Desember…

Udah awal bulan Desember (biasanya ada lagunya Desember kelabu). Tapi aku tak berharap Desember ini menjadi kelabu. Aku berharap Desember ini menjadi berbeda dengan Desember lainnya. Sebentar lagi perayaan Natal akan di mulai di mana-mana. Kenapa ya…perasaan kalau bulan Desember ada sedikit rasa sentimentil hadir di dalam hati…mungkinkah karena ini sudah dekat pergantian Tahun, yang artinya sudah harus evaluasi diri lagi dengan segala resolusi yang di set awal tahun lalu? lalu merasa gagal karena beberapa dari banyak tidak terpenuhi karena ketidakkonsistenan dalam diri? ah..setidaknya beberapa dari banyak itu ada yang terpenuhi…tahun depan akan berbeda dari tahun ini.

Ah..kalau dipikir-pikir lagi, tahun ini gue dapat pencapaian yang lebih banyak dibanding 2 tahun terakhir ini. Akhirnya gue akan memulai babak baru dalam kehidupan gue. Gue bukan mahasiswa lagi, yippieee….

Pengalaman Memakai Esia GoGo

Akhirnya kemarin nyoba juga layanan Esia GoGo. Pertama cek pulsa…oh masih 10 rebu lebih beberapa ratus rupiah, berarti masih bisa karena syaratnya diatas 10rebu untuk prabayar. Sebelum pergi ke Jakarta aku sudah mengirimkan sms ke 6060 yang isinya “GOGO Jakarta”. Setelah tiba di Jakarta aku harus menelpon *999 untuk aktivasinya. Waktu nelepon ada menu untuk aktivasi dengan pesan suara atau berbicara dengan agen representatif. Ternyata menu pertama belum bisa, dan akhirnya harus ngobrol2 dengan mbak/mas representatif esia. Dari obrolan disuruh nunggu 30 detik, telepon jangan ditutup dulu. Waktu menunggu kumanfaatkan untuk bertanya ini dan itu. Intinya adalah ternyata seandainya aku tadi blum ketik sms GOGO Jakarta sebelum berangkatpun, dengan menelpon ke *999 aku tetep bisa mengaktivasi Esia GoGo. Dalam percakapan aktivasi ditanyakan juga rencana di Jakarta sampai hari apa, jadi akan di set aktivasi sampai hari yang diminta.

Setelah menelpon tanya ini itu, aku diminta untuk menonaktifkan telepon alias mematikan handphone selama 10 menit. Lalu setelah 10 menit kemudian kirimkan sms ke 6060 yang isinya INFO. Lalu akan didapatkan balasan sms yang isinya adalah nomer sementara di Jakarta dan informasi talktime kita. Jadi Talktimeku yang cuma 1o rebu sekian itu dibagi 2. Talktime nomer utama (nomer bandung) 5rebu sekian, sedangkan talktime nomer sementara juga 5 rebu sekian.

Coba nelpun ke Bandung (dengan mengawali nomer 010 didepannya, karena itungannya daku kan nelpun dari Jakarta ke Bandung). Cek pulsa…berkurang 50 rupiah/menit. Kemudian, aku minta ditelpun dari Bandung, cek pulsa..berkurang juga 50 rupiah/menit (mendingan gue yang nelpun dung). Tapi..sms ga sampe euy, entah karena esia lagi error atau emang ga bisa. (Berhubung di Bandung saja Esia sudah sering error smsnya, ya..sudahlah tak ada gunanya memaksakan esia untuk sms).

Besoknya, esia pagi-pagi error huhuhu ga bisa telpun atau menelpun. Siangnya untungnya sudah bener lagi. Lumayanlah pulsa 5 rebu perak bisa di pake buat interlokal, itu juga ga habis.Malamnya, pas mau balik ke Bandung coba ngirim sms isinya HOME ke 6060 tapi gagal. Udah takut aja ntar nomer gue ga balik di Bandung, tapi..cueklah. Sampai di Bandung, cek pulsa…loh kok pulsanya blum balik ya? huhhu….

Untungnya, hari ini, pulsa sudah bersatu kembali, jadi pulsa yang dibagi 2 itu disatukan kembali karena ada sms juga yang memberitahu bahwa masa layanan Gogo sudah berakhir. Anyway yang masih jadi pertanyaan adalah, bagaimana jika saya mengisi pulsa, ketika di Jakarta? apakah pulsanya akan bersatu kembali? dan bagaimana cara menambahkan pulsanya, masukin ke nomer utama atau ke nomer sementara? Belum dicoba sih, logikanya pulsa pasti akan bergabung kembali, tapi..nomer yg diisi yang mana aku tak tau. Kalau ada yang pernah nyoba mungkin bisa berbagi di sini.

