Kesadaran Penggunaan Plastik di Chiang Mai

Sejak bulan Agustus ini, saya mulai merasakan kalau kampanye untuk mengurangi penggunaan plastik semakin digiatkan di Chiang Mai. Mungkin buat sebagian orang hal ini sudah mereka mulai sejak bertahun-tahun sebelumnya, tapi sebagian besar orang masih tidak merasa perlu repot mengurangi penggunaan plastik (termasuk saya).

Saya lihat kampanye mengenai kesadaran lingkungan ini memang harus berupa kebijakan pemerintah, karena kalau dari kelompok perorangan efeknya sangat kecil dibandingkan masalah sampah yang sudah ada sekarang ini.

Waktu berbelanja di makro saya menemukan ada sedotan yang ramah lingkungan 100 persen akan terurai, ada juga sedotan kertas, tapi waktu dibandingkan harganya, sedotan plastik biasa harganya memang jauh lebih murah. Tidak heran kalau sebagian besar rakyat kecil akan tetap memilih menggunakan sedotan biasa.

Di toko besar seperti Robinson, mereka memberikan pilihan: kalau kita belanja tanpa menggunakan kantong belanja, kita diberikan 10 point membership – yang nantinya kalau dikumpulkan bisa menjadi kupon potongan harga ataupun lucky draw.

Pengumuman mulai 1 Agustus, belanja di Robinson tidak memberikan kantong plastik lagi

Hari ini waktu saya belanja ke minimarket 7 Eleven, untuk pertama kalinya saya ditanya: mau pakai plastik atau tidak? tapi karena tadi saya cuma bawa tas kecil dan belum membiasakan diri bawa kantong belanja sendiri, saya masih mengiyakan menggunakan plastik. Di 7 Eleven, saya tidak harus membayar untuk plastiknya, tapi saya jadi ingat waktu kami ke Hong Kong tahun lalu, kalau menggunakan kantong plastik harus bayar. Tadinya saya berniat beli di 7 itu sekalian, tapi saya tidak lihat mereka menjualnya (atau mungkin udah habis diborong orang yang belanja sebelum saya).

Sebenarnya, ada banyak cara untuk membantu mengurangi menambah sampah plastik, salah satunya dengan membawa kantong belanja sendiri. Tapi ya selama kita tidak harus bayar biaya kantong plastik, ada kemungkinan saya akan tetap lupa bawa kantong plastik sendiri (ini salah satu contoh harusnya dibikin aturannya).

Saya ingat, di Indonesia pernah diberlakukan aturan kalau kita harus membayar kantong plastiknya, tapi pada akhirnya aturan itu mungkin bikin orang malas belanja ke situ dan akhirnya minimarket itu mengalah dan tetap menyediakan kantong plastik secara gratis.

Selain masalah kantong belanja, salah satu yang bisa mengurangi penggunaan sampah plastik adalah membawa botol minuman sendiri daripada membeli minuman kemasan botol. Dulu saya ingat juga, ada 1 tempat jualan es kopi yang memberikan stamp untuk orang yang membeli kopi dengan membawa gelas sendiri, dan akan memberikan gratis 1 gelas setelah membeli 10 gelas. Tapi ya saya juga bukan orang yang bawa-bawa gelas kopi sendiri. Tapi biasanya gelas plastik es kopi yang saya beli waktu sampai di rumah tidak langsung saya buang, tapi saya cuci dan siapa tau bisa digunakan lagi.

Pelajaran hari ini adalah:

  • saya harus melatih diri bawa-bawa tas belanja sendiri kalau mau ke minimarket/belanja.
  • saya ga perlu beli es kopi lagi supaya ga nambah sampah plastik kecuali saya lagi bawa tumbler sendiri
  • meneruskan kebiasaan bawa botol minuman sendiri
  • kalau beli lauk, perlukah saya bawa rantang/lock n’lock? hahaha ntar tukang jualannya masukin ke plastik sebelum masukin ke rantang pula
  • oh ya, walau agak lebih mahal dari sedotan biasa, akhirnya saya membeli sedotan plastik yang ramah lingkungan, klaimnya terurai dalam 180 hari (nanti bisa dicoba dibuktikan). Udah punya sedotan bambu sebenernya, tapi rasanya kurang sip memakainya haha.

