Email nyasar

Saya punya email yohanes [at] gmail.com sejak 22 Juni 2004, waktu itu Gmail masih berbasis undangan (invite). Banyak orang bernama Yohanes di Indonesia (bahkan di luar Indonesia ternyata juga ada). Emailnya umumnya adalah yohanes_xxx (ada imbuhan sesuatu), tapi pengirim email sering salah, dan mengirimnya ke email saya. Saya yakin yang punya yohanes [at] yahoo.com atau nama lain yang umum juga sering mendapatkan email nyasar.

Berikut ini contoh-contoh email yang pernah nyasar ke mailbox saya:

  1. Email piutang
  2. Skema jaringan dan database
  3. Hasil scan KTP seseorang
  4. Email untuk pak Yohanes Surya
  5. Kiriman tugas kuliah dan catatan kuliah
  6. Kontrak pra nikah
  7. Biaya renovasi rumah
  8. Surat lamaran kerja
  9. Foto-foto keluarga
  10. Email sistem untuk admin Bank BCA

Pernah juga seseorang mendaftarkan email saya sebagai mail untuk BCA. Untungnya ini tidak menimbulkan masalah. Semoga gak dapet email yang menimbulkan masalah, dan dapet email yang lebih seru deh 🙂

Kernel FreeBSD

Dua hari yang lalu untuk kali pertama, kode program saya masuk ke kernel FreeBSD (versi development). Kode ini bisa diakses di:

http://www.freebsd.org/cgi/cvsweb.cgi/src/sys/arm/econa/

Kode tersebut merupakan port FreeBSD ke platform Cavium Econa CNS11XX. Secara sederhana, artinya sekarang FreeBSD bisa berjalan di device di bawah ini (Emprex NSD-100):

NSD_100_1

Saya kenal Linux dulu kali pertama waktu masuk Informatika ITB tahun 1998. Kami sempat mendapatkan pelatihan menggunakan Linux selama seminggu, dan di salah satu sesinya ada sedikit cerita mengenai sejarah Linux. Sejak saat itu saya tertarik dengan sistem operasi. Sebelum kuliah OS, saya sudah menyelesaikan membaca buku Tannenbaum (Operating System: Design and Implementation). Pernah dulu mau berusaha bikin OS sendiri, tapi ya karena saya tidak sejenius Linus Torvalds, akhirnya saya menyerah dan meninggalkan usaha tersebut.
Lanjutkan membaca “Kernel FreeBSD”

Main Game

Baru-baru ini saya membeli Nintendo DS Lite. Nggak sekalian DSi, soalnya masih mahal. Ternyata sejak beli, saya jadi sering main game, padahal biasanya gak terlalu suka main game. Ceritanya ini mau posting ngalor ngidul mengenai game-game yang pernah saya mainkan. Karena saya bukan gamer hardcore, listnya cukup sedikit. Sekedar pengingat kalau suatu saat ingin bernostalgia main game lama.

NES_Super_Mario_Bros

Console pertama yang kami miliki adalah NES. Game yang suka saya mainkan dulu: Tetris, Contra, Super Mario Bros, Super Mario Bros 2 dan (Kick Master) . Meskipun saya sangat suka main Super Mario Bros. Rasanya game yang saya tamatkan cuma Kick Master. Dari sejak memainkan game di Nintendo dulu, saya penasaran “gimana sih caranya bikin game?”, dan menurut saya hal itu merupakan salah satu yang mendorong saya belajar komputer hingga menjadi programmer.

Adik saya pernah meminjam gameboy dari temannya, dan kami dulu pernah sangat tertarik game Kirby. Sekarang pun saya masih suka memainkannya sesekali di emulator Game Boy.

Setelah Nintendo berlalu, kami punya Sega Mega Drive dengan mainan favorit saya Sonic, Mortal Kombat, dan Earthworm Jim 2. Waktu punya Apple ][ game favorit adalah Winter Games, dan sebuah RPG yang saya lupa namanya (kayanya itu satu-satunya RPG yang saya mainkan), lalu waktu memiliki PC pernah main Age Of Empires sekali (ini satu-satunya RTS yang saya mainkan). Game kecil yang saya suka adalah Chips Challenge. Di Linux (sebenarnya versi Windows dan Mac-nya juga ada), ada satu game yang saya suka (dan belum berhasil menyelesaikan), yaitu Fish Fillets NG.
Lanjutkan membaca “Main Game”

Siapa bilang Windows itu gampang?

Menurut saya Windows itu sulit dan merepotkan. Sebelum ada yang menuduh saya fanatik Linux/OS X, saya mau cerita dulu bahwa saya pemakai Windows dari sejak Windows 3.1. Saya juga bukan sekedar pemakai, tapi sudah mendevelop beberapa aplikasi Windows, dan bahkan pernah memprogram device driver. Windows Mobile dan Windows CE pun pernah saya pakai (mendevelop aplikasi set top box). Saya juga pernah menjadi admin beberapa puluh komputer dengan OS Windows (jadi saya tahu scripting di Windows  juga).

