Persiapan Liburan Anti Gagal

Liburan tahun baru 2025 hampir saja kacau dan gagal. Kalau sebelumnya kami mengalami drama tiket pesawat ketika mau liburan ke Legoland, kali ini liburan hampir gagal karena host penginapan yang kami pesan melalui Agoda tidak membalas pesan saat saya hubungi H-1 keberangkatan melalui aplikasi. Untungnya Agoda sangat responsif dan memberi solusi yang membuat kami akhirnya jadi juga liburan tanpa drama.

Cerita liburan tahun baru 2025 ke Kuala Lumpur sudah saya tuliskan, sebelum menceritakan lebih lanjut tentang tempat yang kami kunjungi, saya ingin mencatat juga hal-hal yang menjadi pelajaran untuk persiapan kalau mau liburan terutama kalau liburannya agak jauh dan membutuhkan tiket transportasi dan penginapan.

Disclaimer: Tulisan ini bukan mempromosikan maskapai ataupun aplikasi tertentu, tetapi sekedar apresiasi kepada pihak yang membuat liburan berjalan lancar.

Membeli tiket dan memesan penginapan

Untuk perjalanan yang ditempuh dengan transportasi seperti pesawat, kereta api, ataupun transportasi umum lainnya, kami selalu membeli dari situs atau aplikasi resmi perusahaan tersebut. Sedangkan untuk penginapan, sejauh ini saya menggunakan aplikasi Agoda. Dulu sempat juga menggunakan aplikasi AirBnB, tetapi belakangan lebih sering pakai Agoda karena di Agoda juga sudah ada Agoda Homes.

Biasanya kami membeli tiket pesawat terlebih dahulu untuk memastikan kami memang akan berangkat dan pulang pada tanggal tersebut. Walaupun ada banyak pilihan maskapai, tetap saja ada kemungkinan tanggal yang diinginkan sudah penuh. Setelah semua pembelian tiket pesawat dikonfirmasi, baru kami memesan penginapan.

Check-in Online agak awal

Pengalaman drama tiket pesawat dengan salah satu maskapai mengajarkan kami untuk selalu check-in agak awal. Karena pernah mengalami nomor booking tiba-tiba hilang walaupun sudah dibayar dan mendapat konfirmasi, kami merasa lebih tenang kalau sudah check-in. Cara ini tentunya memastikan kalau nomor booking kami nggak tiba-tiba hilang lagi.

Sampai sekarang kami tidak tahu kenapa booking bisa hilang padahal sudah mendapat konfirmasi. Semoga saja pengalaman seperti itu cukup sekali. Padahal kami membelinya dari aplikasi resmi maskapai tersebut. Anehnya kami tidak pernah mendapatkan kiriman pesan baik di inbox aplikasi maupun melalui e-mail tentang batalnya booking kami tersebut.

Untungnya pada waktu itu kami masih mendapatkan tiket pengganti dari maskapai lain yang dibeli H-1 keberangkatan. Setelah mengurus agak lama (lebih dari sebulan) dana kami juga dikembalikan oleh maskapai yang tidak perlu disebutkan di sini karena tidak akan pernah kami pakai lagi.

Biasanya check-in online bisa dilakukan setidaknya 24 jam sebelum keberangkatan, akan tetapi untuk AirAsia (yang ini setidaknya tidak pernah mengecewakan kami) biasanya bisa beberapa hari sebelumnya juga. Biasanya sih kami melakukannya sekitar H-1 tetapi di pagi hari.

Kenapa perlu check-in online? Ya supaya tidak perlu mengantri lagi untuk check-in. Untuk beberapa bandara seperti di Malaysia, saat ini juga ternyata kita bisa mencetak boarding pas dan tag bagasi sendiri ketika di bandara melalui mesin yang banyak tersedia, lalu kita bisa memasukkan bagasi secara mandiri.

Sebenarnya masih agak mengantri ketika memasukkan bagasi, tapi sedikit berkurang waktu yang digunakan untuk antriannya. Untuk memanfaatkan hal ini tentunya juga pastikan bawaan bagasi tidak melebih batas bagasi yang sudah kita pesan sebelumnya. Karena walaupun memasukkan bagasi sendiri, bagasinya tetap ditimbang terlebih dahulu supaya tidak perlu membayar lagi.

