Pindah rumah (lagi)

Tahun 2013, untuk pertama kalinya kami pindah dari condo ke rumah biasa. Kami (terutama Jonathan) sangat happy dengan rumah itu. Proses pindah rumah itu sangat melelahkan, pindahan sejak Maret 2013 tapi baru selesai beberes, unpack barang dan buang barang yang tak terpakai akhir tahun 2013.

Ini bukti sisa pindahan masih lumayan banyak. Ini yang sempat difoto, yang ga difoto juga masih ada lagi. SIsa pindahan 2013

Tak terpikir akan pindah rumah dalam waktu dekat, dan bahkan berpikir kami akan tinggal di rumah itu selama diijinkan. Pada saat kontrak awal, pemilik rumah sudah nyatakan kontrak rumah kami minimal setahun dan kemungkinan setelah 2 tahun dia belum tentu akan memperpanjang kontraknya. Ternyata setelah 1 tahun 1 bulan di rumah itu, bulan April 2014 kami pindah rumah lagi.

Rumah Kontrakan 2014
Rumah Kontrakan 2014

Rumah yang kami tempati sekarang ini setiap hari kami lewati ketika mengantar dan menjemput Joe ke kantor. Sebelum kami pindah rumah di tahun 2013, saya selalu bilang ke Joe: “coba ada ya rumah yang dikontrakkan deket kantor papa”. Masih dalam masa pencarian rumah, kami melihat ada tulisan Di JUAL di depan rumah ini. Lokasi rumah ini sangat strategis, dan langsung saja saya berandai-andai. Andai saja rumah itu disewakan dan bukan dijual sudah pasti kita akan coba menawar buat sewa rumah itu.

Hampir setahun kemudian, tulisan di depan rumah ini berubah jadi disewakan. Kami setiap hari melihat rumah ini mulai dari tulisan direnovasi, dan kemudian tulisan disewakan hilang. Sepertinya rumah ini sudah berpindah tangan dan sudah disewakan ke orang lain. Saya waktu itu hanya bisa berandai-andai lagi. Ah andai saja disewakannya tepat setelah kontrak setahun kami habis, pasti kami bisa sewa rumah itu. Akhirnya waktu itu saya dan Joe meyakinkan diri bahwa kami akan tinggal di rumah sebelumnya sampai 2 tahun, sebelum mencari lokasi yang lebih dekat lagi ke kantor. Kami meyakinkan diri, kalau proses pindahan itu sangat capek dan kami ga pengen sering-sering pindah.

Tak berapa lama setelah kami mengajukan bahwa kami akan memperpanjang kontrak di rumah lama, tulisan disewakan di depan rumah ini muncul lagi. Harapan untuk dapat rumah dekat kantor muncul lagi. Segera kami mengontak pemilik rumah yang baru dan tak butuh waktu lama kami mendapat tawaran yang membuat kami melupakan sejenak kalau proses pindahan itu melelahkan.

Rumah ini sangat unik dan seperti khusus dirancang untuk Jonathan (atau untuk orang dengan anak toddler). Rumah ini ada ruang pendek yang sekarang jadi kamar bermain Jonathan dan di kamar mandi ada bath tub yang ukurannya setengah dari ukuran bath tub biasa.

Kamar bermain Jonathan
Kamar bermain Jonathan

Ruang pendek ini hampir selalu membuat orang dewasa kejeduk di pintunya, tetapi bisa berdiri di dalamnya asal tingginya ga lebih dari 190 cm. Setiap hari Jonathan menghabiskan waktu banyak di ruang ini. Komputer kerja mama dititip di kamar ini, sekalian supaya bisa menemani Jonathan bermain. Komputer yang di bawah merupakan komputer pertama papa di Chiang mai (umur komputernya sudah hampir 7 tahun), sudah di upgrade beberapa item tapi gak laku juga kalau dijual. Jonathan bisa bermain flash game atau melihat beberapa video youtube di situ, atau sekedar meniru-niru papa ngetik-ngetik.

Bath tub mini
Bath tub mini

Kami masih nggak mengerti kenapa ada bath tub mini di rumah ini, tapi pastinya Jonathan sangat senang sekali bisa bermain air di hari yang panas ini. Ukurannya pas buat Jonathan, dan pastinya lebih hemat air daripada bath tub ukuran dewasa ๐Ÿ˜€

Sejak akhir Maret 2014, kami mulai proses pindahan ke rumah ini. Entah berapa kali mondar mandir bawa barang dan packing – unpacking. Dan setelah 2 bulan di rumah baru, akhirnya semua barang sudah mulai rapi dan berada di tempatnya.