Hari ini, setelah sekian lama, saya menginstall Windows 7. Dan sekarang saya teringat lagi betapa banyak hal yang mengesalkan dari sejak mulai instalasi. Ada beberapa driver tambahan yang selalu harus didownload dan diinstall. Setelah instalasi selesai, saya juga tidak bisa melakukan apa-apa.

Saya perlu menginstall banyak program untuk bisa mulai produktif. Mulai dari aplikasi kecil seperti browser yang lebih baik (Chrome, Firefox atau Opera), download manager (Free Download Manager), lalu aplikasi untuk koneksi ke server (Winscp dan Putty). Kemudian perlu 7-zip untuk membuka aneka macam arsip. Untuk memutar video perlu menginstall mplayer dan VLC. Untuk berkomunikasi saya perlu pidgin (plus bonjour agar gampang chat di jaringan lokal).

Lanjutkan membaca “Siapa bilang Windows itu gampang?”

Rajinlah Belajar

Sebenarnya tulisan ini sudah lama ditulis, tapi baru ingat menerbitkannya setelah membaca komik ini:http://www.collegehumor.com/article:1792887. Komik itu seperti menyatakan bahwa “kuliah gak kuliah ya kerjanya cuma begitu aja”. Komik itu memang cuma bercanda, tapi itu menyatakan pandangan banyak orang: ngapain sih susah-susah sekolah kalo nggak dapet kerja (atau kerjanya bisa didapatkan tanpa kuliah).

Ada ratusan ribu sarjana di Indonesia ini yang jadi pengangguran. Saya yakin cukup banyak sarjana ini yang pintar dan rajin, tapi saya juga yakin, banyak di antara mereka yang mungkin memang tidak layak mendapatkan pekerjaan. Posting ini terutama dimaksudkan untuk para pelajar dan mahasiswa yang masih sekolah, yang belum menjadi sarjana. Ini hanya bahan pemikiran saja, supaya Anda mau lebih rajin.

Saya pernah jadi mahasiswa, saya pernah mengajar di beberapa perguruan tinggi swasta, saya pernah mengunjungi beberapa perguruan tinggi negeri selain kampus saya ITB. Saya sering merasa heran melihat para mahasiswa yang sangat malas, namun berharap mendapatkan nilai tinggi, dan berharap bisa segera lulus dan mendapatkan pekerjaan. Sementara itu yang dilakukan ketika kuliah adalah:

  1. membeli puluhan buku mahal yang tidak dibaca.
  2. berusaha untuk tidak mengerjakan tugas apapun. Banyak yang dilakukan, mulai dari mencontek, meminta tolong pacar/teman, mengambil sumber dari internet dan tanpa menyebutkan sumbernya (yang parah adalah sumber dari Internet berbahasa Inggris yang diterjemahkan dengan TRANSTOOL!!), membayar orang lain untuk mengerjakan.
  3. Mengikuti aneka kegiatan tidak penting di luar kampus, shopping, nonton konser, jalan-jalan. Tapi tidak pernah mau datang ke seminar dan workshop.
  4. Meminta orang lain mengerjakan tugas akhir (baik keseluruhan atau bagian yang sulit), atau membeli tugas akhir yang sudah jadi

Lanjutkan membaca “Rajinlah Belajar”

Kenangan Masa SMU

Posting ini tidak akan membahas banyak hal waktu sama masih SMU. Posting akan membahas kisah cinta saya, cinta pada programming. Saya belajar komputer kali pertama kelas 2 SMP, tahun 1994. Waktu itu saya ikut kursus DOS, Wordstar dan Lotus 123. Nama tempat kursus saya waktu itu adalah Linggar jati, di dekat pertigaan jalan raya bogor ke arah Cibubur. Dari segi komputer dan pengajar, tempat itu sangat biasa, yang luar biasa adalah: semua siswa boleh belajar di luar jam kursus, dan bahkan jika ada kursus lain pun boleh menggunakan komputer yang di belakang (jika tidak dipakai), asalkan tidak menganggu yang lain.

Di situlah saya belajar sendiri memprogram dalam bahasa BASIC. Buku pegangan saya cuma buku panduan ujian bahasa BASIC. Bukunya tidak punya teori, cuma soal pilihan ganda dan kunci jawaban saja. Ternyata buku semacam itu mudah untuk dipelajari, misalnya ada pertanyaan “Fungsi LEFT$ berguna untuk?”, lalu saya cari jawabannya, misalnya “mengambil N karakter terkiri”, nah dari situ saya tahu apa gunanya fungsi LEFT$. Setahun kemudian ayah saya membelikan Apple II/e (komputer tua yang dibeli karena bapak saya tidak mengerti soal komputer, dan kebetulan ada yang menjual murah). Saya banyak memprogram BASIC di komputer itu, tapi sayang dalam beberapa bulan komputernya mulai rusak, dan saya tidak punya lagi arsip program-program lama saya.

