Teh Botol Sosro

thumb1987.jpgrisna2007_thumbnail.jpgrisna2008_thumbnail.jpg

Waktu pulang ke Medan, tidak sengaja menemukan foto lama (tahun 1987) waktu aku dan kakak dan adikku makan di KFC Medan. Ternyata dari duluuu, tanpa gue sadari, adalah peminum teh botol sosro. Dan kemarin kebetulan waktu ke Jakarta (2007) dan jalan-jalan di Sumatera(2008) juga tentunya minumnya teh botol sosro dong. Ini kebetulan aja pas minum di foto :). Hehehe..jadi apapun makanannya, apapun suasananya, minumnya ya Teh botol Sosro *iklan banget yah*. Duh jadi pengen nih minum teh botol sosro. Teh celup Sosro tidak bisa memuaskan keinginan minum teh botol Sosro yang dingiiin . Untungnya bentar lagi bisa menikmatinya lagi di Medan. Teh botol Sosro….here we come (eh maksudnya Indonesia here we come) he he he…

Kenikmatan Hidup ada di Indonesia

Hore, sampe juga di Indonesia. Setelah di Singapur pesawatnya sempet gagal starter dan ganti suku cadang dulu. Sampai juga di Jakarta dengan selamat walau akhirnya telat beberapa jam. Berangkat pagi dari rumah di Chiang mai jam 9, nyampai rumah Bandung jam 11 lewat. Tapi tentunya teh botol sudah dinikmati di perjalanan. Sambil minum teh botol dan makan pop mie, Joe tak henti-hentinya bilang : kenikmatan hidup ada di Indonesia hehe. Selama 2 minggu ke depan masih akan merasakan kenikmatan hidup :). Anyway, selamat Natal dan Tahun Baru buat kita semua 😀

Perampokan di Bandung

Hari ini baca berita di detik tentang perampokan menggunakan senjata api di Circle K Jl. Dago Bandung. Teringat beberapa waktu lalu ada perampokan toko emas di Bandung yang juga menggunakan senjata api. Anyway, kok Bandung yang dulunya sangat tenang jadi begini ya? tambah menyeramkan saja. Semoga tidak terulang lagi kejadian yang tidak menyenangkan ini dan semuanya segera terungkap.

Oh Ibu…

Setiap minggu kedua bulan Mei diperingati sebagai hari ibu di banyak negara (bisa disebut internasional). Saya rasa semua orang juga tahu peran seorang ibu sangat penting untuk setiap orang. Ibu yang mengandung selama 9 bulan, melimpahi dengan kasih sayang, membesarkan dan mengharapkan yang terbaik bagi anak-anaknya (ya..tentu saja bapak juga ga kalah memegang peran untuk hadirnya seorang anak, tapi bukan itu yang sedang ingin dikemukakan dalam posting kali ini). Lanjutkan membaca “Oh Ibu…”

Asli atau palsu?

Di Chiang Mai, banyak restoran yang didekorasi secara alami. Oh ya, satu poin tambahan buat Chiang Mai dibandingkan Indonesia secara keseluruhan adalah: banyak tempat makan enak yang sudah cukup ramai dikunjungi orang, dengan harga yang cukup masuk akal. Salah satunya tempat kami ditraktir di awal kami datang ke Chiang Mai.

img_0005img_0002img_0003

Uniknya tempat ini karena mereka berusaha membuat suasana berada di alam dengan pohon-pohon yang rimbun, tapi sebenarnya beberapa pohon itu palsu. Walaupun pohon palsu, mereka cukup niat menirunya. Coba liat toilet dan tempat cuci tangannya. Toilet modern, disebuah ruang yang ada pohonnya. Ada tisuenya kok, lengkap. Terus tempat cuci tangannya, seolah2 kita dapat air keluar dari pohon kayu gitu. Kereeen!.

Kesan Pertama

Ini hari keempat kami di Chiang Mai, kesan pertama yang didapat adalah:

– kota ini sepi (lalu lintas lancar)

– kota ini lebih bersih dari Bandung

– Makanan di kota ini enak dan murah (tapi bagi rekan kami yang Muslim, mereka agak kesulitan mencari makan)

– Bensin dan Listrik mahal (karena nggak disubsidi seperti di Indonesia)

Kalung Salib dan Orang Batak

Banyak yang mengecam gue karena pernah menuliskan di blog ini kalau pesta batak itu ribet dsb dst. Kali ini gue bukan ingin membahas hal-hal yang ribet dari orang batak, tapi yang asik-asik saja. Cerita pengalaman hari ini ketika mobil kami gembos ban dan hampir membuat kami telat ke gereja. Di dekat rumah ada tukang tambal ban, maka kami berhenti di sana dengan niat jelas menambal ban, tapi ternyata dia tidak bisa menambal ban mobil, bisanya ban sepeda doang jangan-jangan :P. Nah, akhirnya terpaksa ganti ban dengan ban serep.

Awalnya, dari beberapa orang yang ada di sana, hanya melihat dari kejauhan bahwa kami sedang kesulitan dalam mengganti ban (ga ada yang terbiasa ganti ban sih). Beberapa menit kemudian, datang seorang bapak yang berbaik hati mendekat dan bertanya begini ke gue: “Orang Medan ya dek?” umm … saya bingung, aduh … muka gue batak banget apa yah:P, setelah gue menjawab iya, pertanyaan berikutnya ya jelas nanya boru apa. Ternyata bapak itu orang batak juga. Masih dengan keheranan gue melanjutkan perkenalan dengan bapak tersebut.

Karena penasaran, gue nanya: “Pak, tau darimana kalau saya orang batak?”. Terus jawabannya: “Itu saya lihat kalung salib yang dipakai, jadi kemungkinan besar orang Bataklah kalau Kristen.” Umm .. sebenarnya sih, ga semua orang Batak itu Kristen dan anehnya, bapak itu ngambil kesimpulan gue batak justru karena kalung salib, padahal ga semua orang Kristen batak kan :P, apalagi mengingat gue ditemani 2 pria yang jelas-jelas wajahnya jawa banget :p. Anyway, sejujurnya gue baru sekarang ini punya kalung salib, itupun hadiah waktu nikahan dari adiknya bapak. Dari dulu gue takut make kalung salib. Bukan karena malu mengakui gue orang Kristen, tapi karena beban mental aja rasanya kalau gue pake kalung salib tapi kelakukan gue malu-maluin. Gue takut kalau orang jadi ngambil kesimpulan yang salah tentang orang Kristen gara -gara gue. Gue suka sedih ngeliat orang – orang yang make kalung salib (atau aksesoris salib) tapi kelakuannya malu -maluin. Ya… gitu -gitu deh. Tapi hari ini kalung salib jadi membuat orang menolong kami. Well, diambil positipnya sajah. Kalau pake kalung salib jangan sampe malu-maluin, dan jangan malu memakai kalung salib.

Semoga tidak ada yang salah ngambil kesimpulan dari tulisan gue ini.