Doi Pui Hmong Tribal Village

Ini lanjutan cerita jalan-jalan hari Sabtu lalu. Karena lokasinya relatif dekat, pulang dari melihat bunga Sakura di Ban Khun Chang Khian, kami mampir ke Doi Pui untuk makan siang dan melihat taman bunga yang ada di Hmong Village di Doi Pui.

Jalan ke daerah perkampungan ini sedikit lebih baik daripada jalan ke lokasi Sakura, tapi ya, lumayan curam juga dan beberapa bagian jalan ada yang rusak tergerus air di musim hujan. Setelah jalan berbelok-belok ditengah hutan, tiba juga di perkampungan yang kalau di lihat dari atas, hanya sedikit sekali perumahan yang ada di sana.

Hmong VIllage di lihat dari view point Doi Pui

Penduduk sekitar sini sepertinya hidup dari menerima turis di desanya sambil menjual berbagai produksi hasil tenunan atau kerajinan tangan dari kain tenun dan juga dari perak, kopi dan buah-buahan yang dikeringkan. Di sana banyak sekali yang berjualan berbagai hal yang sebenarnya bisa ditemukan juga di pasar warorot Chiang Mai, dengan harga yang lebih murah. Awalnya saya juga kaget, loh kok bisa lebih murah? kan tempat wisata? biasanya kan tempat wisata lebih mahal daripada pasar? Ya jelas saja lebih murah, karena merekalah produsen dari benda-benda yang dijual di Chiang Mai.

Berbagai kain tenun sudah jadi baju, rok dan jaket

Buat beberapa orang, tujuan ke tempat ini selain untuk makan siang setelah melihat sakura atau mungkin melihat Doi Suthep, tentunya untuk membeli oleh-oleh. Berbagai kain tenun di jual dengan cukup murah dibandingkan harga di Warorot. Motifnya juga banyak yang lebih cantik. Selain berbagai produk dari kain, mereka juga menjual kacang almond, kacang macadamia, buah-buahan yang sudah dikeringkan, bermacam perhiasan dari silver, obat-obatan tradisional dan permainan tradisional dari kayu.

Eh hampir kelupaan, mereka juga menjual berbagai biji kopi. Salah satu hasil pertanian di Doi Pui ya kopi. Saya gak beli kopinya, karena stok kopi yang di bawa dari Indonesia masih banyak banget, sedangkan kalau kopi dibiarkan berlama-lama, rasanya jadi tidak enak. Jadi ya, toh gampanglah kalau mau nyari kopi Thailand kapan saja.

Silakan pilih, mau tas, kacang almond atau buah lengkeng dikeringkan
berbagai herbal/obat tradisional juga ada

Setelah melewati banyak sekali tukang jualan dengan jalanan yang naik turun, akhirnya sampai juga di pintu masuk untuk melihat taman bunga Doi Pui. Taman bunganya ini sekalian disebut sebagai Hill Tribe Village Museum. Selain bunga, mereka juga berusaha mengenalkan pakaian adat dan rumah tradisional suku Hill Tribe. Tiket masuknya cukup murah, per orang hanya 10 baht saja.

Tiket masuk ke taman, cuma 10 baht

Tepat dipintu masuk ke taman, ada yang menawaran jasa menyewa baju Hill Tribe untuk foto-foto. Tapi karena mama saya tidak mau (dan saya juga gak pernah kepengen), kami gak bikin foto dengan baju tradisional Hill Tribe. Untuk lokasi yang sangat luas, walaupun relatif banyak pengunjung, tempat ini terasa sepi. Walau demikian saya perhatikan ada beberapa yang datang ke sana emang sengaja untuk foto dengan pakaian tradisional Hill Tribe.

Kami pernah ke Doi Pui ini sekitar 11 tahun yang lalu. Tapi selain bunga-bunganya, banyak hal terasa berbeda dari ingatan. Entah kenapa rasanya sekarang ini tukang jualannya tambah banyak, dan sepertinya kita sengaja diputerin melewati tukang jualan sebelum masuk ke taman bunganya. Jadi teringat dulu di borobodur juga untuk keluar dari sana, harus melewati banyaaaak sekali tukang jualan.

