Review Coursera: Mountains 101, Dog Emotion and Cognition, dan Animal Behaviour and Welfare

Keisengan saya belajar di Coursera masih berlanjut, setelah sebelumnya menyelesaikan Dino 101 dan The Truth About Cats and Dogs, saya meneruskan 3 course lagi dalam urutan ini:

  • Animal Behaviour and Welfare
  • Dog Emotion and Cognition
  • Mountains 101

Dari dulu saya bukan pencinta binatang (dan sejak SMP tidak memelihara Anjing ataupun Kucing) tapi sejak mengambil The Truth About Cats and Dogs saya jadi lebih penasaran mengenai hewan di sekitar kita. Hal itulah yang membuat saya mengambil Animal Behaviour and Welfare dan Dog Emotion and Cognition.

Sertifikasi Coursera sejauh ini, topik serius Machine Learning dan Deep Learning Specialization tidak saya masukkan

Animal Behaviour and Welfare

Setelah mengikuti kelas ini saya jadi sedih karena ternyata kita sering kurang memahami binatang dan memperlakukan binatang di berbagai tempat (baik itu hewan ternak, kebun binatang, maupun hewan peliharaan) tanpa memperhatikan kesejahteraan (welfare) mereka. Binatang punya berbagai kebutuhan, dan mereka bisa sejahtera jika kebutuhannya terpenuhi.

Lanjutkan membaca “Review Coursera: Mountains 101, Dog Emotion and Cognition, dan Animal Behaviour and Welfare”

Drama Korea dan Literasi

Di grup menulis yang saya ikuti, saya menemukan ada beberapa yang hobi menonton drama Korea seperti saya. Penonton drama korea di grup KLIP ini kalau sudah mulai ngobrol, sulit dihentikan. Akhirnya, daripada membuat WAG KLIP yang isinya sudah ramai menjadi terlalu ramai dengan obrolan yang hanya dimengerti oleh pemirsa drakor, akhirnya terciptalah WAG khusus penggemar drakor dan literasi.

Buat yang hobi nonton drama Korea (drakor), ngobrolin drama Korea memang tidak ada habisnya. Mulai ngomongin plot cerita, penghayatan aktor dan artisnya, tokoh-tokoh yang disuka atau nyebelin, iklan terselubung yang berhasil bikin pemirsa tergoda membeli, sampai kadang-kadang akhir cerita yang menyebalkan dan tidak sesuai harapan. Masih mending ya ngomongin drama Korea bukan ngomongin orang lain.

Lanjutkan membaca “Drama Korea dan Literasi”

Review Coursera: The Truth About Cats and Dogs dan Dino 101: Dinosaur Paleobiology

Risna sudah menuliskan tentang sertifikat Coursera gratis yang tersedia untuk puluhan course di masa pandemi ini. Risna sudah menyelesaikan dan mendapatkan sertifikat course Bahasa Korea. Karena saya sudah terlalu banyak belajar teknis yang berhubungan dengan IT, saya memutuskan mengambil course yang non IT. Dua pertama yang saya selesaikan adalah:

Di posting ini saya ingin memberikan review singkat dan membagikan pelajaran yang saya petik dari dua course ini. Sebagai catatan: saat ini saya juga sedang mengambil Mountains 101, jadi akan saya sebut juga sesekali.

The Truth About Cats and Dogs

Saya belum pernah melihat film romantis dengan judul yang sama dengan nama course ini (film tahun 1996), tapi sepertinya judul coursenya memang diilhami film tersebut. Course ini hanya 5 minggu, dan materinya sangat ringan, tentang berbagai hal yang berhubungan dengan kucing dan anjing.

Lanjutkan membaca “Review Coursera: The Truth About Cats and Dogs dan Dino 101: Dinosaur Paleobiology”

Duolingo: Aplikasi untuk Belajar Bahasa

Sekitar dua hari yang lalu, saya mendapatkan e-mail yang mengingatkan kalau saya sudah setahun memakai aplikasi Duolingo untuk belajar bahasa Korea. Sebelum memakai ini, saya sudah mencoba juga memakai Memrise yang pernah saya tuliskan di sini. Saya jadi ingat kalau saya belum pernah menuliskan tentang aplikasi Duolingo di blog.

