Online Booking yang Aneh

Iseng-iseng ngeliat situs Lion Air dan terpikir untuk melakukan pemesanan dengan melihat jadwal pada tanggal yang tidak pernah ada (31 Nov), hasilnya cukup mengejutkan, karena sepertinya programmernya waktu kuliah ga belajar bikin fungsi validasi kalendar (atau mungkin programmernya ga kuliah formal kali ya). Berikut gambar capture layarnya :

Keisengan berikutnya yang terpikir adalah, mencoba memesan route dari Jakarta (CGK) ke Jakarta (CGK) pada tanggal 1 November yang lalu. Saya tidak tahu kenapa saya masih bisa melihat jadwal penerbangan yang sudah berlalu (posting ini tanggal 7 November). Saya tidak tahu kenapa hasilnya seperti berikut (jujur saya kaget, karena kok dari Jakarta ke Jakarta yang jelas-jelas CGK ke CGK waktunya lama banget ya? hampir 1 setengah jam, udah mau nyampe Medan kalau dari Jakarta (atau emang ada orang yang iseng terbang dari CGK ke CGK ya?), berikut ini capture layarnya:

Dari Cengkareng ke Cengkareng? Query SQL nya apa ya...
Dari Cengkareng ke Cengkareng? Query SQL nya apa ya...

Jadi inget kemarin waktu mau pulang mau konfirmasi tiket pulang via sms, ada yang aneh juga oleh si Lion Air, dia ngasih format pesan dan contoh tidak sinkron misalnya format pesan: CONFIRMED lalu contohnya : CONFIRMED Risna JT570 CGK MDN 18.30 (ada perbedaan urutan format dengan contoh). Sempat beberapa kali dapat pesan: Maaf format Anda salah, lalu kembali dia memberikan pesan format yang berbeda dengan contoh (sampai saya mencoba menggunakan format contoh). Lalu konfirmasi ulang dari Lion Air saya terima bukan setelah saya mengirimkan sms itu, tapi setelah saya check in di Bandara! Sungguh konfirmasi via sms yang tak berguna dan hanya menghabiskan pulsa saja :(.

Anyway, tulisan ini tidak untuk menjatuhkan Lion Air, tulisan ini hanya sekedar sharing pengalaman sebagai salah satu orang yang memanfaatkan jasa Lion Air. Pelajaran dari sini adalah, booking online yang banyak digembar gemborkan oleh sebuah perusahaan (dengan biaya promosi yang tidak sedikit dan mungkin membayar orang cukup mahal untuk mendevelopnya) sayangnya seringkali masih tidak terpakai (alias buang-buang duit saja). Untuk pemesanan Lion Air saya masih lebih percaya menelpon ke Travel Agen terdekat saja.

Beberapa gosip (gak penting)

Setelah sekian lama ga nonton TV siang-siang, hari ini kembali mengikuti beberapa gosip ga penting dari tanah air. Ga ada gosip yang penting (itu pasti), tapi dari gosip yang ada, mungkin ada yang bisa kita jadikan contoh buruk dan hindari (contoh baik sih ga usah di bahas lah ya). Beberapa gosip yang ingin dikomentari adalah tentang anak diluar nikah, video mesra di handphone, kawin berkali-kali, dan hamil tanpa suami. Lanjutkan membaca “Beberapa gosip (gak penting)”

secara

Belakangan ini sering dengar kalimat begini :
– Secara gue gitu loh, mana mungkin gue bla bla bla…
– Secara mama yang sayang ke anaknya bla bla bla …
– Secara namanya juga lagi marah bla bla bla …
– Secara gue orang yang bla bla bla …

Saya tidak tahu siapa yang pertama sekali menggunakan kata ‘secara’ seperti itu dan di acara apa, tapi sepertinya semua orang mulai ikut-ikutan menggunakannya, dan entah kenapa saya merasa agak terganggu dengan penggunaan kata itu. Rasanya penggunaanya tidak tepat, dan kalau orang lagi ngobrol dengan saya, ada keinginan untuk bertanya : ‘maksudnya apa sih arti kata secara?’. Hehehe…ada yang bisa menjelaskan??

