Aksesori elektronik kecil

Sudah lama saya tidak menuliskan tentang oprekan elektronik. Salah satu alasannya adalah karena tahun ini saya berusaha mengurangi pembelian berbagai benda dari AliExpress. Tahun lalu saya membeli terlalu banyak benda yang akhirnya kurang sempat dioprek.

Capture HDMI kualitas rendah

Ketika mengerjakan salah satu proyek Raspberry Pi, saya perlu berada di depan komputer karena menyangkut akses GPU untuk menampilkan video secara langsung dari kamera ke layar (pernah saya tuliskan di sini). Ada beberapa alternatif cara menangkap output HDMI, tapi harganya masih relatif mahal. Alternatif saat ini: PCI  card USB 3 capture card, dan device independen. Dari berbagai review yang saling bertentangan saya masih ragu harus membeli hardware yang mana, sedangkan harga hardwarenya tidak murah (puluhan hingga ratusan USD).

Dalam kasus kali ini, saya tidak benar-benar butuh capture kualitas tinggi, saya hanya ingin memastikan bahwa di layar tampil sesuatu yang seperti harapan saya. Jadi saya mengambil pendekatan paling murah: saya membeli HDMI2AV (kurang dari 7 USD). Signal HDMI diubah menjadi AV (dan resolusinya diresize), lalu saya tangkap signal AV ini dengan USB capture card yang sudah saya miliki (dulu harganya 4.5 USD).

Lanjutkan membaca “Aksesori elektronik kecil”

Skrip dan Extension untuk Browsing

Sekarang ini banyak waktu saya habiskan di browser, bahkan ketika melakukan programming sekalipun perlu sering mencari solusi dengan Google. Untuk mempernyaman browsing, saya menggunakan berbagai browser extension baik yang diterbitkan resmi atau buatan sendiri plus beberapa bookmarklet.

Untuk yang belum tahu: browser extension adalah program yang bisa ditambahkan ke browser untuk menambah atau mengubah fungsionalits tertentu.  Supaya lebih singkat, berikutnya extension yang saya maksud di artikel ini adalah browser extension.

Salah satu contoh extension paling populer adalah untuk memblokir iklan. Ini membuat browsing jadi lebih nyaman, lebih cepat dan lebih hemat data. Extension lain yang banyak digunakan orang adalah password manager untuk mengingat password berbagai situs.

Semua browser modern saat ini mendukung extension. Browser yang saya gunakan sehari-hari adalah Chrome dan Firefox, tapi informasi yang saya tuliskan di sini berlaku untuk browser lain juga (semua browser sudah mendukung extension).

Dulu saya cukup percaya berbagai extension yang ada, tapi lama-lama kepercayaan itu mulai hilang. Ada banyak kasus yang menyebabkan saya kurang percaya, baik itu karena bug parah, karena kecerobohan developer, atau keserakahan developer. Lanjutkan membaca “Skrip dan Extension untuk Browsing”

Music Player dengan Orange Pi Zero

Tujuan proyek ini adalah membuat player musik untuk latihan piano Jonathan. Nomor lagu diinput dengan numeric keypad, audio diputar di speaker yang biasa dipakai di PC, output ditampilkan di LCD 20×4.

Buku pelajaran piano yang dipakai oleh Jonathan disertai CD Audio sebagai musik pengiring, dan CD ini tentunya sudah di-rip dan masuk ke iPad.

 

Sebenarnya memakai iPad ini cukup praktis, tapi seringkali yang terjadi:

  • Lupa di mana menaruh iPad-nya
  • Lupa mencharge iPadnya
  • Terdistract oleh game/app lain di iPad
  • Joshua tiba-tiba datang ingin lagu lain

Lanjutkan membaca “Music Player dengan Orange Pi Zero”

Sega Pico

Di Chiang Mai ada beberapa toko yang menjual barang bekas dari Jepang. Barang-barangnya dijual 300 baht per kilogram. Kadang kami iseng ke sana, biasanya mencari mainan. Seminggu lalu ketika pergi ke sana ada satu benda yang menarik perhatian saya.

Isinya utamanya adalah keyboard ini, dan ada sesuatu yang seperti buku, dan seperti catridge. Segera saya Googling mengenai Sega Pico (dari covernya ada tulisan “Sega Toys” dan “Pico”). Ternyata ini adalah salah satu game untuk Sega Pico. Saya cek konektor keyboard ini adalah PS/2 biasa, jadi tanpa consolenya pun pasti bisa dipakai sebagai keyboard komputer. Kasus terbaik: keyboardnya punya mapping standar untuk alfabet inggrisnya, kasus terburuk tinggal bikin mapper dengan Teensy atau microcontroller lain.