Setelah jalan cukup banyak naik turun tangga, sampai di taman bunganya, tadaaaa masih banyak lagi dong tangganya, untungnya anak-anak semangat tinggi karena tempatnya luas dan bisa puas naik turun tangga dan lihat bunga-bunga. Joshua yang di jalan sudah istirahat tidur, langsung semangat 45 mengeksplorasi kebun bunganya.

Siapkan tenaga, naik turun tangga sambil lihat bunga
lupa menghitung berapa banyak anak tangga

Setelah sampai agak atas, sampailah di sebuah rumah sample yang isinya kurang lebih sama saja dengan rumah tradisional jaman dulu di Indonesia. Saya ingat, pernah ke rumah tradisional Batak, dalamnya kira-kira sama peralatan masaknya, bedanya kalau di Indonesia rumahnya berupa rumah panggung. Di sini, mungkin karena pada dasarnya mereka suku yang hidup di pegunungan, mereka ga takut banjir, jadi rumahnya ya gak bentuk rumah panggung.

contoh dalamnya rumah tradisional suku Hmong, mirip juga dengan kampung kita di Indonesia
contoh dapur dari rumah suku Hmong

Walaupun lelah naik turun tangga, tapi rasanya hati puas melihat keindahan alam ciptaan Tuhan. Mata ini rasanya refreshing banget lihat langit biru, gunung yang hijau dan bunga berwarna-warni. Aih jadi puitis deh karena seharian mata di manja dengan bunga-bunga.

Pemandangan dari atas taman bunga
seger ya lihat bunga warna warni bermekaran

Jonathan yang biasanya diajak jalan sering mengeluh capai, hari itu tidak mengeluh sama sekali. Dia cukup menikmati perjalanan dan juga ikutan mengamati bunga-bunga yang ada. Melihat orang-orang antri foto di papan nama Doi Pui, Jonathan juga gak mau kalah dan minta di fotoin. Jarang-jarang dia minta di foto dan duduk bagus. Biasanya juga diajak foto gak mau diem gerak mulu.

banyak yang ngantri buat foto di sini, jadi Jonathan ikutan minta di foto

Setelah puas melihat Doi Pui, kami pulang langsung ke Chiang Mai. Perjalanan cukup lancar walaupun masih banyak mobil dari arah Chiang Mai yang baru akan naik ke gunung dan mungkin saja mau melihat Sakura juga.

Sebenarnya, ada sedikit terpikir mampir lagi ke tempat lain (Doi Suthep atau Bu Bhing Palace, tapi melihat anak-anak udah pada teler di mobil, ya sudah kami pun memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Entah kapan lagi akan melihat Doi Pui Village, kalau ga ada yang minta dianter ke sana, kemungkinan sih gak akan ke sana. Apa sekalian jadi guide Chiang Mai untuk orang Indonesia ya, biar bisa sering-sering jalan-jalan ke sini hehehehe.

Sakura Thailand 2019

selalu senang melihat warna pink bunga Sakura dipadukan dengan biru langit yang cerah

Hari ini kami melihat bunga Sakura di Ban Khun Chang Khian lagi setelah 10 tahun tidak melihat bunga Sakura Thai sedang mekar. Kami pertama kali ke sana tahun 2009. Waktu berbunga yang hanya 2 minggu dan jalan ke sana yang cukup sulit membuat kami merasa enggan buat mengunjungi Sakura setiap tahun. Tahun ini kami ke sana lagi sekalian ajak mama saya untuk melihatnya. Walau sudah berkali-kali mama saya ke Chiang Mai, baru kali ini pas waktunya dengan sakura yang sedang mekar. Jadilah kami ke sana dengan alasan ajakin oppung jalan-jalan (padahal ya saya juga pengen lihat lagi hehehe).

