Akhir tahun 2024 dan menyambut tahun 2025 agak sedikit berbeda dari biasanya. Kalau biasanya kami di rumah saja, akhir tahun kemarin kami menyempatkan diri untuk berjalan-jalan ke negeri tetangga, Malaysia.
Tulisan ini sekedar catatan singkat dari cerita liburan tahun baru kemarin. Kalau rajin, mudah-mudahan tulisan versi panjangnya dituliskan kemudian.
Contents
Antara Medan dan Chiang Mai bertemu di Kuala Lumpur
Awalnya kami berencana untuk pulang ke Medan untuk mengunjungi keluarga saya, tetapi karena di Medan sedang banyak jalan putus akibat banjir dan tidak bisa kemana-mana, akhirnya kami memutuskan ke Kuala Lumpur, Malaysia saja.
Tentunya supaya tetap bisa bertemu dengan mama saya, kami bertanya dulu apakah mama saya tidak ada kesibukan di akhir tahun dan bisa liburan bersama ke Kuala Lumpur? Ternyata mama saya bisa dan bersedia untuk bertemu di Kuala Lumpur.
Pilihan ke Kuala Lumpur tentunya karena baik dari Medan maupun dari Chiang Mai, kota tersebut bisa dikunjungi dengan sekali penerbangan saja. Selain itu alasannya ya karena bahasanya juga masih mirip dengan bahasa Indonesia, tidak ada masalah kesulitan bahasa dan mama saya bisa terbang sendiri ke sana.
Pada hari yang sama, Jumat 27 Desember 2024, mama saya terbang dari Medan dan kami terbang dari Chiang Mai menuju Kuala Lumpur. Kami cukup beruntung karena masih mendapat penerbangan yang jam tibanya hampir sama di Kuala Lumpur.
Walau pesawat kami dari Chiang Mai sempat agak sedikit terlambat berangkatnya, akan tetapi kami bisa tiba hampir bersamaan dengan mama saya. Kami tiba sedikit lebih di belakang, dan sempat juga agak salah tempat menunggu. Kami menunggu sebelum proses imigrasi, mama saya malah menunggu setelah proses imigrasi selesai. Untungnya mama saya bisa dihubungi melalui WA dan kami akhirnya bisa bertemu setelah proses imigrasi selesai.
Salah satu catatan yang perlu diingat kalau janjian di negeri orang: aktifkan roaming international setidaknya sehari. Memang ada saja kemungkinan wifi tersedia di berbagai tempat, tetapi kalau belum tau pasti, lebih baik mengaktifkan roaming dan anggap saja bagian dari harga tiket pesawat.
Setelah bertemu, kami memutuskan untuk segera mencari taksi dan menuju ke penginapan yang sudah dipesan sebelumnya.
Eksplorasi KLCC
Kami menginap di Soho Suites KLCC. Kebanyakan penginapan yang bisa dipilih di area KLCC bukan hotel tetapi lebih seperti service apartment atau unit yang dikelola sendiri. Saya sengaja memilih area ini, karena menurut google map tempatnya cukup dekat dengan berbagai tujuan yang ingin kami datangi.
Hari pertama, kami tidak langsung eksplorasi keluar, kami beristirahat dulu di penginapan karena toh kami berencana cukup lama di KLCC, setidaknya sampai tahun baru.
Pilihan menginap di Soho Suites ini ternyata jauh lebih baik dari dugaan saya. Saya pikir saya bisa berjalan cukup dekat ke berbagai tujuan kami, ternyata bukan hanya dekat, tetapi tempatnya juga sangat dekat ke jalan khusus pejalan kaki alias pedestrian walkway yang melindungi dari hujan maupun panas matahari.
Melalui pedestrian walkway ini, kami bisa jalan ke mall Suria KLCC, Aquaria, termasuk ke Pavilion yang dekat ke Bukit Bintang. Namanya jalan-jalan, ya kami sangat banyak berjalan selama di Kuala Lumpur.
Petrosains, The Discovery Centre
Tujuan utama kami ke menginap di area KLCC adalah supaya dekat kalau mau ke Petrosains, The Discovery Centre yang lokasinya di lantai 4 Suria KLCC mall. Tentunya sebelum kami mengunjungi Petrosains, kami foto dulu di depan twin tower Petronas.
Cerita kunjungan ke Petrosains ini akan saya tuliskan terpisah. Satu hal yang perlu diingat, kalau mau mengunjungi tempat ini lebih baik pesan tiket online dulu, atau datang lebih pagi dan langsung membeli tiket. Karena ketika kami ingin membeli tiket, bahkan sebelum jam 11 pagi, tiket yang dijual hanya untuk mulai jam 2 siang.
