Terserah, tapi…

Setiap hari kita makan 3 kali sehari. Kadang-kadang sampai pusing memutuskan mau makan apa siang ini. Pergi ke food court, ada banyak pilihan, tapi malah jadi pusing mau makan apa. Dulu waktu jaman belum ada anak, setiap mau makan Joe bertanya: makan apa kita? terus saya jawab terserah. Terus Joe memutuskan makan sesuatu dan seringnya saya bilang: tapi kan itu baru kemarin. Sampai akhirnya Joe kesel dan bilang: lah katanya terserah, giliran dipilihin protes. Ya udah putuskan mau makan apa.

Kata Joshua: aku mau semuanya am nyam nyam nyam…

Nah sebenarnya pernah juga, saya lagi ga kepengen makanan tertentu, lalu bertanya ke Joe: mau makan apa kita? Dia jawab: terserah. Sebenarnya terserahnya Joe ini maksudnya apapun yang saya pilih dia gak akan protes, tapi karena sayapun lagi ga punya ide, malah jadi kesel dan bilang: kalau aku tau mau makan apa, ya gak akan nanya lah.

Kata “terserah” ini kadang-kadang memang mengesalkan. Tapi sebenarnya lebih mengesalkan kata terserah yang pertama. Kalau kita bilang terserah dan pasti ikut dengan usulan yang diberikan, ya gak masalah. Atau bisa juga mungkin pertanyaannya diganti biar tidak dapat jawaban terserah.

Lanjutkan membaca “Terserah, tapi…”

Joe bukan Orang Batak

Bukan baru sekali, Joe disangka orang Batak. Kami tertawa setiap kali ada yang heran dan baru menyadari kalau Joe itu asli dari Sukoharjo. Saya sampai bertanya kembali: kenapa berpikir Joe orang Batak?

Emang cocok ya Joe jadi orang Batak?

Beberapa jawaban: Karena mereka tahu saya orang Batak, dan biasanya kan orang Batak menikah dengan orang Batak juga. Ada juga yang bilang: wajahnya seperti orang Batak. Alasan lain: logat jawa nya kok ga ada sih?

Lanjutkan membaca “Joe bukan Orang Batak”

Siapa korban pinjaman online sesungguhnya

Jaman sekarang banyak sekali aplikasi untuk meminjam duit online. Ada yang legal banyak yang gak legal. Joe pernah menulis tentang betapa tidak amannya data di pinjaman online terutama yang ilegal. Peminjamnya gimana? sepertinya lebih banyak yang maunya minjam tapi ga mau bayar. Kemarin Joe cerita ke saya ada grup yang katanya bela korban pinjaman online. Pertanyaan saya: yang jadi korban siapa? peminjam atau yang meminjamkan?

Pohon uang dari game The Sims

Saya kunjungi grupnya sebentar (saya gak mau kasih link, bisa dicari sendiri kok). Isinya? kebanyakan orang mencari cara melarikan diri dari tukang tagih hutang. Beberapa bangga bisa meminjam dari berbagai sumber dan berhasil tidak membayar. Ada yang pamer juga kalau dia aman-aman saja walau sudah lewat masa pembayaran tidak ada penagih yang datang.

Ada yang mengeluh karena tukang tagihnya kasar, padahal katanya tukang tagihnya rumahnya mentereng dan mobilnya keren. Ada yang menganggap mereka yang meminjam diperlakukan tidak adil hanya karena gagal bayar. Tapi sebenarnya apakah iya tukang tagih yang kasar, atau memang peminjam yang nakal gak mau bayar?

Lanjutkan membaca “Siapa korban pinjaman online sesungguhnya”

Kdrama: Crash Landing of You (Final Episode)

Sebenarnya pengennya nulisnya besok-besok. Tapi karena hari ini belum berakhir (dan belum nulis), baiklah ditulis sekarang saja mumpung baru selesai nonton final episodenya yang hampir 2 jam (1 jam 51 menit). Untuk kali ini tulisannya mungkin akan ada sedikit spoiler.

poster Crash Landing on You (sumber : tvN)

Major spoiler: saya akan menuliskan endingnya! Tapi saya tidak akan tuliskan detailnya. Untuk yang belum nonton dan tidak mau baca spoiler dan pengen tahu tentang apa drama Crash Landing on You (CLOY) ini, bisa dilihat di tulisan sebelumnya.

Eh iya ini bukan cerita perang ya. Walaupun tokoh prianya berpakaian militer, tapi mereka bukan militer untuk perang ataupun di jaman perang. Drama ini berbeda settingnya dengan DOTS (Descendants of The Sun)

Lanjutkan membaca “Kdrama: Crash Landing of You (Final Episode)”

Reuni IF ITB di Chiang Mai

Ceritanya minggu ini berkesempatan bertemu beberapa teman-teman masa kuliah di Informatika ITB dulu yang sedang datang ke Chiang Mai. Sebenarnya mereka datang ke sini dalam rangka “tugas negara”, tapi ya saya anggap ketemuan ini reuni kecil IF ITB multi angkatan. Jadi kami tidak ada yang seangkatan dengan teman-teman yang datang. Tapi ya pernah kerja bareng waktu kami masih sama-sama di kampus.

Hari Selasa siang teman-teman dari Bandung tiba di Chiang Mai. Karena Joe kerja, kami cuma sempat makan malam bersama dan ngobrol sebentar. Hari ini kami ada waktu untuk jalan-jalan sambil reuni sejenak menunggu pesawat mereka pulang di sore hari.

