Kurang dari dua jam lalu, saya mendapat kabar dari adik saya: Emak meninggal. Emak adalah panggilan kami untuk Ibu. Dulu di Depok ketika saya SD, emak pernah setengah bercanda protes kenapa nggak manggil Mama atau Ibu, tapi panggilan itu sudah melekat sejak kami masih di kampung di Sukoharjo. Baru seminggu yang lalu emak merayakan ulang tahunnya yang ke-64.
Saya baru video call dengan emak dan bapak hari Senin lalu, dan bahkan adik saya baru bertemu beberapa jam sebelumnya, jadi rasanya masih sulit percaya kalau emak sudah tiada. Emak memang sudah memiliki penyakit diabetes sejak lama. Beberapa waktu yang lalu jantungnya juga mulai bermasalah.
Sekitar 10 tahun lalu, ketika Jonathan belum 40 hari, Emak pernah masuk Rumah Sakit lebih dari seminggu dan sampai meminta saya pulang dari Thailand karena merasa ajalnya sudah dekat. Tapi setelah saya pulang, ternyata emak masih bisa sehat sampai saat ini, dan bahkan setelah itu bisa berjalan-jalan ke Thailand beberapa kali mengunjungi kami. Memang kondisi kesehatannya sering turun naik, tapi kami selalu berharap emak akan berumur panjang. Selain pergi ke spesialis, emak juga selalu diperhatikan oleh adik ipar saya yang merupakan seorang dokter.
Waktu saya tanya mengenai keinginan hidupnya, emak merasa sudah cukup, hanya ingin melihat cucu-cucunya bertumbuh. Dengan usia yang diberikan, emak sudah bersyukur dikaruniai anak-anak yang semuanya sudah berhasil sekolah tinggi, semua sudah bekerja, menikah dan emak sudah memiliki banyak cucu, laki-laki maupun perempuan.
Saya tidak bisa membayangkan nanti pulang ke Depok dan tidak bertemu emak. Sejak saya kuliah, bahkan sampai saya menikah dan pindah ke Thailand, setiap kali pulang emak akan membuatkan semua makanan kesukaan saya. Emak memang memiliki bakat memasak dan masakannya sangat enak.
Saya berterima kasih pada emak yang sudah membesarkan kami bertiga dengan kesabaran dan kasih sayang hingga bisa sukses seperti sekarang ini. Selamat jalan emak, Tuhan Yesus pasti sudah mempersiapkan tempat terbaik untuk emak.
Yohannes….
Kami turut berduka atas berita ini.
Semoga Yohannes dan keluarga yg ditinggal juga ….Amin.
Turut berduka Pak Yohanes dan keluarga, semoga dimudahkan segala urusannya. Amin.
Speechless, mas, baca tulisannya… sedih.
Saya masih ingat masa-masa pertama saya ke Jakarta trus maen ke rumah Pakdhe Budhe di Cimanggis, Budhe selalu sambut dengan sukacita.
Selamat jalan, Budhe. Tuhan Yesus mengasihimu.
Utk Pakdhe, Mas & Mbak semuanya semoga diberikan kekuatan dan kesabaran.
God bless you all abundantly.
Rest in peace buat Ibu tercinta ,Emak
Beliau sdh tenang bersama Bapa Surgawi
Tuhan memberi kekuatan dan penghiburan buat semua keluarga yg diringgal