Duoversary e-mail dari Duolingo

Walaupun aplikasi Duolingo dan Memrise sama-sama saya pakai untuk belajar bahasa Korea dan metodenya mirip, saya akhirnya meninggalkan Memrise tapi tetap meneruskan Duolingo. Beberapa alasannya karena: Memrise materinya semakin lama semakin berat dan tidak banyak petunjuk, Duolingo terasa lebih fun dan ringan karena ada banyak petunjuknya dan saya bisa mengerjakan lebih sebentar.

Lanjutkan membaca “Duolingo: Aplikasi untuk Belajar Bahasa”

Siapa yang Masih Baca Ramalan Bintang dan Shio?

Saya bahkan sering lupa saya bintangnya apa dan shio nya apa. Sudah lama tidak melihat kolom ramalan bintang ataupun shio. Terakhir sempat terpikir soal shio waktu tahun baru Imlek, tapi ya sekilas begitu saja.

Siapa yang membaca ramalan peruntungan Anda di awal tahun 2020 ataupun tahun Tikus? Apakah ada yang menyebutkan kalau akan ada pandemi seperti sekarang ini? Adakah yang ramalannya bisa benar, atau lebih banyak hal-hal menyenangkan dalam ramalan yang ada.

Zodiac Wheel (Sumber: Freepik.com)

The Orville Season 2 Episode 5: All The World is Birthday Cake

Saya teringat salah satu episode dari serial The Orville season 2 episode 5 yang berjudul: All The World is Birthday Cake. Dalam episode tersebut, mereka sedang mengadakan kontak pertama dengan sebuah planet baru. Awalnya mereka merasa aneh, kenapa semua bayi dilahirkan prematur sebelum waktunya di bulan tersebut. Dan pada saat makan bersama, tidak sengaja mereka bercerita kalau 2 dari kru kapal yang hadir akan merayakan ulang tahunnya di minggu tersebut.

Lanjutkan membaca “Siapa yang Masih Baca Ramalan Bintang dan Shio?”

Kenali Pasangan dari Selera Makannya

Tulisan ini terinspirasi ketika masak mi instan tadi pagi untuk sarapan, dan jadi teringat juga dengan film tahun 1999 Runaway Bride yang diperankan oleh Richard Gere dan Julia Roberts.

Indomie telur pake sayur

Kalau sudah menonton Runaway Bride, tentu samar-samar masih ingat bagaimana tokoh wanitanya selalu berusaha mengikuti selera pasangannya ketika memilih masakan telur yang disukai. Iya telur, makanan yang bisa dimasak dengan berbagai cara, apakah itu dibikin telur ceplok, didadar, diorak-orik, direbus setengah matang ataupun matang.

Waktu menonton film itu, saya pikir: lah telur itu enak dimasak apa saja, kenapa harus memilih salah satu saja? Tapi idenya boleh juga, cuma gara-gara memilih cara telur dimasak, bisa menjelaskan kenapa si tokoh wanita selalu kabur di hari pernikahannya (sesuai judul runaway bride).

Ternyata sekarang saya berubah pendapat: saya lebih suka telur dadar daripada ceplok ataupun rebus. Saya juga tidak suka telur setengah matang karena tahu kadang-kadang telur setengah matang itu bisa ada bakterinya. Tapi kalau terpaksa ya dimakan juga jenis telur yang dimasak selain di dadar.

Kalau Joshua? jelas dia cuma suka telur dadar, kalau Jonathan dia lebih suka telur ceplok, kalau Joe? dia suka telur dadar ataupun rebus, tapi demi kepraktisan dan karena waktu merebus lebih lama, dia gak protes kalau lebih sering makan telur dadar daripada telur rebus.

Nah hubungannya dengan mi instan apa?

Sejak tinggal di Chiang Mai, saya baru tau kalau mi instan itu tidak selalu sama teksturnya. Mi instan Indomie itu paling enak karena bisa dibikin agak lembek. Iya, saya suka mi yang agak lembek dan tentunya di masak pakai telur.

Nah kalau Joe gimana? dia pada dasarnya suka yang agak pas atau sedikit lembek asal jangan terlalu lembek. Nah jadi kalau masak mi instan, jalan tengahnya ya masaknya agak dibiarin lembek dikiiiiit aja. Masalahnya, mi instan Thailand gak bisa sama teksturnya dengan Indomie, jadi biarpun kelamaan dimasak, ga akan terlalu lembek juga (jadinya saya aman gak akan kelembekan masaknya).

