Notifikasi Bel Rumah ke Telegram

Posting ini cuma cerita singkat tentang bel rumah wireless tanpa batere yang dihubungkan ke Telegram via Raspberry Pi. Risna sudah menulis bahwa sekarang kami memakai bel rumah wireless yang tanpa batere. Setelah beberapa bulan, ternyata bel rumah ini bekerja cukup baik. Saya membeli dua receiver: satu yang berbunyi normal supaya bisa didengarkan siapa saja (misalnya ketika pembantu kami di rumah), dan satu lagi saya hubungkan ke Raspbery Pi yang akan memberi notifikasi ke telegram jika bel ditekan.

Isi receiver

Kenapa tidak sekalian membeli bel pintar seperti Ring? pertama: kami malas menambahkan kabel untuk catu daya ke pagar. Kedua: saya tidak ingin bergantung pada Amazon. Apalagi ketika membaca berita: Amazon down, bel pintu jadi tidak berfungsi, Ring juga tidak punya layanan resmi di sini, bagaimana jika ada recall seperti ini?. Lagipula yang kami butuhkan hanyalah pemberitahuan bahwa belnya berbunyi.

Lanjutkan membaca “Notifikasi Bel Rumah ke Telegram”

Tulisan Lama yang Masih Banyak Pengunjungnya

Salah satu cara saya mencari ide dalam menulis adalah, membaca kembali tulisan-tulisan saya sebelumnya di blog ini. Memilih tulisan yang dibaca biasanya berdasarkan sedang ingat apa atau dari statistik tulisan yang masih dikunjungi pada hari tersebut.

Statistik blog 9 November 2020
Lanjutkan membaca “Tulisan Lama yang Masih Banyak Pengunjungnya”

Merge dan Trim Video di QuickTime Player

Beberapa hari lalu, setelah sekian lama tidak menyunting file video, saya mencari tahu bagaimana caranya menggabungkan 2 file video menjadi satu, dan bagaimana membagi-bagi file video menjadi beberapa video kecil. Bukan, saya bukan iseng doang, tapi tujuannya untuk menyunting file dari IG Live DrakorClass untuk diunggah ke YouTube Channel nya DrakorClass.

Dulu, saya ingat pernah melakukan hal ini, tapi memakai sistem operasi Windows dan sudah lupa nama aplikasinya. Pernah beberapa lama keisengan ini berlangsung. Tujuannya sama, walau masanya berbeda. Supaya tidak lupa, kali ini ceritaya saya tuliskan di blog.

Lanjutkan membaca “Merge dan Trim Video di QuickTime Player”

Xiaomi Bukan Cuma Ponsel Saja

Sejak beberapa tahun lalu, setelah mencoba berbagai merk ponsel, kami mencukupkan diri dengan ponsel Xiaomi yang harganya cukup murah untuk mendapatkan fitur yang tidak kalah dengan ponsel Samsung ataupun iPhone sekalipun. Memang, Samsung dan iPhone jelas sudah lebih punya nama, tapi untuk berbagai hal yang kami butuhkan belakangan ini, ponsel murah Xiaomi sudah cukup.

Berbagai benda selain ponsel di Mi Store

Nah setelah merasa cocok dengan ponsel Xiaomi, berikutnya ketika membutuhkan benda-benda lain, kami jadi mempertimbangkan merk Xiaomi ini juga. Tulisan ini isinya kurang lebih katalog barang Xiaomi yang sudah kami pakai. Beberapa benda mungkin sudah pernah dituliskan reviewnya, tapi untuk yang belum direview, mudah-mudahan bisa ingat menuliskannya lain kali.

Lanjutkan membaca “Xiaomi Bukan Cuma Ponsel Saja”

Bahasa dan Leluconnya

Hari ini mau menulis singkat dan iseng yang terinspirasi dari obrolan ketika sarapan tadi pagi.

Joe memberikan pertanyaan ke Jonathan dengan nada serius. “Jonathan, do you know what is the opposite of the opposite of wrong?” Jonathan diam dan berpikir sejenak dan menjawab: “left”. Terus Jonathan malah balik nanya ke papanya, “Do you know what is the opposite of the opposite of the opposite of wrong?”. Saya pikir jawabannya bakal: “right”. Ternyata bukan dong, versi Jonathan jawabannya: “arrived”.

Lanjutkan membaca “Bahasa dan Leluconnya”

Zoom Drakor dan Literasi

Ini cerita buat teman-teman yang tidak bisa hadir dalam sesi zoom hari ini, sekalian karena saya lagi tidak ada topik tulisan, hehehe.

Setelah sebulan berkutat dengan 10 topik kokoriyaan, hari ini dimulai jam 7.30 malam, sebagian dari anggota grup drakor dan literasi berkumpul di Zoom conference. Agendanya berbagi cerita dari 10 topik yang sudah dikerjakan, kira-kira mana topik termudah dan mana topik tersulit dalam menuliskannya.

Perwakilan dari anggota drakor dan literasi

Grup drakor dan literasi ini anggotanya sebenarnya cuma sedikit, yang berkomitmen untuk mengerjakan tantangan topik ini ada awalnya sekitar 16 orang, lalu setelah beberapa tantangan ada tambahan dari grup KLIP 3 orang lagi. Jadi total ada 19 orang. Hari ini yang bisa hadir di Zoom awalnya rencana 9 orang, tapi karena namanya ibu-ibu rempong, akhirnya ada 7 orang yang bisa hadir (walaupun akhirnya 6 yang agak lama ngobrol dan saya termasuk yang harus duluan pamit).

Lanjutkan membaca “Zoom Drakor dan Literasi”

Belajar Bahasa itu Sepaket Sama Tulisannya

Sebelum belajar bahasa Korea, bahasa Thailand merupakan bahasa pertama yang saya pelajari yang tidak menggunakan huruf latin. Awal belajar bahasa Thai, rasanya sangat frustasi dengan sejumlah huruf meliuk-liuk dan bunyi yang sama digambarkan dengan lambang yang berbeda. Saya berusaha memetakan huruf Thai dan padanannya dengan alfabet A-Z. Agak kaget ketika mengetahui nama saya tidak bisa dituliskan huruf demi huruf ke dalam bahasa Thai.

Setelah beberapa lama kenalan dengan bahasa Thai, saya tidak menjadi orang buta huruf Thai lagi dan akhirnya bisa juga baca bahasa Thailand sedikit demi sedikit. Saya juga mulai menerima, penulisan nama dalam huruf non latin itu ya mengikuti aturan bahasa tersebut dan hanya bisa menuliskannya sampai terdengar sama walaupun bukan dipetakan huruf demi huruf.

halo, nama saya Risna

Waktu saya berkenalan dengan bahasa Korea (sebagai efek dari menonton drakor), saya langsung merasa perlu untuk mempelajari hurufnya juga yang dikenal dengan sebutan Hangul. Romanisasi bahasa Korea, seperti halnya bahasa Thai itu tidak standar, dan yang banyak tersedia di internet itu romanisasi dari penutur berbahasa Inggris.

Lanjutkan membaca “Belajar Bahasa itu Sepaket Sama Tulisannya”