Review: Edutainment Storybots

Source Wikipedia

Storybots ini salah satu tontonan anak-anak yang awalnya gak sengaja ditemukan di Youtube, dan ternyata sekarang ada di Netflix juga. Sudah agak lama sebenarnya Jonathan dan Joshua suka menonton acara ini, tapi dulu saya tidak ingat menuliskannya. Sekarang ini mereka minta lagi untuk menonton acara ini waktu lihat saya buka Netflix. Saya juga lebih suka memasang di Netflix karena di YouTube terkadang terlalu banyak iklannya.

Apa sih storybots itu? Ini cerita edukasi tentang animasi 5 bots yang bernama Beep, Bing, Bang, Boop, dan Bo. Mereka tinggal dalam komputer tapi berkelana ke banyak tempat untuk menjawab pertanyaan ataupun mengajarkan berbagai hal dengan lagu-lagu yang bikin anak-anak makin betah nontonnya.

It’s a Great big World with a lot to know

let’s follow Beep, Bing, Bang,
Boop, and Bo

We Might go to outer space or ride in a truck
we might visit a farm hear the chicken Cluck Cluck Storybots!

theme song Storybots
Lanjutkan membaca “Review: Edutainment Storybots”

Kdrama: Her Private Life dan What’s Wrong with Secretary Kim

Kali ini mau nulis kesamaan 2 kdrama genre romantis komedi yang dibintangi Park Min-young (PMY). Walaupun Her Private Life (HPL) belum habis, tapi sudah bisa dilihat banyak kesamaan ceritanya dengan What’s Wrong with Secretary Kim (WWWSK) drama tahun 2018. Peringatan buat yang belum nonton salah satunya, tulisan ini bakal banyak mengarah ke spoiler hehehe.

Tokoh utama wanita yang perfeksionis

Pemeran wanita utama digambarkan sangat cantik, sangat perfeksionis dan serba bisa. Sebagai sekretaris di WWWSK, Kim Mi-so merupakan seorang sekretaris yang menjadi legenda dan contoh buat semua sekretaris lain, bukan hanya membantu bosnya untuk urusan kantor tapi juga punya inisiatif dan cepat tanggap dalam membantu persoalan yang ada di perusahaan. Karena sudah berpengalaman selama 9 tahun bekerja dengan bosnya, kalau ada permasalahan, dia mendistribusikan pekerjaan dengan cepat bahkan sebelum bos nya menyuruhnya.

Sekretaris Kim Mi-So juga selalu siap sedia semua kebutuhan bos nya, mulai dari saputangan dan dasi bos nya siap sedia di tasnya, dia bisa berbagai bahasa untuk menunjang keperluan pekerjaannya, dia juga siap membelikan bunga untuk wanita yang menjadi pacar bos nya walaupun dia sendiri alergi terhadap bunga. Sekretaris Kim siap sedia 24 jam untuk bosnya sampai tidak sempat memikirkan dirinya sendiri.

Sebagai kurator galeri seni di HPL, Sung Deok-mi juga menjadi chief kurator yang sangat diandalkan, tanggung jawabnya bukan hanya kurator untuk benda seni, tapi juga terlibat mulai dari mengecat dinding, mengatur layout untuk meletakkan benda-benda seni di galeri kalau ada rencana pameran atau pergantian layout. Dia juga mengganti bola lampu kalau ada yang mati. Selain sebagai kurator Sung Deok-mi juga seorang fangirl sejati yang jagoan mengambil foto dan mengedit foto idolanya dengan kamera yang dilengkapi lensa tele. Seperti halnya di kantor, sebagai fangirl Deok-mi juga total dan mengelola sebuah fansite untuk idolanya. Rumahnya juga penuh dengan benda-benda merchandise dari kegiatan fangirlingnya.

Kesamaan lain dari sekretaris Kim Mi-so dan kurator Sung Deok-mi adalah berasal dari keluarga biasa saja dan sudah tidak tinggal bersama orangtua lagi dan menyewa apartemen kecil sederhana.

Tokoh utama pria merupakan atasan langsung dari tokoh utama wanita

Tokoh utama pria di WWWSK diperankan oleh Park Seo-joon sebagai Vice President Lee Young-joon merupakan atasan langsung dari sekretaris Kim Mi-so selama 9 tahun. Lee Young-joon ini juga selalu sukses dalam pekerjaanya dan membuat perusahaan menjadi maju. Tapi walau dia sangat sadar diri bahwa dia ganteng, kaya dan pintar, dia belum pernah benar-benar jatuh cinta dengan wanita. Kalaupun ada wanita yang dia kencani hanya untuk sekedar dilihat orang kalau dia bisa mendapatkan wanita cantik/artis mana saja.

