Baca Buku: Madre (Kumpulan Cerita)

Awalnya gak sengaja nemu novelet Madre di ipusnas. Isinya cuma 51 halaman. Ceritanya menarik dan saya selesaikan dengan cepat. Terus waktu baca-baca review, katanya ini merupakan bagian dari buku kumpulan cerita nya Dee Lestari dengan judul yang sama. Saya jadi penasaran, kira-kira cerita lainnya menarik juga tidak ya untuk dibaca.

cover novelet Madre di ipusnas

Saya pikir, coba cari ah di Gramedia Digital. Ternyata di Gramedia Digital, buku kumpulan ceritanya harus beli. Hmm… karena tidak tahu apakah cerita lainnya menarik juga, saya urungkan niat membeli. Apalagi kabarnya sih ada puisi juga selain cerita. Kalau melihat dari judul bukunya, kemungkinan besar memang novelet Madre ini merupakan cerita utamanya.

Lanjutkan membaca “Baca Buku: Madre (Kumpulan Cerita)”

Musik K-Pop

Menurut Wikipedia:

K-pop (abbreviation of Korean popKorean: 케이팝) is a genre of popular music originating in South Korea.

Menurut saya: K-Pop itu lagu Korea yang biasanya penyanyinya banyak dan nari-nari hehehe. Saya penonton k-drama tapi bukan penggemar k-pop, saya baru tahu nama-nama band k-pop belakangan ini karena ada beberapa teman yang suka mendengar k-pop. Saya lebih suka mendengar lagu original soundtrack (ost) dari sebuah drama daripada dengerin lagu k-pop.

Lanjutkan membaca “Musik K-Pop”

Memilih buku untuk dibaca

Ada banyak sekali buku yang menarik untuk dibaca, tapi tidak cukup waktu untuk membaca semuanya (apalagi kalau sambil online, pasti jadinya teralihkan deh perhatiannya. Maka saya menantang diri sendiri untuk membaca buku sampai tuntas. Setelah berhasil membaca beberapa buku (dan menuliskan sedikit catatan tentang buku yang dibaca di blog), saya jadi semakin bersemangat untuk menantang diri sendiri membangun kebiasaan membaca.

Biasanya buku yang direkomendasikan begini pasti menarik untuk dibaca

Saat ini saya punya banyak sumber buku untuk dibaca. Buku-buku yang dibeli ketika pulang ke Indonesia, buku dari hasil big bad wolf dan juga buku elektronik di Kindle, ipusnas dan Gramedia Digital. Supaya tidak sia-sia, semua itu akan dibaca, tapi ya perlu niat untuk bisa menyelesaikan membaca buku-buku yang ada.

Buku Fisik Vs E-book

Buat saya, tidak masalah buku itu fisik atau digital, yang lebih penting buku itu isinya bisa dibaca dan menarik untuk dibaca. Ada beberapa masalah ketika membaca buku fisik ataupun buku elektronik.

Lanjutkan membaca “Memilih buku untuk dibaca”

Baca Buku: Gadis Jeruk

Buku Gadis Jeruk oleh Jostein Gaarder ini awalnya nemu di ipusnas, tapi ternyata ada juga di Gramedia Digital. Buku terjemahan berbahasa Indonesia ini tebalnya 254 halaman. Buku aslinya berbahasa Norwegia dengan judul Appelsinpiken. Sebelum membaca buku gadis jeruk ini, bulan Agustus 2016 saya juga sudah membaca buku versi bahasa Inggrisnya di Kindle dengan judul The Orange Girl. Kalau menurut keterangan di Kindle, buku versi kindle hanya 168 halaman. Saya tidak tahu kenapa ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia jadi lebih banyak jumlah halamannya. Mungkin karena beda format bukunya. Oh ya, Jonathan juga sudah selesai membaca buku versi bahasa Inggrisnya.

