Beberapa waktu lalu, saya menuliskan mengenai kegiatan Joshua bermain tangram yang membentuk huruf dan angka. Sebelumnya dia sudah pernah bermain juga dengan pattern block, tapi saya pikir dia tidak tertarik dengan mainan itu dan beberapa kali saya sudah berniat untuk menjual saja pattern blocknya. Tapi hari ini saya baru menyadari, ternyata saya salah!
Kesalahan saya adalah, salah dalam memberikan pola yang harus ditiru. Joshua tidak tertarik untuk mengikuti pola gambar-gambar, tapi ketika tadi saya berikan 1 huruf A dan a, dia langsung kerjakan dengan cepat. Memang sejak kenal huruf, Joshua menunjukkan ketertarikan terhadap semua jenis huruf (bahkan huruf Thai dan Rusia!). Jadi, bukan Joshua tidak tertarik dengan pattern block, tapi dia tidak tertarik dengan pattern non alfabet.
Hari ini saya istirahat dulu dari menuliskan tentang Bahasa Thai, mau cerita tentang suatu hal yang beberapa hari ini jadi topik dalam kehidupan. Mungkin bukan cuma kami yang alami dan siapa tau namanya lagi musim. Bukan baru kali ini sih, tapi sudah beberapa kali terjadi.
Saya perhatikan, secara berkala ada yang namanya musim di mana banyak benda rusak satu persatu dan butuh perhatian, entah itu harus ganti baru atau masuk ke bengkel. Musim ini saya sebut musim perbaikan dan keluar duit banyak. Beberapa benda yang masih ada garansi biasanya bisa diperbaiki tanpa biaya, tapi namanya garansi gak bersifat selamanya kan. Nah kalau masa garansi sudah lewat, kadang-kadang ya harus bayar biaya perbaikan, atau ya bahkan ada yang ga bisa diperbaiki dan harus ganti baru.
Saya ga ingat di mulai dari benda apa yang rusak, tapi hari ini mobil kami tidak bisa menyala, padahal baru juga di bawa ke bengkel untuk cek rutin minggu lalu. Pemeriksaan rutin ini termasuk periksa status batere. Karena penasaran, kami cek lagi sejarah perbaikan mobil dan ternyata ganti batere terakhir itu tahun 2016 November (dan sekarang sudah Juni 2019). Sebenarnya waktu beli baterenya sudah diberitahu kalau batere mobil itu perlu diganti sekitar 2 sampai 3 tahun, bisa lebih cepat kalau ada yang kelupaan dimatikan. Nah saya cukup yakin kalau tidak ada yang dibiarkan menyala di mobil, jadi sepertinya tanpa disadari sudah waktunya ganti batere.
Hari ini kita lanjutkan berkenalan dengan tulisan Thai. Dari 44 konsonan, jika berada di awal silabel akan menghasilkan 21 bunyi, tapi jika diletakkan di akhir silabel, bunyi yang dihasilkan hanya ada 8. Hal ini kenapa orang Thai tidak bisa menyebutkan nama saya dengan benar, karena buat mereka silabel ris- itu akan dibaca menjadi rit, tidak ada bunyi akhir ‘s’. Oh ya tidak semua 44 konsonan ini bisa digunakan untuk akhir dari silabel.
Silabel yang mempunyai bunyi akhir biasanya disebut dengan silabel tertutup. Silabel tertutup dalam bahasa Thai mempunyai 8 bunyi yang dikelompokkan menjadi 2. Pengelompokkan ini berguna untuk aturan tinggi rendahnya silabel tersebut di baca. Selain kelas konsonan, jenis bunyi akhir juga akan menentukan nada dari sebuah silabel.
bunyi akhir mati: plosive/stop consonant, bunyi plosive ini dihasilkan ketika bagian dari mulut (lidah, bibir atau tenggorokan) memberhentikan udara yang lewat sehingga suaranya berhenti. Dalam bahasa Thai, konsonan plosive yang dikenali hanya ada 3 bunyi yaitu /-p/, /-t/, dan /-k/
bunyi akhir hidup: sonorant/resonant, bunyi akhir dengan menggunakan konsonan sonorant. Bunyi sonorant ini cenderung dapat di dengungkan dan beresonansi. Bunyi ini dihasilkan dari hidung. Dalam bahasa Thai silabel tertutup dengan bunyi akhir sonorant yang dikenali adalah bunyi /-n/, /-ng/ , atau /-m/. Selain bunyi sonorant, bunyi dipthong /-y/ dan/-w/ juga menghasilkan bunyi akhir hidup.
