Mencoba Laundry Otomatis di Chiang Mai

Cerita 17 Agustus tahun ini di Chiang Mai berbeda dengan cerita tahun-tahun sebelumnya. Berhubung penyebaran Covid-19 belum terkendali lagi, kami tidak bisa berkumpul dengan teman-teman Indonesia di Chiang Mai. Jadilah hari ini menjadi hari yang hampir tak ada bedanya dengan hari-hari lain di rumah saja.

Berhubung lagi musim hujan, udara beberapa hari ini terlihat mendung. Saya memutuskan untuk mencoba memakai mesin pengering yang lokasinya tak jauh dari rumah.

Sebenarnya di tempat itu tersedia juga mesin cuci selain mesin pengering, tapi ya daripada berlama-lama menunggu, lebih baik cuci di rumah lalu dikeringkan di mesin pengering.

Oh ya, walau sudah sering melihat beberapa tempat seperti ini, tapi hari ini adalah kali pertama saya benar-benar masuk dan melihat cara kerja mesin-mesin cuci kering ini.

Self Service Laundry 24 Jam

Awalnya, saya pikir tempat ini akan ada orang yang bisa ditanya bagaimana mengerjakannya. Tapi ternyata tempat ini tidak ada orang yang menunggu sama sekali.

Sesuai dengan namanya, semua dikerjakan sendiri dan petunjuknya ada lengkap tersedia ditempelkan ke sana. Kita hanya perlu membacanya sebelum melakukannya.

Di bagian depan, ada mesin untuk membeli air minum. Kita harus bawa botol sendiri untuk mengisinya. Jadi misalnya kita mau ke sana dan kehabisan minuman, bisa deh beli air minum mulai dari 1 baht.

Ada mesin beli air minum, buat yang haus pas nungguin cucian

Lepaskan sendal dan sepatu

Untuk menjaga kebersihan tempat ini, orang yang datang diminta untuk melepaskan sendal atau sepatu sebelum masuk ke area penggunaan mesin.

Petunjuk yang ini tadi sempat terlewat oleh saya karena langsung fokus terpesona melihat banyaknya mesin cuci dan pengering yang ada di situ (ih norak ya saya).

Lepas sendal dan sepatu

Dryer, Washer, Mesin Tukar Koin, Beli Sabun dan Pewangi semua ada

Dalam ruangan terbuka tersebut ada 4 dryer ukuran 14 kilogram, 1 mesin cuci besar 25 kilogram, 2 mesin cuci 14 kilogram dan 3 mesin cuci 9 kilogram.

Walau tidak ada yang menjaga, ruangan ini ada beberapa kamera CCTV. Untuk yang menunggu tersedia meja, kursi dan ada kipas angin kalau kepanasan.

Semua petunjuk jelas ada di beberapa tempat termasuk mengoperasikan mesin

Oh ya, ada wifi juga yang bisa digunakan, jadi kalau mau nunggu sambil mainan internet, ga usah kuatir kehabisan paket data.

Mesin cuci, pengering semua menggunakan mesin 10 baht, tapi untuk sabun cuci dan pewangi menggunakan koin 5 baht. Untuk yang tidak punya uang koin, ada mesin tukar koin yang tersedia juga di sana.

Semua petunjuk juga jelas bagaimana tahapan yang harus dilakukan untuk mencuci, atau menggunakan mesin pengering. Berapa harga untuk tiap kategori mesin dan berapa menit yang dibutuhkan.

Tiap mesin cuci punya 3 pilihan, menggunakan air dingin, hangat atau panas. Setiap pilihan berbeda 10 baht.

Ternyata, bukan hanya saya yang baru kali ini datang ke tempat itu. Tadi ada seorang ibu-ibu yang juga datang untuk mencuci selimut tebal 2 lembar.

Ibu ini bingung mulai dari menukar uang sampai menutup pintu mesin cuci. Jadinya saya ikut membantu sambil terkagum-kagum dengan kelengkapan tempat itu.

