Executive Lounge Citibank Ngurah Rai Bali

Liburan sudah selesai, sudah harus pulang ke Bandung. Setelah menikmati panasnya udara Bali hampir seminggu, berkeliling ke tempat-tempat wisata 2,5 hari dan sempat pake acara demam tinggi segala, akhirnya kami akan kembali ke Bandung.

Menunggu pesawat ke Bandung, perut lapar. Ah..mari kita coba executive lounge lagi. Seperti sebelumnya, tinggal bayar untuk 1 orang, lumayan daripada beli Mc D dan masih terkena panas. Harga Executive Lounge Bali 50.000 rupiah, masih lebih murah daripada di Polonia Medan (75.000 rupiah). Tapi ternyata…makanannya lebih sedikit 😛 terus…hotspotnya pake IM2, masih harus beli voucher lagi (mending juga pake 3G nya xl daripada bayar lagi).

Acara TV nya sepertinya di sini hanya ada siaran lokal (ga tau kalau di terminal luarnegerinya yah). Umm…sepertinya sekilas infonya sudah kepanjangan. Cerita liburannya, kalau sempet akan dituliskan kemudian, minimal foto-foto akan diuploadlah ke album.

Ngalong bersama Codefest AOSSS ke-8

Teringat pada masalalu, mengerjakan tugas kuliah, mengerjakan tugas akhir, mengerjakan tesis, belajar untuk ujian karena sistem SKS yang dianut (iya maksudnya sistem kebut semalam). Masa-masa di mana stamina masih sangat oke untuk terbangun selama 24 jam (bahkan pernah bangun 48 jam menyelesaikan tugas besar dengan adrenalin yang membuat tetap terjaga).

Lepas dari bangku kuliah, pernah juga terjaga sepanjang malam karena mengerjakan pekerjaan kantor. Sering juga terjaga di rumah memandangi layar monitor sambil ngobrol dengan orang-orang yang masih terjaga di saat seharusnya beristirahat.

Teringat lagi masa di mana masih muda dan kurang pertimbangan dalam menghabiskan uang. Berjam-jam online
tak jelas arah dan tujuan, untuk kesenangan yang dibayar dengan jerih lelah sebulan :P.

Kali ini situasinya berbeda. Bukan mengerjakan tugas kuliah, bukan juga pekerjaan kantor. Bukan untuk hobby yang bodoh, tetapi untuk mengerjakan sesuatu yang mungkin saja berupa hal yang seharusnya dari dulu dikerjakan tapi selalu ditunda (karena satu dan lain hal). Situasi yang sengaja diciptakan untuk mengumpulkan orang-orang yang peduli dengan pengembangan open source di Indonesia. Situasi yang dihangatkan dengan beberapa komputer yang dinyalakan dengan mematikan AC biar ga kedinginan di ruang laboratorium kampus. Situasi yang dibentuk oleh semangat. Semangat untuk melakukan sesuatu untuk perangkat lunak Indonesia.

Beberapa jam sudah berlalu, masih ada yang tetap bersemangat, tapi beberapa sudah tertidur dibalik selimut hangatnya. Berbagai cara dilakukan untuk tetap semangat, mulai dari ngobrol, gosip, browsing dikit-dikit ataupun menganggu orang lain yang sedang bekerja, atau ngeblog seperti saya :D. Ada yang tetap terjaga, ada yang menyerah ditengah perjalanan.

Bagaimana dengan diriku? diriku terdampar disini. Tapi…demi menemani Joe yang jadi penanggung jawab acara ini, ya..aku akan mencoba untuk terjaga. Sudah lama sekali tak bergadang sejak menyelesaikan tesis. Sudah lama sekali hidup lebih teratur. Semoga aku kuat…mengingat acara ini menjadi sponsor bulan madu kami 😀

Bali…we’re coming…

Browsing di HP dengan Opera Mini

Sejak Joe menghibahkan eh tepatnya meminjamkan Nokia 9300 nya padaku, dan sejak berlangganan paket data sehingga bisa berinternet dengan bebas di Handphone, tentunya dibutuhkan sebuah browser untuk dapat berkelana di dunia maya. Nokia 9300 memang sudah punya browser bawaan, tetapi…rasanya terlalu boros menghabiskan jatah data.

operamini.png
Joe mengenalkan browser Opera Mini, yang tentunya software gratis (tidak membajak). Pertamanya…masih agak kagok…lama-lama…setiap hari jadi lebih mudah membaca e-mail ataupun melakukan blogwalking. Tapi…ada tapi lagi, dulunya, search engine standarnya adalah Google, sejak beberapa waktu lalu, si Opera Mini ini berubah kerjasamanya, sekarang Search Enginenya jadi Yahoo. Gak masalah sih, yang penting bisa berkeliling dunia pake browser yang lebih cepat di Handphone.