Bunyi
MC
HC
LC
catatan
-k
ก
ข, ฃ
ค,ฅ,ฆ
mati
-t
จ,ฎ,ฏ,ด,ต
ฐ,ถ,ส,ศ,ษ
ท,ฒ,ฑ ,ธ,ช,ฌ
mati
-p
บ,ป
พ,ภ,ฟ
mati
-ng
ง
hidup
-n
น,ณ,ญ,ร,ล,ฬ
hidup
-m
ม
hidup
-y
ย
hidup
-w
ว
hidup
Huruf-huruf berikut tidak pernah digunakan sebagai bunyi akhir dari silabel tertutup: ฉ,ผ,ฝ,ห,ฮ.
Kesannya ribet banget ya bahasa Thai ini, mengingat 44 huruf konsonan nya aja belum bisa, eh udah harus ingat kelasnya, harus ingat bunyinya kalau di awal dan di akhir, terus kapan bisa bacanya? Gak usah panik dulu, sekarang yang penting tau dulu, lancar kaji karena diulang, kalau sering-sering disebutkan lama-lama akan hapal kok.
Perkenalan dengan konsonan sudah cukup, berikutnya akan dibahas mengenai vokal. Setelah vokal ada lagi namanya tanda baca penentu bunyi (tone mark). Setelah tone mark baru deh kita ngomongin aturan lengkapnya. Sampai ketemu di tulisan berikutnya.
Hari ini saya akan melanjutkan tulisan mengenai konsonan dari huruf Thai. Seperti disebutkan ditulisan sebelumnya, ada 44 konsonan dalam bahasa Thai, akan tetapi bunyi yang dihasilkan dari 44 konsonan ini hanya 21 jika huruf tersebut diletakkan di awal suku kata, dan ada 8 bunyi jika konsonan tersebut diletakkan di akhir suku kata.
Untuk 21 bunyi yang dihasilkan dari 44 konsonan, dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan cara membunyikannya: plain, aspirate dan sonorant.
Plain ini maksudnya bunyinya ketika diucapkan tidak terasa bunyi napas ‘h’ ataupun resonansi. Semua kelas konsonan tengah diucapkan dengan jenis plain.
Aspirate in maksudnya ketika membunyikannya ada terdengar bunyi h nya, contohnya khayalan atau kharisma. Konsonan yang menghasilkan bunyi jenis aspirate ini ada dari kelas rendah maupun tinggi.
Sonorant/resonansi maksudnya ketika membunyikannya ada dengung yang dihasilkan misalnya bunyi kata nyanyi, nguping, makan, bunyi ini hanya dihasilkan oleh konsonan kelas rendah.
Bunyi
MC
HC
LC
catatan
k
ก
plain
kh
ข, ฃ
ค,ฅ,ฆ
aspirate
j
จ
plain
ch
ฉ
ช, ฌ
aspirate
d
ฎ, ด
plain
t
ฏ, ต
plain
th
ฐ, ถ
ฑ, ฒ, ท, ธ
aspirate
b
บ
plain
p
ป
plain
–
อ
istimewa
ph
ผ
พ, ภ
aspirate
f
ฝ
ฟ
aspirate
s
ศ, ษ, ส
ซ
aspirate
h
ห
ฮ
aspirate
ng
ง
sonorant
n
ณ, น
sonorant
m
ม
sonorant
y
ญ , ย
sonorant
w
ว
sonorant
r
ร
sonorant
l
ล, ฬ
sonorant
Ada 1 huruf Thai yang istimewa, dia berperan sebagai konsonan sekaligus sebagai vokal. Huruf อ sebagai konsonan tidak memiliki bunyi, dan biasanya digunakan untuk menemani vokal. Oh ya, huruf vokal di dalam bahasa Thai tidak bisa dituliskan tanpa ditemani konsonan. Nah ketika membunyikan vokal tersebut, biasanya konsonan yang digunakan ya konsonan ini. Sebagai vokal, bunyinya seperti huruf oo. Seperti halnya vokal, untuk membentuk silabel, konsonan juga harus ditemani oleh vokal, vokal yang dipakai juga si อ ini. Makanya ketika membunyikan konsonan apapun, sering kali dituliskan bersama dengan huruf ini.
