Sosialisasi Pemilu 2019 di Chiang Mai

Hari ini, Sabtu 16 Maret 2019, warga Indonesia di Chiang Mai mendapatkan sosialisasi pemilu oleh panitia pemilu luar negeri daerah Bangkok. Walaupun kami jauh dari tanah air, dan jauh dari kedutaan, tidak menghalangi hak sebagai warga negara Indonesia untuk memberikan suara, memilih Presiden dan wakilnya, dan juga memilih anggota DPR untuk Dapil DKI II.

Bapak-bapak panitia PPLN Bangkok dan juga layanan kekonsuleran dari KBRI Bangkok datang ke Chiang Mai dengan 2 agenda utama dan 1 agenda yang ditunggu-tunggu. Agenda pertama yaitu memberitahukan mengenai aplikasi lapor diri WNI di luar negeri dengan nama Peduli WNI dari kementerian Luar Negeri. Berbeda dengan aplikasi lapor diri sebelumnya yang sifatnya lokal dari KBRI Bangkok, kali ini aplikasinya terpusat dari kemlu dan sifatnya untuk seluruh WNI di manapun berada. Tujuan dari adanya aplikasi ini untuk membuat data terpusat mengenai keberadaan WNI yang ada di luar negeri dengan cara melaporkan berdasarkan informasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang ada di e-KTP.

Untuk yang sudah pernah daftar diri seperti kami, disarankan tetap mendaftarkan diri lagi melalui aplikasi Peduli WNI ini, karena aplikasi yang lama tidak langsung terhubung dengan aplikasi yang baru ini. Harapannya, semoga saja kedepannya tidak selalu berulang harus daftar diri berkali-kali setiap ganti aplikasi.

Agenda ke-2 yaitu sosialisasi tata laksana pemilu terutama untuk WNI yang bertempat tinggal di wilayah Thailand. Beberapa bulan lalu, sudah pernah ada sosialisasi untuk mengingatkan kami mengecek apakah kami sudah terdaftar untuk pemilu, dan metode pemilihannya bisa lewat pos ataupun datang langsung ke KBRI Bangkok. Untuk kami yang jauh dari Bangkok, tentunya pilihan lewat pos lebih mudah. Tahun ini merupakan tahun ke -3 buat kami menyalurkan hak pilih kami dengan kirim dari pos. Berbeda dengan pelaksanaan 2 pemilu sebelumnya, tahun ini surat suara untuk memilih Presiden dan anggota DPR dikirimkan sekaligus dalam 1 amplop. Sebelumya, pelaksaan pemilihan anggota DPR dan Presiden terpisah tanggalnya, sehingga kami mendapatkan surat suara yang harus dikirmkan kembali 2 kali.

Setelah dijelaskan bagaimana memilih yang baik dan memastikan suara kami sah, dijelaskan juga kalau masing-masing surat suara harus dimasukkan ke amplopnya dalam keadaan di lem. Jadi nantinya akan ada surat suara untuk memilih presiden dan wakilanya dalam 1 amplop yang harus di lem, lalu surat suara untuk memilih anggota DPR Dapil DKI II dalam 1 amplop lain yang juga harus di lem. Nantinya 2 amplop tersebut beserta surat C-6 yang kami tandatangani di masukkan lagi ke dalam amplop besar yang sudah disediakan juga lengkap dengan alamat pengembalian dan perangko. Tentunya amplop terakhir jangan lupa di lem juga dan tinggal masukkan ke kotak pos di Thailand. Nantinya semua surat suara yang masuk sampai tanggal 16 April akan dibuka bersama-sama untuk dihitung pada tanggal 17 April 2019 di KBRI Bangkok. Jadi untuk teman-teman yang sudah punya surat suara dikirim lewat pos, jangan ditunda-tunda untuk mengirimkan kembali lewat pos ke kedutaan ya.

Oh ya, jadi tadi, kami sudah diberikan surat suara dan tinggal coblos dan kembalikan saja lewat pos. Beberapa teman yang baru datang ke Chiang Mai dan ternyata belum pindah terdaftarnya menjadi pemilih luar negeri kemungkinan masih bisa mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan hak pilihnya tentunya dengan menunjukkan e-ktp dan akan di cek statusnya terlebih dahulu.