Kalau dulu pergi ke sana masih belum punya anak, masih gampang buat bikin banyak foto. Kali ini dengan 2 anak yang sangat aktif dan sulit di foto, rencana bikin foto keluarga juga jadi buyar. Beginilah jadinya fotonya, kayak semi memaksa anak buat foto hihihi. Tapi ya tetep, yang penting biar anaknya ingat kalau dia pernah diajak liat bunga Sakura Thai.

Usaha bikin foto keluarga dengan latar belakang bunga Sakura

Lebih gampang buat selfi sama oppung daripada foto dengan anak-anak hehehe. Mama saya tadinya gak ngerti kenapa sih heboh banget mau liat bunga doang sampe pergi naik gunung dan jalannya jelek banget. Tapi setelah liat hamparan bunga Sakura di sekeliling hutan, akhirnya mama saya juga ikutan tak henti-henti berfoto ria hehehe. Ya sederhananya, jalan-jalan liat bunga Sakura ini emang jalan-jalan buat foto-foto. Sayang rasanya kalau cuma dilihat tanpa di foto. Foto melihat sakura 10 tahun lalu masih terasa indah sampai sekarang dan dibanding-bandingkan dengan yang dlihat tadi.

Karena lokasi bunga ini di pegunungan, suhu udaranya lebih dingin dari Chiang Mai. Oh ya, bunga ini memang bisa mekar kalau sedang dingin, makanya setiap tahun bunga ini mekarnya tidak selalu sama tanggalnya. Saya ingat, 10 tahun lalu saya melihat bunga Sakura tanggal 2 Januari, sedangkan tahun ini sudah hampir akhir Januari. Beberapa tahun lalu malah berbunganya sudah masuk bulan Februari.

Beberapa pohon rantingnya cukup rendah dah bisa dijangkau dengan tangan. Walaupun saya bisa saja memetiknya, tapi tentu saja tidak saya petik. Kasian yang datang berikutnya nanti ga kebagian bunga buat berfoto hehehe. Lagian setelah berkembang, tak lama kemudian bunga ini akan rontok kok.

Seperti 10 tahun yang lalu, kami tidak nyetir sendiri untuk melihat Sakura. Kali ini kami menyewa mobil dan supir untuk naik ke sana, cara ini lebih mudah buat kami karena dari dulu sampai sekarang jalanannya tetap sempit, terjal, berliku-liku dan sekarang juga berdebu sepertinya karena pernah longsor sebagian di musim hujan. Jalan yang kecil tapi dua arah, tiap kali papasan dengan mobil lain rasanya saya pengen tutup mata karena ngeri heheheh.

Ada juga pilihan naik ke atas dengan angkutan umum, tapi ya kalau bawa anak kecil seperti kami tentunya lebih nyaman dengan menyewa mobil. Kalau ada beberapa teman perjalanan juga tentunya lebih nyaman patungan nyewa mobil lalu bagi biayanya dibandingkan naik angkutan umum. Kalau 10 tahun lalu saya ingat mobil yang dipakai mobil kami dan supirnya cuma bantu menyetir, biayanya sekitar 1000 baht. Nah tahun ini biaya sewa mobil termasuk supir dan bensin sekitar 1800 baht. Menurut saya, kalau misalnya pergi bareng teman-teman berenam (mobil avanza), biaya 1800 baht itu tidak mahal, karena per orangnya cukup membayar 300 baht dan selain melihat Sakura bisa sekalian mengunjungi tempat wisata lain.

Tips kalau mau pergi melihat Sakura:

  • pastikan bunganya sudah mekar 100 persen (cari info dari FB lokal),
  • berangkat pagi-pagi dari Chiang Mai (tidak lebih dari jam 8 pagi, tapi ya ga perlu subuh juga)
  • Kalau mau camping, di sana juga ada camp site nya
  • kalau menyewa mobil, siapkan tujuan berikut, karena melihat Sakura ga butuh waktu seharian
Bunga Sakura Thai

Beberapa tujuan yang bisa dipilih setelah melihat Sakura di Khun Chang Khian:

  • Doi Pui Village: melihat kehidupan suku Hmong dan juga berbelanja beberapa kerajinan lokal (kain tenun, perak, batu perhiasan, kopi organik)
  • Bhubing Palace: Melihat kebun bunga dari tempat peristiraharatan kerajaan kalau sedang liburan ke Chiang Mai.
  • Doi Suthep: Melihat temple besar yang Chedinya bisa di lihat dari kota Chiang Mai. Dari atas temple ini bisa melihat pemandangan keseluruhan kota Chiang Mai. Orang sini bilang kalau belum sampai ke Doi Suthep, belum sah sampai ke Chiang Mai.
  • Huay Thung Tao : Danau buatan untuk rekreasi dan makan siang sambil santai-santai. Sekarang ini ada beberapa figur gorilla dari jerami di sana, tapi saya belum lihat sejak ada gorilla jerami nya.

Di sekitar Chiang Mai, ada beberapa tempat untuk melihat bunga Sakura. Waktu untuk melihatnya juga tidak sama tergantung dengan suhu udara di sana. Umumnya lokasinya di pegunungan yang cukup tinggi. Lokasi bunga Sakura yang kami kunjungi ini Baan Khun Chang Khian merupakan lokasi terdekat dengan Chiang Mai, Kami berangkat dari rumah pukul 8 pagi, dan sekitar jam 9.30 kami sudah sampai di lokasi untuk melihat Sakura.

Selain foto-foto, di sana banyak yang jualan produk dan makanan lokal. Jadi kalau misalnya merasa lapar dan butuh istirahat, di sana bisa membeli ubi bakar, jagung bakar, menu makanan Thai yang sederhana, kopi, dan strawberry. Harga makanan di daerah sana walaupun merupakan tempat wisata masih cukup masuk akal dan gak jauh berbeda dengan harga di kota Chiang Mai.

Sepulang dari melihat Sakura, kami melanjutkan jalan-jalan ke Doi Pui Hmong Tribal Village. Karena sekarang saya sudah lelah dan ingin istirahat, mudah-mudahan besok saya tuliskan soal jalan-jalan ke Doi Pui nya.

Hidden Village Chiang Mai

Hari ini ajakin oppung jalan-jalan ke Hidden Village Chiang Mai. Terakhir kami ke sana sekitar akhir tahun 2017, dan ternyata kali ini ada banyak perubahan yang cukup menarik di tempat ini. Dulunya, waktu tempat ini baru dibuka, kesan pertama dari tempat ini adalah tempat untuk melihat animatronik berbagai jenis Dinosaurus. Hari ini, bisa dibilang tempatnya sudah lebih fun dan bukan sekedar melihat pajangan Dinosaurus yang itu-itu saja.

Tiket masuk ke tempat ini ternyata membedakan harga lokal dan harga turis asing. Untuk harga lokal diatas 100 cm dikenakan biaya 50 baht/orang. Anak di bawah 100 cm gratis. Untuk harga asing ada 3 level harga, di bawah 100cm gratis, anak sampai dengan 130 cm 100 baht, dewasa 200 baht. Seperti biasa, dengan jurus bertanya dalam bahasa Thai, kami dapat harga lokal (lumayan masuk kantong deh sisanya hehehe).

Ticket counter dengan berbagai penjelasan harga

Hal terbaru yang langsung menarik perhatian kami adalah, restorannya menyediakan menu buffet. Kami sudah beberapa kali makan di restoran di dalam hidden village, dan dulunya selalu merasa tempat itu terlalu sepi dan makanannya sering lama datangnya. Rasanya sih lumayan oke walau harganya sedikit agak mahal. Salah satu tujuan hari ini ke sana emang mau jalan-jalan sekalian makan malam.

Tulisan besar-besar yang kami lihat mengenai harga buffet semuanya pakai huruf Thai. Setelah melihat foto-foto di tempat pembelian tiket, saya baru menyadari kalau skema harga untuk makanan buffet nya juga membedakan harga lokal dan harga asing. Untuk buffetnya, anak-anak di bawah 100 cm sama-sama gratis. Untuk harga lokal anak di bawah 130 cm bayar 129 baht, sedangkan dewasa bayar 259 baht/orang. Nah harga asingnya menurut saya terlalu mahal:anak di bawah 130 cm harganya 250 baht, dewasa 400 baht.