Sepertinya karena kami datang di hari Sabtu (dan sudah libur akhir tahun), ada banyak sekali memang pengunjung di dalamnya. Petrosains berusaha membatasi jumlah pengunjung supaya setiap anak bisa mengeksplorasi berbagai hal di dalamnya. Akan tetapi karena yang ditentukan hanya jam masuk dan tidak ada keharusan keluar setelah sekian jam, di dalamnya tetap saja ada banyak orang.
Anak-anak cukup antusias melihat berbagai hal di dalam Petrosains, tetapi memang karena terlalu ramai, tidak semua hal bisa dilihat berlama-lama.
Aquaria KLCC
Salah satu tujuan yang juga untuk anak-anak adalah Aquaria KLCC alias aquarium yang cukup besar dan letaknya bisa diakses melalui pedestrian walkway juga. Belajar dari pengalaman sebelumnya di Petrosains, kami membeli tiket Aquaria secara online, supaya tidak perlu mengantri terlalu lama untuk membeli atau kemungkinan harus menunggu sebelum bisa masuk.
Kalau dibandingkan dengan aquarium di Chiang Mai Zoo, mungkin tempat ini terasa lebih banyak isinya karena kami baru pertama kali ke sana. Tetapi yang langsung terasa berbeda itu kacanya sepertinya lebih bersih daripada kaca aquarium di Chiang Mai. Mungkin juga ini hanya perasaan saya saja.
Museum of Illusions Kuala Lumpur
Tempat ini agak susah dicari, awalnya kami jalan melewati pedestrian walkway, lalu kami agak bingung dengan ramainya orang di area bukit bintang. Ternyata tempatnya memang bukan di mall seperti tempat sebelumnya, tetapi di lantai 2 dari sebuah hotel kecil.
Museum ini agak diluar ekspektasi dan terasa agak biasa saja. Mungkin karena kami sudah beberapa kali mengunjungi Art in Paradise di Chiang Mai yang juga sejenis museum ilusi. Tetapi walau begitu, anak-anak cukup lama juga bermain-main di sana.
Pavilion dan Bukit Bintang
Dari jendela penginapan kami bisa melihat gedung Pavilion ini. Awalnya kami tidak tahu juga kalau pedestrian walkway bisa berjalan langsung sampai ke dalam mall tanpa harus menyeberang jalan. Tetapi setelah mengetahuinya, kami bisa 2 kali sehari ke tempat ini, hahaha.
Seperti saat ke museum ilusi, area bukit bintang selalu dipenuhi orang. Tempat makannya jauh lebih banyak pilihan dibandingkan di Suria KLCC mall.
Selama di Kuala Lumpur, sepertinya kami lebih banyak berjalan ke arah Pavilion dibandingkan berjalan ke arah Suria KLCC. Oh ya, Soho Suites KLCC yang merupakan tempat kami menginap letaknya ditengah-tengah, antara Suria KLCC dan Pavilion. Makanya kami bisa mundar mandir dengan mudah setelah mengetahui akses melalui pedestrian walkway.
Gereja Kristen Berbahasa Indonesia di Kuala Lumpur
Di Kuala Lumpur kami juga berkesempatan mengunjungi gereja yang berbahasa Indonesia. Kebetulan memang ada teman kami yang sudah tinggal cukup lama di Kuala Lumpur dan memberitahu kami informasi tentang gereja ini.
Lokasi gerejanya tidak terlalu jauh dari penginapan, tetapi ketika berangkat ke gereja, kami menggunakan Grab supaya tidak terlalu keringatan. Pulangnya kami berjalan kaki ke penginapan. Jaraknya masih kurang dari 2 KM, akan tetapi jalannya banyak menyeberang dan agak naik turun sedikit.
Mama saya cukup senang bisa tetap ibadah di hari Minggu dan dia bisa mengerti bahasanya walaupun sedang liburan. Biasanya kalau di Chiang Mai, ibadahnya pakai bahasa Inggris, dan mama saya tidak bisa mengerti, hehehe.
Berjaya Times Square Theme Park
Tadinya kami berencana ke tempat ini untuk naik taksi saja karena tempat ini agak jauh dari tujuan-tujuan sebelumnya. Akan tetapi karena sudah terbiasa berjalan di hari-hari sebelumnya, dan melewati gabungan antara pedestrian walkway dan jalan biasa, anak-anak tidak mengeluh ketika kami berjalan cukup jauh.