Jadi kalau dituliskan กอ dibaca koo, sedangkan kalau ditulis อก akan di baca ook. Gimana untuk menuliskan bunyi oo saja? apakah 1 huruf cukup? tentu tidak, tapi kita tuliskan ออ (dibaca oo).
Jika diletakaan di akhir silabel, konsonan Thai hanya punya 8 bunyi. Tidak semua 44 konsonan boleh digunakan untuk menjadi final konsonan. Tapi sebelum bikin tambah bingung sepertinya tulisan hari ini cukup dulu ya.
Setiap anak beda-beda, tapi entah kenapa punya anak 2 kalau di bawa potong rambut hasilnya sama susahnya. Waktu kecil, kami sering membiarkan Jonathan gondrong karena setiap di bawa ke tukang cukur pasti nangis-nangis. Udah coba berbagai cara tapi selalu gagal, sekarang kejadian yang sama terjadi dengan Joshua. Akhirnya sekali setahun kami paksa juga bawa dan biarkan anak menangis sambil dipegangin dan dicukur dengan cepat.
Selama 12 tahun di sini, kami selalu pergi ke tukang cukur yang sama di dekat rumah. Tukang cukur ini memang khusus untuk cukur laki-laki, biasanya ya tempat joe cukur rambut. Karena sudah kenal, mereka memaklumi kalau anak kami agak ribut sesekali pas di bawa cukur.
Sejak beberapa waktu lalu, karena sekarang tiap cukur bukan cuma Joe saya tapi juga Jonathan dan Joshua akhirnya saya minta nomor telpon dan kalau mau cukur menelpon dulu (ya, awal-awal mikirnya deket inilah, ngapain nelpon dulu, langsung aja datang hehehe). Tukang cukur ini juga sudah hapal sama kami, jadi kalau nelpon gak perlu sebut nama langsung tau: oh yang mau cukur papanya dan anak 2 ya. Mungkin mereka juga siap-siap bakal ada anak nangis gitu ya hahaa.
Oh ya, sampai umur 6 tahun rasanya Jonathan masih suka takut dengan suara alat cukur. Tapi sejak 7 tahun dia sudah mulai berani dan bahkan minta dikeramas segala seperti papanya. Kami pikir, ya kalau dengan begitu dia tidak ketakutan lagi di bawa potong rambut, tidak apa-apa bayar lebih, toh di sini cukur rambutnya bukan di salon mahal.
Sekarang ini Jonathan berani cukur tapi Joshua masih selalu takut cukur. Joe pergi sama Jonathan saja kalau cukur, lalu Joshua di bawa sendiri di hari lain supaya tidak kelamaan nungguin di tukang cukur. Tentunya sebelum ke tukang cukur, saya yang menelpon biar ga antri lama hehe.
Kalau ingat masa-masa sebelumnya, nanya ke orangtua lain kok anaknya gak masalah di bawa cukur, gak kebayang akhirnya Jonathan bisa duduk sendiri di tukang cukur walaupun menunggu sampai dia agak besar. Ya ada hal-hal yang akhirnya tidak jadi masalah setelah anak tumbuh besar, apalagi kalau anaknya tipe suka meniru papanya hehehe. Nah sekarang ini kami berusaha kasih tunjuk foto-foto dan video Jonathan cukur. Awalnya kami juga pernah bawa Joshua melihat papa dan kakaknya cukur, tapi Joshua tetep saja belum mau cukur dengan sukarela, akhirnya ya Joshua akan lebih sering gondrong sekarang ini hehehe.
Saya gak punya tips bagaimana membawa anak cukur supaya mereka mau cukur dengan sukarela selain: tunggu saja, pada waktunya mereka akan mengerti dan gak akan takut lagi potong rambut. Setelah anak bisa diajak ngobrol, mereka mungkin gak langsung berani, karena Jonathan sudah mengerti dari sejak sebelum 6 tahun, tapi pada saat waktunya dicukur, dia masih takut. Yang bisa kita lakukan ya kasih contoh, kasih pengertian, temani dan tunjukkan kalau cukur itu hanya sebentar dan toh setahun paling banyak 3 kali ke tukang cukur. Kalau rambut anaknya keriwil, setahun 2 kali juga cukup hehehe.
