Lulusan Kuliah IT seharusnya bisa apa?

Tahun lalu saya membaca mengenai skill yang seharusnya dimiliki lulusan SMK. Entah kenapa tulisan ini beredar lagi di timeline saya tahun ini. Ketika saya baca lagi mengenai skill yang diharapkan, kebanyakan skill ini bahkan tidak dimiliki oleh lulusan Sarjana Informatika/Ilmu Komputer/Teknologi Informasi (berikutnya akan saya singkat jadi: lulusan/sarjana IT).

Sudah menjadi fakta bahwa banyak lulusan IT yang tidak bisa memprogram (silakan baca artikel: Why can’t programmers.. program?). Separah ini:

Like me, the author is having trouble with the fact that 199 out of 200 applicants for every programming job can’t write code at all. I repeat: they can’t write any code whatsoever.

Sebelum diskusi masuk ke masalah pekerjaan, kesuksesan, jiwa entrepreneur, dsb saya ingin menekankan dulu: lulusan apapun dengan skill bagaimanapun bisa bekerja di berbagai bidang yang tidak sesuai jurusan yang diambilnya. Tapi jika sebuah negara ingin bisa maju di bidang tertentu, ya tentunya yang diharapkan adalah lulusan dari bidang tersebut memiliki skill yang baik dan berkontribusi di bidangnya. Lanjutkan membaca “Lulusan Kuliah IT seharusnya bisa apa?”

Jadi peserta CTF yang bener dong, jangan malu-maluin

Tahun lalu saya mengkritik panitia Cyber Jawara karena soal CTF-nya ngawur. Sekarang gantian saya mengkritik peserta yang ngawur di penyisihan online. Banyak peserta yang sharing jawaban, seperti mencontek soal ujian.

Tahun ini, panitia Cyber Jawara dan pembuat soal sudah bekerja sangat baik. Soal yang dibuat berkualitas, dan mereka juga mengecek jawaban peserta dengan teliti sehingga kelakuan curang seperti itu bisa diketahui dan didiskualifikasi.

Lanjutkan membaca “Jadi peserta CTF yang bener dong, jangan malu-maluin”

Dunia CTF dan CTF Tingkat Dunia

Sebagian pihak ternyata “tidak terima” dengan pendapat saya di tulisan sebelumnya, bahwa event CTF (capture the flag) tertentu itu levelnya buruk. Mereka berpendapat itu hanya “pendapat sebagian orang saja”. Di tulisan ini saya akan membahas seputar dunia CTF, dan apa yang saya maksud dengan CTF Tingkat dunia. Buat Anda yang blank mengenai dunia CTF, bisa membaca perkenalan CTF oleh saya di posting ini.

Setelah membaca defense dari pihak Cyberjawara, yang penuh dengan kekonyolan, sampai tidak tahu harus mulai dari mana (contohnya: katanya tidak semua writeup dipublish publik karena pembuat soal tidak mengijinkan), saya memutuskan untuk memperkenalkan dengan gamblang dunia CTF bagi semua orang.
Lanjutkan membaca “Dunia CTF dan CTF Tingkat Dunia”

Bikin CTF yang bener dong, jangan malu-maluin

Daripada sekedar menyindir (sindiran sudah dilakukan puluhan orang dari beberapa tahun lalu), sekalian lah saya posting terbuka bagi penyelenggara lomba Capture The Flag (CTF) yang super ngawur, terutama CTF Cyber Jawara. Beberapa CTF Indonesia sudah baik (seperti botani.cf Gemastik, atau idsecconf), tapi Cyberjawara ini sudah parah, jadi bahan tertawaan setiap tahun tetap saja tidak membaik (tahun ini saja sudah ada beberapa, misalnya ini, ini dan ini). Padahal ini adalah kegiatan ID SIRTII (Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure)

ctf
Lanjutkan membaca “Bikin CTF yang bener dong, jangan malu-maluin”

Sekarang Windows sudah (lebih) gampang

Ketika membaca lagi posting lama saya, saya menemukan tulisan Siapa Bilang Windows itu Gampang?, yang saya tulis tahun 2009. Sekarang keadaan sudah cukup berubah menjadi lebih baik.