Foto bersama sebagian warga Indonesia di Chiang Mai dan panitia pemilu yang datang dari Bangkok.

Agenda yang ditunggu-tunggunya tentunya makan siang bersama hehehe. Setelah mendapatkan penjelasan untuk melapor diri melalui aplikasi Peduli WNI, dan sosialisasi mengenai pemilu 2019, tentunya gak lengkap kalau pulang dalam keadaan lapar hehehe. Setelah makan siang, perut kenyang hati senang, tidak lupa foto-foto dulu di tepi kolam untuk mendokumentasikan dan biar ingat acara ini hehehe.

Mungkin ada yang bertanya-tanya, aman gak tuh surat suaranya? nantinya di Bangkok mereka akan mendata surat suara yang kembali berapa banyak. Harapannya sih kalau kantor pos sini bekerja dengan baik, tentunya gak ada masalah surat suara hilang di kantor pos. Kalau masalah nanti suara kita ketahuan dong? ya nggak juga, karena surat suara kita yang di lem akan dimasukkan ke kotak suara yang dijaga 24 jam dan diawasi dengan cctv. Nantinya surat suara kita dibuka bersama-sama dengan yang lain. Jadi asas kerahasiaan tetap terjaga.

Pemilu di luar negeri akan diadakan serentak hari rabu 1o April 2019. Sedangkan pemilu di Indonesia diadakan 17 April 2019. Mungkin ada yang bertanya-tanya, nanti bisa ada suara ganda dong? untuk hal ini, kalau ketahuan akan ada hukumannya, jadi semuanya akan dicatat berdasarkan nomor induk kependudukan dan bisa ketahuan kalau ada yang curang.

Ayo kita sukseskan pemilu 2019, gunakan hak pilih Anda. Jangan sampai golput karena golput itu bukan solusi dan bukan pilihan. Jangan lupa asas LUBER (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia) dalam pemilu, silakan pilih apa yang kamu mau, tapi jangan tanya pilihan saya, karena itu rahasia hehehe.

Ke Bioskop Lagi

Setelah sekian lama gak ke Bioskop, akhirnya tadi dapat kesempatan nonton berdua doang hehehe. Mumpung anak-anak lagi ikutan kegiatan musim panas dan Joe pulang bisa ijin pulang cepat. Dari kemaren sebenernya udah pengen nonton Captain Marvel, tapi ya Joshua sepertinya belum bisa di ajak nonton ke bioskop. Terakhir itu diajak nonton dia malah pengen keluar dari bioskop melulu, jadi ya gak bisa menonton dengan tenang. Jonathan sebenernya sudah bisa diajak nonton, beberapa kali malah Joe dan Jonathan aja nonton berdua.

Film Captain Marvel ini sesuai judulnya merupakan bagian dari cerita dari Marvel Comic. Tokohnya berbeda dari biasanya, kali ini perempuan. Di posting ini gak akan membahas ceritanya, tapi secara umum filmnya menarik dan adegan berantemnya juga lumayanlah. Oh ya, film ini bukan film anak-anak karena banyak adegan berantemnya. Kapan-kapan bakal nulis soal ceritanya, kalau nggak minta Joe yang nulis review filmnya hehehe.

Di Thailand, sebelum film dimulai ada banyak iklan dan juga memutar 1 lagu penghormatan kepada rajanya. Joe sempat bertanya-tanya, kira-kira gimana ya video yang ditampilkan ketika ada lagu penghormatan kepada rajanya sekarang. Video yang ditampilkan biasanya berganti setelah beberapa waktu, dan kali ini diperlihatkan masa transisi dari raja yang lama ke raja yang baru. Jadi dalam videonya ditunjukkan bagaimana sang ayah mendampingi putranya sejak kecil sampai besar setiap kali ada kegiatan kunjungan ke daerah. Menurut saya, videonya cukup menyentuh, salut untuk yang memikirkan konsep videonya.