Masih banyak sebenarnya yang bisa dilakukan, tapi yang penting mulai dari diri sendiri walau sekecil apapun. Nantinya semoga ada kebijakan dari pemerintah masing-masing negara untuk mengurangi penggunaan plastik secara menyeluruh. Kira-kira mana yang lebih efektif: menyuruh kita membayar lebih untuk penggunaan plastik, atau memberikan reward kalau kita tidak menggunakan plastik? Silakan tuliskan pendapat kamu mengenai tips mengurangi penggunaan plastik dari diri sendiri.

Aplikasi Wattpad untuk Hobi Menulis dan Baca

Apa sih Wattpad? Wattpad ini sejenis social media untuk orang-orang yang mencari bahan bacaan ataupun suka menuliskan cerita. Bedanya dengan social media lain apa? Biasanya orang membuka wattpad dengan 2 tujuan: mencari bacaan atau menuliskan cerita.

Bacaan jenis apa? cerita seperti apa? Bisa apa saja. Cerita pendek, cerita bersambung, kumpulan cerita, ataupun artikel nonfiksi. Banyak penulis pemula yang memulai menulis di wattpad dalam bentuk cerita bersambung. Biasanya tulisan yang sudah diterbitkan di wattpad bisa di baca oleh pengguna wattpad lainnya. Kalau ternyata banyak yang suka mengikuti ceritanya, bisa jadi di saat tulisan selesai sudah ada penerbit yang bersedia menerbitkannya. Novel Metropop Resign! yang saya tuliskan kemarin juga salah satu buku yang awalnya dituliskan di wattpad.

Beberapa contoh kategori cerita, masih banyak kategori lainnya

Biasanya cerita-cerita yang belum selesai itu bisa kita komentari. Kalau kita mengikuti suatu cerita, kita bisa set supaya mendapatkan notifikasi ketika penulis menambahkan bagian baru dari ceritanya. Tapi banyak juga cerita yang tak kunjung selesai dan pembaca hanya bisa kecewa.

Saya tahu mengenai aplikasi ini sudah lama. Dulu cuma iseng mencoba membaca cerita yang direkomendasikan oleh aplikasi. Cerita kita bisa direkomendasikan kalau mendapat banyak respon dari pengguna lain berupa jumlah pembaca, ataupun menambahkan cerita kita ke daftar bacaan mereka. Untungnya cerita yang saya ikuti itu akhirnya selesai juga dan kabarnya dijadikan buku dengan menambahkan 1 bab baru setelah bab yang diterbitkan di wattpad. Setelah bukunya diterbitkan dalam bentuk fisik, tulisan di wattpadnya juga dihapus.

Daftar buku yang kita baca

Kebanyakan cerita bisa dibaca dengan gratis, tapi ada juga cerita yang untuk membacanya kita harus membayar. Saya belum pernah mencoba membaca cerita yang harus bayar jadi kurang tahu detailnya. Tapi kalau dilihat dari jumlah pembacanya, wow banget ada yang sampai dibaca 3 juta pengguna lainnya.

Cerita yang banyak dibaca orang bisa direkomendasikan ke pengguna lain

Salah satu contoh cerita nonfiksi yang saya temukan ketika iseng mencari hari ini ternyata buku tentang belajar bahasa Korea. Menurut penulisnya, dia hanya mengumpulkan tulisannya dari berbagai sumber dan kredit tetap ke penulis asli. Mungkin ini kira-kira sama dengan yang saya lakukan menulis seri belajar bahasa Thai di blog ini. Hmmm apa saya juga ikutan memindahkan sebagian ke wattpad ya hehehe.

Wattpad ini bisa diakses melalui browser dan ada aplikasinya juga untuk android dan iphone. Kalau kita sudah install aplikasi ini di HP kita, kita bisa mendownload cerita yang ingin kita baca ataupun menuliskan cerita kita secara offline juga.

Apakah wattpad ini hanya untuk orang yang suka menulis? kalau menurut saya wattpad ini justru lebih banyak pembacanya daripada penulis. Tapi ya cerita di wattpad ini banyak juga fanfiction dari cerita film atau buku yang ada. Kalau suka membaca berbagai cerita dan punya banyak waktu untuk itu, bisa juga coba cari-cari bacaan di wattpad. Kalau gak puas dengan akhir sebuah cerita juga bisa saja menuliskan versi cerita sendiri di wattpad hehehe.

