terimakasih
    salam

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.