Karena acara anak-anak itu dari jam 9 sampai jam 3 sore, kami memilih untuk nonton siang. Untungnya ada yang mulainya jam 12.30, jadi kami sekalian makan siang di mall dan nonton. Tapi karena filmnya saja 2 jam dan iklan sebelumnya 30 menit, kami gak kebagian nonton ekstra ending dari filmnya. Buru-buru jemput anak-anak ke tempat kegiatan mereka.

Beli tiket di sini sejak beberapa waktu lalu sudah langsung pakai e-tiket. Kalau dulu sebelum punya anak, kami beli kartu prabayar supaya tiketnya lebih murah. Terus sejak jarang ke bioskop ya kami gak beli lagi. Tapi sekarang mesinnya bisa nerima kartu kredit, jadi tadi beli tiketnya pakai kartu kredit saja. Sebenarnya tadi rencana beli online pakai aplikasinya, tapi entah kenapa tadi gagal mulu beli onlinenya.

Harga tiket bioskop belum banyak perubahan dari beberapa tahun lalu. Kami beli yang kursinya lebih besar dan lebih belakang, seorang 190 Baht. Kalau 5 baris lebih depannya bedanya sekitar 20 baht per orang. Sebenarnya ada promosi hari tertentu di mana harga tiket cuma 100 baht/orang, tapi ya kami bisanya hari ini, jadi gak apa-apalah bayar lebih.

Dari iklan/trailer film yang ditampilkan, ada beberapa yang sepertinya cukup menarik untuk ditonton di bioskop. Tapi gak tau nih bakal dapat kesempatan lagi gak nonton di bioskop. Buat sebagian orang, punya anak memang tidak jadi halangan buat nonton ke bioskop ber-2, apalagi kalau punya mbak atau kakek nenek yang bisa dititipin anak-anak. Buat kami, ninggalin anak-anak di rumah untuk nonton ke bioskop itu rasanya gak tega. Kalau anak-anak lagi ada acara yang cukup fun buat mereka, ya sah-sah saja kami juga nonton ke bioskop. Jadi kita lihat saja kapan lagi ada acara di mana anak-anak bisa dititipkan hehehe.

Sekian lama gak nonton ke bioskop, saya jadi ingat lagi kenapa beberapa film action itu gak terasa menarik kalau nonton di rumah. Emang beda rasanya nonton dengan layar lebar dan sound system yang bagus, dibanding nonton di rumah dengan gangguan anak-anak hehehe. Tapi kalau di bioskop pakai gangguan anak-anak juga gak lebih baik hehehe. Satu aja sih kekurangannya nonton di bioskop sini, saya belum bisa baca subtitle Thai nya, dan harus mendengarkan percakapannya supaya bisa mengerti mereka lagi ngomong apa. Kalau di rumah biasanya kami nonton pasti ada subtitle bahasa Inggrisnya, jadi walau suaranya kurang jelas, tetap bisa mengikuti ceritanya. Mudah-mudahan dapat kesempatan lagi nonton film-film berikutnya di bioskop tahun ini.

Tentang Kopdar

Kemarin teman saya bercerita, kalau temannya ada yang baru kopdar. Saya sudah lama sekali gak dengar kata kopdar ini, jadi teringat masa-masa di Bandung dulu ikutan kopdar komunitas, ataupun nemenin temen kopdar. Kopdar ini singkatan dari kopi darat, alias ketemuan di dunia nyata dengan teman (atau teman-teman yang selama ini interaksinya di dunia online).

Kalau dulu mungkin orang kenalan kebanyakan dari IRC atau platform chat lainnya (Yahoo, ICQ dan atau Mailing List), sekarang ini sosial media juga menjadi salah satu tempat ketemuan orang di dunia online. Banyak yang saya tahu menambah teman dari FB atau instagram, kalau saya sih biasanya yang ada di sosial media saya adalah orang-orang yang memang saya kenal langsung atau belakangan ini dari group menulis yang membuat saya mulai rajin ngeblog lagi.