Tanggal 10 Januari 1997, kelas 2 SMU saya dibelikan PC pertama saya: Pentium 120 Mhz, Ram 16 Mb, harddisk 1 GB. Itulah dimulainya petualangan memprogram. Hari ini saya menemukan beberapa program yang saya buat waktu itu. Melihat program-program tersebut, aneka hal muncul di pikiran saya:

  1. Melihat sebagian program, saya berpikir: wah kok saya dulu goblok banget ya, kan ini mestinya bisa begini
  2. Melihat sebagian program lain saya berpikir: wah hebat juga ya, dulu saya bisa ngerti ini, padahal cuma belajar sendiri
  3. Wah kok dulu kepikiran ya bikin program ini
  4. Ngapain coba bikin program ini, gak ada gunanya
  5. Wah ternyata dulu saya fans Sailor Moon
Lanjutkan membaca “Kenangan Masa SMU”

Cerita Gadget (4): Portable Audio/MP3 Player

Gadget pertama yang saya miliki yang bisa memutar MP3 adalah Siemens SL45i, ponsel pertama dengan memory card dan MP3 player. Waktu membeli itu, memori yang diberikan hanya 32Mb, dan dengan mengencode dengan bitrate rendah, saya bisa memasukkan sekitar 20 lagu. Setelah itu saya sudah mencoba dan masih menggunakan beberapa device lain untuk memainkan audio. Beberapa yang sudah saya coba adalah iPod Nano (1st Generation), iPod Touch (2nd Generation), beberapa PDA (iPAQ 1940, Thera AudioVox, Palm Tungsten E), Aneka ponsel (Nokia 3650, E61, 5800, 9300, dll), serta beberapa MP3 player selain iPod (Netac A100, Apacer).

Siemens SL45

Saya sendiri bukan Audiophile, jadi saya tidak terlalu mempermasalahkan kualitas suara, asalkan tidak ada noise yang terasa. Selain untuk mendengarkan musik, saya kadang juga mendengarkan audiobook (tapi tetap lebih suka membaca dibanding mendengar).

Inilah catatan mengenai audio player berdasarkan pengalaman:

  1. Ternyata saya tidak terlalu suka mendengarkan banyak lagu, jadi MP3 player berkapasitas besar kurang berguna bagi saya. Sebagian MP3 player bisa digunakan untuk memutar video atau menyimpan data (sebagai USB disk). Jadi kadang kapasitas yang besar juga tidak apa-apa dimiliki, karena bisa digunakan untuk tujuan lain
  2. Sekarang waktu untuk mendengarkan audio bagi saya tidak banyak. Ketika bekerja, lebih enak sunyi, selain itu lebih banyak waktu digunakan untuk ngobrol dengan Risna. Dalam kasus saya, lebih enak membiarkan lagu di harddisk rumah untuk diputar melaui speaker.
  3. Faktor penting dalam memilih audio player adalah navigasinya. Dalam hal ini iPod memang sangat nyaman digunakan, memilih lagu bisa dilakukan sangat cepat.
  4. Untuk mendengarkan Audiobook, iPod sangat nyaman. Beberapa hal yang membuat nyaman adalah: bisa mengingat posisi terakhir kita mendengarkan, mudah melakukan seek ke posisi tertentu, bisa mundur 30 detik dengan cepat (iPod touch), bisa mempercepat dan memperlambat suara. Fitur memperlambat suara berguna jika ada pembicaraan terlalu cepat, sedangkan mempercepat suara bisa digunakan agar cepat selesai (awalnya memang sulit, tapi setelah terbiasa, rasanya mudah).
  5. Untuk PDA atau ponsel tertentu, biasanya ada software khusus untuk membaca audiobook (dengan fitur-fitur yang saya sebutkan).
  6. Audiobook bisa membantu dalam membaca. Misalnya Risna tadinya bermalasan menyelesaikan buku Harry Potter, tapi dengan membaca sambil mendengarkan ebook, dia bisa menyelesaikan harry poter dalam waktu singkat
  7. Teorinya jika Anda olahraga sendiri, memakai MP3 player akan bisa menambah semangat, tapi ternyata saya nggak suka olah raga sendiri 😀
  8. Jika sering mendengarkan musik, device khusus akan lebih nyaman dipakai, dibanding menggunakan ponsel, karena batere ponsel akan lebih cepat habis