Tambah Irit Selama di Rumah Saja

Berbeda dengan cerita teman-teman yang mengeluhkan pengeluaran tambah banyak selama di rumah saja terutama untuk cemilan, saya merasa selama di rumah saja 3 minggu ini pengeluaran tambah irit. Kenapa begitu?

Karena kami keluarga homeschool, pada dasarnya anak-anak ya belajar di rumah saja. Kalaupun ada keluar itu biasanya untuk kegiatan tambahan seperti kelas art, kelas taekwondo, kelas musik dan kelas bahasa Thai. Nah sejak di rumah saja, semua kelas itu juga diliburkan, otomatis biaya kursus yang dibayarkan dihitung untuk pembayaran bulan berikutnya. Jadi pengeluaran untuk biaya kursus berkurang.

Biasanya, antar jemput anak pasti butuh isi bensin paling tidak 2 kali sebulan. Nah sejak di rumah saja, bensin belum diisi sama sekali. Kebetulan memang isi bensin sebelum himbauan dirumahkan ini. Joe masih kerja, tapi ke kantor jalan kaki doang jadi ga kepake tuh bensin. Terus kalaupun harus isi bensin, harga bensin sekarang lagi murah hehehe.

Di tempat kegiatan kursus anak itu biasanya banyak godaan jajanan. Kalau bukan anaknya, ya emaknya atau bapaknya suka tergoda beli cemilan waktu di luar. Dengan semuanya di rumah saja begini, cemilan jadi lebih terkendali dan karena sudah biasa di rumah saja, selera nyemil kami tidak jadi berubah drastis. Biasanya kalaupun di rumah udah bikin kopi, pas antar anak-anak les itu ada godaan buat beli kopi es lagi dan kadang-kadang beli kue-kue juga hehehe.

Sebelum himbauan di rumah saja, walaupun ada polusi, ada juga sih sesekali kalau udara tidak terlalu jelek kami pergi ke mall di akhir pekan. Kalau pergi ke mall, tau sendirikan, bukan cuma buat makan saja, kadang-kadang suka jadi sekalian beli ini beli itu. Godaan di mall itu banyak hehehe, belum kalau anak-anak liat mainan dan pasang tampang memelas pengen dibeliin.

Untuk makanan, karena di rumah saja, otomatis belanjaan lebih direncanakan untuk seminggu supaya gak sering-sering keluar. Dan tentu saja makan di rumah itu lebih irit daripada makan di restoran.

Pengeluaran yang paling terasa selama di rumah saja itu ya untuk listrik dan air. Karena udara panas luar biasa dan juga polusi udara, otomatis nyalain AC dan filter udara yang menggunakan tenaga listrik. AC sih gak selalu nyala 24 jam, tapi filter udara tidak bisa ditawar, hampir 24 jam menyala. Kalau air bertambah bayarnya selain untuk menyiram tanaman dan halaman, juga karena anak-anak dikasih main air di kamar mandi. Kasian gak kemana-mana, jadi ya udah main air aja di kamar mandi hehehehe.

Gimana dengan belanja online? katanya kan selama di rumah saja, malahan jadi tambah banyak belanja online? Kalau untuk soal ini, dari dulu saya tidak suka belanja online. Kalaupun ada yang kami beli online selama masa di rumah saja ini, ya memang karena dibutuhkan, bukan karena bosan ga ada kerjaan terus ya browsing barang-barang belanja gitu.

Sekarang ini mall di Thailand hanya boleh buka bagian makanan dan kebutuhan pokok. Yang namanya barang-barang non makanan itu semua wajib tutup. Jadi kalau ada butuh sesuatu yang non makanan, tidak ada pilihan lain kecuali beli online.

Kalau kalian selama di rumah saja jadi tambah boros atau tambah irit? Kira-kira paling boros di bagian mana?

Update Chiang Mai: Kebakaran Hutan, Polusi dan Seputar Corona

Sampai hari ini, masalah polusi yang sudah mulai sejak awal 2020 masih berlangsung di Chiang Mai, bahkan beberapa hari belakangan ini semakin parah dengan adanya kebakaran hutan di seputar utara Thailand.

Sebenarnya saya sudah malas untuk menuliskan kondisi saat ini, mulai bosan nulis masalah polusi sejak awal tahun. Bersyukur masih bisa di rumah saja dan pasang filter untuk mengamankan diri dari polusi udara. Tapi kalau tidak dituliskan, saya tidak bisa ingat kondisi tahun ini seperti apa.