Bisa dibilang tempat ini merupakan tempat terjauh yang kami tempuh dari Soho Suites, eh sebenarnya hanya berbeda sedikit dengan jarak dari gereja ke penginapan, masih tetap di bawah 2 KM, kira-kira 1.8 KM.
Theme park ini cukup unik. Kalau biasanya theme park itu outdoor, tempat ini berada di indoor. Katanya merupakan indoor theme park terbesar pertama di Malaysia. Lokasinya ada di lantai 5 sampai 8 dari Berjaya Times Square yang merupakan gabungan dari tempat belanja, perkantoran, toko dan juga luxury service suites.
Keunikan lain dari theme park ini karena tersedia berbagai wahana untuk segala umur. Yang paling ramai antriannya sudah tentu roller coaster dan bumper car.
KL Hop-On Hop-Off dan Menara Kuala Lumpur
Satu hal yang menarik untuk dilakukan di Kuala Lumpur adalah naik bus 2 tingkat dan berkeliling kota. Sayangnya, ketika kami naik bus ini, hujan turun sehingga kami tidak bisa duduk di bagian atas. Selain itu, ada masalah juga dengan bus yang kami pakai ketika akan melanjutkan perjalanan dari Menara Kuala Lumpur.

Pada dasarnya konsep Hop-On Hop-Off ini menarik, karena kami bisa mempergunakan tiketnya selama 24 jam. Ada rute City-tour dan juga Garden-tour.
Sayangnya kami hanya sempat berkeliling city-tour saja yang ternyata kebanyakan tempatnya sudah kami kunjungi kecuali Menara Kuala Lumpur.
Jalanannya menggunakan bus banyak macetnya, sepertinya lebih cepat kami berjalan kaki deh kalau mau keliling kota.
Planetarium Negara
Kalau dipikir-pikir, tempat yang kami kunjungi sebenarnya ada kemiripan dengan tempat yang biasa kami kunjungi di Chiang Mai. Tetapi ya namanya juga jalan-jalan, kita perlu melihat apa perbedaannya. Kami menyempatkan mengunjungi Planetarium Negara. Berangkatnya naik Grab karena lokasinya sekitar 4 km dari penginapan.
Planetarium Negara ini lokasinya berada di dalam Perdana Botanical Garden dan ternyata juga ada akses langsung ke Muzium Negara yang merupakan Museum Nasional Malaysia. Tetapi karena Joe sudah ada rencana lain sore harinya, kami tidak jadi sempat untuk mengunjungi bagian dalam museumnya.
Mencoba MRT
Dari awal sampai di Kuala Lumpur, kami sudah ingin mencoba naik MRT. Sayangnya berbagai tujuan kami sebelumnya agak tanggung kalau ditempuh dengan naik MRT dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Tanpa diduga, ternyata tepat di sebelah Muzium Negara, ada stasiun MRT yang menuju ke Bukit Bintang. Jadi juga kami berkesempatan mencoba MRT di Kuala Lumpur.
Kesan yang saya ingat tentang cara membeli tiketnya. Kami bisa membeli tiket yang disebut token dan berbentuk koin. Koin tersebut hanya ditempelkan ketika di stasiun keberangkatan dan dimasukkan seperti celengan ketika mau keluar di stasiun tujuan. Lucu juga karena jadinya koinnya bisa digunakan lagi dan tidak perlu membeli kartu kosong seperti di Singapura.
Kembali ke Chiang Mai yang dingin
Setelah banyak berjalan-jalan di Kuala Lumpur sejak tanggal 27 Desember 2024, kami kembali ke Chiang Mai tanggal 2 Januari 2025. Malam sebelum kami berangkat, anak sulung agak demam, untungnya tidak sampai parah dan bisa sampai di Chiang Mai dengan selamat.
Mama saya belum pulang ke Medan dan ikut ke Chiang Mai. Supaya bisa dapat kesempatan bermain dengan cucu lebih lama.
Sesampainya di Chiang Mai, Jonathan agak mendingan, dan kami semua malah sakit demam dan batuk. Hampir seminggu rasanya sampai semua agak mendingan. Cuaca dingin di Chiang Mai dan polusi yang mulai ada sepertinya membuat kondisi kami semua menurun setelah berjalan-jalan banyak di Kuala Lumpur.
Saat tulisan ini saya tuliskan, kami semua sudah sehat dan sudah banyak cerita lain yang menunggu untuk dituliskan.
Cerita liburan akhir tahun dan menyambut tahun baru 2025 saya cukupkan dulu. Mudah-mudahan saya ingat untuk melengkapi foto-fotonya.