Selagi masak, terpikirlah kira-kira apakah hubungan kepribadian seseorang dengan tingkat lembeknya mi instan yang disuka? Saya tahu, kalau di majalah-majalah atau tabloid, topik begini saja bisa dikupas tuntas dengan panjang lebar. Tapi saya jadi pengen bikin analisa ala-ala saya.

Ada 3 kategori mi instan menurut tingkat kematangan mi nya: masih kriuk, tidak kriuk dan tidak lembek, dan agak lembek. Terus ada lagi variasinya pakai telur dan sayur atau polos saja.

  • Orang yang suka mi instan yang masih kriuk ini menurut saya orang yang ga sabaran. Mi instan itu sesuai namanya ya mi yang di masak secara instan dan gak pake ribet. Tinggal cemplung-cemplung dan bahkan dulu iklannya bilang cukup 2 menit. Nah kalau sampai pengen mi instannya masih kriuk, berarti masaknya akan lebih cepat lagi kan. Saya simpulkan orangnya ga sabaran, jadi dia ga mau menunggu mi nya masak sesuai anjuran.
  • Orang yang suka mi instan yang tidak sampai lembek tapi juga tidak kriuk lagi ini orangnya menuntut kesempurnaan. Mereka maunya apa-apa itu sesuai dengan petunjuk. Tidak lebih dan tidak kurang. Mereka tapi juga rela masak ulang kalau sampai masaknya kelamaan dan mengakibatkan mi terlalu lembek.
  • Orang yang suka mi instan yang di masak lembek ini termasuk santai dan fleksible. Mereka tidak terburu-buru dan tidak juga penuntut kesempurnaan. Tapi memang ada kecenderungan terlalu santai. Mie lodoh juga kalau udah lapar ya udah gak apa di santap saja.

Dari 3 level tingkat masak mie di atas, kira-kira siapa yang paling pemalas? yang terburu-buru, atau yang terlalu santai sampai mi lembek? Hehehe ini menurut saya lebih malas yang terburu-buru. Kenapa? ya namanya juga bikin analisa ala-ala ya, sangkin malasnya, mereka ga sabar pengen cepet aja santap makanan, makanya masih kriuk juga langsung diangkut saja.

Yang paling rajin sudah tentu si perfeksionis. Mereka berusaha mengamati supaya mi nya tidak terlalu kriuk dan tidak terlalu lembek. Kalau kelewatan dan lembek terpaksa masak lagi karena mereka tidak mau makan yang lembek (ini bukti kerajinan mereka).

Nah berikutnya, ada orang yang suka makan mi instan polos saja, ada juga yang suka dicampur telur dan sayur-sayuran. Kalau saya dan Joe termasuk yang suka minimal pakai telur. Kalau ada sayur ya boleh juga dimasukkan sayurnya, tapi kalau ga ada sayur asal ada telur sebagai campuran ya sudah cukuplah untuk menambah kadar protein dari mi instannya. Mengurangi rasa bersalah makan mi instan hehehe.

Selain telur dan mi instan, ada banyak jenis makanan yang belum tentu sama untuk setiap orang. Baik itu lebih suka makan manis atau asin, lebih suka pedas atau pedas sekali, lebih suka keju atau coklat. Salah satu cara kita mengenali pasangan kita, tentunya dengan mengenali selera makannya sejak pacaran. Jadi kalau mau kencan makan berdua bisa gampang milih tempat makannya.

Musik K-Pop

Menurut Wikipedia:

K-pop (abbreviation of Korean popKorean: 케이팝) is a genre of popular music originating in South Korea.

Menurut saya: K-Pop itu lagu Korea yang biasanya penyanyinya banyak dan nari-nari hehehe. Saya penonton k-drama tapi bukan penggemar k-pop, saya baru tahu nama-nama band k-pop belakangan ini karena ada beberapa teman yang suka mendengar k-pop. Saya lebih suka mendengar lagu original soundtrack (ost) dari sebuah drama daripada dengerin lagu k-pop.

Lanjutkan membaca “Musik K-Pop”