Ibu-ibu yang baru pertama kali datang ke tempat ini

Tempat ini benar-benar memikirkan semuanya, walaupun tidak ada yang menjaga, semua petunjuk tertulis dengan jelas menggunakan gambar, bahasa Thai dan bahasa Inggris.

Semua yang dibutuhkan, termasuk keranjang untuk memindahkan cucian dari washer ke dryer juga ada. Beberapa yang datang saya lihat membawa cucian kotornya dalam kantong plastik, jadi memang keranjang dibutuhkan.

Yang perlu di bawa ke sana selain pakaian kotor untuk dicuci, ya duit untuk membayar. Minimal, kalau nggak bawa koin pun, harus bawa uang cash ke sana.

Mungkin beberapa waktu ke depan, bisa jadi mesinnya bisa bayar menggunakan scan qrcode dan duitnya langsung ditransfer dari rekening, jadi nggak pakai koin lagi. Beberapa teman saya yang saya kenal sudah tidak membawa uang cash lagi kemana-mana di Chiang mai. Jadi mereka cuma bawa ponsel, dan kalau mau membayar ya tinggal transfer dengan scan qrcode itu.

Coffee Shop di seberangnya

Setelah memasukkan kain ke mesin pengering, saya punya waktu 24 menit untuk menunggu mesin selesai. Waktu melihat ke seberang, ternyata ada warung kopi yang memiliki beberapa mainan anak-anak diseberangnya.

Wah, tempat ini sungguh ideal sekali ya untuk ibu-ibu yang misalnya tidak bisa meninggalkan anaknya di rumah untuk mencuci. Dia bisa menunggu cucian selesai sambil membawa anaknya ke warung kopi di seberang jalan.

Oh ya, karena lokasinya bukan di jalan besar, walau warung kopinya berasda di seberang jalan, kita bisa dengan mudah ke tempat itu. Walaupun tentu saja kita harus membawa anak-anak menyeberang. Jalanan sepi dan kecil biasanya lebih berbahaya untuk anak-anak, karena orang yang lewat bisa saja karena sepi jadi ngebut.

coffee shop di seberang tempat cuci

Tempat ini sangat pandai memilih lokasi. Kalau saya perhatikan, di dekat tempat itu ada beberapa apartemen kecil yang mungkin kalau lagi banyak turis akan menjadi tempat seperti AirBnB. Lokasinya juga dekat ke airport. Tidak jauh dari tempat itu ada tempat untuk mencuci mobil.

Jadi sebenarnya, seandainya saya perlu mencuci mobil, mencuci pakaian dan sekaligus ngopi, saya bisa ke tempat itu saja. Dalam waktu yang sama sambil menunggu mencuci mobil, saya bisa mengurus cucian pakaian sampai kering. Sambil menunggu bisa duduk menikmati kopi.

Saya tahu cerita ini bukan cerita 17an perayaan kemerdekaan, tapi ya melihat tempat seperti ini saya jadi mulai berimajinasi. Sepertinya kalau mau berinvestasi, membuat sebuah tempat yang menyediakan layanan self service laundry dan tempat cuci mobil sekaligus coffee shop akan menjadi investasi yang cukup menjanjikan, dengan catatan kalau modalnya ada, hehehe.

Di Chiang Mai, belum ada layanan mesin cuci mobil otomatis. Mungkin di masa depan, bisa jadi sambil menunggu cuci pakaian, kita mencuci mobil di tempat cuci otomatis dan memvakum mobil sendiri. Setelah selesai mencuci mobil, karena berikutnya harus menunggu mengeringkan cucian, kita bisa menikmati kopi di warung kopi.

Ah ceritanya makin ga fokus. Sebaiknya saya sudahi ceritanya sampai di sini.

Begitulah cerita 17 Agustus yang tanpa perayaan. Yang penting kita sudah merdeka dan mari mengisi kemerdekaan dengan berkarya!

Penulis: Risna

https://googleaja.com

2 thoughts on “Mencoba Laundry Otomatis di Chiang Mai”

Tinggalkan Balasan ke Footnote MakerBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.