Tokoh utama pria di HPL diperankan oleh Kim Jae-wook sebagai Ryan Gold, seorang seniman yang terkenal dan menjadi direktur galeri seni di mana kurator Sung Deok-mi bekerja. Ryan Gold digambarkan juga sangat sadar diri dengan kegantengannya. Sebagai seniman ternama yang diadopsi dan tinggal di luar Korea, Ryan Gold ini juga tergolong orang kaya dengan rumah besar.

Kesamaan Lee Young-joon dan Ryan Gold lainnya adalah karena sering dinas keluar kantor bareng dengan tokoh utama wanita, mereka jadi sering anterin ke rumah dan lama-lama jadi tertarik dengan bawahannya yang diperankan PMY.

Tokoh utama pernah bertemu ketika masih kecil

Di WWWSK, tokoh wanita dan pria pernah bertemu ketika si wanita umur 5 tahun dan pria umur 9 tahun. Karena mereka bertemu dalam setting yang kurang menyenangkan, si tokoh wanita lupa persisnya nama si pria. Kesan yang dia ingat dari anak lelaki umur 9 tahun itu hanya bagian dia merasa dilindungi, dan anak lelaki itu berjanji akan datang lagi menemuinya. Tapi ditunggu-tunggu anak itu tak kunjung datang. Sekretaris Kim masih menyimpan buku catatannya sewaktu kecil tentang anak lelaki yang berjanji akan datang itu. Seperti cerita klise yang selalu terjadi di kdrama, ternyata pria yang dia cari-cari itu sudah lebih dulu menemukan dia, tapi baru diberitahukan sekian tahun kemudian.

Di HPL, sejauh 14 episode ini ada digambarkan kilas balik Ryan Gold bermain di taman dengan anak-anak lain. Lalu di akhir episode 14 digambarkan ibunya kurator Deok-mi menyimpan foto yang bertuliskan nama Korea dari Ryan Gold. Berhubung 2 episode terakhir belum saya tonton, saya hanya bisa berspekulasi kalau jangan-jangan Ryan Gold ini dulunya pernah tinggal di rumah kurator Deok-mi sebelum akhirnya diserahkan ke panti asuhan.

Ide cerita di mana tokoh utamanya sudah pernah bertemu sejak kecil/remaja/cinta pertama merupakan salah satu formula klise dari kdrama. Kalau banyak nonton kdrama pasti bisa sebutkan 5 judul kdrama yang memakai formula ini.

Kencan di Taman Bermain

Baik di WWWSK dan HPL digambarkan kencan pertama tokoh wanita dan pria nya itu di taman bermain. Eh tapi waktu mereka ke taman bermain itu mereka belum jadi pasangan, jadi mungkin bukan kencan ya hitungannya, apa kita sebut pe-de-ka-te pertama gitu? Gak sama persis sih alasan dan setting tempatnya ataupun permainan yang dimainkan, tapi sama-sama pergi berdua di taman bermain, dan setelah itu mereka mulai saling mengenal dan melihat sisi lain bos dan bawahan ini.

Ada cerita tambahan di Kantor

Cerita utamanya ya berkisar di kantor dengan beberapa pameran pendukungnya. Kisah-kisah romantis lainnya juga ada selain kisah pemeran utama. Pemeran pendukung di kantornya juga yang membuat ceritanya terasa lucunya. Di WWWSK setidaknya ada 3 kisah tambahan selain pemeran utam. Di drama HPL belum tahu apakah akan ada pasangan lain selain pasangan pemeran utama, tapi dari beberapa episode terakhir ada kesan bakal ada pasangan lain yang jadian juga.

Penonton berharap pemeran utama jadian beneran

Namanya penonton kdrama, apalagi genre komedi romantis, pasti deh penonton selalu berharap pemeran utamanya jadian beneran. Klip behind the scene juga selalu jadi bagian yang ditunggu-tunggu setelah selesai menonton episode yang ditayangkan. PMY aktingnya memang jago jadi tokoh wanita yang lagi jatuh cinta. Baik itu sebagai sekretaris Kim Mi-so ataupun kurator Sung Deok-mi, PMY bisa bekerja sama dengan baik dengan aktor pria nya seolah-olah memang pasangan beneran. Kalau baca artikel tentang drama WWWSK, semua orang pengen biar pasangan Park Park jadian beneran. Nah ini sekarang di HPL juga banyak penonton berharap PMY jadian beneran dengan KJW.

Kesimpulan

Persamaan di drama WWWSK dan HPL ini terasa banget karena faktor PMY nya. Ceritanya sendiri secara keseluruhan cukup berbeda. Jalan cerita sampai mereka saling jatuh cinta dan konflik yang menghambat mereka jadian juga berbeda. Kalau ditanya mana yang lebih romantis? ya itu sih kembali ke selera penonton. Banyak yang bilang film HPL ini memberikan standar baru untuk romantisnya pasangan di romcom. Tapi kemarin juga waktu ada drama Touch Your Heart, penonton juga selalu bilang aduh manis banget sampai bikin diabetes (ini sepertinya istilah baru kalau lihat adegan yang so sweet penonton jadi diabetes).

