Catatan Perjalanan Chiang Mai – Bangkok – Jakarta

Hari Jumat 15 Juli 2022, kami berangkat dari Chiang Mai ke Bangkok untuk kemudian menuju Jakarta dengan penerbangan tengah malam hari Sabtu, 16 Juli 2022.

Setelah sekian tahun tidak terbang, airport di Chiang Mai ternyata banyak perubahan sistem. Supaya tidak lupa, saya akan menuliskan hal-hal yang berubah di airport dan cerita perjalanan kali ini. Cerita sekilas tentang persiapan mudik pasca pandemi ini juga sudah dituliskan di posting sebelumnya.

Di Airport Chiang Mai

Perjalanan kami menggunakan Thai Lion Air. Jadwal terbang dari Chiang Mai jam 1.15 siang, dan kami akan melanjutkan perjalanan ke Jakarta dengan pesawat dini hari, tanggal 16 Juni 2022 pukul 00.15. Kami berangkat dari rumah pukul 10.45, sebenarnya kami sangat dekat ke airport, tapi ya karena ini adalah masa liburan panjang, dikabarkan airport akan ramai, jadi lebih baik untuk datang lebih awal ke airport.

Kami tiba sekitar 5 menit sejak berangkat. Perubahan pertama yang terasa adalah, kalau biasanya ketika masuk ke airport, semua tas akan di screening,dan tiap orang akan diperiksa, kali ini tidak ada pemeriksaan tas. Kami bisa masuk tanpa pemeriksaan. Lalu berikutnya kami mencari di manakah counter untuk check in.

Awalnya kami agak bingung apakah kami perlu check-in di domestik atau internasional, tapi setelah melewati internasional dan tidak ada tanda-tanda check-in lion air, kami pun ke domestik. Eh kelewatan juga, akhirnya nanya ke information deh.

Setelah tahu di mana kami harus check-in kami segera mengantri. Walaupun tidak panjang antriannya, ternyata prosesnya agak lama. Mungkin mereka sangat teliti memeriksa semuanya  sehingga proses check-in untuk 4 orang terasa agak lama (mungkin juga saya yang ga sabaran makanya terasa lama).

Proses check-in itu termasuk menimbang berapa berat bagasi yang dibawa dan diberi label, setelah itu barulah kami sendiri yang harus membawanya ke bagian drop bagasi sekaligus discreening. Screening bagasinya persis di sebelah counternya sih, jadi nggak perlu jauh-jauh buat masukin bagasi. 

Setelah masukin bagasi, kami langsung ke lantai 2, menuju gate keberangkatan. Sebelum masuk gate, diperiksa sekali lagi, kali ini untuk yang membawa power bank akan diperiksa kapasitasnya, atau laptop dan tablet, semua harus dikeluarkan. Kalau bawa air juga botolnya harus dikosongkan, tapi sebenarnya di bagian dalam akan ada tempat untuk mengisi botol lagi, dan gratis. Bahkan ada air panasnya juga kalau mau bikin susu bayi atau pop mi!

Airport di Chiang Mai ini cukup kecil, jalan dari domestik ke Internasional ataupun kalau nyasar dengan gatenya tidak butuh waktu lama, atau mungkin karena kami sudah berkali-kali ke sana, jadi walaupun sudah tidak masuk cukup lama, kami bisa dengan cepat tahu arah mana yang harus dituju.

Di ruang tunggu tidak banyak pilihan tempat makan, akhirnya ya makan seadanya saja sambil menunggu boarding.

Penerbangan Chiang Mai ke Don Mueang Bangkok

Kami masuk ke pesawat lebih awal dari jadwal, bahkan pesawat berangkat sebelum pukul 13.15, lebih cepat dari jadwal. Semuanya berjalan lancar, pesawatnya tidak terlalu penuh, mungkin karena ini belum akhir dari liburan.

Di pesawat, Joshua yang mendapat tempat duduk dekat jendela, sibuk mengomentari hal-hal yang dia lihat. Tadinya kami pikir dia akan tidur di jalan, tapi ternyata dia nggak tidur sama sekali. Ya ada bagusnya juga sih, terakhir kali naik pesawat sepertinya dia belum ingat apa-apa yang dialami di perjalanan.