Sejak pertengahan Maret, sudah banyak kejadian kebakaran hutan di sekitar Chiang Mai, sudah hampir 2 minggu ini ada kebakaran yang cukup besar dan memakan korban jiwa dari pihak pemadam kebakaran.

Awalnya, polusi itu karena membakar sisa panen. Lalu ada juga membakar hutan untuk menumbuhkan jamur yang harganya mahal. Belakangan ini kemungkinan kebakaran karena rumput kering dan musim panas yang berkepanjangan. Hasilnya tetap sama, polusi udara setiap hari dalam batas tidak sehat sampai hazardous.

Lanjutkan membaca “Update Chiang Mai: Kebakaran Hutan, Polusi dan Seputar Corona”

Ngobrolin Film: Doctor Strange

Berhubung hari ini masih dalam rangka di rumah saja dan lagi ga ada tontonan drama Korea yang menarik, saya jadi juga nonton ulang film Doctor Strange ini di HBO Go.

Saya ingat, pertama kali nonton film ini di bioskop di Chiang Mai dengan subtitle bahasa Thai jadi harus didengarkan dengan seksama percakapannya. Tapi beberapa percakapan tidak terdengar dengan baik, tapi masih tetap bisa mengerti garis besar apa yang terjadi dalam ceritanya.

poster credit: Marvel Studios

Film ini release tahun 2016, waktu Joe ngajakin nonton film ini saya sama sekali belum pernah dengar nama tokoh dari komik Marvel yang satu ini. Jadi waktu awal cerita ditunjukkan ada seorang tokoh dokter neurosurgeon yang jagoan bernama Stephen Strange saya pikir loh ini cerita komik Marvel atau cerita Grey’s Anatomy sih?

Ternyata, itu cuma latar belakang untuk menunjukkan karakter si Doctor Strange yang diperankan Benedict Cumberbatch. Iya, Strange itu nama belakangnya si doctor, bukan karena kelakuannya yang aneh hehehe. Lebih aneh kelakuan Sherlock Holmes si daripada doctor Strange, tapi aktornya bisa cocoklah memainkan peran ini.

Ceritanya dia medical doctor yang jagoan dan membuatnya agak arogan gitu deh, tapi karena menyetir sambil menerima telepon (contoh buruk jangan ditiru), menyebabkan dia mengalami kecelakaan dan lukanya parah sampai tangannya selalu gemetar dan tidak mungkin bisa untuk melakukan operasi lagi. Dia berusaha mencari cara supaya bisa sembuh lagi dan akhirnya pencariannya termasuk metode alternatif yang membawanya ke Kathmandu, Nepal karena dia menemukan ada seorang yang bisa sehat kembali padahal sebelumnya dia anggap kasus yang tidak ada harapan.

Lanjutkan membaca “Ngobrolin Film: Doctor Strange”

Fiksi: Kisah Bunga dan Sepatu

Bunga memandang walk-in closetnya. Dia sedang memilih-milih mau pakai sepatu yang mana hari ini. Mungkin pakai yang tingginya 5 cm saja. Hari ini dia cuma berencana ke supermarket di belakang gedung apartemennya. Tapi dia sedang mempertimbangkan, mungkin bisa juga pergi agak jauh dari apartemen, hitung-hitung memanaskan mesin mobilnya yang belum dipakai beberapa hari ini.

Selesai berdandan dan mengenakan sepatu 5 cm, Bunga kembali dihadapkan dengan pilihan: mau pakai tas yang mana ya? Tas backpack kayaknya gak aman dan gak matching dong dengan sepatu 5 cm nya. Tas sandang mau warna biru atau merah garis putih?. Aduh bingung deh, tadi memilih baju saja habis 15 menit, milih sepatu 20 menit, sekarang pilih tas butuh berapa menit lagi?

Lanjutkan membaca “Fiksi: Kisah Bunga dan Sepatu”

Upgrade Internet dapat HBO

Bulan lalu, kami melihat ada tawaran upgrade paket internet dari provider 3BB di mana kami berlangganan. Sebelumnya kami membayar 1200 baht/bulan untuk kecepatan 700Mbps/700 Mbps. Lalu ada penawaran dengan menambah 39 baht/bulan (ga sampai 20 ribu rupiah) bisa mendapatkan paket Gigatainment. Dengan membayar 1239 baht/bulan, kami bisa mendapatkan koneksi internet yang lebih cepat menjadi 1Gbps/1Gbps dan tambahan paket HBO Go, MonoMax dan OKE.