Tapi seperti halnya dengan media sosial lainnya, tulisan yang kita tulis di wattpad ini bisa jadi suatu hari akan hilang kalau layanannya ditutup dan kita tidak punya salinannya. Dengan alasan ini, untuk sekarang saya memilih menulis di blog ini saja dulu. Mungkin kapan-kapan kalau sudah mulai bisa menulis fiksi bisa mencoba untuk menulis di sana.

Oh ya, kalau kamu rajin menulis di wattpad, bisa tulis di komentar supaya bisa dikunjungi.

Baca buku: Resign!

Gara-gara baca buku jadi bolos nulis, ini sih jelas alasan yang dicari-cari, padahal penyakit malas nulis datang lagi karena keseringan bolos. Harus mulai rutin lagi nulis biar gak kebawa malasnya. Hari ini saya akan menuliskan tentang buku yang sebenarnya saya baca sebelum buku Kupilih Jalan Terindah Hidupku.

Buku Resign! di aplikasi ipusnas

Terakhir kali baca buku kategori MetroPop itu rasanya sebelum ke Chiang Mai, baca buku karya teman kuliah, udah lama banget ya. Nah beberapa hari lalu baca review buku ini dari salah satu anggota grup KLIP dan jadi teringat mencari di aplikasi ipusnas dan ketemu. Langsung deh pinjam dan baca 1 hari selesai.

Daftar isinya agak salah nih di aplikasinya

Buat yang mencari bacaan untuk berhenti dari nonton kdrama, buku ini boleh dicoba dibaca. Kisahnya mengambil tempat di sebuah kantor konsultan di Jakarta. Jangan bayangkan akan ada pembahasan detail tentang apa yang mereka kerjakan, yang ditunjukkan lebih ke tingkat tekanan batin dari para anak buah menghadapi tuntunan deadline pekerjaan plus bos yang sering meminta review berkali-kali sampai sempurna.

Kelakuan bos yang bikin anak buah tertekan batin ini sebenarnya membuat anak buah pengen resign saja. Tapi urusan resign ini gak mudah, karena si bos punya radar kalau ada anak buah minta ijin dengan berbagai alasan apapun pasti bos tau dan menggagalkan proses interview mereka. Merekapun bikin kompetisi berlomba untuk duluan resign.

Ceritanya dibumbui dengan kisah cinta ala-ala kdrama. Kenapa saya bilang ala kdrama? karena seperti di kdrama ada klise di mana dari 2 tokoh yang seperti kucing dan anjing ternyata malah jadian. Prosesnya lebih cepet sih dari drama, gak nunggu 16 episode haha.

Oke daripada jadi spoiler, lebih baik berhenti memberitahu resensi ceritanya. Buku dengan 288 halaman ini dituliskan awalnya di media wattpad. Wattpad itu apalagi? Ini kapan-kapan deh dituliskannya ya. Kalau mau tau bisa langsung klik aja buat baca penjelasannya.

Kalau melihat dari jumlah pembaca di aplikasi ipusnas saja sudah lebih dari 1000 orang, saya yakin yang beli buku ini juga cukup banyak. Buku ini mungkin ceritanya terlalu spesifik dengan masa ini, tapi ya genre metropop umumnya seperti itu, berbeda dengan genre fantasi seperti Harry Potter, Narnia ataupun kisah detektif Agatha Christie yang ceritanya masih tetap menarik dibaca walau sudah lama terbitnya. Eh mau ngomong apa sih saya sebenarnya? Maksudnya ya kalau mau bacaan hiburan lumayanlah buku ini. Tapi kalau dibacanya 20 tahun mendatang, saya gak yakin masih bakal ada taxi online nggak hehe.

Ada istilah di buku ini yang baru buat saya, seperti halnya kacung kampret yang disingkat dengan cungpret, atau singkatan MT untuk Makan Teman. Dulunya saya tau istilah kacung ataupun makan teman, tapi ya gak disingkat begitu. Dialog dalam buku ini juga banyak menggunakan bahasa Inggris, dan memang jaman sekarang sudah biasa dalam percakapan sehari-hari bercampur memakai bahasa asing. Penggunaan taxi online dan memesan makanan juga menunjukkan ceritanya berlangsung di masa setelah ada taxi online.

Daya tarik buku ini buat saya sih dialog-dialognya yang lucu. Gaya bahasa anak buah yang pengen melawan bos tapi harus menahan diri, ataupun gaya bahasa gossip dengan teman kantor di saat makan siang ataupun menggunakan media online chat.