Menu buffetnya lumayan sih, bukan cuma makanan yang sudah tersedia seperti spaghetti, sosis, salad dan buah-buahan saja, tapi juga kita bisa memesan steak, pizza dan bahkan menu nasi goreng ala makanan Thailand. Tadinya kami berencana membeli makanan biasa aja dan gak usah beli buffet nya, tapi karena mereka bilang Joshua boleh gratis, ya…akhirnya kami beli juga deh buffet untuk 3 dewasa. Hasilnya rusak diet hahaha, tapi ya senang juga sih karena penutupnya ada eskrim juga hehehe. Ini beberapa contoh makanan yang kami pesan. Katanya makanan ini bisa di pesan lebih dari 1 porsi per orang kalau emang kuat makannya hahaha.

Haduh, malah jadi cerita makan-makannya lebih banyak dari tempatnya. Oke kembali ke cerita lokasi hidden villagenya seperti apa sih. Tambahan yang baru yang menarik untuk anak-anak, sekarang ini ada yang namanya animal village. Di animal village ada ayam, kelinci dan kolam ikan Koi. Dengan membayar sekitar 20 baht, anak-anak mendapat kesempatan untuk memberi makan ayam, kelinci atau ikan. Yang di beli itu biasanya tempat makanannya. Tadi, karena anak-anak lebih pengen main di playground dan toh kemarin baru dari zoo feeding berbagai farm animal juga, jadilah kami putuskan tidak berhenti di bagian itu.

Selain animal village, ada tambahan permainan seperti komidi putar. Ada juga pet village. Di pet village ini anak-anak bisa memberi susu ke babi atau sapi. Bisa juga naik kuda pony dengan biaya tertentu. Di tempat ini juga kami gak berhenti, soalnya berasa agak bau kayak di peternakan hahaha.

Selain animal village dan pet village, area hidden village yang luas ini berisi banyak display yang unik seperti serangga raksasa, kupu-kupu raksasa ataupun bunga rafflesia. Tempat ini intinya sih kebanyakan buat foto-foto orang dewasa. Untuk anak-anak tempat ini cocok untuk lari-larian, bermain di playground, mengenal berbagai farm animal dan juga belajar mengenai nama-nama dan bentuk dinosaurus.

Tujuan berikutnya ke Dinosaurs Village. Nah di sinilah ada banyak animatronic dinosaurs. Oppung yang sebelumnya belum pernah melihat seperti ini awalnya kaget. Oppung jadi bertanya-tanya itu gimana mereka menggerakkannya. Jonathan yang sudah beberapa kali dibawa ke sana pun menjawab dan berusaha menjelaskan ke oppung dengan bahasa Indonesia.

Di dalam Dinosaurs Village, selain melihat dinosaurus, anak-anak bisa bermain dengan inflatable playground dengan membayar 20 baht saja. Selain itu ada juga tempat yang lebih cocok untuk anak yang lebih muda soft play area dengan tambahan biaya 40 baht/20 menit. Soft play area membutuhkan kaus kaki sebelum anak masuk ke dalamnya. Selain 2 tempat bermain ini, ada lagi permainan seperti naik dinosaurus besar tapi saya lupa memfoto dan mengingat harganya.

Tadi kami sampai di sana sekitar jam 4.30, matahari masih cukup terang tapi sudah tidak panas lagi. Setelah berlari-larian dan bermain-main di playground sambil melihat-lihat display yang ada, anak-anak pun merasa lapar. Walau belum jam 6 kami putuskan untuk makan saja. Sekitar jam 7.20 kami pun pulang dengan perut kenyang hehehe.

