Upgrade Internet dapat HBO

Bulan lalu, kami melihat ada tawaran upgrade paket internet dari provider 3BB di mana kami berlangganan. Sebelumnya kami membayar 1200 baht/bulan untuk kecepatan 700Mbps/700 Mbps. Lalu ada penawaran dengan menambah 39 baht/bulan (ga sampai 20 ribu rupiah) bisa mendapatkan paket Gigatainment. Dengan membayar 1239 baht/bulan, kami bisa mendapatkan koneksi internet yang lebih cepat menjadi 1Gbps/1Gbps dan tambahan paket HBO Go, MonoMax dan OKE.

Paket HBO nya selain HBO GO yang merupakan kumpulan film yang kita pilih kapan saja kita ingin menontonnya seperti Netflix, juga ada Live Stream yang punya jadwal penayangan filmnya: HBO Hits, HBO Signature, HBO Family, HBO Red dan Cinemax. Bedanya apa sih? Sepertinya itu cuma beda penargetan pemirsa saja, kalau buat saya sih lebih suka yang on demand nya, jadi bisa pilih mau nonton apa kapan saja.

Lanjutkan membaca “Upgrade Internet dapat HBO”

Buku-buku Sesame Street di Google Playbooks

Ada yang anak-anaknya suka dengan Elmo dari Sesame Street? Ada yang masih kekurangan bacaan selama di rumah saja ini? Nah ini, saya mau berbagi info soal buku-buku Sesame Street yang sedang gratis di Google Play Books.

Udah dibacain berkali-kali tetep aja pada nempel begini

Ada banyaaaak buku-bukunya, dan sampai hari ini yang jelas masih gratis. Gak tahu juga sampai kapan gratisnya, jadi kalau suka sebaiknya segera download.

Lanjutkan membaca “Buku-buku Sesame Street di Google Playbooks”

Beralih ke YouTube Premium

Catatan: tulisan ini opini pribadi, dan saya tidak dibayar untuk menuliskannya

Setelah hampir setahun memakai layanan Apple Music, kami beralih ke YouTube Premium family. Alasan awalnya karena suka kesal dengan banyaknya iklan waktu lagi lihat YouTube. YouTube Premium ini baru masuk ke Thailand sekitar November 2019, jadi waktu kami memutuskan memakai Apple music, kami memang gak punya pilihan lain.

Beberapa bulan lalu, Joe mengusulkan untuk pakai YouTube Premium. Saya pikir YouTube itu untuk video saja, dan iklannya kalau di komputer masih bisa diblock dengan sedikit susah payah, jadi buat apa bayar kalau ada yang gratis. Tapi memang kalau di HP, iklan ini tidak bisa dihilangkan dan semakin lama semakin mengesalkan (sebenarnya Joe bisa menghilangkan iklannya di HP, tapi repot dan memakan banyak waktu, dan cara ini juga tidak legal). Alasan lain, saya sudah nyaman dengan Apple Music dan sudah punya banyak playlist di sana.

Terus beberapa minggu lalu Joe bilang: eh ini kita bisa coba gratis selama sebulan, kalau memang tidak cocok kita kembali ke Apple Music. Oke deal! Dan ternyata, gak pakai lama saya langsung suka dengan YouTube Premium. Yang paling terasa itu ada 2 hal: gak ada gangguan iklan dan bisa mendengarkan musik di latar belakang walau pindah ke aplikasi lain. Sebelumnya, saya tidak tahu kalau berlangganan artinya juga aplikasinya bisa berjalan di latar belakang. Jadi memang kurang lebih seperti Apple Music juga.

Lanjutkan membaca “Beralih ke YouTube Premium”

Mari Hentikan Hoaks

Menurut KBBI, Hoaks mengandung makna berita bohong, berita tidak bersumber.[3] Menurut Silverman (2015), hoaks merupakan sebagai rangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan, tetapi “dijual” sebagai kebenaran.[4] Menurut Werme (2016), mendefinisikan Fake news sebagai berita palsu yang mengandung informasi yang sengaja menyesatkan orang dan memiliki agenda politik tertentu.[5] Hoaks bukan sekadar misleading alias menyesatkan, informasi dalam fake news juga tidak memiliki landasan faktual, tetapi disajikan seolah-olah sebagai serangkaian fakta [6]

Wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Berita_bohong

Dari jaman mailing list sampai jaman grup chat, selalu ada saja yang tidak melakukan saring sebelum sharing. Kecepatan jempol share baru baca, atau sekedar baca judul dan langsung ambil kesimpulan, membuat berita bohong menyebar dengan tak terkendali.

Di saat sekarang ini, terutama dalam masa wabah covid-19, hoaks semakin banyak mulai dari siapa yang tertular positif, di mana ada yang positif, apa obatnya untuk membuat tubuh kebal, sampai berita tentang pasien positif yang dikabarkan meninggal karena covid-19.

Belakangan ini banyak teman-teman saya yang bilang: “bosan baca berita Corona, semuanya menakut-nakutin”. Atau ada juga yang bilang: “capek deh menjelaskan ke orang yang suka sebar hoaks tentang corona, dikasih tau ngeyel”.

Periksa hoax atau bukan seputar corona di https://www.covid19.go.id/hoaks-buster/
Lanjutkan membaca “Mari Hentikan Hoaks”

Makanan Indonesia di Chiang Mai

Setelah 13 tahun di Chiang Mai, dan tidak pernah ada restoran Indonesia yang harganya terjangkau dan bertahan lama, akhirnya sekarang saya bisa menikmati berbagai makanan Indonesia hampir setiap hari.