Saya pernah kerja di kantor, tapi kantor saya tekanannya gak kayak di buku ini, bos nya juga baik-baik hehehe. Tapi ya gaya bercerita penulis bisa diikuti dan cukup membuat saya menyelesaikan bukunya dengan cepat. Untuk pekerja kantoran yang sering lembur mungkin bisa lebih membayangkan situasinya dan akan ikut-ikutan sebel dengan tokoh bos nya.

Jadi kesimpulannya, bukunya direkomendasikan gak nih untuk dibaca? ya kalau mencari bacaan ringan untuk dibaca sambil nunggu atau di perjalanan di tengah kemacetan, daripada bengong lumayanlah buku ini bisa dicoba baca. Kalau mau lihat apakah bakal suka atau nggak, bisa baca dari aplikasi ipusnas.

Oh ya, sekedar pemberitahuan, aplikasi ipusnas ini isinya banyak sekali. Buku-buku dari jaman Lupus, Olga Sepatu Roda, Lima Sekawan, Agatha Christie juga ada. Tapi sayangnya, aplikasi ini masih agak bermasalah dan sering ketutup sendiri. Tips nya sih cuma sabar aja dan coba instal ulang aplikasinya hahaha. Kemarin malah pernah servernya yang bermasalah dan saya ga bisa download buku sama sekali. Ya namanya juga gratisan ya, jadi sabar aja dan semoga aplikasinya diperbaiki oleh ipusnas untuk meningkatkan minat baca masyarakat.

Review Buku: Kupilih Jalan Terindah Hidupku

Sudah 2 hari bolos nulis blog, ceritanya di grup KLIP ada yang share novel tentang dunia kerja, terus ternyata bukunya ada di app ipusnas. Ternyata karena ceritanya menarik, keterusan baca deh. Buku 200 an halaman selesai 1 hari (biasanya baca buku 1 bulan gak selesai haha). Tapi emang buku yang dibaca novel bahasa Indonesia jadi lebih cepat bacanya. Saya lupa terakhir baca novel bahasa Indonesia itu kapan.

Cover buku di aplikasi ipusnas

Kemarin, mbak Erna teman di grup menulis KLIP kasih tahu kalau bukunya yang baru terbit November 2018 lalu ada di ipusnas juga. Beberapa waktu lalu ada acara giveawaynya tapi gak bisa ikutan karena ntar pasti susah ongkir, terus mikirnya ntar aja nyari pas pulang. Tertarik beli karena kami di grup dapat cerita proses penulisan buku sampai terbit itu berapa lama dan bagaimana. Nah, waktu dikasih tau ada di ipusnas, saya langsung pinjam biar gak kehabisan stok.

Pengalaman baca di hari pertama, baca e-book di layar hp itu sungguh menyiksa. Jadi buat baca buku ini saya pinjam ipad Joe biar puas layarnya hehehe. Ternyata bacanya lebih cepat dari buku sebelumnya (buku sebelumnya ditulisnya besok aja ya). Saya mulai baca buku ini jam 3.30 sore waktu nungguin Jonathan les, eh waktu Jonathan selesai les udah selesai hampir setengahnya. Pulang ke rumah harus sediakan makanan dan makan malam dulu. Padahal hati ini penasaran. Selesai makan dan beberes semuanya, baru bisa baca lagi. Buku setebal 200 an halaman ini selesai hari itu juga. Bangga dengan diri sendiri tiba-tiba rajin baca hahaha.

Ah kebanyakan pengantar belum sampai ke review buku deh. Buku ini awalnya saya pikir kisah nyata, tapi waktu baca nama tokohnya loh kok namanya Mia bukan Erna. Terus baru menyadari kalau ini fiksi. Ceritanya diawali tentang seorang wanita bernama Mia yang punya tanggung jawab di kantor dan punya 2 anak di rumah. Walau saya tidak punya masa galau harus memilih pekerjaan dan anak, tapi saya bisa melihat kalau cerita ini bukan fiksi yang mengada-ada. Cerita ini bisa jadi kisah nyata kehidupan seorang wanita bekerja yang juga merangkap sebagai ibu muda. Mungkin bukan kisah nyata penulis, tapi bisa jadi kisah nyata seseorang deh.