Bandung Again

Perjalanan yang singkat tapi padat. Sayangnya tiba di Bandung tidak bisa segera menuliskan kisah perjalanan sehubungan dengan internet yang ngadat dan tidak ada kesempatan menuliskannya. Well..senang berada di Rumah (ortu) Medan, senang juga berada di rumah (kost) Bandung. Kapan ya punya rumah sendiri…(bukan rumah tetangga) yang bukan kontrakan dan dibeli dengan penghasilan sendiri…

Mudik

Dulu..seorang teman pernah bertanya kepada saya: Kalau kita menyebutkan pulang itu ke mana? ke Bandung atau ke Hometown tempat ortu? (ini adalah dilema anak kos). Sebagai anak kos yang sudah bertahun-tahun tinggal jauh dari ortu, pertama refleknya bilang ya pulang itu ke rumah ortu. Tapi..berpikir sekali lagi, dan…akhirnya tidak bisa memutuskan. Berhubung rumah ortu masih rumah, ya pulang ke rumah ortu juga pulang. Tapi..kalau balik ke Bandung juga pulang. Terus..gimana dong?

Ya..ga usah pusing-pusing, yang jelas besok saya mudik ke rumah ortu. Sekarang ga ada kerjaan nungguin travel, jadi inget aja dah lama ga update blog. Anyway..daku pergi tak akan lamaa…*ah kayak lagu saja*. Udah ah..sampai ketemu! (kalau rajin ntar di Medan ngupload foto ayam lagi *argh…lupa minjem kamera digital*, eh ada punya kakak ding, gampang lah)

Hati-hati naik angkot

Sudah sekian lama mengetahui cerita orang-orang mengenai orang yang batuk berlebihan di angkot, mengenai orang yang naik angkot bergerombol (pria semua), mengenai orang yang bawa tas besar tapi tidak berisi di angkot. Sudah beberapa kali mengetahui bahwa orang-orang banyak yang kehilangan handphone, dompet atau barang berharga dari dalam tas ketika seangkot dengan orang-orang yang batuk, bawa tas gede atau bergerombol itu. Dan kemarin siang, saya menyaksikan sendiri kegiatan usaha pencopetan itu. Lanjutkan membaca “Hati-hati naik angkot”

Jangan ada dusta di antara kita

Judul posting kali ini memang mengambil judul lagu (semoga ga ada yang menuntut karena kesamaan judul). Waktu baca-baca e-mail, tiba-tiba terpikir dengan obrolan kemarin dengan sepupu gue yang baru saja menghapus semua isi inboxnya yang setelah kurang lebih 2,5 tahun disimpan tapi tidak dibaca dengan alasan yang sangat sentimentil (sms dari kekasih masa lalu bow). Pertanyaanya adalah: apa hubungannya dengan judul posting? Aih..masa ga bisa nebak sih? yah sudahlah tak usah main tebak-tebakan, lanjutkan saja membaca posting ini.

Begini, saya mau bertanya dulu, kalau Anda punya pasangan (entah kekasih entah sudah resmi jad suami/istri), apakah menurut Anda masih ada rahasia diantara berdua? apakah handphone masih menjadi milik pribadi yang tidak boleh dipegang, diangkat waktu kita lagi away dari handphone, dibaca smsnya, atau boleh-boleh saja? Apakah password ataupun pin ATM Anda diberitahukan kepada si dia? Apakah teman Anda adalah teman dia juga dan sebaliknya?

Jawabnya bisa berbeda-beda, biasanya tergantung dari kebiasaan dan kadar relationship dengan pasangan. Mungkin kalau pacar sih ya…masih adalah yang dirahasiakan, tidak semua diceritakan, ada orang yang berpendapat namanya juga baru pacar, belum tentu juga jadi. Ada yang berpendapat: ah..masih pacaran masih boleh dong mencari kemungkinan lain. Ada yang berpendapat: pacaran itu harus serius sama satu orang dan tidak boleh lirik kanan kiri. Ada yang berpendapat: kita harus punya kepercayaan penuh dan dipercayai sama sang pacar, jadi ya..jangan ada rahasia dong, sah-sah aja baca sms atau mengetahui semua password dan pin kita. Ada yang berpendapat: harus tetep ada privacy (misalnya diary ga boleh dibaca, karena biasanya isinya curhatan dan keluhan tentang sang pacar). Lalu bagaimana dengan yang sudah menikah? apakah masih ada rahasia atau bagaimana?