Oh ya, karena foto diambil dengan mode panorama, ruangannya terlihat seolah-olah besar. Secara keseluruhan ruangan di rumah ini kecil-kecil. Kamar paling besar tidak lebih dari 3×4 m. Tapi rumah ini pas banget deh buat kami, Jonathan happy dengan ruang bermainnya, mama tentunya dapat dapur lebih luas dari rumah sebelumnya, papa juga kebagian kamar kerja plus sekarang bisa ke kantor jalan kaki (jaraknya hanya beberapa ratus meter, kurang dari 5 menit).

Foto-foto rumah selengkapnya akan diposting terpisah (password protected) untuk menjaga privasi.

10 Tahun ngeblog bareng

Tanggal 7 April 2004 kami memutuskan untuk ngeblog bareng. Ini dua posting pertama kami. Sebenarnya waktu itu kami dah punya blog masing-masing (dua-duanya sudah ditutup), tapi saya mengusulkan buat ngeblog bareng aja, biar postingnya terkumpul. Mbak Risna (waktu itu manggilnya masih pake “mbak”) setuju.

Sebenarnya kalo dipikir-pikir lagi: nekat juga ya, pacaran baru beberapa bulan, dah ngeblog bareng (dan pacarannya pun backstreet, kedua orang tua kami gak tau). Waktu itu saya nggak memikirkan: andaikan putus gimana? karena dari awal kami merasa serius. Gaya pacarannya lebih banyak ngobrol, diskusi, baca buku bareng.

Saya senang kami bisa menuliskan banyak kisah hidup dan berbagai pemikiran di blog ini selama 10 tahun terakhir ini. Tidak semua kisah bisa diceritakan pada waktunya, misalnya betapa susahnya dulu propose jadi pacarnya Risna sampai dikenalkan ke dua temennya untuk blind date. Tapi secara umum blog ini menangkap momen-momen penting dalam hidup kami dari mulai pacaran, menikah, pindah ke Thailand, punya anak, dan berbagai tempat yang kami kunjungi, berbagai keisengan yang kami lakukan.

Meski kebanyakan orang (termasuk kami) sekarang aktif di social media, kami juga masih mengupdate blog ini. Blog ini dibuat sebelum Facebook terbuka untuk umum (Facebook membuka pendaftaran umum tanggal 26 September 2006), dan saya berharap akan tetap ada andaikan nanti Facebook ditinggalkan orang-orang seperti Friendster, MySpace atau Plurk yang sempat populer. Memiliki blog sendiri, dengan hosting sendiri rasanya lebih enak karena semua dikontrol oleh kami sendiri.

Dari sisi teknis: blog ini memakai wordpress dari versi 0.7 (Lihat sejarahnya WordPress di sini, ini adalah versi rilis pertama kali). Sudah sempat pindah hosting beberapa kali (semuanya dijelaskan di berbagai posting yang tersebar di sini).

Semoga dalam kebersamaan kami, kami bisa ngeblog bersama puluhan tahun lagi.

7th Wedding Anniversary

Sebenarnya anniversarynya kemarin, tapi kemarin ragu mau nulis apa. Kondisi saat ini masih seperti tahun sebelumnya: kami sangat berbahagia, kami sehat, kondisi keuangan baik, mobil yang kami pakai baik-baik saja, kami tidak kecelakaan, adik saya akhirnya akan menikah bulan depan, semua baik-baik saja. Tapi hari ini terpikir: justru saat seperti ini harus dituliskan supaya ingat masa-masa sangat bahagia yang diberikan Tuhan saat ini.

Kami selalu berdoa agar semua hal tetap baik-baik saja dan membahagiakan, tapi suatu hari kita akan menjadi tua, dan tentunya tidak akan punya energi untuk melakukan hal-hal yang dilakukan sekarang ini. Jonathan akan bertumbuh besar, dan kelucuannya masa kecilnya akan hilang diganti dengan kedewasaan.

Saat ini Jonathan tumbuh dengan baik dan sehat. Kemampuan bicaranya semakin bagus dalam Bahasa Indonesia dan Thai (dan bahasa Inggrisnya juga mulai membaik). Teman-teman Jonathan makin banyak, dari nursery (kiddee house, dari sekolah minggu, dari Co-Op homeschool).