Awal buku penuh drama

Setengah buku pertama bercerita drama suka duka dan perjuangan seorang ibu muda. Kegelisahan hati antara tanggung jawab di kantor dan di rumah. Keharusan memilih antara karir di kantor atau mengasuh anak, ditambah dengan bumbu salah paham dengan mama yang bantu jagain anak dan rasa cemburu karena anak sulung lebih dekat dengan neneknya, dan drama semakin lengkap dengan mbak yang ijin mudik dan tak kembali karena memutuskan kawin di kampung.

Kegalauan seorang Mia ini bukan hal yang baru dikalangan ibu-ibu muda. Dilema karena tidak ada yang menjaga anak-anak di rumah dan keinginan untuk tetap berkarya di kantor terutama juga untuk membantu kebutuhan finansial keluarga.

Kesalahpahaman dengan ibunya yang akhirnya ngambek dan ga mau tinggal di rumahnya dan tidak adanya mbak yang membantu mengurus rumah, akhirnya membawa Mia menetapkan hati untuk memilih meninggalkan kantor dan fokus dengan keluarga.

Mungkin buat yang belum mengalami, atau buat yang tidak pernah mengalami, akan berpikir: ah enak ya berhenti kerja, di rumah kan gak ngapa-ngapain. Tapi buat saya yang kebagian jatah ngurus anak di rumah sepanjang hari, cerita tentang Mia ini sangat nyata. Mia yang biasanya kerja di kantor, udah jadi supervisor, tiba-tiba di rumah seharian ngurusin 2 anak tanpa mbak dan tanpa siapa-apa. Suaminya bantuin gak? Bantuin juga tapi dalam cerita ini suaminya kasih syarat kalau apapun keputusan Mia, rutin sang suami tidak akan berubah, termasuk bangun siang di akhir pekan. Waktu baca ini dalam hati saya pengen nimpuk tuh suaminya bilang: lah elu kerja Senin-Jumat terus minta santai di akhir pekan, terus istri lu kapan istirahatnya? lu kata istri lu kacung? hahaha. Tapi emang kenyataanya banyak kok suami yang begitu (untungnya Joe gak gitu dan saya masih ada mbak walau part time hihihi).

Setelah menjalani drama demi drama menjadi ibu rumah tangga tanpa pengalaman mengurus rumah tanpa asisten, Mia mulai tergoda untuk kembali kerja lagi saja karena katanya masih dibutuhkan di kantor. Di saat itu Mia mendapat mimpi sekaligus pencerahan. Mau tau pencerahannya apa? baca bukunya hahhaha.. gak mau spoiler.

baca sampai habis, terutama bagian rumus mengurus rumahtangga

Setelah mendapat pencerahan, dari bagian tengah ke akhir cerita, buku ini banyak ilmunya. Bukan berarti nggak ada drama lagi, tapi ya udah punya banyak bekal menghadapi dramanya. Dengan cara yang tidak membosankan, tips mengenai mencuci piring, menjemur pakaian, menyetrika baju diceritakan dalam buku ini. Kedengarannya sepele ya, tapi tips itu untungnya saya sudah pelajari dari mama saya jaman masih remaja. Tapi walaupun tips-tips tersebut bukan hal baru buat saya, saya yakin banyak ibu-ibu muda yang mungkin belum tahu tips tersebut. Penyajian tipsnya juga menarik, bukan dalam bentuk bullet poin presentasi hahaha.

Di bagian akhir buku ini, Mia merumuskan kehidupan keluarga seperti organisasi kantor. Nah bagian ini saya suka banget. Kalau bagian ini saya yakin hasil perenungan mendalam penulis di saat malam-malam bergadang sambil ngurus bayi hehehe.

Buku ini saya rekomendasikan dibaca oleh para wanita baik yang masih single ataupun sudah menikah, sudah ataupun belum punya anak supaya ada gambaran hari-hari mendatang itu seperti apa. Buku ini juga penting untuk dibaca untuk para suami, supaya lebih dapat gambaran apa yang dihadapi istri sepanjang hari dengan anak.

Untuk ibu-ibu muda yang sedang galau antara tetap bekerja kantor atau mengurus anak di rumah, buku ini juga bisa dibaca bersama dengan suami untuk membuat kesepakatan sebelum memutuskan berhenti bekerja. Yang jelas, apapun keputusannya, seorang ibu butuh sistem pendukung supaya bisa tetap bekerja kantor atau bekerja urus rumahtangga. Sukur-sukur, suaminya gak kayak suami Mia dalam cerita ini yang gak mau berubah rutin hanya karena Mia berhenti kerja. Padahal kan Mia biasanya ada asisten, nah ini gak ada mbak pula (tetep aja saya protes bagian itu hahaha).