Kopdar itu ngapain sih? ya sebenarnya kopdar itu intinya ketemuan. Setelah sekian lama ngobrol pake tulisan dan atau video call, terutama untuk orang-orang yang mungkin sedang cari jodoh sekalian ketemu di dunia nyata. Bisa juga ketemuan kalau mau tukar proyek, ngasih proyek atau bertukar ilmu.

Dari beberapa kali kopdar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat pertemuan pertama ini terasa lebih nyaman buat semua pihak yang bertemu (terutama buat yang mau cari jodoh wkwkwk)

Lokasi bertemu

Tentukan lokasi bertemu yang tidak terlalu ramai dan tidak terlalu sepi juga. Biasanya restoran atau coffee shop jadi tempat yang cukup nyaman kalau misalnya sama-sama ngopi. Gak usah kuatir soal siapa yang bayar, namanya baru ketemu ya bayar masing-masing dong ah. Kalau ada yang mau bayarin gimana? ya gak ditolak dong, asal wajar-wajar saja, apalagi kalau misalnya ketemunya rame-rame, masa yang bayar ditumpukan pada 1 orang.

Ngobrol!

Nah kan ketemuan ini tujuannya ngobrol, ya ngobrollah. Topiknya apa? ya sama aja dengan topik selama ini waktu chatting. Bisa soal buku yang sedang dibaca kalau hobi baca, bisa soal film yang sedang tayang kalau hobi nonton, atau apalah topik yang selama ini bisa bikin betah chatting lama-lama.

Topik yang sebaiknya jangan dibicarakan: topik politik atau ngomongin artis, karena 2 topik itu gak akan ada habisnya. Kecuali misalnya udah tau punya pandangan politik yang sama atau selera yang sama terhadap artis tertentu, ya bolehlah diobrolin hehehe. Jangan juga ngobrolin temennya temen yang random banget atau curhat soal kerjaan kantor, karena biasanya agak susah mengikuti pembicaraan kalau gak kebayang siapa yang diomongin.

Oh iya, kalau lagi kopdar, kecuali sedang menunggu berita penting, sebaiknya gak usah ngobrol sambil liatin telepon genggam. Gak perlu juga langsung check in lokasi sambil upload foto ketemuan ke semua sosial media. Foto ya foto aja, nanti uploadnya setelah selesai ketemuannya. Karena kalau langsung upload foto, bisa-bisa akhirnya sibuk balas-balas komen bukannya ngobrol sama yang bertemu.

Berapa lama ketemunya?

Ini sih bebas ya, tapi kalau bisa sediakan waktu 1 – 2 jam. Karena kadang tergantung tempat bertemunya, siapa tau lama nungguin makanannya. Kalau makan buru-buru, ya gak bisa sambil ngobrol jugakan. Namanya ngobrol santai, kalau gak selesai ngobrolnya ya memang bakal bisa dilanjutkan online, tapi kan ini udah sengaja kopdar, masa sih cuma 30 menit. Biasanya juga pas ngobrol online bisa lebih lama dari itu kan heehehe.

Kalau memang lagi punya waktu banyak, abis makan/ngopi bisa dilanjutkan ke temat lain untuk sekedar nongkrong santai. Yang perlu dihindari ketika kopdar adalah minta ditemenin belanja (baik itu nyari buku, kosmetik atau baju), kecuali temennya itu emang lagi rencana shopping juga dan atau memang jago shopping. Kalau sekedar mampir di mini market bareng ya bolehlah. Satu lagi yang sebaiknya tidak dilakukan ketika kopdar: ngajak nonton bareng! mana bisa ngobrol di bioskop, kapan-kapan kalau emang udah cocok jadi temen bolehlah janjian kayak ama temen lama buat ke bioskop hehehe.

Boleh bawa teman gak?

Kalau temannya ini sebenarnya mutual friend atau malah yang berjasa ngenalin, boleh banget di bawa. Kalau misalnya ketemuannya dengan komunitas tertentu juga boleh banget bawa temen, asalkan temannya juga punya minat yang sama dengan komunitas itu. Terus ya pas ngobrol, jangan malah jadi ngajak temen kita doang yang ngobrol, tapi ya ajaklah teman baru itu ngobrol. Kalau kopdarnya dalam rangka mencari jodoh, ya… jangan bawa teman, nanti tau-tau berjodohnya sama teman yang di bawa pula hahahaha.