Kenapa Opera Mini bisa lebih cepat dan lebih hemat daripada Opera full version? kan sama-sama Opera tanyaku pada Joe, katanya: karena si Opera Mini ini cara kerjanya merequest halaman yang kita minta ke server Opera, lalu server tersebut mengirimkan ke browser Opera Mini kita dalam bentuk yang sudah dikompress. Masuk akal kalau begitu.

Joe juga sejak make E61 setiap pagi sarapannya ya cek mail dan baca slashdot menggunakan opera mini di E61nya.

Bukan iklan bukan jual sabun, kalau mau hemat di HP ya Opera Mini :)) Oh ya, Opera Mini ini bisa di pake di banyak HP yang bisa Java, termasuk juga HP CDMA 6255 Joe.

pulang ke bdg (as husband and wife)

kalau orang biasanya ketinggalan bis/kereta, kami ketinggalan pesawat. sebenernya ga terlalu terlambat,tapi setelah 2 kali menunda perjalanan anggota keluarga Joe, kali ini mereka (air asia) ga memaafkan kami yg telat check in 5 menit. well, ya sutralah, ga masyalah.

kami beruntung, langsung dapat tiket lion air berangkat jam 15.10, ga jauh dari jadwal semula. tapi ternyata nasib tak berpihak pada kami. lion air ada yg rusak sehingga kami terkena imbasnya. jadwal mundur ke jam 5 sore. higs..

Joe tiba2 inget kalau aku punya citibank gold, ya sutra kami manfaatkan saja untuk masuk vip lounge bandara. tapi berhubung hanya bisa 1 orang 1 kartu dan ga punya kartu lain byr cash sajalah. dengan modal 75rb, kami bisa menunggu di tempat yg lebih nyaman dan banyak makanan maupun minuman. lumayan, joe jadi bisa sambil bekerja.

sayangnya, internetnya lagi ngerror 🙁 tapi gpplah, jatah dari xplor masih banyak.

anyway, telat airasia jadi pengalaman baru buat kami. lainkali, daripada merana di airport mungkin lebih baik byr lounge. anggap saja termasuk biaya perjalanan 😉

Martupol dan Adat Pernikahan Simalungun

Martupol adalah sebuah acara perjanjian pernikahan di Gereja (dalam hal ini GKPS), di mana calon mempelai harus membacakan janji akan menikah, menandatangani surat perjanjian, dan sekaligus sebagai pengumuman
kepada jemaat gereja kalau ada yang mau protes (speak now or forever hold your peace).

Tanggal 19 Januari 2007 kemarin, acara martupol sudah kami jalani dan berjalan dengan baik. Selesai acara gereja, kami menjalani acara adat batak, khususnya simalungun berupa acara pajabu parsahapan dan maralop yang disederhanakan. Walaupun gue pernah punya keinginan untuk tidak menjalani semua itu, tapi dalam rangka menyenangkan hati orangtua kami jabani juga ritual adat yang sebagian besar tidak kami mengerti (tujuannya sudah dimengerti, tapi tetep aja merasa ribet). Beberapa foto-foto martupol bisa dilihat di album foto. Oh ya, katanya sih kalau jaman belum beragama, setelah acara maralop, secara adat pasangan itu sudah resmi menikah, tapi karena kami sudah beragama, ya..tetep aja kami resmi menikahnya setelah diberkati di gereja. Sekarang ini anggap sajalah kami bertunangan (tanpa cincin hehe).

Oh ya, buat yang mau datang tanggal 27 Januari 2007 (ke gereja ataupun gedung resepsi), sekarang sudah di upload peta untuk mengetahui arah jalannya. Acara resepsi yang diadakan juga masih merupakan rangkaian acara adat batak Simalungun. Oke deh, doakan kami, dan semoga tidak nyasar di jalan ya :), see you there…