Haduh jadi panjang nih review atau curhat sih? hahaha. Saya sih kesimpulannya suka dengan buku ini. Jarang menemukan buku tentang ibu rumah tangga dalam bentuk novel dengan berbagai percakapan yang saya bisa bayangkan kejadiannya.

Semoga ya, bagian terakhir buku ini jadi kenyataan buat penulis buku. Buku ini kalau difilmkan juga bisa jadi edukasi buat ibu-ibu rumahtangga dan sistem pendukungnya. Hal penting lain juga dalam buku ini diceritakan bagaimana pentingnya komunikasi dengan pasangan dan juga punya kemandirian ekonomi.

Saya sendiri gak mengalami dilema seperti Mia. Sebelum anak pertama lahir, kami dengan sadar memutuskan kalau saya harus berhenti kerja. Tinggal di negeri orang tanpa keluarga yang bisa dititipkan ataupun betapa tidak enaknya kalau harus punya pengasuh orang Thai, bisa-bisa anak kami jadi orang Thai. Saya lebih beruntung dibandingkan Mia, keputusan yang kami ambil berdua didukung penuh dengan Joe, dan Joe bukan tipe yang bilang: rutin saya tidak berubah ya. Waktu anak-anak masih bayi, ada hari-hari di mana saya bangun siang dan Joe yang sediakan sarapan hehehe. Prinsipnya punya anak berdua kita urus berdua dong. Setelah anak besar, ya kalau saya bangun siang, paling sarapannya jadi pada kesiangan hahahhaa.

Kesimpulannya buku ini saya rekomendasikan untuk dibaca semua orang yang sedang galau menghadapi kerjaan rumah yang tak kunjung selesai, ataupun kegalauan antara pilihan rumah dan kantor. Semua drama akan berlalu kalau kita tahu caranya. Mungkin judul lain buku ini adalah: Yang perlu diketahui sebelum terjun bebas jadi ibu rumah tangga.

Konsonan Ganda dalam bahasa Thai (3)

Hari ini kita kembali ke tulisan tentang bahasa Thai. Masih melanjutkan tentang konsonan ganda dalam bahasa Thai. Kalau sebelumnya dalam konsonan ganda menjadi 2 silabel atau hanya 1 silabel dengan mengadopsi aturan bunyi dari konsonan pertama, kali ini ada konsonan ganda yang dibahas sebagai konsonan kombinasi dan menghasilkan 1 silabel saja dan mengikuti aturan konsonan pertama untuk membacanya. Dalam bahasa Thai konsonan ganda kombinasi ini disebut sebagai อักษรควบ akson khuap.

Ada 2 jenis konsonan kombinasi ini:

  1. อักษรควบแท้ atau akson khuap thee merupakan konsonan kombinasi di mana konsonan ke-2 salah satu dari konsonan ‘ร’, ‘ล’, atau ‘ว’. Konsonan tersebut dibaca bersamaan (terdengar bunyi dari masing-masing konsonan yang digabungkan).
  2. อักษรควบไม่แท้ atau akson khuap mai thee merupakan konsonan kombinasi dimana konsonan pertama salah satu dari: ‘ส’,’จ’, atau ‘ศ’ diikuti konsonan kedua ‘ร’ maka ketika dibaca konsonan kedua tidak dibunyikan. Silabel tersebut dibaca dengan aturan dari konsonan pertama. Khusus untuk kombinasi dari ‘ทร’ dibaca sebagai ‘ซ’ dan mengikuti aturan dari konsonan rendah.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dari contoh katanya.

1. Contoh อักษรควบแท้ (akson khuap thee)

Kombinasi yang biasanya ada dari 2 huruf berikut ini

กวกรกล
ตร
ปรปล
ฃวฃรฃล
ผล
ควครคล
พรพล

Berikut ini contoh kata dan cara membacanya

katacara baca
ไมตรีmai trii (nada tengah)
ความรู้khwaam(tengah) ruu (tinggi)
ใครkhrai (nada tengah)
เพราะphrow (nada tinggi)
แผลphlee (nada naik)
ปลาplaa (nada tengah)
ไกลklai (nada tengah)
ใกล้klai (nada turun)
กล้าklaa (nada turun)
เกลือkleua (nada tengah)
ขวาkhwaa (nada naik)
ครัวkhruaa (nada tengah)
พร้าphraa (nada tinggi)
ปราบpraap (nada rendah)

Ada banyak lagi kata lainnya dan biasanya silabelnya diawali dengan konsonan yang sama dengan contoh di atas.