Saya pernah kopdar bawa teman, itu tapi karena saya janjian mau nginep di rumah temen saya waktu di luar kota dan biar gampang, ketemunya dengan teman saya itu di tempat yang sama dengan janjian sama si kopdar hehehe. Terus saya juga pernah jadi teman yang di bawa kopdar, tapi waktu itu karena komunikasi belum secanggih sekarang ada HP untuk gampang ngecek udah sampe atau belum, akhirnya kami gak menemukan orang yang mau diajak kopdar itu dan malah ngemall aja hehehe. Mungkin teman saya emang ga niat kopdarnya wkwkwk.

Kopdar yang paling berkesan itu buat saya bertemu dengan teman-teman sesama perajut. Pas ketemuan ngomongin benang dan lagi ngerjain apa, terus pulangnya biasanya bawa benang atau harta karun rajutan yang baru atau bisa shopping perlenengkapan rajut bareng.

Kalau sekarang ini, saya sudah gak pernah kopdar lagi. Paling-paling di sini ketemuan dengan warga Indonesia yang baru pindah ke Chiang Mai. Kalau kopdar komunitas harapannya suatu saat bisa ketemu dengan teman-teman di group Kelas LIterasi Ibu Profesional (KLIP), terutama yang sudah mau mampir baca tulisan saya selama beberapa bulan terakhir ini hehehe.

Finger Counting

Saya baru tahu, kalau ternyata menghitung dengan jari itu ada perbedaan di berbagai negara. Selama ini saya pikir, yang penting jari yang diacungkan itu sesuai dengan jumlah yang disebut. Beberapa hari ini saya perhatikan Joshua kalau menghitung kok 1 acungkan telunjuk , 2 – buka telunjuk dan jari tengah, 3 – jempol, telunjuk dan jari tengah, lah waktu 4, dia melipat jempol dan membuka telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking. Saya pikir, ribet banget sih, kenapa 4 nya dia gak cuma buka 1 jari manis saja. Ternyata, sepertinya dia menirukan finger counting sistem american sign language.

sumber : https://www.wikihow.com/Count-to-100-in-American-Sign-Language

Waktu iseng-iseng belajar berhitung angka bahasa Korea, saya juga perhatikan mereka memakai jari yang berbeda dengan biasanya yang saya pakai. Dan karena iseng, saya jadi google dan menemukan gak cuma Korea yang beda, tapi juga antara eropa, amerika, jepang dan cina itu juga ada beda sistem penggunaan jari untuk berhitungnya.

sumber: https://www.researchgate.net/figure/Finger-counting-system-in-Korean-Sign-Language-from-the-viewers-perspective-Note-that_fig1_221792959

Ternyata waktu saya menggoogle lebih banyak lagi, ada berbagai riset mengenai finger counting ini. Hal yang mungkin bagi kita biasa saja, ternyata bisa dibahas secara serius hehehe. Bukan cuma jari yang teracung yang dihitung, tapi jari mana yang dlipat atau sisi mana yang ditunjukkan juga bisa berbeda-beda maknanya.

sumber : https://www.researchgate.net/figure/Finger-counting-systems-in-German-German-Sign-Language-DGS-and-Chinese-Domahs-et_fig2_221792959

Jadi kira-kira kalau kamu biasanya menghitung dengan metode jari yang mana? Kalau saya sampai 5 mengikuti cara Chinese, tapi berikutnya mulai 6 ya saya cuma menambahkan tangan 1 lagi dan mengulang 1 sampai 5 di tangan ke-2 untuk menghitung sampai 10. Siapa sangka ternyata kita bisa menghitung sampai lebih dari 5 hanya menggunakan 1 tangan saja.

Manfaat NgeBlog

Saya masih ingat pertama kali teman saya mengenalkan blog ke saya, saya pikir: apaan itu blog, terus waktu dijelasin yang kepikiran malahan: lah ngapain nulis diary dibaca semua orang? Tapi ya, saya ikut-ikutan aja bikin blog gratisan di blogspot.

