Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami ke-18. Kalau dingat-ingat, saat saya berulang tahun ke-18, saya sudah tidak tinggal di rumah orang tua lagi dan sudah tinggal di tempat kos di Bandung. Artinya saya sudah lebih lama tinggal dengan suami (dan anak-anak) daripada saya tidak di rumah orang tua saya.
Saya bersyukur untuk ulang tahun pernikahan ke-18 ini, apalagi mama saya masih bisa ikut merayakan di Chiang Mai. Mama saya juga pernah ada di Chiang Mai saat kami ulang tahun pernikahan ke-12 di tahun 2019 yang lalu.
Seperti biasa, saya akan mencoba menuliskan hal-hal yang ingin diingat dan disyukuri di hari spesial ini. Saya lupa kapan persisnya kami membiasakan diri untuk menulis di hari spesial seperti ulang tahun kami dan termasuk hari ulang tahun pernikahan. Pertanyaan ini bisa dijawab dengan mencari kapan kami mulai menuliskannya di blog ini, tetapi lain kali saja dicari persisnya mulai kapan.
Pesan kepada diri sendiri (dan keluarga)
Sejak pagi hari, setelah mengucapkan selamat ulang tahun pernikahan, pertanyaan berikutnya adalah: mau nulis apa ya hari ini? Kalau dipikir-pikir sebenarnya sudah banyak hal yang kami tuliskan, tetapi tetap saja kami masih akan menuliskan sesuatu yang akan menjadi pesan untuk diri sendiri (dan pasangan) di masa mendatang.
Setiap kali mencari ide untuk dituliskan di hari ulang tahun pernikahan, saya akan membaca lagi apa sih yang sudah saya tuliskan di tahun-tahun sebelumnya. Sesungguhnya saya takjub sendiri dengan begitu banyak yang sudah kami tuliskan. Kepikiran aja gitu ya menuliskan semua itu.
Setiap kali membaca ulang tulisan kami, baik itu tulisan ulang tahun pasangan, ulang tahun diri sendiri, ulang tahun anak, maupun ulang tahun pernikahan, rasanya perasaan campur aduk, antara senyum-senyum bahagia dan juga terharu biru dan bahagia.
Menghitung berkat
Setiap kali membaca ulang apa yang sudah dituliskan, menjadi kesempatan juga untuk menghitung berkat. Bersyukur untuk semua hal yang bisa kami jalani. Berdoa untuk diberi kekuatan menghadapi hari-hari mendatang.
Salah satu alasan kami masih menulis adalah ingin menjadikan blog kami ini seperti mesin waktu untuk kami dan juga untuk anak-anak kami. Mudah-mudahan saja anak-anak bisa mengerti bahasa Indonesia yang kami tuliskan. Tapi kalau dipikir-pikir, sekarang ini penterjemah bahasa sudah semakin bagus, semoga saja anak-anak kami membaca tulisan kami ini.
Menuliskan harapan
Biasanya di hari istimewa, tentunya kami akan menuliskan apa yang menjadi harapan untuk ke depannya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya berharap menjalani hari-hari dengan keluarga kecil kami dengan bekerja sama sebagai tim. Menghadapi berbagai persoalan bersama. Menyusun berbagai rencana bersama. Mengkomunikasikan perasaan dengan baik. Saling bahu membahu dalam membesarkan anak dan juga pekerjaan di rumah. Tentunya juga saling mendukung untuk tetap berkarya.
Seperti yang dituliskan juga oleh Joe, terkadang ada banyak hal yang terjadi di luar rencana kami, dan biasanya yang terjadi itu yang lebih baik karena Tuhan selalu memilihkan rencana yang terbaik untuk kami.
Seperti halnya ketika kami memilih suvenir pernikahan kami, setelah pusing memikirkan antara ketersediaan anggaran dan berbagai pilihan yang ada, kami akhirnya memberikan suvenir yang bisa bertahan bertahun-tahun, walaupun mungkin tidak semua yang menerima memakainya setiap hari (termasuk saya).
Saya sudah lupa persisnya di mana membeli dan berapa harganya, tapi yang pasti lebih terjangkau dibanding beberapa pilihan kami yang lainnya. Kami menemukan suvenir ini tanpa rencana dan untungnya yang berjualan menyanggupi menambah nama dan menyelesaikan sesuai alokasi waktu yang kami minta.
Kami yakin rencana Tuhan selalu yang terbaik, dan semoga saja kami tetap sehat sampai lanjut usia untuk tetap berkarya dan bisa melihat anak-anak juga tumbuh dewasa dan memiliki keluarganya sendiri nantinya.