Paket HBO nya selain HBO GO yang merupakan kumpulan film yang kita pilih kapan saja kita ingin menontonnya seperti Netflix, juga ada Live Stream yang punya jadwal penayangan filmnya: HBO Hits, HBO Signature, HBO Family, HBO Red dan Cinemax. Bedanya apa sih? Sepertinya itu cuma beda penargetan pemirsa saja, kalau buat saya sih lebih suka yang on demand nya, jadi bisa pilih mau nonton apa kapan saja.

Lanjutkan membaca “Upgrade Internet dapat HBO”

Buku-buku Sesame Street di Google Playbooks

Ada yang anak-anaknya suka dengan Elmo dari Sesame Street? Ada yang masih kekurangan bacaan selama di rumah saja ini? Nah ini, saya mau berbagi info soal buku-buku Sesame Street yang sedang gratis di Google Play Books.

Udah dibacain berkali-kali tetep aja pada nempel begini

Ada banyaaaak buku-bukunya, dan sampai hari ini yang jelas masih gratis. Gak tahu juga sampai kapan gratisnya, jadi kalau suka sebaiknya segera download.

Lanjutkan membaca “Buku-buku Sesame Street di Google Playbooks”

Kenapa saya gak aktif di Instagram dan Twitter

Jaman sekarang ini sepertinya hampir semua orang beralih dari FB ke Instagram atau Twitter. Walaupun ada juga yang posting di FB, IG dan Twitter hal yang sama saja.

Mungkin ini tandanya saya sudah masuk generasi yang tidak mengikuti jaman. Saya punya account IG dan twitter, tapi rasanya enggan untuk aktif di sana. Untuk twitter bahkan saya sudah tidak login lagi karena lebih pusing lagi melihatnya.

Beberapa alasan kenapa saya tidak suka ber IG:

  • kebanyakan hastag, saya pusing baca caption dengan sejuta hastag yang kadang ga berhubungan
  • tulisan yang kecil-kecil dalam foto sungguh sudah tidak terbaca lagi
  • kadang-kadang ada video yang cuma beberapa detik tapi berulang ulang gerakan yang itu-itu saja, dan loadingnya bisa lama banget
  • saya lebih suka membaca tulisan daripada melihat video
  • suka pusing kalau ada yang berusaha bikin tulisan panjang lebar di 1 posting instagram, tapi karena keterbatasan jumlah huruf di caption, dilanjutkan di bagian komen
  • upload dan edit di IG juga terasa gak semudah FB

Iya namanya selera ya bebas ya, kebanyakan orang di FB juga tidak suka membaca tulisan kalau tidak ada fotonya, sedangkan di IG kebalikannya, kita tidak bisa posting kalau ga ada gambarnya. Karena katanya sebuah gambar itu bisa mewakili ribuan kata. Tapi pertanyaanya, kalau begitu, kenapa masih repot-repot menambahkan tulisan panjang lebar sampai super kecil di IG?

Sama halnya saya tidak suka twitter, saya pusing melihat orang yang berusaha menjelaskan hal panjang lebar dalam banyak posting, yang nantinya bisa dibalas satu persatu dan akhirnya bingung ini asal mulanya dari mana ya.

Kalau mau baca artikel, saya lebih suka artikel yang utuh dan sukur-sukur terstruktur. Saya bisa langsung ke bagian yang saya butuh kalau memang tidak mau baca bagian depannya.

Makanya saya memilih menulis di blog kalau memang ingin menulis panjang lebar. Saya bisa tambahkan foto kalau mau, kalau tidak juga tidak masalah. Linknya tinggal dibagikan di FB kalau memang pengen dibagikan.

Untuk melakukan pencarian, lebih mudah mencari kata daripada mencari penjelasan sesuatu dalam video atau dalam gambar yang dikasih tulisan panjang lebar.

Satu hal lagi yang saya kurang suka, adanya pemaksaan untuk memfollow account IG tertentu dan ngetag orang lain untuk memberi tahu sebuah event tertentu.

Iya, saya tahu, namanya juga teknik marketing jaman sekarang ya seperti itu. Mau gak mau ya harus ikut aturan, kalau ga mau ya minggir aja.

Banyak orang tidak suka baca tulisan terlalu panjang memang, jadi tulisan ini saya akhiri sebelum kepanjangan.