Benda ini membuat saya penasaran: apakah ada console Sega Pico juga di toko ini. Setelah mencari-cari, ternyata ada, walau ternyata sangat berat,  sekitar 3kg. Untungnya pemilik tempat ini tidak strict dengan harganya, jadi banyak yang bisa ditawar. Lanjutkan membaca “Sega Pico”

WIFI Witty ESP8266

Meskipun sudah memiliki beberapa board ESP8266 saya iseng memesan dua board WIFI Witty dengan harga 2.75 USD per boardnya. Saya tadinya berharap ini bisa jadi board super murah yang sangat bagus untuk memperkenalkan IOT. Bedanya dengan board lain, board ini memiliki: LDR (Light Dependent Resistor), tombol, dan LED RGB. Sayangnya ternyata pada dua board yang datang, LED RGB-nya tidak jalan (yang satu bahkan polaritasnya terbalik). Sepertinya saya harus mencari seller WIFI Witty yang lebih baik walau mungkin tidak akan semurah ini harganya.

Dengan adanya button dan LED built in, maka pemula tidak perlu sama sekali menyiapkan saklar dan kabel serta tidak perlu breadboard untuk menaruh saklarnya. Dengan skrip sederhana, kita bisa langsung membuat sesuatu seperti Amazon Dash button.

Dengan LED RGB (Andaikan ini bekerja), maka pemula juga tidak perlu menyiapkan kabel, resistor, boreadboard LED untuk membuat aplikasi sederhana seperti misalnya notifikasi email, notifikasi cuaca, dsb.
Lanjutkan membaca “WIFI Witty ESP8266”

Suka Duka Hidup di Apartment (di Chiang Mai)

Posting kali ini mungkin masih related dengan nggak enaknya hidup di luar negeri. Ga pernah sebelumnya memikirkan akan tinggal di apartment, karena selama ini mikirnya ga akan sanggup bayar. Sewaktu pindah ke Chiangmai, yang terbayang di kepala tinggal di komplek perumahan gitu, baru belakangan mengetahui kemungkinan tinggal di apartment. Awalnya rada penasaran, soalnya di Indonesia ga pernah masuk ke apartment manapun *orang kampung sih*, sekilas mikirnya: mirip hotel kali yah. Awalnya mikir: wah enak dong ada yang bersihin tiap hari, ada yang ngurusin ini dan itu bla bla, ternyata pikiran saya salah.

Sebelum membahas gak enaknya, mungkin ada baiknya membahas enaknya dulu atau plusnya. Semua ini sifatnya subjektif berdasarkan pengalaman pribadi dan tidak ada penyesalan sedikitpun dari pilihan kami ini hehehe. Awal pindah ke Chiang Mai, kami menempati sebuah apartment studio yang ukurannya saya lupa persisnya. Apartment studio ini ga ubahnya seperti tempat kost, di mana tempat tidur, ruang tamu dan dapur semua berada dalam sebuah ruangan yang sama. Satu-satunya pintu yang ada dalam unit tersebut adalah pintu ke kamar mandi (yaa mungkin ada juga yang apartmentnya ga pake pintu ke tempat showernya).

Lanjutkan membaca “Suka Duka Hidup di Apartment (di Chiang Mai)”

Sepuluh Tahun Berlalu…

Hari ini seorang teman seperjuangan di masa masih di Bandung, bertanya kepada saya: “Apa yang kita lakukan 10 tahun yang lalu ya?”, hampir saya jawab dengan: berjuang haahaha. Tapi dengan cepat saya mencoba mengingat semua kenangan tahun 2000. Sepuluh tahun yang lalu, saya masih nangis nangis bombay *lebay* biar bisa menyelesaikan tugas akhir yang tak kunjung berakhir. Sepuluh tahun yang lalu, di tahun yang sama saya berhasil menyelesaikan juga tuh si tugas akhir dan di wisuda. Masih di tahun yang sama saya dapat pekerjaan daaaan berkenalan dengan dunia blog.

Sepuluh tahun yang lalu, saya ga pernah kebayang jalan hidup saya akan seperti ini, yang jelas saya bersyukur hidup saya jauuuh lebih baik dari 10 tahun yang lalu. Belum pernah kebayang bakal merantau di negeri orang, belum pernah dengan nama kota Chiang Mai (maklum, ga ngikutin Sea Games). Ada hal-hal yang tidak berubah dalam 10 tahun, misalnya saya tetap jadi anak rantau yang tinggal jauh dari keluarga, tapi ada lebih banyak hal yang berubah dalam 10 tahun ini (salah satunya tentu saja berat badan hahaha). Lanjutkan membaca “Sepuluh Tahun Berlalu…”