Dari beberapa tulisan lalu, saya selalu menyertakan tulisan Thai untuk kata-kata yang digunakan. Mungkin sudah ada yang penasaran, itu kok kayak cacing begitu dan gimana sih membacanya. Sabar ya, kalau ada buku yang bilang fasih membaca dan berbahasa Thai dalam waktu 24 jam, saya jamin itu buku bohong hehehe. Butuh waktu dan latihan yang tekun dengan konsentrasi penuh untuk bisa lancar berbicara dan membaca tulis. Bisa membaca tulisan saja tidak menjamin pasti bisa menulis dengan cepat. Tapi jangan langsung mundur teratur, ada pepatah bilang: Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.
Seperti saya sebutkan sebelumnya, aksara Thai untuk konsonan ada 44 huruf/bentuk yang merepresentasikan 21 bunyi. Loh kok bunyinya lebih sedikit daripada hurufnya? Ya memang begitu, kadang-kadang untuk bunyi yang sama kita bisa pakai huruf yang berbeda. Bedanya apa? tunggu sabar saya jelaskan hehehe.
Dari 44 konsonan Thai, ada pembagiannya menjadi 3 kelas yang nantinya akan menentukan tinggi rendahnya sebuah silabel/ suku kata dibunyikan. Kelasnya dibagi sebagai berikut:
Kelas menengah (กลาง, klang): ada 9 konsonan
Kelas tinggi (สูง, sung): ada 11 konsonan, tapi 1 konsonan sudah tidak dipakai lagi
Kelas rendah (ต่ำ, tam): ada 24 konsonan, tapi ada 1 konsonan yang sudah tidak dipakai lagi
Jadi dari 44 huruf Thai, yang masih dipakai itu hanya 42 huruf. Konsonan yang sudah tidak dipakai itu masih tetap dihitung karena untuk teks lama ada beberapa kata yang masih menggunakan huruf tersebut.
Terus dari masing-masing kelas itu akan ada huruf dengan bunyi yang sama. Bahkan dari dalam kelas yang sama saja bisa ada beberapa huruf yang merepresentasikan huruf yang sama. Ini kapan-kapan akan dibahas lebih lanjut, tapi untuk sekarang ini contohnya untuk bunyi s kita bisa pakai: ซ ศ ษ ส, huruf pertama ada dalam kelas konsonan rendah sedangkan 3 huruf terakhir itu ada dalam kelas konsonan tinggi. Terus memakainya gimana? ya diingat saja ejaan setiap kata, makanya saya bilang bisa membaca tidak selalu bisa menulis hehehe.
Berikut ini video singkat untuk melihat sekilas 44 konsonan Thai:
Saya sengaja capture bagian awal dari video tersebut untuk bisa melihat lebih jelas 44 konsonan dan pembagian kelasnya.
Coba perhatikan huruf-huruf Thai ini, hampir semua huruf ada bagian lingkarannya. Nah penulisan huruf Thai juga ada aturannya, selalu mulai dari titik yang ada lingkarannya. Untuk huruf pertama tidak ada lingkarannya, tapi selalu mulai dari bawah sebelah kiri lalu tanpa mengangkat alat tulis sampe selesai menuliskan gambar kaki kanannya. Jadi bisa saja kita bilang lah kan yang penting hasil akhirnya sama terlihatnya, tapi bukankah lebih baik belajar dengan cara yang benar. Kalau gurunya lihat kita salah menuliskannya, pasti disuruh ulang deh hehehe. Ini saya kasih link ke video cara menuliskan huruf Thai yang di dapat di YouTube juga.
Kalau kita belajar bahasa Inggris, kita belajar A is for Apple, atau dalam bahasa Indonesia, kita belajar A itu Ayam. Dalam bahasa Indonesia dan Inggris, ketika mempelajari bunyi huruf, kita bisa menggantikan kata-katanya dengan kata apa saja yang memiliki bunyi huruf tersebut.