Awalnya untuk sekedar menuliskan apapun

Ternyata karena banyak temen yang juga ikut-ikutan ngeblog, rasanya ngeblog itu cukup fun, bisa punya bacaan kalau lagi bengong, atau nulis unek-unek tentang orang secara anonim tanpa peduli siapa yang baca.

Ya waktu awal ngeblog, kadang-kadang post saya cuma beberapa kalimat, yang kalau saya baca ulang lagi, sangkin anonimnya saya ga ngerti dulu itu kenapa saya nulis begitu. Kenapa anonim? karena saya tau kita gak boleh sembarangan menulis di internet. Apa yang kita tulis akan selalu ada arsipnya, dan bisa jadi boomerang kalau gak hati-hati.

Lanjutkan membaca “Manfaat NgeBlog”

Buku Baru: Seri Secret Coders

Masih cerita soal buku yang di beli di Big Bad Wolf Desember lalu. Jonathan gak sengaja memilih 1 buku Secret Coders. Sebenarnya beli buku ini awalnya tertarik karena judulnya saja, dan saya malah gak tau isinya berupa komik. Ceritanya mengenai seorang anak usia 12 tahun yang pindah sekolah dan menemukan beberapa misteri yang ternyata bisa dipecahkan dengan pemrograman. Buku ini sejenis pengenalan pemrograman juga buat Jonathan.

Buku yang kami beli di BBW itu hanya buku nomor 2. Waktu kami kembali ke BBW lagi untuk mencari nomor lainnya, kami gak berhasil menemukannya. Akhirnya karena Jonathan sudah baca buku ke-2 itu berkali-kali, kami memutuskan untuk memnbeli buku lainnya dari Amazon.

Lanjutkan membaca “Buku Baru: Seri Secret Coders”

Ralph Breaks the Internet

Sudah lama gak nonton ke bioskop, film ini release tahun 2018 tapi baru bisa nonton film ini sekarang di rumah. Ceritanya masih seputar persahabatan Ralph dan princess Vanellope. Untuk baca plotnya bisa liat di sini. Film ini merupakan sequel dari film Wreck-It Ralph. Tapi kalaupun belum nonton film pertamanya, kita bisa menonton film ini tanpa merasa ada yang kurang. Film pertama kesimpulannya terciptanya persahabatan antara Ralph tokoh permainan arcade Wreck-It Ralph dan Vanellope tokoh pembalap dari game arcade Sugar Rush. Cerita film ke-2 ini cukup menarik menjelaskan mengenai internet. Pertama digambarkan mereka menginstal WiFI di Arcade Center, dan disitulah asal mula Ralph dan Vanellope bisa menjelajahi dunia Internet.

poster Ralph Breaks the Internet, sumber dari internet

Penggambaran Internet yang cukup menarik adalah adanya Mr. KnowsMore untuk tempat bertanya banyak hal. Ada e-bay tempat orang-orang berbelanja dengan sistem lelang dan harus membayar dengan kartu kredit, ada TubeBuzz dimana orang-orang berusaha mendapatkan heart sebanyak-banyaknya dan bisa di monetize. Selain itu ada juga keliatan gedung-gedung dengan lambang Amazon, Google, Pinterest, dan Instagram.

Selain menggambarkan apa saja yang ada di internet, termasuk bagaimana sebuat video viral untuk sesaat dan kemudian digantikan oleh yang lain, ada juga penggambaran bagaimana agen-agen bekerja untuk mengundang orang lain mengklik video yang dipromosikan dengan harapan mendapatkan heart (atau like). Jumlah heart itu bisa dikonversi menjadi sejumlah uang yang bisa dipakai untuk membeli benda beneran. Misi Ralph dan Vanellope adalah membeli spare part untuk Gamenya Vanellope dari e-bay, dan untuk mendapatkan uang untuk membelinya mereka berusaha membuat video yang bisa menghasilkan uang.