Kalau mau makan buffetnya, mungkin ada baiknya datangnya agak pagi. Tempat ini buka jam 10 pagi sampai jam 9 malam. Jadi pagi bisa jalan-jalan dulu, setelah lelah ya makan sambil ngadem (restorannya ber ac). Abis makan, kalau anak-anak belum habis tenaganya masih bisa lanjut bermain lagi hehehe. Tadi akhirnya memutuskan makan buffet alasannya karena udah lama gak makan steak hahaha. Sepertinya bisa jadi tempat yang bisa dijadwalkan untuk dikunjungi di tahun 2019 ini.

Pilot Frixion Ballpoint dan Marker

Pilot Frixion ini merupakan jenis pulpen dan marker yang bisa dihapus. Awalnya tahu jenis pulpen ini waktu membeli Elfin Book (buku yang bisa dilap pakai lap basah berkali-kali). Setelah sekian lama, akhirnya menemukan kalau bisa beli ballpoint dan markernya di Lazada Thailand. Ada juga pilihan kalau mau membeli isinya saja.

ballpoint dan markers Pilot Frixion

Bedanya pulpen yang dibeli sekarang dengan yang sudah pernah dibeli sebelumnya hanya soal tutupnya saja. Kalau sebelumnya ketika memakai pulpen sering sekali mencari-cari tutupnya di mana, nah karena yang ini ballpoint yang sistem click, jadi tidak ada tutup yang hilang. Untuk menghapusnya juga bisa langsung gunakan bagian belakang pulpen, atau ya kalau ditulisnya di ElfinBook bisa langsung dilap basah seperti biasa.

Lanjutkan membaca “Pilot Frixion Ballpoint dan Marker”

Penjelasan DNS Flag Day

Tanggal 1 Februari nanti akan ada perubahan bersangkutan dengan DNS (Domain Name System). Secara singkat: berbagai domain yang terdaftar di berbagai DNS server yang tidak compliant dengan standar EDNS akan bermasalah sejak tanggal itu. Sebagai user: kemungkinan beberapa domain menjadi tidak bisa diakses sejak tanggal tersebut (atau beberapa hari/minggu setelahnya).

Sayangnya penjelasan singkat tersebuttidak cukup dan bikin penasaran banyak orang: sebenarnya apa sih yang akan terjadi? Saya coba cari sekilas belum ada penjelasan dalam bahasa Indonesia yang mudah dimengerti, jadi saya akan mencoba menjelaskannya di sini. Sebelum masuk ke penjelasan flag day ini, saya akan mulai dulu dengan penjelasan singkat tentang DNS dan sedikit sejarahnya karena ini ada hubungannya dengan masalah saat ini.

Apa itu DNS?

Pada Internet Protocol (IP) ketika sebuah program melakukan koneksi ke sebuah server berdasarkan nama, maka diperlukan proses translasi dari nama menjadi alamat IP. Proses translasi ini dulunya hanya memakai file teks (hosts.txt) ketika internet belum besar. Sampai sekarang pun ini masih didukung berbagai sistem operasi dengan file hosts.

Lanjutkan membaca “Penjelasan DNS Flag Day”

Pengalaman Pemilu di Luar Negeri

Hari ini dapat surat dari panitia pemilu luar negeri perwakilan Bangkok berisi bukti pendaftaran pemilih untuk pemilu 2019. Tahun ini merupakan kali ke-3 kami mengikuti pemilu di Thailand. Kalau diperhatikan, dari masa ke masa sepertinya kegiatan sosialisasi untuk pemilu bagi kami yang merantau ini makin lama semakin baik.

Bukti sudah terdaftar ikut pemilu 2019

Karena kami jauh dari Bangkok, kami memilih lewat surat suara yang dikirimkan melalui kantor pos. Biasanya di dalamnya selain surat suara juga disediakan amplop yang sudah berisi perangko untuk mengembalikan surat suara kembali ke Bangkok. Gak ada alasan deh untuk tidak bisa ikut pemilu karena tidak berdomisili di Indonesia.