Hubungi penginapan sebelum berangkat

Saat ini alternatif penginapan saat jalan-jalan bukan hanya hotel tetapi juga banyak service apartment atau sejenis AirBnB. Karena kami berlima dan menginap hampir seminggu, kami putuskan untuk mencari apartemen dan bukan hotel. Di Agoda sudah ada banyak sekali pilihan service apartment maupun hotel.

Kami mencari penginapan di area KLCC supaya dekat ke berbagai tujuan kami. Setelah cari sana sini, akhirnya kami mendapatkan sebuah service apartment yang bookingnya tidak bisa dibatalkan dan harus langsung dibayar. Setelah pemesanan berhasil, biasanya akan mendapatkan e-mail otomatis dari sistem tentang cara check-in dan cara menghubungi penginapan. Selain mendapatkan e-mail, ada juga pesan masuk di kotak pesan aplikasi Agoda.

Sehari sebelum berangkat, di pagi hari, saya mencoba menghubungi melalui kotak pesan dan e-mail, tetapi tidak ada balasan. Saya menemukan kalau ada instruksi untuk mengirimkan pesan melalui WhatsApp ke nomor tertentu di Malaysia. Saya langsung menghubungi nomor tersebut.

Sempat agak lama nomor tersebut membalas pesan saya. Ketika orang tersebut mengetahui kode booking saya, dia bilang kalau dia sudah tidak bekerja lagi di tempat yang saya pesan dan bahwa tempat tersebut sudah tidak menerima tamu lagi dan sudah ditutup. Jadi sepertinya nomor yang saya hubungi ini memang punya pekerjaan mengelola beberapa unit apartment, tetapi menurutnya saat ini dia sudah tidak mengelola unit yang saya pesan karena unit tersebut sudah tidak disewakan lagi. Duh drama lagi nih…

Hubungi call center aplikasi pemesanan kalau ada masalah

Setelah memastikan kalau pesan saya tetap tidak dibalas juga melalui aplikasi dan e-mail, saya segera menghubungi call center Agoda. Saat ini, Agoda punya nomor hotline untuk setiap negara, tentunya saya menelpon untuk nomor Thailand dan mereka memilih petugas yang bisa berbahasa Inggris.

Setelah menceritakan apa yang menjadi masalah saya, Agoda meminta waktu untuk menghubungi host dari unit tersebut. Sebenarnya kalau saya perhatikan, host tersebut memiliki beberapa properti dan pada saat saya melakukan booking, unit lainnya ada yang baru ditandai dipesan orang lain. Jadi tentunya saya tidak terpikir kalau ada kemungkinan host nya masih menawarkan unit yang sudah dia tutup.

Setelah setengah jam, pihak Agoda menelpon saya kembali dan menawarkan solusi untuk saya. Ada 2 pilihan: pesanan dibatalkan dan dana saya dikembalikan, atau mereka mencarikan penginapan lain pada tanggal yang saya pesan. Karena pada dasarnya kami memang butuh penginapan pada tanggal yang sudah dipesan, saya meminta Agoda mencarikan penginapan lain di area yang sama pada tanggal yang sama.

Nah pencarian penginapan ini tentunya tidak mudah untuk pihak Agoda. Setelah menunggu sekitar 2 jam (yang tentunya bikin deg-deg an), akhirnya pihak Agoda menghubungi saya dan memberi kabar kalau mereka sudah menemukan unit lain tetapi di lokasi yang masih berdekatan walau tidak persis di gedung yang sama dengan yang saya pesan.

Karena pada dasarnya kami pasti butuh penginapan selama di Kuala Lumpur, saya menyetujui untuk mengganti pesanan ke unit yang disebutkan. Unit yang dipesan tersebut ternyata harganya agak lebih mahal dibandingkan unit yang sudah saya pesan, akan tetapi Agoda tidak meminta saya menambah pembayaran dan hanya mengalihkan saja dana yang sudah saya bayarkan untuk memesan lokasi penginapan yang baru.

Walau sempat sedikit cemas liburan bakal kacau karena drama penginapan, kami bersyukur karena pada akhirnya masalah terselesaikan dengan baik. Apresiasi kepada Agoda yang membantu menyelesaikan masalah kami dengan cepat.