Selain bagian menghasilkan uang dari konten video, di film ini juga digambarkan adanya virus yang bisa menginfeksi internet. Namanya virus, tentu saja membuat internet sempat kacau. Virusnya digambarkan karena adanya insecurities dari Ralph yang kemudian insecuritiesnya diduplikasi. Cara film ini menceritakannya tentu saja lebih menarik daripada apa yang saya tuliskan di sini, jadi jangan pikir film ini film teknikal ya, ini film anak-anak hehehe.

Bagian lain yang menarik dari film ini adalah ketika Ralph membaca komen-komen yang ada tentang videonya. Lalu ada yang bilang begini: Rule no 1 di Internet: jangan pernah baca bagian komen. Ya walaupun begitu banyak orang yang memberikan like, di internet akan selalu ada orang yang tidak suka dengan apa yang kita share dan memberi komentar yang negatif. Kalau saya sih menerapkan prinsip lebih baik gak komen daripada ngasih komentar negatif. Godaan untuk menuliskan hal-hal berupa kritik negatif sering ada sih, tapi kalau memang ada hal yang perlu dikritik, lebih baik menyampaikan langsung daripada komentar yang di set publik lalu mengundang orang lain menambah komentar negatif lainnya. Oops jadi curcol, oke balik lagi ke cerita film ya.

Satu hal yang bikin saya terhibur ketika melihat princess dari film-film Disney juga ada di film ini. Cinderella, Rapunzel, Mulan, Elsa, Anna, Snow White dan beberapa tokoh lain yang saya tidak kenal. Awalnya saya pikir putri-putri ini cuma sekedar supaya film ini menarik penonton yang udah menonton film-film Disney sebelumnya, tapi ternyata mereka cukup punya peranan. Lucu ketika melihat mereka berganti baju dengan kaos biasa dan tanpa gaun, lalu bilang ah kenapa baru tau sekarang mengenai baju begini yang sangat nyaman. Saya juga merasa lucu ketika mereka tidak percaya Vanellope seorang putri lalu memberikan beberapa pertanyaan untuk meyakinkan kalau dia putri.

Vanellope: Hi.
[The Princessess all assume attack postions, each with holding an item, specific to their character, as a weapon]
Vanellope: Woah, woah, ladies! I’m a…princess too!
Pocahontas: What kind of a princess are you?
Vanellope: Uh…
Rapunzel: Do you have magic hair?
Vanellope: No.
Elsa: Magic hands?
Vanellope: No.
Cinderella: Do animals talk to you?
Vanellope: No.
Snow White: Were you poisoned?
Vanellope: No.
Aurora, Tiana: Cursed?
Vanellope: No!
Rapunzel, Belle: Kidnapped or enslaved? 
Vanellope: No! Are you guys okay? Should I call the police?
Rapunzel: Do people assume all your problems got solved because a big strong man showed up?
Vanellope: Yes! What is up with that?
Pocahontas, Merida, Rapunzel, Elsa, Aurora, Moana: She is a princess!
[Snow White pokes her head in and sings a few happy notes]

percakapan Vanellope dengan putri-putri Disney

Selain percakapannya putri ini, ada banyak bagian lain yang cukup menarik. Tapi dari keseluruhan film ini yang paling saya suka adalah persahabatan antara Ralph dan Vanellope. Mereka tidak memaksakan bersahabat itu harus selalu bersama-sama, dan walaupun tidak berada di arcade yang sama, mereka tetap menjalin komunikasi dan bertukar cerita secara rutin. Saya jadi agak merenung, mengingat teman-teman yang dulu terasa sangat dekat tapi sekarang saya bahkan gak tahu kabarnya karena walaupun mereka punya akses ke Internet, tapi saya merasa setelah gak ngobrol sekian lama jadi gak tau juga mau mulai bertanya dari mana. Kalau saya nanya kebanyakan ntar saya disangka interogasi lagi hehehe.

Anyway, film ini hiburan menarik untuk mengisi akhir pekan di tonton dengan anak-anak. Kalau anaknya sudah agak besar, setelah nonton bisa dilanjutkan pelajaran pengenalan internet dan bagaimana supaya tetap aman di Internet hehehe.