Pada dasarnya semua kdrama itu ya formulanya hampir sama. Kalau memang suka dengan genre romcom yang gak pake banyak konflik misalnya orangtua yang tidak merestui karena perbedaan level kekayaan, atau ada orang lain yang sangat jahat dan selalu berupaya mencelakakan pemeran utama ya bolehlah tonton HPL dan WWWSK. Unsur komedi dan romantisnya dari 2 drama ini cukuplah buat jadi hiburan. Masih mending nonton beberapa drama komedi kan daripada melodrama yang pemerannya nangis-nangis dan selalu dilanda kesusahan.

Cukup dulu ngomongin kdramanya, minggu ini HPL berakhir dan berikutnya kita tunggu apakah endingnya HPL akan seperti WWWSK juga.

Kdrama: Hyde Jekyll, Me

Kdrama Hyde Jekyll, Me ini merupakan drama tahun 2015 yang diperankan Hyun Bin (sebagai Mr Goo dan Robin) dan Han Ji-Min (sebagai Jang Ha-Na). Film ini merupakan salah satu film yang waktu itu menurut saya agak berbeda dari kdrama lain yang saya tonton. Saya mulai menonton krama akhir tahun 2018, jadi bisa dibilang, saya masih berkenalan dengan kisah-kisah dalam kdrama waktu itu. Kesan saya waktu itu bisa dibaca di posting ini.

sumber: dari internet

Karena lagi bosan nonton kisah kdrama yang begitu-begitu saja, saya merasa butuh cerita yang ada variasi. Setelah mencoba melihat beberapa film lain tapi gak merasa kliknya, akhirnya saya pilih nonton ulang HJM. Oh ya, walau genre drama ini romance, comedy dan drama, menurut saya comedy-nya kurang banyak dibandingkan porsi drama kehidupan. Ada beberapa bagian yang terasa lambat dan terlalu sedih, tapi ya kalau dipikir-pikir begitulah kehidupan, gak bisa terus-terusan happy juga dan pasti ada bagian sedih-sedihnya.

Nonton ulang kdrama itu mungkin buat sebagian orang gak menarik lagi, tapi ternyata saya banyak lupanya hehehe, dan setelah menonton ulang jadi melihat kalau plot dalam Hyde Jekyll, Me ini ada banyak scene standar yang sering muncul dalam kdrama lainnya.

Walaupun ada banyak plot standar dalam drama ini, banyak juga hal-hal yang menarik bisa dilihat dalam drama ini. Berikut ini beberapa scene standar kdrama yang muncul dalam Hyde Jekyll, Me (saya akan berusaha gak kasih spoiler detail hehehe).

  • Dalam Kdrama, kalau ada 2 pria dan 1 wanita, maka pada akhirnya 1 pria akan tersingkir. Uniknya dalam film ini, 2 pria yang rebutan wanita diperankan oleh orang yang sama. Kisahnya si pria punya kepribadian yang sangat bertolak belakang dan mereka tertarik dengan wanita yang sama. Nah, walau akhirnya udah ketebak, tapi waktu nontonnya, saya jadi gak bisa memilih karakter mana yang akan jadi happy ending dengan tokoh wanitanya. Kalau pemerannya beda, kita bisa tau hampir 100 persen kdrama genre romance berakhir dengan tokoh utama wanita dan pria happy ending. Kalau mereka gak happy ending ya pasti ending menggantung.
  • Dalam drama ini, ada bagian di mana si wanita harus tinggal di rumah yang sama dengan si pria. Kalau udah sering nonton kdrama pasti bisa sebutkan paling tidak 5 drama yang mengambil plot seperti ini.
  • Tokoh pria dan wanita pada awalnya saling membenci, lalu berubah jadi saling suka. Ini juga udah jadi salah satu resep pembuatan kdrama sepertinya.
  • Salah satu tokohnya orang kaya dan tokoh lawannya orang biasa saja dan dalam cerita ini malah pegawainya. Ada yang merasa baru dengan hal ini?
  • Ada scene jatuh dari tangga dan si pria reflek menolong si wanita, lalu scene-nya di freeze beberapa detik hehehhe.
  • Ada beberapa peristiwa walau si pria sebel sama si wanita, tapi secara kebetulan berada pada waktu dan tempat yang tepat untuk menolong. Pertolongan kecil-kecil yang bikin si wanita jadi terbayang-bayang hahaha.
  • Ada scene salah satu tokoh sakit, dan tokoh yang lainnya merawat karena yang sakit gak mau di bawa ke dokter.
  • Tokoh utama wanita dan pria sudah pernah ketemu sebelumnya di masa mudanya.
  • Ada scene si wanita di gendong sama si pria.
  • Ada scene melakukan kebodohan sewaktu kebanyakan minum-minum. Bagian minum-minum ini selalu muncul dalam setiap kdrama, saya gak tau juga apakah memang di Korea sana semua orang terbiasa minum-minuman beralkohol.
  • Ada scene fireworks!
  • ada yang mau ditambahkan?