Sosialisasi pemilu yang paling banyak informasinya itu tahun ini. Sebelumnya juga sudah cukup banyak, tapi mungkin dengan semakin mudahnya akses informasi melalui HP, panitia pemilu juga berusaha untuk memanfaatkan internet untuk penyebaran informasi dan juga mengontak per orang. Buat kami yang jauh dari kedutaan, panitia pemilu juga mendatangi kami untuk memberikan informasi secara langsung (siapa tau pada malas baca website hehehe).

Awalnya biasanya dihimbau untuk mendaftarkan diri secara online. Lalu kemudian kalau ada yang tadinya ragu-ragu mau daftar atau kelewat daftar, masih ada lagi pendaftaran susulan. Panitia pemilu juga secara aktif berusaha menanyakan keberadaan warga yang punya hak pilih untuk memastikan semua orang bisa menggunakan hak pilihnya.

Pemilu tahun ini akan diadakan serentak 17 April 2019 di wilayah Indonesia, tapi untuk masyarakat Indonesia yang di luar negeri, biasanya pemilu di kedutaan di adakan lebih awal dari jadwal di Indonesia. Yang dikirimkan via pos, menerima surat suara lebih awal lagi dari jadwal pemilihan di kedutaan. Jadwal penghitungan surat suara biasanya akan disamakan dengan penghitungan surat suara di Indonesia.

Seingat saya, selain memilih presiden, kami yang di luar negeri ini juga mendapat surat suara untuk anggota DPR Pusat. Saya juga ingat, pemilu 5 tahun lalu, karena ada serombongan mahasiswa sedang mengunjungi Chiang Mai, KBRI mengatur supaya mereka tidak kehilangan hak suara dan mengirimkan panitia pemilu dari Bangkok untuk datang membawa kotak suara dan jadilah kegiatan pemilihan dengan bukti mereka menunjukkan kartu identitasnya. Buat warga Indonesia yang di Chiang Mai waktu itu juga bisa memasukkan surat suara yang sudah mereka pilih ke kotak suara yang di bawa khusus tersebut, jadi tidak perlu dikirimkan lewat pos lagi.

Warga Indonesia di Chiang Mai tidak terlalu banyak, tapi ketika beberapa waktu lalu diadakan pertemuan untuk sosialisasi menghindari terdaftar sebagai pemilih ganda, yang datang kira-kira lebih 20 orang. Belum cukup banyak untuk membuat panitia pemilu mengirimkan petugasnya datang ke Chiang Mai membawa kotak suara.

Memilih dengan mengirimkan kembali via Pos sebenarnya lebih enak. Kita bisa dengan santai melihat surat suara lalu menimbang-nimbang siapa yang mau dipilih. Untuk memilih presiden mungkin gak butuh waktu lama untuk menimbangnya. Kebanyakan orang sudah bisa langsung menentukan pilihannya di masa kampanye ketika mendengarkan visi misi dan juga argumen dalam acara debat. Memilih wakil rakyat di DPR lebih sulit karena ga semua orang bisa ditemukan informasinya di google. Tapi sepertinya untuk tahun ini banyak juga caleg yang menyediakan banyak informasi melalui website ataupun media sosialnya.

Semoga acara pemilihan umum bulan April nanti berjalan dengan lancar dan siapapun yang terpilih bisa menepati janjinya dan membawa Indonesia lebih baik lagi dari sekarang, jadi kalau mudik ke Indonesia rasanya bisa lebih nyaman lagi deh. Ayo yang udah terdaftar sebagai pemilih, jangan sampai hak pilihnya gak dipakai ya.

Nonton TV Indonesia Online

Sebenarnya kami bukan orang yang sering menonton TV, terutama acara TV yang banyak iklannya. Sejak tinggal di Chiang Mai kami sudah terbiasa tidak menonton TV, apalagi siaran TV Indonesia. Tapi setiap kali baru pulang dari Indonesia, karena di sana biasanya selalu ada TV menyala, Jonathan jadi ikutan nonton dan kamipun terpikir untuk mencari tahu bagaimana supaya bisa menonton siaran TV Indonesia.