Tiba di Bangkok, kami harus mengeluarkan semua bagasi dan menunggu pesawat selanjutnya tengah malam nanti. Daripada menunggu di bandara, kami akhirnya memilih check-in ke hotel Amari  yang bisa diakses melalui jembatan dari bandara Don Mueang Bangkok. 

Transit di Amari Hotel Don Mueang Bangkok

Sebenarnya kami bisa saja menunggu di airport sampai tengah malam, tapi rasanya pasti akan lelah sekali dan tidak nyaman. Ketika kami melihat ada hotel bandara yang benar-benar tidak usah keluar dari bandara dan bisa bawa bagasi dengan cukup mudah karena masih boleh membawa trolley, kami pun memutuskan beristirahat di sana. Walaupun harganya lebih mahal dibandingkan booking jauh-jauh hari, tapi ya kami bersyukur masih mendapat kamar di sana. Anggap saja harga hotel tersebut bagian dari harga tiket pulang.

Joshua sempat tidur di hotel setelah makan malam. Akan tetapi, ketika kami bangunkan jam 10 untuk siap-siap boarding penerbangan selanjutnya, Joshua sepertinya agak menggigil, atau mungkin. ya masih pingin tidur. untungnya rewelnya tidak terlalu lama dan dia bisa kembali ceria.

Proses check-in di Don Mueng hampir sama dengan di Chiang Mai, kami harus memasukkan bagasi sendiri ke tempat drop bagasi. Setelah itu kami berjalan ke ruang tunggu. Ternyata kami masih agak terlalu awal, karena anak-anak tidak bisa tidur lagi, dan toh masih ada waktu 1 jam lebih sampai kami bisa masuk ke pesawat. Tapi ya kan lebih baik awal daripada terlambat toh.

Perjalanan Don Mueang – Cengkareng Jakarta

Menjelang waktu penerbangan, akhirnya kami diminta masuk ke pesawat. Rasanya sih tidak ada keterlambatan dalam proses keberangkatan. Kami pikir anak-anak dan kami bisa tidur selama perjalanan ke Jakarta, ternyata karena sudah sempat tertidur, agak sulit buat Joshua untuk tidur lagi.

Setelah hampir sejam di udara, Joshua akhirnya tertidur. Saya tidak bisa tidur sama sekali karena cuaca di luar sangat buruk. Hujan deras turun di luar. Sebenarnya sih tidak ada goncangan yang berarti di dalam pesawat, tapi entahlah kenapa saya merasa agak tegang dan tidak bisa tidur walaupun berusaha memejamkan mata.

Pesawat mendarat dengan mulus di Cengkareng, walaupun kami masih disambut hujan sampai Jakarta. Akan tetapi, ternyata butuh waktu hampir 1 jam sampai akhirnya pintu dibuka. Sepertinya ada masalah dengan gate yang awalnya dipilihkan. Anak-anak yang sudah terbangun sebelum pesawat mendarat tidak bisa tidur lagi dan Joshua jadi agak rewel.

Jakarta, Sampai Juga…

Singkat cerita, setelah agak drama karena rewel, semua penumpang turun dari pesawat di Cengkareng. Kami harus melewati imigrasi terlebih dahulu. Eh sebelum atau setelah imigrasi kami harus menunjukkan sertifikat vaksin atau aplikasi peduli lindungi. Kami yang sudah sengaja menginstal aplikasi peduli lindungi tinggal scan qr code dan bisa lewat tanpa berlama-lama.

Kami pikir tidak pakai lama kami akan bisa tiba di Depok, tapi ternyata bagasinya agak lama tibanya. Biasanya, bagasi kami tidak akan berjarak terlalu jauh datangnya, tapi kali ini 3 potong bagasi kami datangnya masing-masing berjarak hampir 15 – 20 menit. Rasanya hampir 1 jam kami menunggu bagasi.

Untungnya adik Joe sudah datang untuk menjemput kami, sehingga kami bisa langsung berangkat ke Depok dan tidak perlu bingung mencari taksi lagi. Anak-anak akhirnya bisa tidur lagi di perjalanan dari Cengkareng ke Depok. Hujan turun dengan derasnya ketika kami tiba dan bahkan sampai di Depok.

Walaupun cuaca hujan dan mendung menyambut kami, tapi kami bersyukur bisa tiba di Jakarta dengan selamat. Setelah bertahun-tahun tidak pulang, akhirnya bisa mudik dan bertemu dengan keluarga yang terakhir kali kami temui di tahun 2018/awal 2019.

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.