Co-op Homeschool di Chiang Mai

Sejak hari Senin lalu, Jonathan dan Joshua ikutan co-op homeschool di Chiangmai. Co-op ini merupakan cooperative dari beberapa keluarga yang menghomeschool anaknya. Di tiap tempat bisa berbeda-beda, tapi ini cerita untuk kami yang di Chiangmai.

Kami mengikuti co-op berbahasa Inggris. Saya kurang tau apakah ada Co-op berbahasa Thai dan udah jelas ga ada bahasa Indonesia hehehe. Pesertanya tidak dibatasi hanya orang asing tapi wajib bisa berbahasa Inggris. Persyaratan lainnya salah satu dari orangtua wajib berpartisipasi mengajar kelas sesuai dengan perencanaan yang dilakukan sebelumnya.  Jadi co-op ini bukan jenis drop-off anak dan bayar guru.

Berbeda dengan sekolah, pertemuan setiap Senin ini hanya dilakukan 2 term dalam setahun dan masing-masing term dibagi 3 bulan. Hal ini dilakukan karena banyak juga keluarga homeschooling yang pulang ke negeri asalnya berbulan-bulan, jadi ya tidak terikat harus berada di Chiang Mai sepanjang tahun.

Manfaat dari kegiatan ini selain buat sosialisasi anak homescholer juga untuk para orangtua berkumpul berbagi keahlian mengajarkan yang tidak bisa diajarkan ortu yang lain. Kadang-kadang bisa juga untuk pelengkap kurikulum yang dipakai. Dulu saya ikutan co-op waktu Jonathan masih 3 tahun. Waktu itu niatnya untuk belajar soal homeschool. Memang banyak sekali pertanyaan mengenai memulai homeschooling yang akhirnya terjawab sejak gabung di sana, tapi waktu itu kami ga jadi meneruskan homeschool karena menemukan sekolah yang cukup ideal dengan apa yang kami cari. Jonathan juga anaknya sangat social, jadi kami berpikir memberikan kesempatan buat dia merasakan sekolah.

Tahun ini awalnya kami hampir ga kebagian slot untuk ikutan di co-op. Memang ada batasan jumlah murid perkelas dan jumlah keluarga yang bisa bergabung supaya semua bisa berjalan dengan baik. Tapi beberapa bulan sebelum term dimulai, saya diberitahu ada keluarga yang anaknya kira-kira seumuran Jonathan dan Joshua tiba-tiba harus pulang ke negeri asalnya jadi ada slot yang terbuka. Keluarga tersebut awalnya mengusulkan untuk mengajar sensory class untuk nursery-preschool jadi saya ditanyakan apakah bersedia mengajar kelas itu atau malah mau ngajar kelas Kindergarten yang juga ada slot guru kosong. Karena pengalaman dulu Jonathan ga bisa ditinggal di kelas, saya cari aman saja ngajar kelas di mana Joshua akan ditempatkan alias nursery/preschool.

Contoh kegiatan

Pertemuan co-op berlangsung dari jam 9 pagi sampai sekitar jam 1 siang. Ada 3 sesi kelas yang bisa dipilih tiap murid. Saya kebagian ngajar jam ke-2. Tapi karena namanya co-operative, maka setiap orang harus datang lebih awal untuk persiapan kelas dan juga ikut untuk clean up sebelum bubar. Pertemuan ini menyewa tempat yang ada playgroudnnya, jadi anak-anak bisa bermain di playground juga walaupun mainannya ga banyak.

Kesan setelah 2 kali ke co-op. Awalnya sangat mudah meninggalkan Joshua, karena dia senang liat mainan yang ga biasa dia mainkan di rumah, tapi minggu berikutnya dia mulai aware kalau saya akan ninggalin dia di kelas pertama dan ke-2, dia akan berupaya menarik tangan saya dan ga mengijinkan saya keluar. Tapi ya pas kelas yang saya ajar, dia juga ga selalu berpartisipasi dan malah lebih sering ke sana kemari. Karena ini memang kelas untuk umur di mana anaknya ga bisa duduk diam, saya juga sengaja merencanakan beberaa kegiatan yang flexible dan tidak mewajibkan semua anak harus duduk mendengarkan. Mereka boleh sambil lompat-lompatan asal ga berbahaya.

Buat catatan, minggu pertama saya kasih kegiatan lompat-lompat kertas mengikuti print gambar kaki dan squishy bag. Sangkin hecticnya saya ga ambil foto sama sekali. Minggu ke-2 saya beri kegiatan membaca buku were going on a bear hunt sambil menirukan gerakannya, menempelkan pompom ke trace tangan dan bermain dengan pipe cleaner: membentuk seperti balon, bunga atau kupu-kupu. Oh ya, saya juga membawa mangga, nenas dan pepaya yang sudah dipotong-potong untuk dicicipin (sensory lidah). Anak-anak paling happy disuruh makan buah walaupun ada yang cuma suka pepaya dan ada yang cuma suka nenas selain ada juga yang suka semua buah. Untuk minggu depan belum tau mau dikasih kegiatan apa, biasanya ada banyak ide di internet, saya pilih sesuai dengan apa yang ada di rumah dan ga repot menyiapkannya.

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.