Awalnya saya merasa 20 episode itu terlalu banyak, karena dalam 10 episode pertama saja hampir semua hal sudah dibeberkan dan si tokoh wanita sudah mengetahui soal pria yang dia pikir kembar itu ternyata adalah orang yang sama. Tapi ternyata, memang butuh 20 episode untuk menguraikan ceritanya secara tuntas.

Saya belum pernah ketemu dengan orang yang punya kepribadian ganda. Kasus ini sangat langka dan saya hanya pernah tahu dari membaca buku saja. Dalam drama ini dikisahkan, kepribadian baru muncul karena trauma masa kecil dan keinginan untuk bertahan hidup. Salah satu garis besar yang diceritakan dalam 10 episode pertama bagaimana si tokoh utama mengkonfrontasi traumanya dan berdamai dengan diri sendiri.

Selain cerita romance, dalam drama ini ada tokoh jahatnya yang ingin mencelakai tokoh utamanya dengan alasan merasa menjadi korban dan mendapat perlakuan tidak adil di masa lalu. Penjahat utamanya udah ketahuan buat penonton cukup awal, tapi butuh beberapa episode untuk menceritakan bagaimana 2 kepribadian si pria akhirnya bekerjasama untuk mencari tahu siapakah orang jahatnya. Sekitar episode 15, si tokoh jahat bisa ketangkap. Tokoh pria bisa mengetahui siapa tokoh jahatnya tidak lepas dari bantuan si tokoh wanita juga tentunya, dan ini membuat si wanita jadi makin dekat dengan 2 kepribadian tokoh pria.

Setelah penjahat ketangkap, harusnya bisa dong episode 16 selesai semua cerita. Kan bisa saja dipercepat saja, entah itu happy ending atau ending menggantung. Tapi penulis cerita kayaknya gak mau menyelesaikan cerita terburu-buru. Setelah kisah trauma dan penjahat tertangkap, barulah dimulai penyelesaian romancenya. Siapakah karakter yang akan bertahan sampai akhir dan apakah endingnya benar-benar bahagia untuk penonton hahahaha.

Nah 4 episode terakhir bukan melulu cerita romance doang, masih ada lagi permasalahan orang yang ingin mendapatkan keuntungan kalau dia bisa membuat si tokoh pria diketahui umum punya kepribadian ganda. Mulai dari menyuruh wartawan mewawancarai dengan pertanyaan jebakan, sampai menyuruh orang menabrak mobil dari belakang supaya si tokoh pria dimintai identitasnya oleh polisi.

Lalu bagaimana penyelesaiannya? apakah akhirnya publik mengetahui kalau Mr Goo dan Robin itu orang yang sama? Lalu siapa yang akhirnya akan dipilih oleh Jang Ha-na? Hahaha nah untuk ini silakan nonton sendiri ya.

Kalau menurut saya sih, drama ini menyelesaikan semua permasalahan secara tuntas dan detail. Dulu saya merasa endingnya agak dipaksakan, setelah saya nonton ulang, saya jadi berubah pikiran dan merasa endingnya sudah tepat dan tidak terkesan terburu-buru penyelesaiannya.

Drama ini merupakan drama pertama saya nonton drama yang diperankan Hyun Bin, saya bisa melihat dia langsung memerankan 2 karakter. Kalau gak disebutkan bahwa dia punya kepribadian ganda, saya mikir karakter Mr.Goo dan Robin itu diperankan oleh 2 orang yang berbeda. Memang pembedanya cuma dari tatanan rambut, pemilihan baju dan ekspresi wajah. Nah ekspresinya beda banget! Karakter yang satu sangat kaku dan serius, karakter satunya lagi sangat santai dan murah senyum. Abis nonton ini. saya liat Hyun Bin di Secret Garden juga memerankan 2 karakter. Jempol buat Hyun Bin, aktingnya keren hehehe.

Nonton Avengers: End Game

Catatan: ini cerita kesan saya menonton film ini dan tidak akan menuliskan spoiler di dalamnya.

Setelah bulan lalu nonton Captain Marvel, hari ini cari kesempatan lagi nonton ber-2 doang. Sebenarnya nonton ini merupakan hobi lama sejak jaman masih di Bandung dan sebelum punya anak. Setelah punya anak, gak ada yang bisa dititip dan ada perasaan gak tega ninggalin anak kalau masih kecil di rumah dengan pembantu. Lagian hari Sabtu kan biasanya hari bermain bersama papanya.

Udah dari sejak sebelum hari Rabu, hari releasenya film ini, Joe mulai nanyain mau nonton Avengers gak? Sebenernya sejak nonton Captain Marvel juga udah berniat nonton Avengers tapi belum tau bisa ada kesempatan lagi gak ya. Nah kalau saya sebenarnya gak merasa harus sekarang nontonnya, toh saya gak terlalu mengikuti cerita Avengers dan Marvel Series lainnya, tapi memang menonton di bioskop itu lebih rileks dan lebih bisa dinikmati daripada nonton di rumah sambil mikirin cucian piring dan anak yang sebentar-sebentar minta tolong ini itu.