Kelakuan Jonathan tiap hari membuat kami tertawa dengan komentar-komentar yang tak terpikirkan. Misalnya waktu saya sedang memberi tahu nama-nama pohon di belakang rumah “ini pohon nangka”, “ini pohon singkong”, “ini pohon cabe”, “ini pohon pisang, tapi udah abis buahnya”), tiba-tiba Jonathan menunjuk ke tanaman hias dan berkata: “ini pohon nasi goreng, tapi udah nggak ada nasi gorengnya”.

Atau dua hari yg lalu ketika kami semua belum mandi, dan Jonathan berusaha menyuruh mamanya untuk mandi duluan. “Mama, ayo mandi, kalo nggak nanti dicoakin loh”. Kami bingung maksudnya apa, jadi kami bertanya pada Jonathan apa maksudnya “dicoakin”, dia menjawab: “dicoakin, dibeliin kecoak”. Jadi waktu kami pertama kali pindah, rumah yang kami sewa ada banyak kecoak, dan beberapa minggu pertama kadang muncul di kamar mandi, Jonathan tidak takut, tapi sering mencari-cari “kecoaknya mana?” Sampai sudah hampir setahun dia kadang masih suka bertanya: “mana kecoaknya?”. Sampai suatu saat saya bilang: “kecoaknya udah nggak ada, Jonathan mau dibeliin kecoak mainan?” “Nggak mau ah”. Tiba-tiba saja dia teringat lagi soal “beli kecoak”.

Tahun ini Risna semakin sibuk mengurus Jonathan dan juga lebih terlibat dalam Co-Op Homeschool (kali ini mengajar Pre-School Math). Aktivitas Jonathan makin banyak. Pekerjaan saya juga masih berjalan lancar.

Sulit mengungkapkan semua hal yang ingin kami syukuri (dan mungkin jika dituliskan semuanya malah bisa bikin iri sebagian orang). Saat ini bukan orang yang super kaya ataupun super sukses, tapi kami bahagia. Jadi postingya ditutup saja dengan lagu dari NKB 133 ini:

Syukur padaMu, ya Allah, atas sรขโ‚ฌ™gala rahmatMu;
Syukur atas kecukupan dari kasihMu penuh.
Syukur atas pekerjaan, walau tubuhpun lemban;
Syukur atas kasih sayang dari sanak dan teman.

Syukur atas bunga mawar, harum, indah tak terp’ri.
Syukur atas awan hitam dan mentari berseri.
Syukur atas suka-duka yang ‘Kau b’ri tiap saat;
Dan FimanMulah pelita agar kami tak sesat

Syukur atas keluarga penuh kasih yang mesra;
Syukur atas perhimpunan yang memb’ri sejahtera.
Syukur atas kekuatan kala duka dan kesah;
Syukur atas pengharapan kini dan selamaNya!

Syair: Thanks to God!; August Ludvig Storm,
Terjemahan Inggris: Norman Johnson,
Terjemahan: Tim Nyanyian GKI,
Lagu: John Alfred Hultman

Libur panjang menutup tahun 2013

Tahun ini papa Jonathan dapat libur panjang sejak tanggal 28 Desember yang kebetulan jatuhnya hari Sabtu. Seharusnya tanggal 30 Desember 2013 belum hari libur, tapi kantor papa memutuskan biar liburnya panjang ya sekalian aja diliburkan. Karena kami ga pulang ke Indonesia, maka kami isi liburan ini dengan berjalan-jalan ke berbagai tempat di Chiang Mai.

Jumat, 27 Desember 2013

Hari ini Jonathan bermain bersama teman-teman dari co-op di Night Safari. Pulang dari Night Safari, Jonathan dan mama datang ke kantor papa. Menutup tahun ini ada acara makan-makan di kantor papa. Jonathan senang sekali mengeksplor kantor papa. Dia juga bisa berinteraksi dengan baik dengan semua teman papa, apalagi karena dia sudah bisa berbahasa Thai maupun Inggris. Sesekali Jonathan melontarkan komentar yang lucu termasuk ke bos papa di kantor. Di kantor papa juga ada acara tukar kado, papa dapat power bank.

