Blitz Megaplex

Kemarin nonton di Blitz Megaplex, berikut ini penilaian subjektif dari kami.

Negatipnya

  • Suaranya terlalu keras, bikin budeg aja.
  • AC nya dingin sekali, siap-siap jaket (mungkin karena kemaren auditoriumnya terlalu kosong disaat tidak nomat).
  • Tempatnya terlalu dugem, nggak gue banget!

Plusnya

  • Ada melsa free hotspot, jadi bisa internetan pas nunggu film

Katekisasi Pranikah

Hari minggu kemarin aku dan Risna mengikuti retreat katekisasi pra nikah untuk menutup sesi 8 minggu kelas katekisasi yang kami ikuti. Menurutku katekisasi ini sangat berguna sekali, dan aku cuma mau sharing apa aja yang dibagikan di situ.

Buat yang non Kristen, atau buat yang Kristen tapi di gerejanya nggak ada katekisasi pra nikah, ini penjelasan singkat: kelas katekisasi di GII Hok Im Tong diwajibkan untuk yang akan diberkati pernikahannya di sana, dan minimal harus diikuti 6 bulan sebelumnya.

Keluarga Risna inginnya kami nikah di Medan, jadi kelas itu cuma sekedar untuk menambah pengetahuan, dan menyiapkan diri menghadapi pernikahan.

Kelas ini membuat aku jadi berpikir banyak mengenai pertanyaan: “benarkah dia yang terbaik untukku dan aku mau menghabiskan sisa hidupku dengannya?”, dan “apakah aku sudah siap menikah?”.

Apa aja sih yang diajarin di kelas itu?

Konsep pernikahan Kristen

Pertama tentang konsep pernikahan Kristen itu sendiri seperti apa: bahwa itu mengenai memulai kehidupan baru (“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”, Kejadian 2:24), yang salah satunya mengimplikasikan bahwa seorang cowok dah harus siap nikah dan tidak lagi meminta support keluarga untuk menafkahi istri (ada ayat yg lebih eksplisit, lupa yang mana), dan juga mengimplikasikan bahwa masalah dalam keluarga sebaiknya tidak dibawa ke orang tua (pertama didoakan, di bawa ke pendeta, dst).

Lanjutkan membaca “Katekisasi Pranikah”

Pengalaman memakai 3G XL

Saya telah mendapatkan sumbangan E50 untuk development SymbianBible, dan atas persetujuan pemberi sumbangan, HP tersebut saya tukarkan dengan E61 yang mendukung 3G. Selain berguna menemukan banyak bug dalam program saya, E61 juga berguna untuk mencoba 3G yang saat ini sangat marak didengungkan oleh para operator seluler. Secara umum ternyata 3G masih mengecewakan, dan operator masih perlu promosi lagi agar ini bisa sukses.

Testing dilakukan di berbagai tempat, dan ternyata signal 3G masih belum merata. Segala keluhan di bawah ini dilakukan berdasarkan testing di mana signal 3G sangat baik (which is di tempat tidur saya di Kopo). Saat ini beberapa layanan 3G XL masih gratis sampai 22 November 2006 (Streaming Video, Portal WAP 3G, telepon video 6 menit pertama).

Pertama: Koneksi Data

Kabar buruknya koneksi ternyata tidak selancar yang diharapkan. Bahkan mengakses situs wap.xl.co.id kadang-kadang sangat lambat dan perlu refresh. Kabar baiknya: Latensi 3G lebih baik dari GPRS dan nyaman untuk melakukan koneksi interaktif (misalnya SSH). Saya belum mencoba chat dengan Yahoo messenger, tapi mestinya lebih lancar dibanding GPRS.
Lanjutkan membaca “Pengalaman memakai 3G XL”

Pesan di perlintasan kereta api

Para pengguna Jalan raya, saat ini Anda berada di perlintasan kereta api. Perlu Anda ketahui bahwa palang pintu perlintasan bukan alat pengamanan utama tetapi hanyalah alat bantu peringatan, bahwa Anda akan melewati perlintasan kereta api.
Di tempat lain masih banyak perlintasan yang tidak dijaga dan tidak berpintu, untuk itu berhati-hatilah setiap akan melewati perlintasan kereta api, patuhilah rambu-rambu lalu lintas yang ada.

Sampai saat ini telah banyak korban meninggal dunia sia-sia karena kelalaian dan ketidak displinan ketika melalui perlintasan kereta api.

Terima kasih atas kedisiplinan Anda dalam berlalu lintas.
Semoga selamat sampai tujuan.
Pesan ini disampaikan oleh PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi II Bandung.

Mana yang lebih menyedihkan?

Cerita dari adikku

Dalam sebuah sidang skripsi di sebuah Universitas di Jakarta.
Sekjur: ‘Kamu tahu situs 17tahun.com?’
Mahasiswa: ‘nggak tahu pak’ (padahal dia cowok)
Sekjur: ‘bener nggak tau?’
Mahasiswa: ‘nggak tau pak’
Sekjur: ‘Nanti kamu cari tahu ya setelah sidang ini. Tulisan di 17tahun.com itu jauh lebih bagus dari tulisan kamu, titik komanya jelas, jadi saya bisa enak bacanya. Tulisan kamu ini parah cara penulisannya, tanda bacanya nggak karuan, apalagi cara penyampaian idenya.’

Mana yang lebih menyedihkan? bahwa tulisan mahasiswa itu jelek, atau sekjur yang suka baca 17tahun.com?