Ringkasan Cerita

Buku ini bercerita tentang seorang anak bernama Georg, berusia 15 tahun, yang berkesempatan membaca surat dari ayahnya yang dituliskan sebelum ayahnya meninggal. Ayah Georg bernama Jan Olav, sudah meninggal sejak dia berumur 4 tahun (11 tahun yang lalu). Jadi bisa dibilang, dia tidak begitu punya banyak kenangan dengan ayahnya. Surat itu ditemukan oleh kakek neneknya ketika bersih-bersih gudang. Suratnya berupa cerita tentang seorang gadis yang diberi nama gadis jeruk oleh ayahnya.

Lanjutkan membaca “Baca Buku: Gadis Jeruk”

Gara-gara Virus Corona

Tulisan ini sekedar catatan yang saya amati disekitar saya sehubungan dengan wabah baru virus Corona.

Sebelum mengetahui adanya virus ini, di Chiang Mai sudah banyak sekolah yang meliburkan kelasnya karena adanya beberapa murid yang sakit Influenza. Influenza ini bukan batuk pilek biasa dan gejalanya mirip juga dengan virus Corona.

Influenza ini sudah ada vaksinnya, tapi supaya ampuh, kita harus divaksin setiap tahun (yang mana akhirnya kebanyakan orang tidak selalu melakukannya termasuk kami). Apakah dengan banyaknya kasus Influenza di sekolah, semua orang memperhatikan untuk cuci tangan dengan sabun? yang saya lihat, semua seperti biasa, yang rajin cuci tangan ya cuci tangan, yang cuek ya cuek.

Sejak akhir tahun 2019, tingkat polusi di Chiang Mai sudah memburuk. Beberapa orang sudah mulai menggunakan masker ketika keluar rumah (termasuk Joe dan Jonathan). Tapi ya kebanyakan masih cuek. Anak-anak batuk pilek juga ketika dingin menyerang, tapi perasaan ya biasa saja.

Lanjutkan membaca “Gara-gara Virus Corona”

Jeruk Peras

Hari ini mau cerita tentang jeruk. Bukan, bukan karena lagi baca buku Gadis Jeruk nya Jostein Gaarder. Cerita soal bukunya lain kali karena belum selesai baca versi Indonesia-nya. Cerita hari ini mumpung harga jeruk relatif murah di musim dingin daripada biasanya. Kebetulan juga, ada teman yang kasih tahu tempat membeli 10 kg jeruk dengan harga 160 baht saja, padahal di warung depan komplek kemarin saya beli jeruk 50 baht per kg nya.

Karena belum pernah beli 10 kg sekaligus, saya berbagi dengan 3 orang teman-teman saya yang lain. Ada yang mau 2 kg dan ada yang mau cuma 1 kg. Akhirnya saya kebagian 5 kg saja. Nah gimana cara menghabiskan jeruk 5 kg?. Tentu saja dibikin jadi jus jeruk. Kalau saya harus mengupas jeruk 5 kg satu persatu, udah pasti jeruknya gak akan kemakan dan malah kebuang.

Lanjutkan membaca “Jeruk Peras”

Chiang Mai Crafts Week 2020

Gak terasa, sudah setahun lalu ke acara Chiang Mai Crafts Week. Hari ini Kamis 6 Februari sampai hari Minggu tanggal 9 Februari 2020 berlangsung acara yang sama, Chiang Mai Crafts Week ke-5. Setelah membaca buku Show your Work, saya bisa lebih menghargai semangat acara crafts week ini. Apalagi teman-teman di komunitas merajut lokal ada yang ikut berjualan/pamer hasil karya di acara ini.

Acara tahun ini berbeda lokasinya dengan tahun-tahun sebelumnya. Mungkin karena semakin banyaknya peserta yang ikut pamer karya dan juga demi kenyamanan pengunjung, maka panitia mencari lokasi yang lebih besar dan lebih gampang untuk urusan parkir buat orang-orang yang ingin melihat-lihat. Acaranya diadakan di Promenada Mall. Sebuah mall yang biasanya sepi, tapi punya tempat parkir yang sangat luas.

Lanjutkan membaca “Chiang Mai Crafts Week 2020”