Menambah SSD di Laptop Asus N43S

Sejak Risna membeli Macbook Pro baru, saya memakai laptop Asus N43S jika sedang bekerja sambil nonton di depan TV. Laptop ini cukup powerful (Core i5) dengan 2 graphic card, tapi menurut saya terasa lambat karena saya terbiasa memakai SSD.

Setelah mengupgrade SSD desktop yang saya beli tahun lalu (60 GB) dengan yang baru (180 GB), saya ingin mengganti HD laptop (640 GB) dengan SSD dari desktop. Tapi saya agak khawatir juga apakah 60Gb itu akan cukup atau tidak. Jadi daripada mengganti, saya memutuskan untuk menambahkan SSD dan tetap memakai 640 GB yang sudah ada di laptop tersebut.

Tentu saja laptop tersebut cuma punya satu slot harddisk, jadi saya membeli DVD Caddy yang berfungsi untuk menggantikan DVD (yang jarang dipakai) dengan slot HDD/SSD. Bentuknya seperti ini:

IMG_4738

Harganya sekitar 90 ribu rupiah dari AliExpress. Setelah dipasang, ternyata hasilnya kurang terlihat bagus, karena cover slot DVD-nya tidak bisa dipasang dengan baik:

 

Lanjutkan membaca “Menambah SSD di Laptop Asus N43S”

Asus O!Play HDP-R3

Biasanya di akhir pekan kami jalan-jalan ke mall (Airport Plaza) atau ke mall elektronik (Phantip) untuk makan siang. Di sini enak, kedua mall tersebut jaraknya cuma sekitar 10 menit, plus parkir gratis di airport plaza (atau gratis 2 jam pertama di phantip). Harga makanan di mall bisa dibilang tidak berbeda dari di restoran kecil di luar mall.

Dua minggu lalu waktu kami main ke mall, kami belum menemukan player video yang mendukung HD yang bisa via jaringan (WDTV live, atau yang sejenis). Hari minggu kemarin kami kembali pergi ke sana untuk makan siang, dan ternyata sekarang ada 2 player merk terkenal yang tersedia WDTV Live dari Western Digital dan O!play dari Asus.

Yang pertama terlihat langsung adalah WDTV Live, dan saya sudah siap membeli (mengingat harganya sangat normal, berbeda sedikit saja dari harga Amazon). Tiga tahun yang lalu kami membeli sebuah IBM pentium IV untuk memutar media, tapi saat ini benda tersebut sudah tidak kuat lagi memutar film 720p ke atas, jadi benda ini memang sudah saya cari-cari. Sebelum membayar Risna melihat bahwa toko itu juga menjual Asus O!Play seri HDP-R3. Harga Asus O!Play lebih murah dari WDTV (sekitar 400 baht/100 ribu rupiah), tapi memiliki beberapa kelebihan: mendukung Wireless N, mendukung e-Sata, dan memiliki built-in card reader. WDTV yang hampir dibayar akhirnya dibatalkan dan ditukar dengan Asus O!Play.

Sampai di rumah, benda ini pun langsung dicoba. Memainkan film dari harddisk dan SD card bisa dilakukan dengan lancar, memutar musik juga. Film 720p dan 1080p dari Sony Bloggie bisa dimainkan dengan sempurna. Karena saya memiliki NAS model lama (hasil hacking 2.5 tahun yang lalu), saya tidak bisa menggunakan samba untuk streaming film (terlalu lambat untuk NAS yang saya miliki).

Malam-malam berikutnya sepulang kerja saya berusaha mempelajari Asus O!Play ini, termasuk mendownload source GPL yang diberikan oleh Asus. Asus O!Play ini memakai Linux sebagai firmwarenya, jadi sangat fleksible untuk di-hack. Berbagai eksperimen saya lakukan, dan beberapa kelemahan saya temui, misalnya O!Play tidak mendukung file MKV yang memiliki header compression (harus di-merge ulang agar dapat dimainkan), tidak mendukung XSUB, dan tidak mendukung subtitle via uPNP maupun DLNA.

Lanjutkan membaca “Asus O!Play HDP-R3”

Februari dan November dan OS yang salah

Menurut KBBI, nama bulan yang benar adalah Februari (bukan Pebruari) dan November (bukan Nopember). Tapi tidak semua Sistem operasi benar menuliskan ini, berikut ini status 3 Sistem operasi yang saya pakai Windows (XP SP2), Linux (Fedora Core 4), dan Mac OS X 10.4.2 (Tiger): Nama bulan di Windows dan Linux sama-sama salah.

Kita Lihat aneka OS secara detail:

Microsoft Windows: Februari benar, November Salah

Bukti:
Februari Windows

November Windows

Belum komplain ke siapapun, nggak tau mau komplain ke mana. Ini benar-benar aneh, mestinya Microsoft punya informasi dengan sumber yang benar, karena pernah saya baca bahwa mereka bahkan punya peta timezone resmi dari PBB (menunjukkan keseriusan dalam hal ini). Terlebih lagi sudah pernah ada tim penerjemahan untuk membuat Windows berbahasa Indonesia, kenapa ya sampai Windows XP SP2 masih belum diperbaiki juga?
Lanjutkan membaca “Februari dan November dan OS yang salah”