Setelah menimbang-nimbang kapan waktu yang tepat untuk menonton, saya usul ke Joe, tegain aja ninggalin anak di rumah sama pembantu di hari Sabtu. Toh pembantu kami ini bukan pembantu baru dan dia sudah kenal Joshua sejak masih bayi, dan Joshua juga bisa main sendiri supaya pembantu bisa sambil kerja. Awalnya rencananya Jonathan akan diajak, tapi karena Jonathan tidak menyelesaikan tugasnya di pagi hari, kami tidak jadi mengajaknya.

Dari kemarin udah ngintip-ngintip tiket online untuk film ini. Ternyata penonton Avengers di Chiang Mai sudah gak terlalu banyak, pagi ini juga kami lihat di aplikasi onlinenya masih cukup banyak tempat kosong. Awalnya niat nonton siang sehabis makan siang, tapi karena pembantu bersedia mengurus makanan buat anak-anak, ya udah nonton lebih pagi deh. Berdasarkan aplikasi, kami berangkat jam 9.30 dari rumah dan masih akan dapat tiket untuk nonton jam 10.30 pagi.

Mall di Chiang Mai itu biasanya buka jam 10.30 di hari Sabtu, tapi sepertinya khusus hari ini sudah buka lebih pagi. Film Avengers ini paling pagi mulai jam 9 pagi, lalu ada juga jam 9.30. Tempat parkir tentunya masih banyak yang kosong kalau pagi begini, tapi waktu masuk ke lokasi bioskopnya sudah banyak orang dong hehhehe. Beli tiket dari mesin seperti bulan lalu dan kami masih punya waktu untuk duduk-duduk menunggu film di mulai.

Film ini berdurasi 3 jam, jadi ya kemungkinan akan lapar karena selesainya sudah akan lewat jam makan siang. Kebanyakan orang membeli pop corn dan makanan untuk ganjal perut. Kami sarapan agak siang, jadi optimis gak akan kelaparan hahaha, tapi bakal butuh buru-buru pulang biar bisa nemenin Joshua tidur siang.

Sebagai yang tadinya gak mengikuti semua seri Avengers, saya pikir saya akan sulit mengerti jalan ceritanya. Ternyata, penyajian ceritanya cukup menjelaskan semuanya. Proporsi cerita film ini menurut saya banyak dramanya, tapi bukan drama seperti di kdrama, lebih ke drama kehidupan. Ada bagian di mana kami juga tertawa karena memang ada bagian komedinya. Porsi actionnya tentunya cukup banyak dan cukup seru. Ceritanya berkaitan dengan film Avengers/Marvel sebelumnya

Suasana di studio yang kami tonton juga cukup baik, ada satu bagian di mana kami mendengar seorang anak menangis tersedu-sedu terbawa cerita film, di bagian ini saya masih belum ikutan sedih tapi dalam hati bersyukur gak jadi bawa Jonathan, karena di rumah aja dia sering nangis kalau ada scene sedih, kalau dibawa jangan-jangan dia juga bakal menangis tersedu-sedu. Ada juga bagian di mana semua penonton diam, hening, sepertinya larut dengan jalan ceritanya. Saya bukan orang yang gampang nangis nonton film drama, tapi adalah bagian dimana ada yang gak terasa netes di pipi. Tenang, saya gak akan spoilers apa yang terjadi.

Sebelumnya, saya pernah baca peringatan dari yang udah nonton untuk siap-siap bawa tissue waktu nonton film ini, tapi saya gak percaya. Saya pikir: ah emang apaan sih, ini kan cerita action, film superhero, masa pake tissue segala. Tapi ya ternyata sedia tissue lebih baik daripada nantinya kacamata jadi buram seperti yang terjadi dengan saya hahaha.

Ada banyak hal yang bisa direnungkan dari film ini, mengenai memilih, merenungkan kegagalan masa lalu move on, mengenai pengorbanan, mengenai menjadi diri sendiri, mengenai teamwork dan mengenai percaya pada ilmu pengetahuan.

Setelah menonton film ini, saya kagum dengan para penulis cerita superheroes ini, mereka bisa aja membuat jalinan cerita dari sekian banyak film yang tersebar sekian tahun dan diakhiri dengan 3 jam saja. Para pemainnya juga untungnya masih pada hidup ya, kalau nggak kan aneh misalnya tiba-tiba yang jadi iron man nya bukan yang dulu lagi. Saya juga jadi ngerti, kenapa penting banget buat Joe kemarin nonton Captain Marvel, karena memang ada hubungannya dengan End Game ini.

