15 Tahun di Chiang Mai

night safari Chiang Mai

Seharusnya tulisan ini dituliskan di awal bulan Mei. Kami tiba di Chiang Mai di awal bulan Mei 2007. Beberapa waktu lalu, saya ingat ingin menuliskannya, tapi tau-tau sudah tanggal 11 Mei saja. Tapi, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Jadi, setelah 15 tahun, apa lagi yang mau diceritakan tentang Chiang Mai?

night safari Chiang Mai

Waktu 15 tahun itu cukup lama. Bisa dibilang, Chiang Mai menjadi kota yang paling lama menjadi tempat tinggal kami dibandingkan kota-kota lainnya tempat kami dibesarkan ataupun berkuliah. Kami datang berdua ke kota ini, sekarang sudah jadi 4. Anak-anak yang lahir di Chiang Mai juga sudah besar dan bisa sering diajak jalan-jalan.

Masih betah dan makin betah di Chiang Mai

Banyak perubahan di kota Chiang Mai. Waktu kami datang cuma ada 2 mall, lalu bertambah menjadi 5 mall, lalu kemarin ada berita kalau salah satu mall yang dulu sering kami datangi untuk menonton bioskop harus tutup karena merugi. Entahlah apakah mall tersebut akan dibuka lagi dengan berganti nama atau bagaimana.

Salah satu perubahan yang juga berasa adalah Night Safari, Chiang Mai. Tempat wisata yang beberapa tahun pertama tidak pernah kami datangi karena tiket masuk yang mahal untuk orang asing. Waktu itu padahal harganya “cuma” 400 baht per orang untuk orang asing.

Beberapa tahun lalu, setelah punya anak pertama, saya baru tahu dari teman-teman grup homeschooling kalau masuk ke sana bisa daftar menjadi member dengan biaya 500 baht untuk 6 bulan, padahal saat itu harga tiket untuk orang asing sudah naik menjadi 800 baht per orang. Ya sudahlah, ga usah pakai banyak mikir, apalagi waktu itu masih ada playground untuk anak-anak juga. Kami langsung daftar jadi anggota.

Entah berapa tahun kami menjadi anggota (waktu itu anak-anak malah masih gratis masuknya). Sampai kemudian sistem keanggotaan dihentikan karena mereka sering renovasi dan bahkan sebelum pandemi.

Walaupun sudah tidak ada sistem member lagi, satu-satunya tempat yang paling sering kami kunjungi di masa pandemi ini adalah Night Safari. Jadi, di Night Safari ini ada berbagai kegiatan. Ada area jalan, area naik tram dan juga berbagai pertunjukan. Harga orang asing yang 800 baht itu untuk semua kegiatan.

night safari Chiang Mai
bukan koleksi, tapi karena sering jadi banyak punya tiket masuk Night Safari

Kami sengaja membeli tiket masuk untuk jalan keliling saja. Setelah bertahun-tahun tinggal di Chiang Mai, saya sudah bisa berbahasa Thailand, dan cukup untuk mendapatkan tiket masuk harga orang Thailand, hehehe. Setiap kami datang ke sana, kami hanya perlu membayar dewasa 50 baht, dan anak-anak 25 baht, total 150 baht atau 63.000 rupiah. Saya jadi iseng mencari tahu harga masuk taman safari bogor, ternyata harga perorangnya di atas 200 ribu rupiah (dan itu harga diskon loh!).

Hari ini, ketika saya membeli tiket masuk, mbak petugas yang sudah hapal karena kami sering datang memberi tahu kalau mulai kemarin ada promosi untuk menjadi anggota. Setahun dikenakan biaya 800 baht, ini bebas untuk mengikuti semua kegiatan yang ada setiap datang dan bisa datang setiap hari kalau mau! Sayangnya hari ini kami tidak membawa paspor anak-anak, jadi kemungkinan dalam waktu dekat kami akan ke sana lagi untuk bikin kartu anggota setahun, hehehe.

Masih banyak sih hal lain yang bikin betah dan makin betah di Chiang Mai, tapi tetap saja kalau memungkinkan, kami berharap bisa mudik ke Indonesia tahun ini setelah gak bisa mudik gara-gara pandemi.

Sampai kapan di Chiang Mai?

Ini pertanyaan yang kami tanyakan ke diri sendiri juga. Karena, pertanyaan berikutnya adalah: kalau pulang ke Indonesia, ke kota mana yang kira-kira lebih menyenangkan daripada Chiang Mai?

Kata pepatah sih “hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, lebih baik di negeri sendiri”. Mudah-mudahan saja kalau suatu hari nanti tidak tinggal di Chiang Mai, bisa menemukan tempat di negeri sendiri yang lebih baik walaupun kata pepatah ada hujan batu, hehehe.

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Satu tanggapan pada “15 Tahun di Chiang Mai”

  1. Wah, pengalaman yang sangat menarik. Saya tuh pernah bercita-cita merantau di luar negeri, ingin merasakan juga hidup di negara orang. Sayang, tidak tercapai.
    Sehat-sehat ya sekeluarga.

Tinggalkan Balasan ke DawiahBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.