Dalam bahasa Thai setiap konsonan punya nama dan ketika mempelajarinya, huruf itu akan selalu punya nama yang sama. Huruf ก selalu untuk ko kai (ก กอ ไก่). Anak-anak Thai menghapalkan 44 hurufnya dengan menyanyikanya. Bisa dilihat di video berikut:
Saya sekian tahun belajar huruf Thai, gak berhasil hapal urutannya. Waktu Joshua mulai menghapalkan urutan huruf Thai, akhirnya saya ikut hapal hahaha. Iya Joshua sudah hapal semua huruf thai sebelum dia 4 tahun. Jonathan juga sepertinya semakin lancar menghapalnya setelah Joshua hapal :).
Nah karena ini judulnya perkenalan, biar gak keburu pusing duluan sepertinya hari ini cukup dulu informasi mengenai konsonan Thai.
Di YouTube ada banyak sekali video-video yang menjelaskan huruf Thai ini, tapi umumnya ya penjelasannya dalam bahasa Inggris. Tapi kalau diperhatikan videonya dengan seksama, kita gak perlu jagoan bahasa Inggris untuk mengertinya kok hehehe. Video yang saya sertakan di sini juga dari hasil mencari cepat, jadi mungkin bukan yang terbaik, tapi cukup menjelaskan dan saya cari yang paling singkat. Silakan dilihat-lihat dan mulai diingat-ingat. Belajar bahasa Thai ini harus banyak mengingat dan berlatih bicara hehehe.
Salah satu kata yang saya ingat butuh banget diketahui waktu baru datang di Thailand adalah mencari tahu toilet ada di mana waktu terasa ada panggilan alam hehehe. Awalnya saya pikir kalau kita sebut :”toilet”, semua orang akan langsung mengerti. Kenyataannya mereka tidak langsung mengerti sodara-sodara, kemungkinan karena saya menyebutkan kata tersebut bukan dengan nada yang mereka pahami.
Kata yuu thii nay ini bisa dipakai untuk menanyakan apa saja selain toilet. Kita bisa bertanya managernya ada di mana, atau restoran ada di mana, atau membeli sesuatu bisa dapat di mana. Pengucapan kata ini agak sulit dijelaskan karena kata yuu ini nadanya turun, kata thii nadanya menaik lalu turun dan kata nay? nadanya turun lalu naik. Ah susah ya menjelaskannya, langsung klik aja di link yang saya kasih biar jelas cara mengucapkannya hehehe.
Hong naamห้องน้ำ ini jangan diartikan kamar air, karena sudah membentuk arti baru menjadi toilet, kamar mandi, kamar cuci atau bolehlah diartikan kamar/ruang yang ada airnya.
Seperti kata-kata lainnya, untuk menambah kesan sopan, di akhir kata bisa ditambahkan kata kha atau khrap. Jadi kalimatnya untuk perempuan: hoong naam yuu thii nay kha? ห้องน้ำอยู่ที่ไหนคะ atau untuk laki-laki: hoong naam yuu thii nay khrap?ห้องน้ำอยู่ที่ไหนครับ
Biasanya petunjuk letak toilet cukup jelas kelihatan, tapi pernah suatu kali kami ke restoran yang sangat besar dan tidak melihat petunjuk toilet sama sekali. Di situlah pertama kali saya menyadari kalau saya butuh tau kata hongnaamห้องน้ำ untuk bertanya di mana toiletnya hehehe.
Kata lain selain hoong naam
Ada beberapa kata lain yang juga digunakan untuk menyebut toilet selain hoong naam. Jadi kadang-kadang walau sudah menghapalkan huruf Thai untuk kata hoong naam jangan heran kalau baca petunjuknya beda tulisannya. Kata-kata yang juga bermakna toilet dan sering dipakai di petunjuk toilet adalah:
Walaupun ada kata yang lain, biasanya kalau kita sebutkan hoong naam (dengan nada yang tepat lebih baik lagi), biasanya orang Thai akan mengerti dan akan membantu menunjukkan arah toilet terdekat. Kalau nggak ada yang ngerti kata hoong naam karena nadanya salah, bisa dicoba memperagakan pegang perut sambil agak duduk hampir jongkok dengan wajah memelas hahaha (ini kisah nyata dari salah seorang teman saya hehehe).