Update Thailand: Ancaman Covid-19 Masih Membayangi

Di tengah merebaknya pandemi COVID-19 di seluruh dunia, Thailand merupakan salah satu negara yang cukup cepat mengatasi penyebaran infeksi penyakit ini. Walaupun kehidupan sudah terasa hampir normal (dengan masker tetap wajib dipakai di luar rumah), belakangan ini selalu ada saja berita yang berpotensi terjadinya penyebaran infeksi COVID-19 lagi.

Ada beberapa libur panjang dalam 2 bulan terakhir sebagai pengganti libur Songkran yang biasanya di bulan April. Tempat wisata lokal mulai padat di libur panjang dan juga di setiap akhir pekan. Ekonomi terutama di sektor pariwisata mulai bergerak, walaupun dirasakan tidak cukup banyak dan mengakibatkan banyak usaha yang tutup.

Sekolah dan kegiatan anak pulang sekolah juga sudah dibuka. Setiap sore, jalanan mulai macet sebagai tanda semua kegiatan berjalan seperti dahulu kala.

Secara bertahap, Thailand juga mulai mengijinkan orang asing yang memang mempunyai ijin tinggal dan bekerja untuk kembali ke Thailand. Tentu saja ijin masuknya dengan syarat dan ketentuan yang tidak sedikit dan terutama wajib karantina selama 14 hari di tempat yang sudah ditentukan dan dipantau oleh pemerintah.

Dengan berbagai tindakan kewaspadaan yang tinggi, sejauh ini ada beberapa insiden yang terjadi yang sempat membuat orang khawatir. Di Chiang Mai, sejauh ini tidak terdeteksi ada pasien baru selama 122 hari.

Di masa awal Thailand mengumumkan sudah tidak ada transmisi lokal, masih banyak yang tidak percaya dan menganggap angka yang rendah karena tidak dilakukan testing. Tapi, faktanya bisa terlihat, memang sejauh ini semua masih terkendali.

Tapi, itu juga tidak selalu mulus, ada beberapa kejadian yang tetap bikin perasaan harus tetap waspada.

Bulan Juli 2020

Ada 2 kasus di bulan juli yang sempat bikin resah. Tentara Mesir yang sempat ke tempat umum di Rayong dan kasus putri anggota diplomatik yang tinggal bukan di tempat yang disediakan.

Kasus tentara Mesir yang berperjalanan antara Thailand dan Cina tanpa karantina dan ketahuan positif dari hasil tes sebelum meninggalkan Thailand. Tentara ini beserta beberapa temannya sempat berjalan-jalan di tempat umum di kota Rayong.

Pada saat yang berdekatan ada juga putri seorang delegasi diplomatik yang awalnya karantina mandiri di Bangkok kemudian karena diketahui positif dilakukan karantina yang diawasi.

Dari 2 kasus ini, langsung ditelusuri kemungkinan siapa saja yang melakukan kontak dengan mereka. Sejauh ini, dari sekian banyak tes yang dilakukan, tidak ditemukan kasus tambahan. Kami yang tinggal di Thailand, kembali lega.

September 2020

Di bulan September, ditemukan beberapa kasus yang masih misterius penyebabnya. Memang Thailand tidak mungkin selamanya aman, selama masih ada yang keluar masuk, masa karantina tidak jadi jaminan.

Narapidana kasus narkoba

Tanggal 2 September, setelah Thailand melewati 100 hari tanpa transmisi lokal, ditemukan ada kasus seorang narapidana yang terkait kasus narkoba terinfeksi Covid-19.

Kasus ini masih misteri, karena dia tidak dari luar negeri. Tapi dia bekerja sebagai DJ di 2 klub malam dan juga di cafe, sehingga kemungkinan bertemu dengan banyak orang.

Dari kasus ini, sudah ratusan orang yang di tes dan sejauh ini tidak ditemukan kasus tambahan.

Pemain Sepakbola asal Uzbekistan

Kasus terbaru, tanggal 8 September ditemukan hasil positif dari tes terhadap seorang pemain bola asal Uzbekistan yang tiba di Thailand sejak 13 Agustus 2020 dan sudah melalui masa karantina. Pemain sepakbola ini tidak mempunyai gejala, tetapi mereka melakukan tes sebagai persyaratan sebelum kompetisi dimulai.

Dengan ditemukannya kasus positif ini, selama dilakukan tes terhadap semua yang pernah kontak dengan pemain bola ini, pertandingan ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan.

Traveler dari Thailand, positif di Jepang

Saat ini, ada ditemukan total 5 orang asal Thailand yang sebelum berangkat dinyatakan negatif, tetapi dinyatakan positif ketika tiba di Jepang. Traveler dari Thailand itu semuanya berasal dari Bangkok.

Pemerintah Thailand berusaha melakukan penelusuran juga terhadap orang-orang yang kemungkinan kontak dekat dan dalam kategori beresiko tinggi sebelum mereka berangkat ke Jepang.

Imigran gelap yang berusaha masuk dari perbatasan darat

Salah satu yang menjadi ancaman sumber penyebaran infeksi COVID-19 ini adalah dari usaha imigran gelap memasuki Thailand. Namanya imigran gelap, mereka masuk tanpa ijin dan tentu saja tidak melewati prosedur pemeriksaan Covid-19 ataupun karantina.

Salah satu usaha pemerintah Thailand, misalnya di provinsi Tak yang mempunyai banyak pekerja migran dan juga berada di perbatasan, dilakukan pengetesan massal. Dari sekitar 2000 lebih tes, sejauh ini belum ditemukan kasus baru.

Penutup

Setiap harinya, ada saja berita kasus baru atau imigran yang masuk tanpa ijin. Kalau di awal, saya masih merasa ikut cemas. Tapi saat ini, saya sudah menyadari kalau tidak ada yang benar-benar aman selama virus ini masih merajalela di banyak tempat di dunia ini.

Selama vaksin masih belum ditemukan, pandemi ini masih akan terus jadi ancaman untuk semua orang. Sifat virus juga tetap belum diketahui secara pasti walau sudah 6 bulan dipelajari. Efek samping dari virus ini juga bermacam-macam dan saya rasa memang lebih baik menghindari.

Walau demikian, tentu saja kita manusia tidak putus berharap semoga pandemi segera berlalu. Semoga vaksin yang efektif segera ditemukan. Semoga Thailand juga tetap aman.

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.