Waktu pertama kali mengetahui siaran TV Indonesia bisa ditonton dari internet (sekitar tahun 2008), rasanya senang sekali. Tapi setelah tahu, ya akhirnya tetap saja gak ditonton. Waktu itu masalahnya selain kami tidak terlalu merasa ingin menonton, juga nontonnya sering ada buffering dan terputus-putus. Daripada menonton acara terputus-putus, kami memilih menonton TV Series yang sudah di download hehehe.

Beberapa tahun lalu, kami juga memasang parabola di rumah atas permintaan eyang yang berkunjung ke Chiang Mai. Karena hiburan eyang ya nonton TV dan eyang tidak mengerti nonton acara TV Thailand, ya kami pun memasang parabola yang menghadap ke satelit yang menyiarkan siaran TV Indonesia. Seperti biasa, setelah eyang pulang, kami tidak lagi menonton acara TV Indonesia.

Beberapa kali setelah itu, setiap eyang datang, Joe harus mensetting ulang untuk mencari stasiun TV yang biasa di tonton eyang. Masalahnya, tidak semua siaran TV Indonesia berada dalam satelit yang sama, jadi hanya sebagian stasiun TV yang bisa kami tonton. Pernah juga kami merekam beberapa film Paw Patrol berbahasa Indonesia yang disiarkan di TV Indonesia, lalu Joe akan mengedit menghilangkan iklannya untuk ditonton anak-anak supaya mereka juga bertambah kosa kata bahasa Indonesianya.

Waktu pulang terakhir kemarin, Jonathan mengikuti beberapa film anak-anak yang diputar di AnTV dan juga menonton acara Killer Karaoke Indonesia. Waktu sampai di Chiang Mai, Jonathan meminta ke papanya supaya TV di sini bisa menonton siaran AnTV juga. Waktu Joe mencari tahu, eh ternyata siaran ANTV sudah pindah satelit, dan kami harus menggeser arah parabola kalau mau bisa menonton ANTV. Tapi ternyata, kami jadi menemukan kalau ternyata TV Indonesia sekarang ini sudah banyak live stremingnya di Internet dan bisa diakses secara gratis, jadi kami ga perlu susah payah lagi deh sekarang kalau mau nonton TV Indonesia.

hasil pencarian tv online Indonesia di google

Waktu saya memasukkan kata kunci tv online Indonesia ke Google, saya menemukan ada lebih dari 5 situs yang menyediakan jasa streaming TV Indonesia. Saya mencoba beberapa situs yang katanya nonton tanpa buffering. Pada dasarnya, nonton TV Streaming tergantung dengan kecepatan internet juga. Tapi yang saya heran, beberapa situs yang bilang sama-sama live streaming, tapi beda tayangannya bisa sampai lebih dari 2 menit. Karena saya mencobanya sudah tidak di Indonesia lagi, saya tidak tahu situs mana yang benar-benar live streamingnya sama persis dengan siaran TV dengan antena biasa. Kalau lagi nonton pertandingan siaran langsung sepak bola, bisa-bisa dengar tetangga bilang GOL duluan nih hehehe.

Dari berbagai situs yang dicoba, ada 1 situs yang cukup lancar di akses dan juga antar mukanya cukup gampang. Mereka juga membedakan antar muka untuk akses dari komputer atau dari handphone.

vidio dot com diakses dari handphone

Karena sekarang ini TV kami sudah terhubung dengan mini komputer untuk menonton Netflix, adanya layanan streaming TV Online ini juga mempermudah kami mengakses menonton TV Indonesia jika dibutuhkan. Parabolanya mungkin bisa diarahkan ke satelit mengakses siaran TV Thailand hehehe.

Mudah-mudahan situs-situs TV Online ini bisa bertahan lama. Saya lihat, selain menyediakan konten streaming TV Online, mereka juga menyediakan layanan mengupload video untuk subscribernya. Ada juga layanan berbayar untuk menonton channel TV/film tertentu. Kalau untuk kebutuhan menonton streaming saja, untungnya kita ga harus repot-repot login atau bayar dan semoga tetap seperti itu.