Dulu..pernah ngebahas dengan beberapa teman. Katanya kalau kita mau menceritakan rahasia dengan orang yang sudah berpasangan (entah itu pacar entah itu suami/istri), pastikan rahasia itu rela Anda bagi dengan pasangan orang itu juga, karena biasanya orang (terutama wanita) akan cepat membagikan cerita apapun dengan pasangannya. Well, sebenarnya ini tidak berlaku sepenuhnya, tapi ya..pada umumnya begitu. Lalu, kalau semua rahasia orang aja dibagikan ke pasangan, masa di antara pasangan masih ada rahasia?

Kalau menurut saya pribadi, sah-sah saja kita punya hal yang dirahasiakan dari pasangan (selama hal itu bukan berkaitan dengan usaha perselingkuhan), sah-sah saja kita tidak selalu menceritakan semua yang kita tau (apalagi kalau ada teman yang bercerita sudah terlebih dahulu bilang jangan bilang siapa-siapa). Sah-sah saja kita melarang pasangan kita mengangkat HP kita saat kita tidak ada (terutama dari nomer yang tidak terdaftar). Tapi…akan menjadi aneh kalau kita dilarang-larang ga boleh pegang HP, ga boleh liat gambar2nya (jangan-jangan menyimpan gambar2 selingkuhan), ga boleh baca sms, ga boleh liat isi message friendsternya. Aneh, tapi ya tetep semuanya kembali pada kesepakatan berdua. Yang jelas, saya tidak punya diary, jadi ga ada juga yang mau dilarang membacanya :).

Ah ya, intinya, boleh saja kita punya rahasia (terutama rahasia orang yang dipercayakan ke kita agar tetap menjadi rahasia), tapi walaupun demikian, jangan sampai ada dusta di antara pasangan. Berdusta itu sangat berbeda dengan menyimpan rahasia. Menyimpan rahasia masih diijinkan, tapi kalau sampai ada yang berdusta, rasanya akan sulit mempercayainya lagi. Dan kalau sudah tidak ada kepercayaan penuh kepada pasangan, bisa dibilang hubungan itu terancam dalam bahaya.

Lalu kalau kita punya pasangan yang masih menyimpan sms/email/foto mantan gimana? Hemm..kalau dia masih menyimpannya dengan sengaja untuk dipandang dan dikenang sih rasanya ga etis ya (atau kalaupun kita yang melakukannya itu hal yang ga adil untuk pasangan kita). Tapi kalau ternyata hal-hal tersebut ada karena emang ga diurusin aja dari dulu ya lain cerita. Nah kembali pada kasus sepupu saya itu, memang sih dia tidak menghapus sms dalam waktu yang cukup lama itu karena yah..sebagai orang melankolis akut, dia punya terlalu banyak alasan untuk disebutkan dalam bentuk angka di sini yang membuat dia tidak menghapusnya (walaupun katanya dia sudah tidak pernah membaca sms itu lagi). Nah..lalu kenapa baru sekarang dihapus? Yah..jawabannya karena dia sekarang punya pasangan baru, dan menurut dia sangat tidak etis kalau dia masih menyimpan sms itu karena diapun tidak rela kalau sang pasangan itu masih menyimpan kenangan secara sengaja terhadap mantannya. (atau mungkin karena dia ga pengen sms masa lalu itu kebaca pasangan yang sekarang ya? hehe). Lalu bagaimana dengan benda-benda pemberian mantan? masih boleh dipake atau tidak? atau seharusnya dikembalikan? Ah itu sih udah pernah jadi postingan deh (entah di blog yang mana tapi pernah dan tidak akan kutuliskan lagi, terserah sajalah mau diapain juga, kalau menurut saya sih itu kembali lagi pada kesepakatan berdua saja hehehe).

Ah..jadi serius gini, udah ah, maap maap saja kalau kalimatnya rada menceracau, tulisan ini ditulis disaat seharusnya saya sudah terlelap (akhirnya setelah mau tidur, baru nemu topik menarik buat ditulis, yeah…tidur larut lagi deh)

Pesan di perlintasan kereta api

Para pengguna Jalan raya, saat ini Anda berada di perlintasan kereta api. Perlu Anda ketahui bahwa palang pintu perlintasan bukan alat pengamanan utama tetapi hanyalah alat bantu peringatan, bahwa Anda akan melewati perlintasan kereta api.
Di tempat lain masih banyak perlintasan yang tidak dijaga dan tidak berpintu, untuk itu berhati-hatilah setiap akan melewati perlintasan kereta api, patuhilah rambu-rambu lalu lintas yang ada.

Sampai saat ini telah banyak korban meninggal dunia sia-sia karena kelalaian dan ketidak displinan ketika melalui perlintasan kereta api.

Terima kasih atas kedisiplinan Anda dalam berlalu lintas.
Semoga selamat sampai tujuan.
Pesan ini disampaikan oleh PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi II Bandung.