Sudah ada package manager yang namanya chocolatey sejak sekitar 2012. Sekarang saya tak perlu pusing mendownload, menginstall, dan mengupdate software. Misalnya saya butuh virtualbox, saya cukup mengetikkan:

choco install virtualbox

Dulu, setiap kali Windows menampilkan dialog “Finding Solution”, atau “Searching Driver Online”, saya sudah pesimis, dan biasanya solusinya tidak berhasil dan drivernya tidak ketemu. Sekarang proses mencari solusi dan mencari driver sudah benar-benar jalan. Bahkan ketika saya beli Clone Arduino dari China, ketika saya colok, dia mencari drivernya online, ketemu, dan langsung berjalan lancar.

Antivirus sekarang sudah built ini di Windows, dan tidak terlalu membebani sistem lagi.

Waktu saya menulis posting sebelumnya, saya belum terlalu mencoba powershell. Saya sempat mencoba powershell 1.0 dan masih ada banyak keterbatasannya, tapi semakin lama powershell ini semakin powerful, dan cukup bagus untuk scripting.

Mengenai beberapa software yang saya komplain sebelumnya, sebagian besar sudah lebih baik. PDF Reader sudah built in, Office saat ini bisa didapatkan dengan harga terjangkau, bahkan Internet Explorer sudah cukup baik untuk browsing sehari-hari. Untuk masalah development, saat ini microsoft memberikan Visual Studio Community Edition gratis.

Beberapa hal memang masih kurang nyaman (misalnya kadang butuh reinstall software ketika pindah harddisk, untung ini tidak sering saya lakukan). Mengenai konfigurasi secara remote, server ssh dari Bitvise sudah bagus, dan kalau butuh akses remote, saya bisa memakai TeamViewer.

Saya merasa saya adalah orang yang reasonable, saya tidak fanatik teknologi tertentu, jika ada teknologi yang bagus, saya akan mencoba dan berpindah jika memang suka. Saat ini saya cukup suka memakai Windows sehingga mau memakainya di laptop sebagai OS default, sementara di desktop saya masih dual boot Windows/Linux.

Produk Apple

Komputer pertama saya adalah Apple II, jadi saya sudah lama memakai produk Apple. Saya juga sempat memakai notebook apple ketika masih memakai Power PC (waktu itu namanya adalah Apple iBook, beda dengan software Apple iBooks ya). Saya membeli Macbook generasi pertama tak lama setelah keluar. Saya yang menyarankan semua komputer di kantor memakai produk Apple (dan sampai sekarang di kantor masih memakai Apple). Saya punya iPod Nano generasi kedua, dan sekarang juga masih punya iPod Touch, iPad, iPhone 5s, MacBook Pro, dan Mac Mini.

2874448573_84f2871238_b

Meski saya cukup suka produk Apple,saat ini saya mulai menghindari banyak produk Apple.

Harga dan Upgrade

Hal pertama yang saya tidak suka dari produk Apple adalah harga. Dari dulu harganya memang cukup mahal, tapi sekarang ini untuk kategori tertentu (misalnya kategori laptop) harganya sudah berlebihan. Contoh: MacBook Pro (non retina) sekitar 15 juta, memorinya masih 4 GB, Masih Core i5, HD 500 GB. Sedangkan laptop Windows saya harga sekitar 7 juta, sudah Core i7, HD 1 TB memorinya mudah diupgrade, harddisknya juga, bahkan saya bisa memakai mSata 256 GB SSD + 1 TB HDD.

Saya cukup senang ketika Apple masih membolehkan kita mengupgrade komponen sendiri, karena upgrade memori atau HDD bisa kita lakukan dengan lebih murah (karena dari vendor lain, atau karena kita mengupgrade 1 tahun setelahnya, sehingga harganya sudah turun).