Nah setelah semua cerita diselesaikan di film ini, sekarang waktunya mencari film-film Marvel sebelumnya dengan urutan yang benar untuk mereview kembali jalan ceritanya dan mengingat kembali nama-nama tokohnya. Karena seperti halnya di film itu ada bagian yang bertanya: kamu siapa? dan dijawab kamu akan tahu nanti, naaah saya juga lupa tokoh itu siapa hehehee, tapi ya gak mengganggu sih, tetap bisa menikmati sampai selesai.

Oh ya, kalau anaknya masih kecil dan bisa dititip sebaiknya anak gak usah dibawa nonton supaya lebih bisa menikmati filmnya selain gak mengganggu penonton lain Film ini walaupun saya sebut banyak drama, akan jauh lebih menarik ditonton di bioskop, karena bagian berantemnya tentunya lebih enak dilihat di layar lebar. Kalau misalnya masih ragu-ragu mau nonton atau nggak, misalnya diajakin pasangan buat nonton jangan ragu lagi deh, ini kesempatan baik untuk date nonton berdua doang hehehe.

Kdrama: Hello My Teacher

Setelah nonton KMovie Train to Busan yang dimainkan Gong Yoo, saya iseng lihat kdrama lama yang diperankan Gong Yoo dan Gong Hyo-jin. Judulnya Hello My Teacher atau judul lainnya Biscuit Teacher and Star Candy. Ini Kdrama tahun 2005, pemerannya masih pada muda hehehe.

Ceritanya menurut saya agak terlalu rumit, saya akan coba sederhanakan dalam menuliskannya, semoga tapi gak jadi bikin pusing hehehe. Berikut ini tokoh-tokoh dalam kdrama ini:

Na Bo-ri, seorang wanita berumur 25 tahun yang merupakan mantan preman di masa SMA nya sampai dia akhirnya dikeluarkan dari sekolah itu. Tapi walaupun dia dikeluarkan, dia tetap bercita-cita jadi guru. Ada 2 alasan dia ingin menjadi guru, tapi alasan ke-2 nya diceritakan belakangan, alasan pertamanya dia suka dengan seorang guru seni (lelaki) bernama Ji Hyun-wo yang tentunya ganteng. Eh alasan ke-2 nya ternyata dia memang suka mengajar dan berharap sekolah jangan terlalu cepat memutuskan untuk mengeluarkan seorang siswa dari sekolah, tapi sebisa mungkin didengarkan dulu apa masalahnya sebenarnya dan dibantu. Cita-cita ke-2 nya lebih mulia dari cita-cita pertamanya ya hehehe.

Ji Hyun-wo, guru seni yang ganteng dan masih muda dan disukai Na Bo-ri. Guru seni ini adik dari director sekolah, dan merupakan calon penerus yang mengurusi sekolah. Pernah sekolah di Perancis tapi lebih fokus dalam melukis daripada memikirkan ngurusin sekolah. Punya ex-tunangan yang belajar bareng di Perancis bersama dengan dia yang malahan jadi belajar untuk mengurus manajemen sekolah karena Ji Hyun-wo nya milih asik dengan lukisannya saja. Objek lukisannya: Na Bo-ri, dia putus dengan tunangannya karena menyadari kalau dia suka dengan Na Bo-ri dan selalu memikirkan Na Bo-ri walaupun dia tidak pernah bertemu sejak Bo-ri dikeluarkan dari sekolah.

Park Tae-In, anak SMA yang merupakan ponakan dari Ji Hyun-wo dan anak tiri dari director sekolah. Udah dikirim ke Amerika tapi malah bikin huru-hara dan akhirnya di pulangkan ke Korea. Di Korea tadinya dia lebih sering jadi kayak tahanan rumah atau dimasukkan ke sejenis bangsal rumah sakit jiwa. Bapaknya Tae-in ini dokter dan pemilik rumah sakit. Jadi kebayang ya si Tae-in ini anak orang kaya, bapak dokter, mama tiri director sekolah. Mama kandungnya sudah meninggal sejak dia kecil, salah satu alasan dia jadi agak nakal juga karena dia merasa gak dapat perhatian dari bapaknya yang sibuk dengan pekerjaan.

Selain 3 tokoh sentral dan si ex tunangan pak guru seni, masih ada lagi anak sma lain yang suka dengan Tae-In, ada adiknya bu guru Bo-ri yang merupakan seorang dokter dan bekerja di rumah sakit milik bapaknya Tae-in dan tentunya guru-guru dan murid-murid SMA lainnnya.

Kisahnya sekilas sederhana, seorang murid mengidolakan gurunya. Lalu 6 tahun kemudian dia kembali ke sekolah itu melamar menjadi guru. Tapi dengan track record pernah dikeluarkan dari sekolah itu, tentunya ketahuan kalau dia bukan murid yang cemerlang. Semua orang mempertanyakan apakah memang Na Bo-ri ini pantas jadi guru atau nggak.