Bantuin papa nerima hadiah

Eksplorasi kantor papa
Ada Kue Es Krim juga, yummy

Sabtu, 28 Desember 2013

Papa dan Mama mengajak Jonathan jalan-jalan ke Royal Flora Ratcheupreuk. Jonathan senang sekali naik bus di Royal Flora Ratcheupreuk. Jonathan juga senang melihat bunga-bunga dan apalagi ternyata di sana ada playgroundnya juga. Kali ini kami juga mengajak Pim, anak dari Pa En yang biasa bantuin mama di rumah. Jonathan senang sekali bermain dengan Pi Pim, sampai-sampai dia ga mau papa yang dorong strollernya, padahal biasanya dia hanya mau kalau papa yang dorong strollernya.

Lanjutkan membaca “Libur panjang menutup tahun 2013”

Merry Christmas 2013 and Happy New Year 2014

Posting ini merupakan posting rutin jelang akhir tahun 2013. Berhubung ada libur panjang tapi kami tidak keluar kota, jadilah kami jalan-jalan mulu setiap hari walau hanya dalam kota Chiang Mai saja. Rasanya sejak Jonathan semakin besar hampir setiap hari libur wajib jalan-jalan, sampai-sampai mau menceritakannya di blog sudah merasa kepanjangan duluan sangkin banyaknya yang mau diceritakan.

Oke daripada nggak jadi juga postingnya, mending di tuliskan sebelum lupa.

Selasa, 24 Desember 2013

Pulang dari KiddeeHouse, Jonathan main pasir sama teman-temannya, padahal sore itu kami dapat undangan makan malam natal di rumah salah seorang teman gereja, dilanjutkan nonton film klasik “White Christmas” (sayangnya lupa foto-foto pas makan malam). Acara nonton selesai jam 10, dan langsung berangkat bareng untuk kebaktian malam Natal jam 11 malam di gereja. Selama acara nonton Jonathan masih segar dan di perjalanan juga bilang dia mau ke gereja, tapi waktu sudah hampir sampai gereja Jonathan gak tahan lagi deh ngantuknya. Karena sudah kecapean akhirnya Jonathan ketiduran sepanjang acara di Gereja.

Kebaktian Natal pagi hari
Kira-kira dapat kado yang mana ya
Dapat hadiah dari Kun, isinya handuk
Sebelum makan siang, foto dulu
Mobil ini nih yang bikin jonathan bisa main sampai 2 jam totalnya
Seneng banget ekspresinya naik mobil
Sebentar-sebentar ganti mobil
Keluar masuk rumah bola
Main di kolam bola
Mewarnai

Rabu, 25 Desember 2013

Bangun pagi bergegas ikut kebaktian Natal di gereja, setelah dari gereja kami ke KiddeeHouse lagi untuk acara tukar kado dan test perkembangan anak. Jonathan dapat kalender KiddeHouse, handuk besar, dan beberapa permen/makanan serba manis yang biasanya anak-anak suka. Setelah dari Kiddee House, kami makan siang plus main di mall Central Festival yang baru buka di Chiang mai. Jonathan yang belum tidur siang hari itu bisa bertahan main 2 jam di playgroudnya, padahal kami pikir dia bakalan bertahan hanya 30 menit.

Sepertinya tulisannya harus bersambung ke posting berikutnya, semoga bisa ditulis sebelum berganti tahun ya ๐Ÿ˜€

Internet di Chiang Mai

Sekedar ingin mengupdate info mengenai situasi dan biaya internet di Chiang Mai. Dulu waktu ke sini tahun 2007, kami memakai Maxnet (1 mbps download/512 kbps upload), dengan harga 1000 baht/bulan. Sekarang kami memakai 3BB (maxnet berganti nama jadi 3BB) dan dengan biaya yang sama, kami mendapat speed download 13 mbps, upload 1 mbps

Peningkatan yang terjadi secara bertahap, dengan biaya yang sama, speed kami naik dari 1 mbps, ke 2 mbps, 4 mbps, dst. Sayangnya tidak pernah kami catat peningkatannya dalam posting blog. Tapi kami tidak perlu melakukan apa-apa untuk mendapatkan speed baru, tidak seperti beberapa provider di Indonesia, yang punya paket baru dan hanya diberikan ke pelanggan baru, sementara pelanggan lama harus minta paketnya dipindahkan.

