Tahun Baru 2006 : mari memasak

Cerita tahun baru mungkin sudah berlalu, tapi ga salah dong bagi-bagi resep spaghetti. Gue gitu loh, ga pernah masak :P. Kalau ada yang merasa bumbunya perlu di tambahin kasih komen saja ya.. Resep ini sudah diuji coba di dapur gue menyambut 2006, beberapa teman sudah menjadi tester, katanya sih…ga kalah dengan yang di jual 😀 (sayang…kemaren lupa di foto)

Penasaran?…buktikan sendiri deh 😀 Lanjutkan membaca “Tahun Baru 2006 : mari memasak”

Maling atau Tuyul?

Beberapa waktu lalu gue kehilangan duit di tempat kost gue. Ga cuma sekali, tapi 3 kali. Sempat merasa “apakah aku seceroboh itu?”. Terus… ternyata ada juga teman kost yang mengalami kehilangan duit, bedanya dia cuma sekali. Sempat mengira yang ngambil tuyul apa ya, soalnya yang diambil itu selalu dari tumpukan dan cuma 2 lembar. Misalnya duit di dompet ada 750 rebu (buat bayar kost), masa yang diambil cuma 50 rebu, kayaknya kalau orang kan tanggung ya ngambil segitu, tapi…apa iya ada tuyul di tempat kost? ah…padahal gue ga pernah nonton acara sejenis ghostbuster versi Indonesia deh. Kesimpulannya? kemungkinan besar sih ada maling di tempat kost. Hiiy…tempat kost mulai terasa ga aman deh…

The Sims (lagi)

Gue belum bosan main The Sims, dan gara-gara The Sims gue kemaren seharian tepar. Ya iyalah gimana nggak, udah 4 malam gue tidur sampe orang selesai berbuka, malah pernah sampe jam 5 dan bangun siang banget jadinya ga sarapan langsung makan siang. Akibatnya kemaren itu perut gue ga tau maag ga tau kraam kenapa, tapi sakitnya minta ampun!!.

Tapi sebenernya memang The Sims itu tidak baik untuk kesehatan, karena game itu ga ada garis finishnya. Kita yang kudu punya penguasaan diri. Kalau sepupu gue main pake target. Misalnya : hari ini main sampe lulus satu semester aja. Besoknya main sampe naik pangkat aja, atau sampe kesampaian membeli apa. Dan kalau main jangan dimulai setelah lewat jam tidur, karena akibatnya pasti ga jadi tidur :P.

Sementara ini The Sims gue udah bisa dibilang finish dulu. Angela, Lilith, Dustin dan Dirk sudah lulus dari university, dan mereka lulus dengan nilai sangat memuaskan. Rumah mereka yang udah jadi greek house (ga tau bahasa indonesianya) juga udah diwariskan ke yang lain jadi gue tetep bisa mengunjungi rumah itu. Dan mereka berempat sudah pulang ke kota Pleasantview lagi. Dirk, Dustin dan Lilith pulang ke rumah orangtua sementara Angela memutuskan untuk hidup mandiri dan tidak pulang ke rumah orangtuanya.

Oh ya…Dirk dan Lilith maupun Angela dan Dustin sudah bertunangan. Mungkin nantinya setelah mereka bekerja dan punya rumah yang mapan, sambil menunggu adik Dirk atau adik Dustin besar dan bisa disekolahkan ke university barulah mereka akan menikah (kok lama banget? ya nggak lah, paling sebentar lagi adik2nya juga udah besar).

Oh ya keunikan The Sims adalah, game itu ada free will, jadi kalaupun gue tinggal sambil makan tokoh2 gue bisa main sendiri. Kadang-kadang pilihan mereka baik, tapi ada juga yang mengakibatkan huru hara. Mungkin gitu juga kali yah dengan kita manusia, kalau dikasih free will sama Tuhan kadang-kadang ada yang jadi bagus, ada yang jadi buruk. Ah..masih saja bermain Tuhan-Tuhanan….sudahlah….mungkin free will gue untuk main The Sims sampai pagi yang mengakibatkan gue jadi sakit, sama seperti si Dustin yang kemaren juga sakit (tapi Dustin sih banyak kupaksa belajar makanya sakit hehehe)

The Sims…

Gue main the sims lagi… ada 4 anak dari Pleasant View yang dikirim ke university (aduh lupa nama uni nya). Mereka adalah teman sejak kecil, si kembar Angela dan Lilith Pleasant, Dirk (lupa marganya) dan Dustin Broke. Mereka hebat, setiap semester masuk dalam Dean List. Nilainya A+ dengan IP 4.0 melulu. Setiap hari mereka mengerjakan tugas dan term paper. Sementara gue? main the Sims dan makan mulu, kagak pernah work out hehe…

Ceritanya Angela dan Lilith anak kembar yang tidak akur. Kerjaannya teasing each other every day. Singkat kata mereka musuhan. Tapi karena gue paksa, akhirnya mereka bisa saling bercerita, bahkan hang out dan sekarang udah jadi temen (walaupun blum jadi best friends). Hebat ya…kalau dunia nyata ini mana ada yang maksain biar orang musuhan jadi akur. Buktinya…yang perang tetep aja perang, gak damai-damai sampai sekarang.

Ada teori yang bilang dunia ini adalah panggung sandiwara dan Tuhan sebagai sutradaranya. Main the Sims itu ibarat jadi sutradara yang nentuin tokohnya akan sukses atau nggak. Nah, ga pernah tuh gue mainin biar tokohnya gak sukses. Tuhan gimana ya? emang Dia merencanakan manusia perang? merencanakan kenaikan BBM biar rusuh? merencanakan manusia miskin? kayaknya gak gitu deh…

Ah..tulisan ini bisa jadi berat, soalnya yang nulis lagi lapar 😀

Hari-hari selanjutnya

Mulai bosan menulis tiap hari… padahal niatnya ingin konsisten menulis tiap hari, sekalian latihan menulis diary . Ternyata…pantas saja aku tak pernah bisa punya diary, wong aku ga bisa konsisten nulis tiap hari gitu loh..

Besok bakal sibuk seharian, setidaknya bisa pulang sore 😀 (semoga besok bisa menikmati mie pangsit…nyam nyam…)

Day 3 — A Cold Day

sunset
Brr…aku terbangun oleh hawa yang sangat dingin, ku tarik selimut untuk memberikan kehangatan lebih, tapi ternyata hawa yang sangat dingin itu tak mau pergi. Ku lirik jam di henpon, astaga belum juga jam 5 pagi. Ku paksakan diriku untuk tidur lagi, masih ada waktu 2 jam sebelum alarm berbunyi. Tapi ternyata sulit untuk tidur lagi, selama sisa 2 jam itu rasanya berkali-kali aku terbangun, dan…lagi-lagi karena dinginnya itu loh. Daripada ga bisa tidur, sebelum alarm berbunyi aku bangun saja, menggerak-gerakkan badan supaya lebih terasa hangat. Sikat gigi dan langsung mandi. Sebelum jam 8 udah sarapan dan siap menanti pasien lagi. Tiap hari seperti ini bukan sekedar 9 to 5 tapi malahan 8 – tired 🙂 Lanjutkan membaca “Day 3 — A Cold Day”