Entahlah juga kenapa ada orang yang tidak menghapus unit yang sudah tidak dia tawarkan lagi. Apa jadinya kalau kami langsung datang di hari H tanpa menghubungi pihak penginapan terlebih dahulu? Kalau kami tiba setelah jam check-in yang ditentukan ke lokasi bisa jadi kami dianggap tidak jadi datang dan booking tetap mengambil uang pembayaran yang sudah masuk ke mereka. Kemungkinan lain, bisa jadi kami harus menunggu lama di sana sampai Agoda menemukan unit pengganti untuk kami.

Pastikan ada review terbaru dari penginapan yang akan dipesan

Saya selalu memperhatikan review yang masuk sebelum memutuskan melakukan booking. Kemarin saya juga sudah membaca sangat banyak review sampai pusing sendiri. Saya juga membaca ada unit lain yang ditawarkan yang direview kalau ketika mereka datang ternyata unitnya tidak tersedia dan mereka harus menunggu lama sampai dialihkan ke tempat lain oleh Agoda. Tetapi sungguh saya tidak menyangka kalau saya hampir mengalami nasib yang sama.

Pelajaran kali ini adalah pastikan kalau penginapan tersebut punya review terbaru yang berdekatan dengan tanggal kita akan memesan. Karena untuk usaha jasa seperti penginapan, mereka selalu meminta pelanggannya untuk menuliskan review untuk menaikkan rating mereka. Jadi memang kalau review yang masuk sudah beberapa bulan sebelumnya, hampir dipastikan kalau unit tersebut sudah tidak aktif lagi.

Kejanggalan dari unit yang saya pesan itu adalah review yang masuk terakhir itu sudah beberapa bulan yang lalu. Review yang masuk sebenarnya semua cukup baik, tapi ya itu review masuk terakhir sudah agak lama. Saya tetap memesan karena saya lihat host nya punya beberapa unit yang ditawarkan dan unit lainnya masih mendapat review terbaru.

Entah kenapa Agoda tidak menghapus unit tersebut dan entah sudah berapa banyak yang terjebak dengan unit tersebut. Bisa juga unit itu ditawarkan di beberapa aplikasi lain selain Agoda dan siapa tau sudah overbooking juga di tempat lain. Saya hanya bisa menduga-duga saja. Sayangnya saya tidak bisa meninggalkan komentar peringatan supaya orang berikutnya tidak mengalami seperti saya.

Sepertinya pelajaran mempersiapan liburan anti drama cukup dulu. Semoga pembaca tulisan ini tidak ada yang mengalami drama sebelum perjalanan liburan seperti kami.

Penulis: Risna

https://googleaja.com

4 thoughts on “Persiapan Liburan Anti Gagal”

  1. Belum pernah pergi ke luar negeri. naik pesawat aja Qadarullah belum rezski. Tp memang paling was2 kalau soal penginapan ya. kalau wisata msh bs banting setir. Lha kalau tb2 gagal nginep. Bingung. Untung Agoda gercep dan ga pake biaya tambahan meski harganya leboih mahal. tangung jawab.

    Teman ada pake platform lain, tb2 pas hari H, ke hotel, udah di booking kamarnya. ada double booking. Kacau banget

    1. Nah itu dia, kalau datangnya hari H baru usaha kontak, kayaknya liburan bakal jadi kacau tuh. Itu aja walau Agoda terhitung gercep, pas nungguinnya berasa mulessss karena stress hehehe

  2. Pernah alami hal yg mirip sama yg dialami mbak Risna. Pesannya villa, tapi yg dikasi penginapan yg dihuni beberapa tamu. Kami protes dong, akhirnya diganti sesuai pilihan, tapi harus nambah biaya. Addeh.. dan itu masih di daerah Bandung.
    Artikel liburan anti gagal ini bisa jadi catatan agar tidak mengalami kejadian yg sama.

    1. Wah itu villa yang share ya kayaknya Bu. Duh emang pemesana online perlu cek ricek banget ya, komunikasi dengan yang menyewakan juga perlu dipastikan biar ga zonk pas udah sampe tujuan.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.