Si guru seni kasih ide ke kakaknya, gimana kalau Na Bo-ri diminta untuk jadi guru wali kelas aja, jadi dia ga harus ngajar. Teorinya kan hanya preman yang tau cara menghadapi preman. Nah jadilah si Na Bo-ri di kontrak sebagai guru tapi tugas utamanya untuk mengawasi si ponakan Park Tae-in supaya ga berbuat onar lagi dan bisa sekolah normal. Guru seni ini ternyata punya motif sendiri, dia pengen bisa menindaklanjuti perasaan yang lama tersimpan.

Udah ketebak belum perkembangan ceritanya? masih episode pertama saja saya udah tau kelanjutannya, walaupun dalam cerita ini ada 2 pria dan 3 wanita, pada akhirnya ceritanya berkurang dengan 2 pria dan 1 wanita. Endingnya? ah jangan ditulis di sini nanti spoiler.

Cerita ini agak gak realistis, tapi ya bukannya ga mungkin terjadi. Saya ga pernah kenal teman saya yang menikah dengan guru SMA nya ataupun yang menikah dengan muridnya, tapi cerita orang jatuh cinta diatas umur 20 tahun udah beda tipis lah jadinya antara 20 ke 26 dan ke 30. Dalam cerita kdrama, di Korea umumnya anak lulus SMA itu sekitar umur 20 tahun, dan setelah itu mereka terhitung dewasa dan bisa menentukan mau lanjut kuliah atau mau langsung cari kerjaan.

Satu-satunya bagian yang berkesan ketika menonton film ini adalah nasihat bapaknya ke anaknya: kau mau menikah atau tidak itu pilihanmu, setelah kau menikah semua itu akan menjadi tanggung jawabmu, kau gak bisa menyalahkan aku atau menyesali kenapa tak melarangmu menikah. Pesanku kalau kau nanti menikah, sayangi isitrimu dan jangan lakukan kesalahanku yang mengabaikan keluarga dengan terlalu sibuk bekerja.

Kerumitan cerita ini karena tokohnya saling terkait. Jadi banyak scene di mana masing-masing tokoh kayak lagi berpikir keras apa yang sebaiknya dilakukan tanpa membuat malu yang lain. Semua berusaha melakukan hal yang tidak egois. Semua berusaha jadi orang baik. Tapi namanya cerita cinta, mana bisa sih semuanya happy ending, pasti akan ada tokoh yang harus minggir dan menerima kenyataan. Nah kira-kira kalau judulnya adalah pilih sendiri ending ceritanya mana ending yang lebih kalian pilih:

  • guru seni nikah dengan tokoh utama wanita
  • guru seni nikah dengan tunangannya yang pintar ngurusin sekolah, tokoh utama wanita nikah dengan si anak SMA yang akhirnya jadi suka sama dia walaupun itu notabene merebut pacar pamannya
  • guru seni dan si anak SMA gak ada yang jadi sama si tokoh utama wanita karena tokoh utama wanita gak mau merusak hubungan kekeluargaan antara guru seni dan ponakannya
  • kalau ada alternatif ending silakan tulis di komen hehehe

Namanya kdrama ya, apapun bisa jadi ending. Bisa happy ending, bisa juga open ending. Melihat kdrama ini saya malah teringat masa kuliah. Waktu SMA gak ada guru idola yang muda nan kece sih, tapi pas kuliah kebetulan temen-temen saya ada yang pada demen dengan asisten dosen yang masih muda dan single. Gak ada yang sukses sih ngedapatin si ibu dosen itu, tapi kira-kira saya jadi bisa relate dengan kisah murid yang suka dengan gurunya ini.

KMovie: Train to Busan

Karena kdrama Phantom udah selesai ditonton kemarin, hari ini kami nonton film Train to Busan yang durasinya 2 jam saja biar langsung selesai (kalau kata wikipedia sih 118 menit). Sudah tau garis besarnya filmnya tentang film zombie Korea. Duluuuu sebelum punya anak, ada masa di mana kami sering menonton film horror, film zombie mah udah ga ada serem-seremnya lagi deh hehehe.

Awalnya agak ragu-ragu sebenernya mau nonton ini, biarpun bintangnya Gong Yoo, tapi ya ini film horror Korea pertama yang saya tonton. Eh bukan horror ya, tapi action thriller katanya. Setelah liat trailernya, eh ternyata ini bukan cuma film zombie, tapi film keluarga karena inti ceritanya gimana seorang Ayah berusaha menyelamatkan diri dari kejaran Zombie sambil menjaga keselamatan anak perempuanya juga.

Awalnya saya pikir, ceritanya akan berjalan lambat, eh ternyata belum 10 menit udah ada tanda-tanda kehadiran zombienya. Ketegangan mulai full speed setelah mereka semua naik ke kereta menuju Busan (sesuai dengan judul filmnya).