Biasanya sih harus menunggu kalau ada kumpul-kumpul Indonesia di Chiang Mai, masing-masing membawa makanan yang bisa mereka masak. Di saat itu sesekali bisa makan rendang, sayur pecel, bakwan ataupun lontong sayur. Tapi sekarang bisa lebih sering dan gak harus nunggu kumpul-kumpul, apalagi sekarang kan lagi dilarang tuh berkumpul-kumpul.

Ceritanya tahun lalu, di salah satu pertemuan masyarakat Indonesia di Chiang Mai yang digagas oleh KBRI Bangkok, saya berkenalan dengan seorang warga baru yang lokasi rumahnya kira-kira 1 jam perjalanan dari Chiang Mai dan ternyata jago masak.

Awalnya saya bercanda bilang: aduh coba mbak rumahnya di Chiang Mai, saya mau katering deh sama mbak. Ternyata… mbak itu setiap minggunya memang ada jadwal ke Chiang Mai untuk berbelanja berbagai bahan kebutuhan masakannya, jadi dia bersedia sambil membawa pesanan makanan saya.

Awalnya sih pesen makanan yang kira-kira bisa tahan lama seperti cemilan dan kue kering, lalu sekarang sudah bertambah banyak menunya termasuk makanan untuk lauk yang bisa dimasukkan freezer dan bisa jadi makanan untuk beberapa hari hehehe. Di saat himbauan untuk di rumah saja dan tidak kemana-mana seperti sekarang, saya tinggal penuhi kulkas dengan berbagai masakan dari si mbak.

Contohnya hari ini, saya sarapan pagi dengan lupis dan makan siang dengan gudeg nangka pakai telur dan tempe bacem. Supaya awet, lupisnya dikirim terpisah dengan kelapanya dan juga masih dibungkus daun pisang. Di Indonesia saya tidak pernah melihat lupis yang masih terbungkus daun pisang hehehe.

Jadi yang perlu saya lakukan tadi pagi hanyalah memanaskan lupisnya dan kelapa parutnya sebentar, dan tadaaaa sarapan tersedia. Untuk makan siang, saya juga tinggal memanaskan gudeg nangka dan telur, lalu menggoreng tempe bacem. Iya saya memang bisa bikin tempe bacem sendiri, tapi saya lebih suka memesan yang tinggal digoreng karena gak perlu repot mulai dari bikin tempe yang butuh waktu lebih dari 1 hari dan merebus tempenya jadi bacem.

Lanjutkan membaca “Makanan Indonesia di Chiang Mai”

Musim Panas, Polusi dan Songkran 2020 di Chiang Mai

Thailand resmi memasuki musim panas sejak 1 Maret 2020. Beberapa hari di awal Maret, ada badai musim panas yang melewati sebagian dari daerah utara Thailand dan cukup memberikan angin mengusir polusi di Chiang mai.

Udara yang panas dan akan semakin panas

Sudah beberapa hari ini rasanya semakin malas keluar rumah. Selain polusi, virus corona dan sekarang udara yang panas luar biasa terutama di siang sampai sore hari membuat saya memilih tinggal di rumah saja kalau tidak terpaksa keluar.

Kalau menurut prakiraan beberapa hari ke depan, setiap harinya akan semakin panas. Akhir pekan ini prakiraannya suhu tertingginya sampai 41 derajat Celcius. Musim panas baru berlangsung beberapa hari, dan temperatur sudah setinggi ini? Saya tidak bisa bayangkan bagaimana suhu udara di bulan April nantinya. Kemungkinan bisa mencapai 44 – 45 derajat celcius.

prakiraan cuaca 7 hari ke depan: mostly sunny and hot (sumber: accuweather)
Lanjutkan membaca “Musim Panas, Polusi dan Songkran 2020 di Chiang Mai”

Buku Anak-Anak di iPusnas

Kali ini mau review beberapa buku anak-anak yang pernah dipinjam di iPusnas. Buat yang belum tahu apa itu iPusnas, bisa baca posting saya yang lama di sini. Jonathan memang belum lancar baca bahasa Indonesia, tapi kalau tidak dilatih dari sekarang, kapan lagi belajarnya.

Saya senang sekali menemukan beberapa buku anak-anak di iPusnas ternyata memakai 2 bahasa: Inggris dan Indonesia. Jadi saya berikan tugas ke Jonathan untuk membacanya. Dari setiap buku yang dia baca, saya minta Jonathan menuliskan minimum 10 kata bahasa Indonesia yang dia rasa baru untuknya.

Biasanya, untuk memberikan kenyamanan membaca buku digital, kami membacanya di tablet yang ukurannya cukup besar. Layar handphone tidak cukup besar untuk anak-anak. Jadi kami akan meminjamkan tablet yang tidak terinstal aplikasi sosial media, supaya ketika membaca tidak ada gangguan dari berbagai notifikasi lainnya.

Sejauh ini saya perhatian ada 2 pengarang yang karyanya saya suka dan berikan untuk dibacakan ke anak-anak: Watiek Ideo dan Arleen Amidjaja. Karya-karya mereka selain menggunakan 2 bahasa, ilustrasinya juga bagus dan kosa kata yang digunakan tergolong mudah untuk anak-anak, apalagi yang baru belajar membaca.

Setiap cerita dari karya mereka juga mengajarkan sesuatu ke anak dan ada pesan moralnya. Untuk yang lebih suka membeli buku fisik, beberapa dari buku ini juga memberikan kegiatan untuk dikerjakan anak-anak. Tapi untuk kami yang akses beli buku cuma setahun sekali, meminjam di ipusnas merupakan pilihan yang sangat membantu.

Lanjutkan membaca “Buku Anak-Anak di iPusnas”