Uang dan Teman



image from www.kapanlagi.com

Sebelum hidup merantau jauh terpisah dari ortu dan saudara-saudaraku, salah satu pesan Nyokap yang aku ingat sampai sekarang adalah : “Jangan pernah meminjamkan uang ke teman, walaupun itu sahabatmu. Nanti kamu bisa susah memintanya padahal kiriman belum datang yang berikutnya. Jangan sampai kamu yang punya uang tapi kamu yang susah memintanya kembali. “ Aku cuma bengong dan heran, dalam hati bertanya kenapa juga nyokap ngasih nasihat begini? aku bukan orang yang punya duit, tabungan juga cuma sedikit, kalau ada yang mau minjem duit mungkin aku ga kasih bukan karena ga mau, tapi ya karena emang ga ada. Belakangan, sedikit demi sedikit aku mengerti apa isi nasihat nyokap ketika seorang teman baik yang tidak pernah terlihat berkekurangan pernah meminjam duit dengan alasan yang cukup masuk akal dan janji akan dipulangkan dalam waktu 3 hari. Lanjutkan membaca “Uang dan Teman”

Tidak Setuju…

Hari ini majalah Playboy Indonesia terbit, gue termasuk orang yang ga setuju dengan terbitnya majalah itu, selain mahal (seperti kata Joe masih lebih murah beli versi digital) kayaknya seperti memancing di air keruh. Beli lisensi nama Playboy tapi isinya paling sama aja dengan majalah dewasa pria lainnya. Gue bukan orang yang setuju dengan cewe-cewe yang berpakaian seksi dan merasa seksi dengan balutan baju minim (padahal baju tertutup kayak Siti Nurhaliza juga bisa bikin dia terlihat seksi), gue juga ga setuju dengan para pria yang menilai cewe dari bungkusnya doang. Walaupun demikian gue bukan pendukung RUU APP (Rancangan Undang Undang Anti Pornografi Pornoaksi) . Gue tidak setuju karena aturan itu terlalu mengambang dan punya banyak interpretasi. Aneh sebenarnya dengan begitu banyak acara 17+ di setiap stasiun TV sejak jam 10 malam, banyaknya komedi yang mengarah ke pornografi seperti penjaga pantai, angels dan gadis rimba, ataupun banyaknya acara sejenis fenomena yang mengupas tempat-tempat prostitusi dalam dan luar negeri, belum lagi majalah ga jelas yang sampulnya cewe berbikini kenapa sebuah majalah dengan nama Playboy yang isinya mungkin gak lebih parah dari itu semua sampai menimbulkan kontroversi. Lanjutkan membaca “Tidak Setuju…”

Atas nama cinta…yang tidak ku mengerti

Kemarin nonton infotaiment, mulai dari kasus Glenn yang menikah dengan Dewi Sandra, Siti Nurhaliza yang berkawan dengan Duda beranak tiga sampai masalah Mayang Sari yang melahirkan tanpa diketahui siapa suaminya (gosipnya sih Pak Mayang sebutannya, tapi..ga jelas juga kapan menikahnya).

Yang gue ga ngerti dengan kelakuan yang dilakukan orang-orang adalah…(terlepas dari dia artis atau bukan, tapi gue yakin kejadian ini terjadi di masyarakat kita, bukan hanya di kalangan artis) Lanjutkan membaca “Atas nama cinta…yang tidak ku mengerti”

Pe De

Pernah mendengar kalimat-kalimat berikut?

1. “Aduh aku ga Pe De deh kalau harus ketemu si anu dan si itu dengan dandanan begini, mana ketinggalan sisir lagi, lipstik juga udah abis, bedak udah mulai cemang cemong 🙁 .”
2. “Gilee tuh cewe badan segede gentong udel keliatan kemana-mana, ga punya kaca apa yah, gue aja ga pernah berani tuh make hipster dipadu padan dengan tanktop ketat begitu.”
3. “Wuihhh kok Siti Nurhaliza mau ya dengan duda beranak 3, padahal dia cantiknya jauh diatas rata-rata, coba gue secantik dia, Ari Wibowo yang masih single ajah kutolak!”. Hehehe…semua percakapan tersebut adalah fiktif semata yang terlintas di benak gue untuk mengawali satu hal yang sedang melintas di kepala gue tentang apa yang disebut orang percaya diri alias yang sering disingkat Pe De. Lanjutkan membaca “Pe De”