Rumput Tetangga

Catatan: dulu udah pernah nulis dengan topik rumput tetangga sebelum ngontrak di rumah dengan halaman berumput. Tadi kepikiran topik ini lagi ya ditulis lagi saja hehehe.

Tulisan hari ini sebenarnya tulisan agak random. Udara di Chiang Mai sedang panas banget (rata-rata 39 – 41 derajat celcius), rumput di halaman pada kering. Anehnya rumput liar tumbuh dengan subur walau rumput bagusnya kering.

bukan rumput tetangga

Saya bukan orang yang suka berkebun. Siram tanaman atau rumput hanya dilakukan seingatnya. Berbeda dengan tetangga sebelah rumah yang setiap hari saya lihat 2 hari sekali menyiram tanamanya. Halaman rumahnya juga selalu di sapu dari daun-daun kering yang berjatuhan, dan rumput liarnya dicabut secara teratur.

Pernah suatu kali saya berkata ke Joe gini: “pantas saja rumput tetangga lebih hijau ya daripada rumput di halaman kita,” Joe heran tumben-tumbenan istrinya ngurusin rumput, dia lebih males lagi soalnya urusan berkebun hahaha.

Ada banyak alasan rumput tetangga lebih hijau, saya bisa tuliskan beberapa diantaranya:

  • mereka lebih merawat rumputnya dan menyediakan waktu, tenaga dan tentunya bayar air lebih untuk menyiramin tanamanya
  • mereka rajin membuang rumput liar yang menghambat perkembangan rumput bagus dan tanamana lain yang mereka tanam
  • mereka memang suka mengurus kebunnya
  • mereka punya waktu untuk ngurus kebun karena mereka sudah pensiun dan tidak ngurus anak kecil lagi (ah ini mah alesan saya saja)

Ngomongin halaman rumah, di Thailand sini ada banyak orang yang malas ngurusin rumput dan memilih seluruh halamannya ditutup semen supaya gak harus ngurusin rumput. Tetangga yang rajin ngurusin rumputnya ini persis di sebelah kanan rumah, nah tetangga seberangnya itu, halamannya disemen untuk tempat parkir mobil. Rumah kontrakan kami ada rumputnya tapi ya banyak rumput liarnya juga. Rumah seberang rumah kami, halamannya gak kelihatan karena temboknya tinggi, tapi di depan rumahnya dia menanam beberapa bunga mawar yang dia siram setiap hari.

Aduh ini ngomongin apaan sih, ngomongin halaman tetanggga doang jadi posting blog. Hehhehe, ini ceritanya lagi kepikiran aja, banyak orang suka menganggap si anu lebih enak hidupnya, atau si itu lebih begini dan begitu. Kebanyakan orang tidak menyadari kalau setiap orang itu punya situasi dan kondisi yang berbeda dan punya keputusan yang berbeda dalam mengurusi halaman rumahnya. Jelas aja ada halaman yang hijau dan ada yang kering, masing-masing punya prioritas mau urus rumput, halaman atau yang lain-lain.

Nah tadinya tulisan ini mau saya kasih judul: rumput tetangga kami lebih hijau. Tapi, waktu saya lihat ke sebelah, loh kok rumputnya kering ya? malah lebih hijau rumput di halaman kami (walau banyak rumput liarnya juga). Dan disitulah saya menyadari, kalau rumput tetangga gak selalu lebih hijau, karena kemungkinan tetangga lagi liburan dan gak punya orang buat dititipin untuk menyiram rumputnya, dan udara panas Chiang Mai membuat rumputnya kering.

Kami belakangan ini terbilang cukup rajin menyiram halaman, terutama pohon mangga di pojokan rumah supaya buahnya nantinya bagus hasilnya. Saya mulai rajin menyirami halaman sejak melihat bunga di pohon mangga kami lebih sedikit dibandingkan bunga pohon mangga tetangga yang rajin menyiram halamannya. Karena kami suka mangga, ya saya pikir usaha dikit lah demi bisa makan mangga tanpa beli selama beberapa waktu ke depan hehehe.

Sekarang ini, rumput di halaman masih tidak merata dan banyak rumput liarnya. Sejak pindah ke rumah ini harusnya sih rumput liarnya itu dicabuti, tapi ya belum tergerak juga untuk melakukannya. Mudah-mudahanlah nanti niatnya datang supaya rumputnya bagus dan hijau selalu.

Jadi jangan lihat rumput tetangga saja, lihat halaman sendiri dan putuskan mau punya halaman seperti apa. Kalau udah memutuskan gak punya rumput, jangan heran kalau rumput tetangga lebih hijau.

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.