2. Contoh อักษรควบไม่แท้ (akson khuap mai thee)

2.1 Contoh konsonan pertama salah satu dari: ‘ส’,’จ’, atau ‘ศ’ diikuti konsonan kedua ‘ร’ dan ketika dibaca konsonan kedua tidak dibunyikan

KataCara baca
สระsa (nada rendah)
สรวงsuang (nada naik)
เสริมseem (nada naik)
เศร้าsao (nada turun)
สร้างsaang (nada turun)
แสร้งsaeeng (nada turun)
สรงsong (nada naik)
สร่างsaang (nada rendah)
ศีรษะsii (nada naik) sa (nada rendah)
จริง jing (nada tengah)

2.2 Contoh kata dengan kombinasi dari ‘ทร’ dibaca sebagai ‘ซ’ dan mengikuti aturan dari konsonan rendah.

Katacara baca
ทราบsaap (nada turun)
ทรายsaai (nada tengah)
ทรงsong (nada tengah)
ทรุดsut (nada tinggi)
โทรมsoom (nada tengah)
ไทรsai (nada tengah)
อินทรี insii (nada tengah)
กระทรวงkra (nada rendah) suang (nada tengah)
ทรัพย์สินsap (nada tinggi) sin (nada naik)

Untuk sekarang ini jika ingin mendengar bunyinya silakan klik ke link yang diberikan tiap kata. Dari link tersebut juga bisa mencari tahu arti dari kata tersebut.

Di awal belajar baca bahasa Thai, saya terlalu lama berfokus pada makna dari tiap kata yang saya dengar, tapi sekarang saya menyadari kalau untuk bisa membacanya lebih baik kita mengingat kelas konsonan dan berbagai aturan yang ada. Makna kata bisa kita hapalkan kemudian setelah kita menguasai membaca tulisan Thai dengan benar (mengingat nada tiap silabel yang ada).

Setelah aturan ini apakah semua aturan dalam membaca bahasa Thai sudah lengkap? sayangnya belum hehehe. Tapi sebagian besar teks bahasa Thai kemungkinan sudah bisa dibaca kalau ingat aturan yang sudah saya tuliskan sampai ke bagian konsonan ganda ini.

Walaupun tulisan tentang pelajaran bahasa Thai ini tidak saya tambahkan tiap hari, tapi sedikit demi sedikit akan saya teruskan dan semoga sampai selesai ya.

Perjalanan Phuket-Chiang Mai

Liburan kami selesai hari Rabu, tanggal 31 Juli 2019. Jadwal penerbangan berangkat jam 2 dari Phuket. Berdasarkan pengalaman waktu datang, butuh waktu hampir 2 jam dari mendarat sampai ke hotel, jadi kami siap-siap lebih awal dan memesan mobil jemputan untuk datang jam 9.30.

Packing pulang ke rumah itu selalu lebih mudah daripada berangkat, apalagi kami tidak membeli oleh-oleh. Saya baru packing pagi harinya hehehe (jangan ditiru yah).

Packing di pagi hari
Lanjutkan membaca “Perjalanan Phuket-Chiang Mai”

Cerita Liburan Phuket Hari ke-3: Rawai Kids Park dan Pantai Rawai

Hari Selasa 30 Juli 2019, merupakan hari ke 3 dan sekaligus hari terakhir kami untuk eksplorasi Phuket. Karena sekarang ini lagi musim hujan dan banyak warning mengenai air laut yang sedang agak naik, kami tidak merencanakan untuk naik boat (selain itu Joshua juga selalu menjawab tidak mau kalau diajak naik boat). Jadi rencana hari terakhir ini kami akan eksplorasi sekitar hotel saja.

Pagi hari kami sarapan dulu dan berenang di hotel. Selesai berenang, kami ambil shuttle dari hotel untuk ke Pantai Rawai. Sebelum berangkat, saya baca ada tempat bermain anak-anak di dekat pantai Rawai yang juga ada restorannya. Karena sudah waktunya makan siang, kami memutuskan untuk belok ke arah Rawai Park tersebut.

Lanjutkan membaca “Cerita Liburan Phuket Hari ke-3: Rawai Kids Park dan Pantai Rawai”