Lanjutkan membaca “Produk Apple”

Social Media

Semua orang sepertinya saat ini punya facebook, twitter, instagram dan atau account-account media sosial online lain (Path, Plurk, dsb). Sekarang ini saya liat banyak orang yang mulai terobsesi dengan media sosial ini. Ada yang merasa dirinya addicted lalu menonaktifkan accountnya (tapi kemudian mengaktifkannya lagi). Ada yang perlu selalu merasa menang online, sehingga bikin account palsu yang seolah-olah mendukung dirinya (account klonengan). Ada yang ingin dihormati di dunia fotografi, lalu mencuri foto orang lain dari situs lain (tapi ketahuan). Ada yang stress atau iri membaca posting-posting orang lain, tapi masih juga mengikuti terus orang tersebut.

Ada banyak kejahatan yang melibatkan media sosial juga, dari mulai spam, pembajakan account (dan diteruskan dengan penipuan), bahkan kasus penculikan. Ada banyak hal negatif di media sosial: pesan-pesan kebencian, berita-berita bohong, gosip-gosip tidak benar, dsb.

Seperti semua teknologi lain, media sosial bagi saya hanyalah sebuah teknologi, yang bisa digunakan untuk hal baik maupun tidak baik. Saya sendiri kurang aktif di berbagai media sosial. Kebanyakan posting saya di twitter adalah untuk sharing project/kegiatan yang saya lakukan. Kebanyakan posting facebook adalah aktivitas dengan keluarga (dan hanya saya share ke teman), dan juga proyek-proyek kecil yang saya lakukan.

Ada banyak hal berguna yang saya dapatkan dari facebook: ada grup yang berhubungan dengan computer security, jadi saya bisa mengikuti perkembangan dunia security di Indonesia, ada grup ibu-ibu yang diikuti oleh Risna, jadi dia bisa mendapatkan berita terbaru tentang berbagai event untuk Ibu dan Anak. Banyak informasi yang didapatkan Risna yang sulit dicari di luar facebook, misalnya seorang Ibu bisa memberikan info mengenai status tempat mainan anak di Night Safari yang belum diperbaiki.

Dari sisi komersial: Saya mengikuti group jual beli barang bekas di chiang mai, group ini jauh lebih cepat infonya dibandingkan mengecek situs iklan baris di berbagai web. Saya kadang mendapatkan diskon dan barang gratis dari facebook page yang saya ikuti (Terutama yang berhubungan dengan elektronik), misalnya saya sering membeli barang elektronik kecil dari toko www.taydaelectronics.com, dan toko tersebut sering memberikan diskon via facebook.

Karena hidup jauh dari keluarga besar, facebook juga menjadi sarana bagi kami untuk sharing tentang kehidupan kami di sini, dan bagi kami untuk melihat berbagai hal populer di Indonesia. Facebook juga memudahkan saya mengontak teman-teman, dan juga membuat phonebook selalu up-to-date.

Saya berusaha menggunakan fitur-fitur social media dengan baik agar bisa membaca dan berinteraksi lebih efektif. Saya mengelompokkan teman-teman dalam berbagai group (misalnya teman kuliah, teman SMU), jadi saya bisa membaca atau menshare seperlunya saja.

Jika ada teman dekat atau keluarga yang terlalu banyak posting, saya akan unfollow. Jika teman re-share dari facebook yang tidak saya suka, maka saya akan unfollow page itu. Jika ada orang yang baru saya kenal tapi mengesalkan, saya akan unfriend saja. Saya tidak ingin emosi membaca posting-posting yang tidak saya suka.

Sekarang saya juga sering memakai facebook dan google plus untuk login di berbagai situs. Jika sebuah web/app meminta ijin untuk posting, saya selalu memilih agar posting “only visible to me”. Memakai facebook atau google plus untuk login cukup aman, dan saya bisa dengan mudah menghapus link account dari console facebook/Google.

Kesimpulannya: media sosial itu bisa berguna, menyenangkan, asalkan kita tidak terobsesi dan mau belajar memakai fitur-fitur yang tersedia dengan bijaksana.