Untungnya beberapa hari ini polusinya sedikit mendingan walaupun pemandangan ke arah Doi Suthep masih terlihat berkabut. Kami jadi bisa mengajak teman-teman berjalan-jalan ke Royal Flora Rajapreuk.

menunggu shuttle berangkat

Jonathan dan Joshua senang kedatangan tamu teman-teman papa mamanya, soalnya sudah lama rasanya tidak ada yang datang mengunjungi kami di Chiang Mai. Sudah lama juga kami tidak ajak anak-anak berjalan-jalan ke taman bunga ini, tapi mereka masih tetap senang di ajak ke taman ini walaupun hari ini tidak mampir ke playgroundnya.

Lanjutkan membaca “Reuni IF ITB di Chiang Mai”

Hari Kasih Sayang

Hari ini 14 Februari dirayakan oleh yang merayakan sebagai hari kasih sayang, tapi buat saya dan Joe hari kasih sayang itu ya setiap hari hahaha. Saya baru menyadari juga, kalau di blog ini tidak pernah ada tulisan tentang hari kasih sayang atau hari Valentine setelah kami menikah. Kenapa? karena tulisannya pindah ke facebook!

Jadi supaya ada jejaknya juga di blog, saya akan tuliskan ngapain aja sih kami biasanya di hari Valentine.

tulisan tahun 2006: https://blog.compactbyte.com/2006/02/15/hari-kasih-sayang/

Tulisan satu-satunya yang ada di blog ini tahun 2006, tahun itu kami masih pacaran. Memang sejak pacaran, gak pernah rayain Valentine khusus, tapi ternyata 14 Feb 2006, Joe mengupdate release s60Bible yang dia sudah kerjakan sejak tahun 2004 (ini juga dia kerjakan atas permintaan saya sejak kami pacaran hehehe).

Gaya bahasa ngeblog jaman itu berbeda sekali ya dengan gaya bahasa tulisan saya sekarang. Aduh jadi merasa tua hehehe.

Lanjutkan membaca “Hari Kasih Sayang”

Aplikasi Bank di Thailand

Tulisan ini bukan iklan, tapi cuma mau cerita sedikit pengalaman memakai aplikasi bank di Thailand. Siapa tahu ada yang berencana pindah dan menetap di Thailand dan buat jadi gambaran kalau mau dibandingkan dengan layanan perbankan di Indonesia.

Sejak kami tinggal di Chiang Mai, kami membuka rekening bank lokal. Awalnya sih, Joe, berikutnya supaya lebih mudah untuk saya ambil duit, saya juga bikin rekening sendiri. Waktu kami membuka rekening, persyaratan utama selain passport, harus punya ijin tinggal dan ijin kerja. Untuk Joe sih tidak ada masalah, karena memang dia bekerja dan bahkan gajinya ditransfer masuk langsung ke bank. Untuk saya yang datang dengan visa ikut suami gimana? Karena Joe udah punya rekening disitu, mereka minta passport Joe aja sebagai syarat tambahannya.

Sejak buka rekening, pastinya sudah bikin kartu ATM dan internet bankingnya. Tapi saya jarang buka internet banking. Agak panjang stepnya kalau harus selalu masukin user id, password, dan malas melihatnya kecil sekali di layar HP.

Aplikasi perbankan di HP sebenarnya sudah ada beberapa tahun, tapi saya jadinya sudah kebiasaan minta Joe yang eksekusi kalau ada kebutuhan transfer ini itu. Saya bukan orang yang suka belanja online jadi tidak merasa butuh sering-sering transfer, tapi ya kadang-kadang mulai terasa kalau butuh bayaran kursus anak-anak lebih mudah kalau saya yang lakukan karena saya yang lebih sering antar jemput anak-anak.

Beberapa bulan lalu, saya pernah mencoba untuk mengaktifkan aplikasi perbankan di HP, instruksinya sih disuruh ke ATM, tapi sudah beberapa kali dicoba, tidak berhasil dan disuruh menghubungi cabang bank terdekat. Akhirnya saya menyerah dan hampir lupa untuk meneruskan niat memakai aplikasi perbankan di HP.

Awal tahun 2020, di saat ada waktu luang, saya ingat lagi untuk ke bank membawa buku bank dan passport untuk mengaktifkan aplikasi perbankan di HP. Awalnya, si mbak yang bantuin ajak saya ke ATM untuk aktifkan (dan tentu saja gagal lagi). Akhirnya mereka melakukan pengaktifan secara manual.

Ada beberapa masalah sepertinya yang mengakibatkan saya tidak bisa mengaktifkan langsung dari mesin ATM. Nomor passport saya yang tercatat di sistem bank dan nomor passport saya yang sekarang sudah tidak sama (ya sudah lebih 5 tahun yang lalu sih buka rekeningnya). Masalah berikutnya: karena saya memakai dual sim card dan data internetnya bukan di nomor utama, sistem banknya tidak mengijinkan aplikasinya untuk login. Akhirnya saya harus menonaktifkan dulu nomor yang saya pakai untuk paket data internetnya.

Perjalanan panjang untuk bisa memakai aplikasi perbankan tidak sia-sia. Sekarang ini saya bisa merasakan berbagai kemudahan dari memakai aplikasi perbankan selain untuk kebutuhan transfer dana.

Ada beberapa fitur dari aplikasi perbankan di HP yang saya suka banget selain untuk transfer dana.

Lanjutkan membaca “Aplikasi Bank di Thailand”