Kecepatan yang diterima ini benar-benar sesuai yang dijanjikan. Jadi dengan 10mbps, menggunakan torrent kami bisa mendapatkan kecepatan 1 megabyte per detik (jadi film seri berukuran 300 mb akan selesai sekitar 5 menit). Kecepatannya cukup stabil sepanjang hari (pernah menginstall MRTG untuk memonitor ini). Tentunya tidak sepanjang hari untuk jalur internasional, tapi most of the time kecepatannya sesuai. Untuk server lokal (misalnya mirror Debian), kecepatannya hampir selalu maksimum.

Sekarang juga sudah mulai ada internet via fiber (fftx), tapi masih terbatas wilayah tertentu, dengan sekitar 1200 baht per bulan, mendapat 30 mbps downlink dan 3 mbps uplink (ini tarif home use, untuk bisnis, tarifnya 6500 baht/bulan). Beberapa provider menarik fiber ke beberapa titik lalu menggunakan wifi untuk meneruskan ke tempat pelanggan.

Kami tidak terlalu ingat harga internet via seluler ketika sampai di sini, kami cuma ingat bahwa biayanya mahal sekali (terutama paket unlimitednya). Band yang dipakai di sini juga tidak standar, jadi HP dari Indonesia hanya bisa mengakses 2G, baru beberapa bulan yang lalu semua provider switch ke band standar 3G 2100 Mhz. Beberapa bulan sebelum perpindahan itu, internet unlimited via seluler sudah cukup murah. Sekarang yang paling murah: 299 baht unlimited, dengan speed 42 mbps untuk 500 mb pertama dan 128 kbps setelahnya.

Salah satu hal yang membuat kami senang di kota ini adalah internetnya, dan sepertinya situasinya terus membaik. Semoga suatu saat Indonesia juga bisa semakin membaik.

Komputer yang senyap dan beberapa keisengan lain

Sebenarnya sudah agak lama saya merasa kesal dengan bunyi komputer saya yang kipasnya berputar sangat cepat, tapi akhir-akhir ini jadi semakin terasa. Dulu di apartemen, komputer ada di ruang tamu dan ruangan relatif dingin, karena AC sering dinyalakan di ruang tamu sehingga kipas tidak berputar terlalu kencang. Sekarang komputer ada di ruang kerja, dan AC tidak dinyalakan sampai saya masuk untuk bekerja, dan sementara ruangan baru mulai mendingin (butuh waktu agak lama di musim panas ini), bunyi kipas prosessor bisa sangat kencang. Setelah mempelajari mengenai pendinginan prosessor, saya memutuskan melakukan dua hal: membeli water cooler untuk prosessor (yang closed loop
) dan membeli casing yang lebih besar (full tower). Casing yang saya pilih adalah Chaser MK I, pertimbangannya: reviewnya sangat bagus, memiliki 3 kipas yang besar, sudah ada port USB 3, dan bahkan saya bisa meletakkan harddisk langsung di atasnya (eSATA). Inilah casing termahal yang pernah saya beli sejak saya punya komputer (4850 baht, sekitar 159 USD, hampir 1.6 juta rupiah).

Dan untuk pendinginnya, saya memilih Cooler Master Sheldon 240m. Mencari cooler di Chiang Mai ini tidak mudah, bahkan banyak toko tidak tahu mengenai closed-loop water cooler ini. Akhirnya saya memesan online. Ini juga cooler termahal yang pernah saya beli (4290 baht). Sebenarnya ada banyak cooler lain yang berbasis udara (bukan liquid) yang harganya lebih murah dengan kemampuan pendinginan yang lebih baik dan suara yang juga cukup senyap, tapi semua benda itu sangat besar. Pendingin dengan closed loop liquid sangat ringkas, jadi saya tidak perlu memikirkan ukuran komponen lain. Pendingin ini juga kompatibel dengan semua soket prosessor yang ada saat ini (termasuk juga jika saya ingin mengupgrade ke Intel haswell terbaru, pendinginnya mendukung socket 1150).

Setelah memakai Windows 7 dan 8 di rumah cukup lama, saya ingin kembali memakai Linux (di kantor saya tetap memakai Mac dan Linux). Windows memang sangat praktis untuk berbagai hal, tapi untuk beberapa hal lain, Linux masih lebih nyaman. Jadi saya berencana untuk dual boot. Karena sudah sangat terbiasa dengan SSD, saya membeli SSD 60 GB untuk diinstall Linux. Sekarang SSD 60 GB merk Kingston bisa didapat dengan harga 1950 baht (sekitar 630 ribu).

Lanjutkan membaca “Komputer yang senyap dan beberapa keisengan lain”