Film tahun 2016 ini bukan hanya sukses di Korea, tapi juga di seluruh dunia. Di Korea Selatan sendiri ada 11 juta orang yang menontonnya. Kalau menurut wikipedia, ini film pertama yang menembus lebih dari 10 juta penonton. Mungkin pulangnya mereka akan takut naik kereta api terutama yang menuju Busan hehehe.

Jonathan yang ikut nonton berkali-kali harus diingatkan kalau ini cuma film, ya untungnya zombie ini bukan masalah beneran di dunia nyata, jadi lebih mudah meyakinkan Jonathan kalau ini hanya cerita film dan ga usah takut. Joshua sih masih gak perduli dan sibuk main sendiri dengan magnet-magnet dan membentuk angka. Sesekali pas lari-lari paling Joshua malah ikutan menyemangati yang di dalam film biar tambah kencang larinya.

Kesan saya setelah selesai menonton film ini: capek karena banyak sekali bagian di mana saya pengen ikutan mukulin zombie nya ataupun berusaha ikut melarikan diri sama tokoh dalam film. Untung kami nonton cuma di rumah, kalau nonton di bioskop kayaknya saya bakal mengganggu orang di depan saya karena beberapa kali tanpa sadar saya lari di tempat hehehe.

Kesan berikutnya sedih. Banyak orang yang terpisah dari teman dan keluarganya, istri dari suaminya ataupun orangtua dari anaknya. Seperti film zombie apocalypse pada umumnya, jangan harapkan akhir yang bahagia dari film ini, ya mungkin harapkan ending pokoknya harus ada yang selamt. Ada satu titik di mana saya pikir film ini akan berakhir menggantung di mana tidak ada yang selamat, higs.

Ada bagian dari cerita ini yang agak ngeselin, di mana seharusnya orang-orang itu bersatu untuk melawan zombie, ada saja orang yang merasa dirinya lebih penting daripada yang lain dan mengakibatkan orang yang harusnya selamat jadi korban. Tanpa sadar saya berharap itu orang gak selamat sampai akhir film (ih kok jadi ikut jahat ya).

Nah berikut ini tokoh-tokoh yang terlihat di awal film, coba tebak tokoh mana yang nantinya akan selamat. Ada seorang Ayah dan anak perempuan (gak disebut umurnya, mungkin antara 8 – 10 tahun), sepasang suami istri yang mana istrinya sedang hamil besar, tim baseball sebuah high school, seorang kaya yang keliatan egois (ini yang super nyebelin), kakak adik yang sudah lanjut usia dan seorang tuna wisma yang sudah pincang dan mengalami PTSD. Bagaimana mereka bisa melawan beberapa gerbong yang sudah berubah jadi zombie.

Terus mau dikasih tau gak apakah Gong Yoo dan anaknya selamat dari kejaran zombie? janganlah ya, nanti gak seru lagi nontonnya hehehe. Eh tapi kalau gak suka film zombie mungkin ga akan nonton juga biarpun yang main Gong Yoo. Film ini gak kalah seru dengan zombie holywood. Bagian berdarah-darah dan keganasan zombienya ya mirip-mirip lah, pakem digigit pasti terinfeksi juga sama saja. Bedanya ya, sebagian ditunjukkan bisa tetap dengan misi utamanya sebelum 100 persen berubah jadi zombie juga. Bagian yang lucu dari film zombie adalah melihat orang yang berubah itu berusaha mengejar dengan kondisi tangannya udah rotasi dari normal misalnya, atau kadang-kadang terpincang-pincang karena kakinya udah gak utuh lagi.

Kalau masih penasaran, yuk ditonton aja. Untungnya ini cuma film, kalau ini kdrama series seperti walking dead, sepertinya saya udah nyerah duluan deh. Walking dead aja gak saya terusin nontonnya hehehe.

Catatan dari Nonton Phantom: Waspada di Dunia Digital

Ceritanya masih nyambung dengan postingan Joe. Karena liburan panjang kali ini kualitas udara masih kurang baik dan panasnya juga minta ampun, kami memutuskan untuk menonton ulang kdrama Phantom tahun 2012 yang kami pernah nonton bareng di tahun 2013. Entah kenapa, walau namanya nonton ulang, misterinya masih terasa baru karena saya udah lupa semua siapa penjahatnya dan bagaimana mereka mengungkapkannya.

Waktu pertama kali nonton kdrama ini, saya belum jadi penggemar kdrama seperti sekarang, malahan dulu Joe yang ajakin nonton serial ini hehehe. Mana saya tahu dulu siapa itu So Ji Sub ataupun Lee Yeon He. Kdrama ini memang berbeda genrenya dengan kdrama yang biasanya saya tonton, tapi lebih mirip dengan serial dari Amerika. Ceritanya berkisah seputar upaya tim investigasi cyber untuk mengungkapkan kasus-kasus pembunuhan yang terjadi di dunia nyata makanya Joe mau nonton hehehe. Jadi kayak serial CSI Cyber.

Lanjutkan membaca “Catatan dari Nonton Phantom: Waspada di Dunia Digital”